PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mutu rumah sakit sangatlah menjadi prioritas. Selain itu, dalam rangka
sakit haruslah yang bermutu dan berkualitas, oleh karena itu rumah sakit perlu
karena terkait dengan banyak hal. Tinggi rendahnya mutu sangat dipengaruhi
sumber daya rumah sakit, interaksi pemanfaatan sumber daya rumah sakit
yang digerakkan melalui proses dan prosedur tertentu menghasilkan jasa atau
karena menyangkut banyak hal, salah satunya adalah keselamatan pasien yang
kewajiban rumah sakit dan hak pasien. Pada pasal 29 dijelaskan bahwa rumah
1
sakit berkewajiban memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada pasal 32 berisi pasien
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
salah satu dari sasaran keselamatan pasien atau International Patient Safety
Goal (IPSG), yang juga menjadi salah satu standar Joint Commission
(Aprilia, 2011).
2
Hasil penelitian Huey & Chang (2009) menyebutkan bulan maret 2005
sampai juni 2006 telah terjadi 228 kejadian pasien jatuh dari tempat tidur dari
2.901 di rumah sakit yang berada di Taiwan medical center dikarenakan tidak
sedangkan di New York sebesar 3,7% angka kejadian tidak diinginkan dengan
angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD di bagian rawat inap di
tanggal 8 November 2012 melaporkan angka kejadian pasien jatuh pada bulan
angka kejadian pasien jatuh termasuk dalam lima besar insiden medis
(Komariah, 2012).
jatuh yang diduga karena kesalahan yang dilakukan perawat, kejadian ini
berawal ketika perawat meminta pasien untuk pindah ranjang karena akan
dibersihkan, setelah menyuruh pindah perawat pergi keluar ruangan dan ketika
3
kembali didapati pasien tersebut telah jatuh dan mengalami patah lengan kiri
(Yanuar, 2011).
Faktor risiko untuk terjadinya pasien jatuh yang terjadi di salah satu
rumah sakit di Skotlandia terjadi di unit neurologi dan unit anak dengan angka
2009 tentang rumah sakit, dengan demikian pihak rumah sakit perlu
pencegah risiko pasien jatuh, akan tetapi belum dilakukannya evaluasi. Rumah
2012, selain itu rumah sakit Pupuk Kaltim merupakan salah satu rumah sakit
swasta yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan di kota Bontang, rumah
4
terbentuknya tim keselamatan pasien, akan tetapi tidak menutup kemungkinan
dengan angka kunjungan yang tinggi dan status rumah sakit Pupuk Kaltim
sebagai rumah sakit yang sering menjadi rujukan di kota Bontang akan
meningkatkan risiko kejadian pasien jatuh. Rumah sakit Pupuk Kaltim yang
2005, dalam hal ini rumah sakit Pupuk Kaltim berusaha agar segera
memperoleh akreditasi terbaru versi tahun 2012 agar mutu pelayanan menjadi
lebih baik dan pengurangan risiko pasien jatuh terdapat dalam sasaran
keselamatan pasien yang menjadi salah satu bagian dalam penilaian akreditasi
Kaltim dan mencoba memberikan saran untuk tercapainya rumah sakit Pupuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
a. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan pencegahan
2. Tujuan Khusus
5
a. Mengetahui penerapan proses penilaian awal atas pasien risiko jatuh
D. Manfaat Penelitian
6
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahasan dalam bidang
keselamatan pasien.
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Keselamatan Pasien
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi penilaian risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
2011).
Keselamatan pasien adalah ada tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera
budaya kerja dalam rumah sakit bukan hanya suatu ketentuan atau aturan
mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko.
Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi
atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi (penyakit, cidera fisik,
pelayanan kesehatan.
8
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
2011). Enam sasaran keselamatan pasien yang diterapkan disemua rumah sakit
apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang dengan akurat, untuk obat-
9
obat yang termasuk NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip)/LASA
(look alike soun alike) dilakukan eja ulang. Kebijakan dan atau prosedur
kamar operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta
kurang hati-hati.
4) Sasaran 4 adalah kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
10
menyisipkan kesempatan diagnostik atau terapetik. Kebijakan berlaku atas
sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat
jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian
terhadap gaya atau cara jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan
identifikasi pasien.
2) Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
Rumah sakit menyusun pendekatan agar komunikasi di antara para petugas
11
4) Eliminate wrong-site, wrong patient, wrong procedure surgery
yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar.
5) Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko
karena jatuh)
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
a. Rumah Sakit menerapkan proses assesmen awal atas pasien terhadap risiko
cedera akibat pasien jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
d. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
a. Mutu
12
Mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu jasa pelayanan yang
(Nursalam, 2011).
(Bustomi, 2011).
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia dirumah sakit atau puskesmas
secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
(Satrianegara, 2009).
13
layanan kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap
Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas
14
Komitmen dan motivasi pemberi layanan kesehatan bergantung pada
kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan
tetapi dengan tarif yang masif terjangkau oleh pasien, yaitu pada tingkat
15
yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien serta pemberi layanan
kesehatan.
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih
secara benar.
16
atau karena harus mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang
kesehatan
penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar
1) USE PDSA
untuk itu perlu adanya penjamin mutu yang dapat dijadikan acuan untuk
17
dengan hal tersebut maka pelaksanaan penjaminan mutu digunakan model
USE PDSA.
keputusan untuk perbaikan terus menerus yang didasarkan pada konsep PDCA
PDSA.
2) Observasi
3) Wawancara
pendapat atau keterangan mengenai sesuatu hal yang dianggap perlu dan
4) Dokumentasi
yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental
6. Pasien Jatuh
18
Pasien jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan oleh penderita
atau saksi mata yang melihat kejadian dan mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring atau terduduk di lantai dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
Pasien jatuh adalah perubahan posisi pasien yang tidak terencana atau
jatuh ada yang dapat diantisipasi sebelumnya dan ada yang tidak dapat
jenis kelamin, lama rawat inap, osteoporosis, status kesehatan yang buruk,
gangguan muskuloskletal.
licin/tidak pas, dudukan toilet yang rendah, kursi dan tempat tidur beroda,
19
1) Penilaian yang bisa di berikan antara lain mengindentifikasi faktor risiko,
2009).
memiliki risiko untuk jatuh pada penilaian awal pasien masuk rumah sakit
Safety/VANCPS, 2004).
e. Pencegahan Pasien Jatuh
Tindakan pencegahan umum yang dapat diterapkan untuk semua kategori antara
20
7) Pantau efek obat-obatan dan beri edukasi mengenai pencegahan pasien jatuh
perawat atau dokter yang terkait (Veterans Affairs National Center for Patient
Safety/VANCPS, 2004):
1) Petugas segera melakukan penilaian pasien setelah jatuh untuk menemukan
bertujuan untuk segera melindungi pasien agar tidak menjadi lebih buruk
dengan cara :
a) Pengisian laporan insiden dengan segera.
b) Perkembangan kondisi pasien dan penilai pasien setelah jatuh harus
pasien
e) Memberikan informasi kepada setiap bagian dan perawat yang bertugas
bahwa pasien telah jatuh dan memiliki risiko untuk jatuh lagi
g. Manajemen Pasien Risiko Jatuh
Manajemen pasien dengan risiko jatuh merupakan salah satu tujuan dalam
21
1) Manajer keperawatan
Manajer keperawatan merupakan bagian penting dalam tim patient safety,
pengelolaan data yang terkait pencegahan pasien risiko jatuh untuk dapat
jatuh.
4) Perawat khusus pencegahan pasien jatuh
Fasilitas kesehatan tidak semuanya memiliki perawat khusus pencegahan
22
masalah yang terkait dengan pengobatan dan memberi tahu kepada dokter
untuk menyesuaikannya
7) Fisioterapi
Fisioterapis melakukan penilaian keseimbangan dan kekuatan terhadap
kejadian nyaris cedera, dan kejadian tidak cedera dilakukan setelah analisis dan
mendapatkan rekomendasi dan solusi dari tim keselamatan pasien rumah sakit.
Sistem pelaporan insiden kepada komite nasional keselamatan pasien rumah sakit
harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim, tidak mudah diakses oleh
menyalahkan orang. Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada tim
keselamatan pasien rumah sakit dalam waktu paling lambat 2x24 jam sesuai
format laporan.
Tim keselamatan pasien rumah sakit melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan, hasil dari kegiatan
tersebut dilaporkan kepada kepala rumah sakit. Rumah sakit harus melaporkan
23
insiden, analisis, rekomendasi dan solusi kejadian tidak diharapkan secara tertulis
kepada komite nasional keselamatan pasien rumah sakit sesuai format laporan.
memberikan umpan balik dan solusi atas laporan tersebut (Permenkes, 2011).
Depkes (2006) menyebutkan bahwa setiap unit kerja di rumah sakit
Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah disediakan oleh
rumah sakit.
B. Penelitian Terdahulu
24
skala Morse di RS pengetahuan terhadap
PKU Muhammadiyah perawat pengkajian
Yogyakarta unit II dengan pasien risiko
pelaksanaan jatuh
pengkajian
risiko pasien
jatuh
25
patients penerapan penelitian.
pencegahan
pasien jatuh
dengan
pemberian
edukasi pada
pasien dan
keluarganya.
C. Kerangka Teori
Penilaian sasaran
Keselamatan Pasien
pengurangan risiko jatuh :
1. Bagaimana penerapan proses penilaian awal atas pasien risiko jatuh dan
pasien jatuh?
Kaltim?
27
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian studi kasus. Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi, focus
group discussion dengan tim keselamatan pasien rumah sakit, dan wawancara
terhadap perawat pelaksana, dan tim keselamatan pasien rumah sakit. Observasi
28
pencegahan pasien risiko jatuh, dokumentasi penerapan, serta fasilitas dan sarana
pendukung.
Subjek penelitian ini adalah tim keselamatan pasien di rumah sakit Pupuk
Kaltim, perawat pelaksana yang berada di unit rawat inap, unit gawat darurat di
rumah sakit Pupuk Kaltim dan rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit
Pupuk Kaltim. Lokasi penelitian berada di unit gawat darurat dan ruang rawat
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap dan unit gawat darurat rumah
sakit Pupuk Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai
gawat darurat, ruang rawat inap rumah sakit Pupuk Kaltim selama Oktober
kriteria ekslusi : tidak sedang cuti selama penelitian, tidak bekerja di ruang
rawat inap.
29
c. Tim keselamatan pasien yang terdapat dirumah sakit Pupuk Kaltim terdiri
antara lain :
E. Definisi Operasional
1. Pencegahan pasien risiko jatuh
rumah sakit Pupuk Kaltim terhadap semua pasien yang berisiko jatuh,
mengalami perubahan posisi tidak terencana atau posisi yang tidak dikehendaki
pasien risiko jatuh. Hasil dari variabel ini diperoleh dengan cara observasi secara
30
melihat fasilitas, sarana, peralatan dan pelaksanaan pencegahan psien jatuh.
Metode USE PDSA digunakan juga menilai mutu pelayanan kesehatan terkait
penerapan pencegahan risiko pasien jatuh yang diberikan rumah sakit dengan
a. Penerapan proses penilaian awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan
melakukan penilaian ulang atau harian sebanyak tiga kali dalam satu hari
atau setiap pergantian jam jaga perawat, atau pun pasien diindikasikan
dampak dari kejadian tidak diharapkan yang diterapkan rumah sakit Pupuk
cedera akibat jatuh menjadi subvariabel pada penelitian ini, dan diperoleh
31
e. Hambatan dalam penerapan pencegahan pasien risiko jatuh diperoleh
Pada penelitian ini menggunakan check list penilaian awal pasien risiko jatuh,
penilaian harian pasien risiko jatuh, penilaian alat dan lingkungan perawatan
2. Pedoman wawancara
diperoleh.
Penelitian ini melakukan FGD bersama satu moderator, tiga kepala ruangan
rawat inap, satu anggota tim keselamatan pasien rumah sakit, kepala UGD,
dan dua perawat pelaksana untuk menemukan hambatan atau masalah, serta
G. Tahapan penelitian
32
a. Observasi
check list. Check list berupa ya atau tidak, dikatakan ya kalau kegiatan
rawat inap dan unit gawat darurat rumah sakit Pupuk kaltim yang
Check list ruang rawat inap berupa ya dan tidak, dengan nilai 1 untuk adanya
fasiltas atau terdapat dan nilai 0 untuk tidak adanya fasilitas atau tidak ada.
Check list ini untuk menentukan fasilitas dan alat penunjang dalam penerapan
pencegahan pasien risiko jatuh yang terdapat dalam ruang rawat inap rumah
b. Wawancara
Direktur rumah sakit, Ketua tim keselamatan pasien, Manajer perawatan, dan
Manajer fasilitas.
c. Dokumentasi
33
penilaian awal, harian/monitoring, standar oprasional prosedur, kebijakan
H. Analisa Data
masa penelitian.
2. Data selama penelitian akan dibandingkan satu dengan yang lain untuk
Peneliti melakukan pengamatan pada ruang rawat inap dan unit gawat darurat
b. Studi kepustakaan
34
Peneliti melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan acuan penelitian
pasien.
c. Pengadaan instrumen
rumah sakit.
J. Pelaksanaan penelitian
1. Melakukan observasi terhadap penerapan pencegahan pasien risiko jatuh,
ditetapkan.
3. Melakukan telusur dokumentasi terkait penerapan pencegahan pasien risiko
jatuh.
4. Melakukan focus group discussion terkait hambatan penerapan pencegahan
pasien risiko jatuh dan konfirmasi ulang informasi/data yang telah didapat
K. Tahap akhir
35
1. Dilakukan coding pada data hasil wawancara, dan FGD kemudian
Peneliti meminta izin kepada Direktur rumah sakit Pupuk Kaltim tempat
berupa :
observasi.
3. Benefit, peneliti berusaha memaksimalkan manfaat penelitian dan
BAB IV
36
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Rumah Sakit Pupuk Kaltim adalah rumah sakit swasta di kota Bontang
yang merupakan salah satu bentuk usaha bisnis dari PT Kaltim Medika
Utama. Rumah Sakit Pupuk Kaltim telah terakreditasi penuh tingkat lengkap
Bontang, Kutai Timur, dan sekitarnya, rumah sakit Pupuk Kaltim beroperasi
sejak tahun 1990 dibawah yayasan rumah sakit Pupuk Kaltim, yang berawal
dari klinik First Aid untuk Proyek Pabrik Kaltim 1 PT Pupuk Kaltim tahun
1979, rumah sakit Pupuk Kaltim berada di tengah kawasan industri dan
tempat tidur, rumah sakit Pupuk Kaltim memiliki 16 pelayanan yang terdiri
kandungan, telinga hidung tenggorokan, mata, saraf, paru, kulit dan kelamin,
jantung, kedokteran jiwa, anastesi. Poli klinik umum, gigi, pelayanan gawat
misi tersebut rumah sakit Pupuk Kaltim membangun nilai budaya dan moto.
37
Visi yang dimiliki rumah sakit Pupuk Kaltim yaitu : Menjadi Rumah
adalah:
Motto rumah sakit Pupuk Kaltim demi terwujudnya visi dan misi ialah :
Rumah Sakit Pupuk Kaltim merupakan rumah sakit tipe C dengan 100
tempat tidur, melayani berbagai pelayanan pokok antara lain rawat jalan,
rawat inap, termasuk intensif, gawat darurat, kamar bedah dan ruang bersalin,
SCAN), dengan kapasitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit antara lain,
24 jam untuk farmasi (rawat jalan dan rawat inap), ambulan dan rawat inap
(VIP, kelas I, II, III, ICU), Isolasi, VK/Kamar Bersalin). Kapasitas dan
pelayanan lainnya yaitu poliklinik umum, spesialis dan pelayanan lain seperti
Bontang adalah sebanyak 276 orang. Jumlah perawat pelaksana ruang rawat
38
orang, perawat pelaksana ruang rawat inap Bougenvil 11 orang, perawat
ruang rawat inap Edelweis 5 orang, perawat instalasi gawat darurat 11 orang.
223orang.
B. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di rumah sakit Pupuk Kaltim untuk melihat
karakteristik pasien rawat inap berdasarkan usia dengan jumlah total pasien
selama bulan Oktober sampai Desember 2016 adalah 806 orang, dengan
rincian usia 0-18 tahun sebesar 220 orang, usia 19-60 tahun sebesar 523
orang, usia >60 tahun sebesar 63 orang, dan yang mendominasi pasien rawat
Jumlah pasien rawat inap pada 15 Januari sampai 15 Febuari 2017 adalah
223 orang dengan usia 0-18 tahun sebanyak 50 orang, usia 19-60 tahun
sebanyak 169 orang, dan usia >60 tahun sebanyak 4 orang. Usia 19-60 tahun
Tabel 3.2 Karakteristik pasien berdasarkan usia pada 15 Januari sampai 15 Febuari
2017.
Umur Jumlah Prosentase (%)
0-18 tahun 50 23
39
19-60 tahun 169 75
>60 tahun 4 2
Sumber :data primer yang diolah
Pada bulan Oktober sampai Desember 2016 total semua pasien sebanyak
806 orang yang terdiri dari jenis kelamin pria sebanyak 337 orang dan jenis
kelamin wanita paling banyak sebesar 469, bulan Oktober sampai Desember
Febuari 2017 wanita masih terbanyak menjadi pasien sebanyak 114 orang
Tabel 3.3 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin bulan Oktober sampai
Desember 2016
Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%)
Wanita 469 58
Pria 337 42
Sumber :data primer yang dioleh
Tabel 3.4 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin bulan 15 Januari sampai 15
Febuari 2017
Jenis kelamin Jumlah Prosentase(%)
Wanita 114 52
Pria 109 48
Sumber : data primer yang diolah.
berdasarkan usia 20-25 tahun sebanyak 20 orang untuk ruang rawat inap, usia
26-30 tahun sebanyak 9 orang ruang rawat inap, usia >30 tahun sebesar 8
orang ruang rawat inap. Perawat ruang rawat inap dirumah sakit pupuk kaltim
40
sarjana tidak ada untuk di ruang rawat inap. Pendidikan mendominasi
sebanyak 100%.
Umur : 20-25 th 20 54
26-30 th 9 24
>30 th 8 22
Pendidikan : Sarjana 0 0
Diploma III 37 100
Sumber : data primer yang diolah
Pupuk Kaltim didominasi oleh usia 26-30 tahun sebanyak 7 orang atau 64%,
sedangkan usia 20-25 tahun sebanyak 2 orang, dan usia >30 tahun sebanyak 2
bertugas di unit gawat darurat adalah Diploma III sebanyak 11 orang atau
100%.
Umur : 20-25 th 2 18
Tabel 3.7 Karakteristik perawat pelaksana berdasarkan usia dan pendidikan di
unit gawat darurat (sambungan)
Karakteristik Jumlah Prosentase(%)
26-30 th 7 64
>30 th 2 18
Pendidikan : Sarjana 0 0
Diploma III 11 100
Sumber :data primer yang diolah
41
Hasil penelitian dengan rancangan studi kasus ini, peneliti melakukan
15 Febuari 2017 di ruang rawat inap dan unit gawat darurat rumah sakit
rumah sakit Pupuk Kaltim yang terdiri dari ketua, direktur rumah sakit,
ruangan rawat inap dan unit gawat darurat.. Peneliti melakukan telusur
prosedur, dan kebijakan yang dibuat tim keselamatan pasien. Focus Group
rumah sakit, 3 kepala ruang rawat inap, dilakukan untuk mendapat informasi
pasien risiko jatuh dan dokumentasi pencegahaan pasien risiko jatuh selama
15 Januari – 15 Febuari 2017, untuk pasien rawat inap yang berasal dari
Table 3.8 Hasil observasi jumlah pasien rawat inap berdasarkan asal masuk pasien
pada 15 Januari-15 Febuari 2017
Asal pasien masuk rumah sakit Jumlah Prosentase (%)
Ruang bersalin 28 14
42
Poliklinik 57 25
Unit gawat darurat 138 61
Sumber : data primer yang dioleh
pasien rawat inap dari UGD tidak pernah dilaksanakan atau 0, 223 orang di
Table 3.9 Hasil observasi jumlah pasien rawat inap yang dilakukan penilaian awal dan
penilaian harian.
Jumlah Prosentase (%)
Assesmen awal dari UGD 0 0
Assesmen awal dari ruang rawat inap 223 100
Assesmen harian 59 26
Sumber : data prima yang diolah.
jatuh yang dilakukan di ruang perawatan dan unit gawat darurat rumah sakit
Pupuk Kaltim, diketahui masih terdapat tempat tidur yang tidak bisa diatur
tinggi rendahnya dan tidak berpagar pengaman pada perawatan kelas 3, dan
pasien perawatan kelas 3 tidak mendapatkan alas kaki anti licin selama
terkunci aman
43
4 Peralatan meja, kursi sesuai dengan
terdapat bed
yang tidak
aman
6 Pegangan pintu aman dan mudah dijangkau Ada
7 Semua lampu menyala dengan baik Ada
8 Lantai bersih, kering dan tidak ada benda Ada
penghalang
9 Lantai rata dan tidak ada lubang atau pecah Ada
pada ubin
10 Bel/tombol panggilan mudah diakses Ada
11 Tempat tidur dalam posisi rendah Ada
12 Meja samping tempat tidur dalam jangkauan Ada
13 Tombol lampu dalam jangkauan Ada
Pupuk Kaltim menemukan sebanyak 26 buah tempat tidur tidak aman atau
44
Tidak aman/tidak sesuai standar 26 26
Sumber : data primer yang diolah
ruang rawat inap, unit gawat darurat, direktur, manajer fasilitas, manajer
pencegahan pasien risiko jatuh, dan kejadian pasien jatuh di rumah sakit.
45
Hambatan- - Kebiasaan dan perilaku Perawat pelaksana:
- Gelang sering habis
hambatan - Budaya keselamatan pasien
- Tempat tidur ada yang belum
dalam - Kurang sosialisasi
aman
penerapan Fasilitas :
- Terkendala biaya
pencegahan - Dukungan pasien dan keluarga - Gelang sering habis
- Sosialisasi yang terfokus - Tempat tidur tidak aman tentang budaya
pasien risiko - Biaya pengadaan
keselamatan
jatuh Pasien :
pasien
- Dukungan pasien dan
keluarga yang kurang
Hasil Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti diikuti
oleh 3 kepala ruang rawat inap, 1 kepala/kasie unit gawat darurat, 2 perawat
Febuari 2017.
Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan untuk menemukan
46
Tabel 4.6 Hasil coding dan alternatif solusi dari FGD
Pertanyaan Coding Selective coding
Belum lengkapnya fasilitas - Pengadaan sarana dan fasilitas pendukung
pendukung dalam dalam rangka penerapan pencegahan
- Peningkatan sarana dan
penerapan pencegahan pasien jatuh akan dilaksanakan pada tahun
pasien risiko jatuh ? prasarana dalam
2017
- Pasien yang dirawat pada ruang rawat kelas peningkatan mutu
3 di edukasi terkait alas kaki anti licin, pelayanan kesehatan
karena manajemen belum bisa rumah sakit
menganggarkan.
Pencahayaan adekuat
Tindakan
Alat pencegahan
bantu dalam umum,ditambah:
jangkauan
(walker, canre)
Pencegahan Beri penanda risiko jatuh pada bed
kategori Pantauan efek obat
resiko tinggi Penanda berupa gelang
Edukasi pasien dan keluarga
Alas kaki anti licin
47
Tawarkan bantuan kekamar mandi
C. Pembahasan
Hasil yang diperoleh peneliti selama mengenai jumlah pasien rawat inap di
rumah sakit Pupuk Kaltim untuk periode 15 Januari–15 Febuari 2017 sebanyak
223 orang, dengan rincian usia 0-18 tahun sebanyak 50 orang, usia 19-60 tahun
sebanyak 169 orang, usia >60 tahun sebanyak 4 orang, usia 19-60 tahun
mendominasi sebesar 169 orang atau 75 %, sedangkan untuk jenis kelamin pria
sebanyak 109 orang, serta jenis kelamin wanita sebanyak 114 orang. Pada bulan
Oktober-Desember 2016 jumlah pasien rawat inap di rumah sakit Pupuk Kaltim
sebanyak 806 orang, dengan rincian usia 0-18 tahun sebanyak 220 orang, usia 19-
60 tahun sebanyak 523 orang, usia >60 tahun sebanyak 63 orang, usia 19-60
tahun mendominasi sebesar 523 orang atau 65 %, sedangkan untuk jenis kelamin
pria sebanyak 337 orang, serta jenis kelamin wanita sebanyak 469 orang.
49
Faktor pasien menjadi perhatian perawat ruang rawat inap di rumah sakit
Pupuk Kaltim terkait risiko pasien untuk jatuh diantaranya: riwayat jatuh
rawat inap, osteoporosis, gangguan muskuloskletal. Hal ini sesuai bahwa faktor
risiko yang dapat diantisipasi harus dicari untuk mencegah pasien jatuh, faktor
yang berhubungan dengan kondisi psaien tersebut antara lain : riwayat jatuh
kelamin, lama rawat inap, osteoporosis, status kesehatan yang buruk, gangguan
pelaksana di rumah sakit Pupuk Kaltim yang bertugas di ruang rawat inap dan
unit gawat darurat dengan total jumlah perawat pelaksana 48 orang. Pendidikan
untuk perawat pelaksana dirumah sakit Pupuk Kaltim adalah pendidikan Diploma
keselamatan pasien, hal ini sesuai bahwa perawat yang memiliki tingkat
2014). Pada karakteristik perawat pelaksana berdasarkan usia diketahui usai 20-
25 tahun sebanyak 20 orang mendominasi di ruang rawat inap dan usia 26-30
tahun sebanyak 7 orang mendominasi di unit gawat darurat, hal ini diharapkan
50
perawat dalam pelaksanaan pengkajian risiko jatuh skala morse dipengaruhi
risiko jatuh perlu melihat sarana dan fasilitas pendukungnya. Check list yang
dan fasilitas. Hasil dari observasi yang dilakukan, peneliti masih menemukan
tempat tidur yang belum aman atau tidak dilengkapi dengan pagar pengaman
tempat tidur sebanyak 26 bed, brankar tidak aman sebanyak 3 buah yang berada
di UGD, alas kaki untuk pasien perawtan kelas 3 belum ada, gelang penanda
risiko jatuh berwarna kuning masih sering kosong di UGD. Hasil ini tidak sesuai
dengan Pohan (2007) yang menyampaikan bahwa ada faktor risiko yang dapat
diantisipasi dan harus dicari untuk mencegah pasien jatuh, faktor lingkungan dan
kurang, handrail tidak adekuat, kabel lepas, alas kaki licin/tidak pas, dudukan
toilet yang rendah, kursi dan tempat tidur beroda, rawat inap berkepanjangan,
peralatan yang tidak aman, peralatan rusak, tempat tidur ditinggalkan dalam
kelengkapan sarana dan fasilitas dalam penerapan pencegahan pasien risiko jatuh
rumah sakit diantaranya : telah memasukan kebutuhan gelang, tempat tidur yang
aman, dan brankar berpagar kedalam anggaran belanja rumah sakit tahun 2017,
sedangkan untuk ketersediaan alas kaki anti licin kepada pasien rawat inap kelas
3, pihak rumah sakit akan lebih mengedukasi baik kepada pasien dan
51
pasien jatuh dengan memberikan edukasi terhadap pasien dan keluarganya
maksimal hal ini dapat dilihat secara dokumentasi bahwa proses penilaian awal
pasien risiko jatuh tidak dilakukan di UGD selama bulan Oktober, November,
Desember 2016 dan periode 15 Januari – 15 Febuari 2017, hal ini juga ditemukan
risiko jatuh berdasarkan SOP didapatkan 100% tidak terlaksana di UGD rumah
rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
kurang mendapat sosialisasi terkait penilaian awal pasien risiko jatuh di UGD,
hubungan yang sedang antara pengetahuan perawat tentang patient safety dengan
Airmadidi.
Proses penilaian ulang pasien di rumah sakit Pupuk Kaltim baru diterapkan
dalam waktu kurang lebih mulai 1 Febuari 2017, hal ini tidak sesuai ketentuan
52
Permenkes (2011) bahwa rumah sakit menerapkan proses penilaian awal atas
pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan penilaian ulang pasien bila
mengkaji apakah pasien dewasa berisiko jatuh atau tidak, dapat menggunakan
pengkajian skala jatuh dari Morse fall scale, pengkajian awal untuk pasien anak
yang memiliki risiko jatuh di rumah sakit dapat menggunakan skala Humpty
dumpty, pengkajian awal terhadap risiko pasien jatuh untuk pasien psikiatri di
yang diberikan rumah sakit Pupuk Kaltim, dan hasilnya diketahui bahwa telah
awal yang dilakukan, hal ini dapat dibuktikan dengan dibuatnya standar
oprasional prosedur tentang pengurang risiko jatuh, pada pasien anak terdapat
intervensi yaitu standar risiko rendah dan risiko tinggi, untuk pengurangan risiko
jatuh pada pasien dewasa terdapat intervensi yaitu jatuh standar dan jatuh risiko
tinggi. Hasil ini sesuai dengan pencegahan umum bisa diberikan pada semua
kategori risiko yang dimiliki pasien diantaranya : lakukan orientasi kamar inap
pada pasien, posisi tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi
pegangan tempat tidur terpasang dengan baik, ruangan rapi, benda pribadi dalam
dengan kebutuhan pasien), alat bantu terdapat dalam jangkauan (tongkat, alat
topang), pantau efek obat-obatan dan beri edukasi mengenai pencegahan pasien
53
jatuh kepada pasien dan keluarga (Pohan, 2007). Diketahui juga menurut
Veterans Affairs National Center for Patient Safety (2004) pasien dapat diberikan
pengurangan cedera akibat pasien jatuh walaupun belum berjalan maksimal, hal
jatuh dan sosialisasi terkait monitoringnya baru diterapkan awal Febuari 2017,
hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Johnson.et al (2014) yang
kejadian pasien jatuh. Penilaian harian pasien dengan risiko jatuh dilakukan
apabila pasien memiliki risiko untuk jatuh pada penilaian awal pasien masuk
rumah sakit (Veterans Affairs National Center for Patient Safety, 2004).
Disampaikan dalam Komisi Akreditasi Rumah Sakit (2012) rumah sakit perlu
cedera akibat jatuh dan dampak terkait. Langkah rumah sakit Pupuk Kaltim
hasil observasi dan wawancara tidak terdapat kejadian jatuh yang dilaporankan
selama bulan Oktober 2016 sampai Febuari 2017. Manajemen pasien setelah
jatuh yang perlu segera dilakukan oleh perawat atau dokter yang terkait adalah
follow up.
54
Mendokumentasi dan tindak lanjut segera setelah kejadian pasien jatuh
bertujuan untuk segera melindungi pasien agar tidak menjadi lebih buruk dengan
cara: Pengisian laporan insiden dengan segera, perkembangan kondisi pasien dan
penilai pasien setelah jatuh harus disertakan dalam rekam medis, dokter menilai
ulang pasien setelah jatuh untuk mengetahui adakah cedera yang lebih serius
pada pasien, mengevaluasi dengan bidang yang terkait dengan pencegahan pasien
risiko jatuh untuk menentukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien,
memberikan informasi kepada setiap bagian dan perawat yang bertugas bahwa
pasien telah jatuh dan memiliki risiko untuk jatuh lagi (Veterans Affairs National
Pasien Rumah Sakit) dan ayat (Pelaporan insiden kepada Komite Nasional
setelah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS), ditujukan
jatuh, hal ini dibuktian dengan dibuat surat keputusan direktur tahun 2014 tentang
55
dukungan yang diberikan manajemen dalam rangka penerapan pencegahan
pasien risiko jatuh, seperti yang terdapat pada Permenkes (2011) bahwa rumah
the risk of patient harm from falls ( mengurangi risiko pasien terluka karena
focus group discussion diketahui bahwa kelengkapan SOP dan belum di lakukan
penilaian awal pasien risiko jatuh di UGD. Pentingnya penilaian awal di UGD
karena menurut Depkes (2006) unit gawat darurat adalah unit yang rentan
terhadap keselamatan pasien, karena unit gawat darurat rumah sakit mempunyai
sementara serta pelayanan pembedahan darurat, bagi pasien yang datang dengan
gawat darurat medis. Unit gawat darurat juga bisa menjadi cermin dari pelayanan
rumah sakit pada umumnya yang menerima pasien dengan sifat yang
membutuhkan pertolongan cepat dan tepat, tidak jarang sering terjadi insiden
jatuh dan melakukan penilaian ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan, dan lain-lain. Rumah sakit membuat kebijakan dan atau
56
prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko
yang didalamnya terdapat pengurang risiko pasien jatuh kepada para perawat
penilaian awal pasien dari UGD untuk rawat inap, SOP yang belum lengkap akan
segera di evaluasi dan dilakukan revisi oleh tim keselamatan pasien, hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Sugeng ,et al (2014) bahwa tidak maksimalnya
dalam penerapan pencegahan pasien risiko jatuh dan alternatif solusi dari
penerapan pencegahan pasien risiko jatuh. Hal ini sesuai dengan Wiyono (2000)
57
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut
BAB V
A. Kesimpulan
1. Proses penilaian awal di rumah sakit Pupuk Kaltim masih belum maksimal
akibat jatuh, dengan adanya surat keputusan direktur tahun 2014 tentang
rawat inap dari UGD, belum dilakukan secara rutin penilaian harian pasien
rawat inap, SOP yang belum lengkap, masih terdapat tempat tidur tidak
58
UGD, pasien perawatan kelas 3 tidak mendapatkan alas kaki anti licin,
dan ditingkatkan mulai dari mencari solusi alternatif dari hambatan yang
penerapan pencegahan pasien risiko jatuh mulai penilaian awal dari UGD
Sakit.
C. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa hambatan serta
ruangan karena harus keliling setiap ruang rawat inap dan unit gawat
darurat.
2. Untuk pelaksanaan wawancara dengan narasumber penulis mengalami
59
60