Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa lima tahun pertama kehidupan anak, merupakan masa golden age yang
sangat penting,terutama untuk pertumbuhan fisik (Ahira, 2010). Pada masa ini, 90%
sel-sel otak anak tumbuh dan berkembang. Apa bila masa ini terabaikan,khususnya
dari segi gizi dan kesehatan akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi
balita tersebut, baik pada masa ini maupun dimasa depan. (Budirahardjo,2011)

Masalah Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia,
kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat
meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Masalah gizi pada Balita erat
kaitannya dengan pola konsumsinya, mereka perlu mendapatkan perawatan dalam
pemberian makanan (Amos, 2000).

Prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Sumatera Utara pada tahun 2013
sebesar 22,4% yang terdiri dari 8,3% gizi buruk dan 14,1% gizi kurang. Angka
ini lebih tinggi 2,8% dengan angka prevalensi gizi berat kurang nasional yaitu
19,6%.Jika dibandingkan angka provinsi tahun 2007 (22,7%) dan tahun 2010
(21,3%) tidak ada penurunan yang significan (cukup berarti). Meskipun ada
penurunan sebesar 0,6% dari tahun 2007 ke tahun 2010 namun terjadi
kenaikan kembali sebesar 0,5% (gizi buruk) dan 0,6% untuk gizi kurang pada
tahun 2013. Dengan angka sebesar 22,4% prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk di Sumatera Utara masih termasuk dalam kategori tinggi. Bila dibandingkan
dengan pencapaian sasaran MDG’s tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka
prevalensi gizi berat kurang di provinsi Sumatera Utara masih diatas angka
sasaran MDG tahun 2015. Di Deli serdang prevalensi status gizi balita (BB/U) yaitu
gizi buruk 5,2%, gizi kurang 14,6%, gizi baik 77 %, dan gizi lebih 3,1% (Profil
Kesehatan Sumatra Utara,2013)

Anda mungkin juga menyukai