Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam stimulasi ovarium, terkadang sangat sulit memprediksi respons


ovarium terhadap obat pemicu ovulasi (khususnya gonadotropin). Identifikasi respons
pasien dengan kategori low, intermediate dan high respons merupakan hal penting
supaya stimulasi ovarium menjadi optimal dan mencegah kemungkinan terjadinya
penundaan siklus atau sindrom hiperstimulasi. Selama ini kadar FSH, LH dan E2
basal dapat digunakan sebagai prediktor respons ovarium sebelum stimulasi.
Sedangkan pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk menilai respons ovarium
antara lain clomiphene citrate chalenge test (CCCT), pengukuran kadar inhibin B,
anti mullerian hormone (AMH) dan pemeriksaan ultrasonografi untuk menilai folikel
antral, volume serta arus darah ovariu.1,2
Sindrom hiperstimulasi ovarium merupakan salah satu komplikasi yang cukup
menakutkan dalam stimulasi ovarium. Kejadian komplikasi ini sebesar 0.6-14%
dalam setiap siklus. Pada sindrom hiperstimulasi ovarium terjadi peningkatan
permeabilitas vaskular sehingga terjadi perpindahan cairan ke ruang interstitial,
hemokonsentrasi, gangguan koagulasi dan risiko untuk terjadinya emboli paru.1
Untuk mencegah terjadinya komplikasi ini sangat penting bagi kita untuk
menentukan faktor risiko terjadinya hiperstimulasi ovarium. Pasien dengan sindrom
ovarium polikistik masuk ke dalam risiko tinggi untuk terjadinya sindrom
hiperstimulasi. Ultrasonografi dan pemeriksaan estradiol dalam monitoring stimulasi
ovarium memegang peranan penting untuk mendeteksi terjadinya komplikasi ini.
Bila dicurigai akan terjadi sindrom hiperstimulasi ovarium maka kita dapat
melakukan coasting (penghentian sementara suntikan gonadotropin) sampai
maksimal 2 hari lamanya.1
Sindroma hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation Syndrome-
OHSS) adalah respon berlebihan terhadap induksi ovulasi dan merupakan suatu

1
komplikasi serius yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ. OHSS biasanya
berhubungan dengan stimulasi gonadotropin eksogen pada program invitro
fertilization (IVF). Klinisi yang memberikan obat gonadrotropin untuk pemicu
ovulasi harus mengenali dan mampu melakukan penatalaksanaan OHSS.3-6
OHSS adalah suatu sindrom yang dapat mengalami remisi sendiri, perbaikan
secara spontan akan terjadi dalam 10-14, namun dapat menetap untuk waktu yang
lebih lama, terutama apabila terjadi kehamilan dan akan lebih berat bila terjadi
kehamilan multipel. Sindrom ini mempunyai spektrum manifestasi klinis yang luas,
dari ringan, hanya memerlukan observasi dan bisa berobat jalan sampai yang berat,
memerlukan perawatan di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai