Hubungan Penerimaan Orangtua Dengan Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Pada Anak Tunagrahita Di SLB C TPA Kabupaten Jember
Hubungan Penerimaan Orangtua Dengan Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Pada Anak Tunagrahita Di SLB C TPA Kabupaten Jember
Abstract
As a parent of a child with mental retardation, they must fulfill their child's needs like
other normal children, especially in the developmental stimulation. Good parent
stimulation will be obtained when parents have adapted and fully accept the child's
condition. This study aimed to analyze the relationship between parental acceptance and
the fulfillment of developmental tasks on school-aged children with mental retardation in
SLB C TPA Kabupaten Jember. This research uses crossectional design. A total of 33
respondents were selected given simple random sampling technique. The data collection
was done by giving the parent acceptance questionnaire and the fulfillment of
developmental tasks of school age children in the mental retardation children compiled by
the researcher. Data analysis used Pearson Product Moment correlation test with
significance level 0,05. The result of the research showed that the mean value of parent
acceptance was 57,12 and the fulfillment of developmental task was 92,30. The
categorization conducted shows that 72,7% of respondents have the value of acceptance
of the parents and 69,7% development tasks was achieved partially. There was no
correlation between the acceptance of parents and the fulfillment of developmental tasks
of school age children (p value = 0.076, r = 0.313). The absence of a relationship
between the two variables can be influenced by several factors, such as parental
knowledge about what developmental tasks should be accomplished in each period of
child development and economic condition. Therefore, parents need to accommodate
knowledge about the child's developmental tasks. Nurses are expected to become
educators and facilitators to helping parents achieve their child's developmental tasks.
Abstrak
Sebagai orang tua dari seorang anak tunagrahita, mereka harus memenuhi kebutuhan
anak mereka seperti anak normal lainnya, terutama dalam rangsangan perkembangan.
Stimulasi orangtua yang baik akan diperoleh ketika orang tua telah beradaptasi dan
sepenuhnya menerima kondisi anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara penerimaan orang tua dan pemenuhan tugas perkembangan pada anak
usia sekolah yang mengalami tunagrahita di SLB C TPA Kabupaten Jember. Penelitian ini
menggunakan desain crossectional. Sebanyak 33 responden dipilih dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan kuesioner penerimaan orang tua dan pemenuhan tugas perkembangan anak
usia sekolah pada anak tunagrahita yang disusun oleh peneliti. Analisis data
menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata penerimaan orang tua adalah 57,12 dan
pemenuhan tugas pengembangan adalah 92,30. Pengkategorian yang dilakukan
menunjukkan bahwa 72,7% responden memiliki nilai penerimaan orang tua dan 69,7%
tugas pengembangan dicapai secara parsial. Tidak ada korelasi antara penerimaan orang
tua dan pemenuhan tugas perkembangan anak usia sekolah (p value = 0,076, r = 0,313).
Tidak adanya hubungan antara dua variabel dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti pengetahuan orang tua tentang tugas-tugas perkembangan apa yang harus
diselesaikan dalam setiap periode perkembangan anak dan kondisi ekonomi. Oleh karena
itu, orangtua perlu menambanh awasan pengetahuan tentang tugas perkembangan anak.
Perawat diharapkan dapat menjadi edukator dan fasilitator dalam membantu orangtua
mencapai tugas perkembangan anaknya.
biologis, faktor fisik, faktor psikososial, dan anak, mengikutkan anak pada kelas khusus dan
faktor keluarga. Faktor psikososial yaitu memenuhi asupan gizi anak [11].
stimulasi orangtua, motivasi belajar, hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah,
dan kualitas interaksi orangtua dengan anak Simpulan dan Saran
[19]. Stimulasi dari orangtua akan dapat Simpulan
membantu dalam meningkatkan perkembangan Berdasarkan hasil penelitian dan
anak. Orangtua memiliki pengaruh besar pembahasan pada penelitian di SLB C TPA
terhadap perkembangan anak yang mengalami Kabupaten Jember dapat disimpulkan bahwa:
retardasi mental. Orangtua yang telah memiliki a. rata-rata penerimaan orangtua yaitu 57,12
pengalaman sebelumnya dalam merawat anak yang termasuk dalam kategori sedang
akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan sebanyak 72,7% orangtua;
[20]. b. rata-rata pemenuhan tugas perkembangan
anak usia sekolah pada anak tunagrahita
Hubungan Penerimaan Orangtua dengan yaitu 92,30 yang termasuk dalam kategori
Pemenuhan Tugas Perkembangan Anak Usia tercapai sebagian sebanyak 69,7%
Sekolah Pada Anak Tunagrahita di SLB C orangtua;
TPA Kabupaten Jember c. tidak ada hubungan antara penerimaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orangtua dengan pemenuhan tugas
tidak terdapat hubungan antara penerimaan perkembangan anak usia sekolah pada
orangtua dengan pemenuhan tugas anak tunagrahita di SLB C TPA Kabupaten
perkembangan anak usia sekolah di SLB C TPA Jember.
Kabupaten Jember. Terdapat beberapa faktor
dari orangtua yang mempengaruhi
perkembangan anak, antara lain kesehatan Saran
mental, pengetahuan, dan dukungan sosial Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
orangtua. Pengetahuan merupakan sesuatu untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat
yang diketahui oleh seseorang setelah mempengaruhi penerimaan orangtua dan
melakukan pengideraan pada suatu objek pemenuhan tugas tumbuh kembangn anak usia
tertentu [22]. sekolah pada anak tunagrahita dengan metode
Pada penelitian lain didapatkan hasil dan tempat yang berbeda. Selain itu, penelitian
bahwa sebagian besar orangtua yang merawat selajutnya juga dapat menemukan intervensi
anak tunagrahita memiliki ketidakadekuatan guna meningkatkan pencapaian tugas
pengetahuan mengenai kondisi anaknya, perkembangan anak usia sekolah pada anak
pengetahuan dasar mengenai perawatan tunagrahita. Pendidikan mengenai cara
anaknya, pengetahuan mengenai cara pengasuhan anak tunagrahita juga dapat
mengelola keterlambatan perkembangan dilakukan bagi dunia keperawatan dengan
anaknya, dan memodifikasi lingkungan yang melibatkan komunitas orangtua yang memiliki
baik untuk perawatan dan pengembangan anak tunagrahita.
anak.Orangtua pada anak tunagrahita
membutuhkan banyak bantuan dalam Daftar Pustaka
memperoleh pengetahuan dan kompetensi [1]Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
dalam merawat dan melatih anaknya sesuai Pusat Data dan Informasi Kementerian
dengan tahap perkembangannya[23]. Kesehatan RI: Penyandang Disabilitas Pada
Faktor lain yang mempengaruhi Anak. Kemenkes RI; 2014 .
perkembangan anak dengan tunagrahita dan [2]Somantri, Sutjihati. Psikologi Anak Luar
disabilitas lainnya yaitu pekerjaan dan Biasa. Bandung: Refika Aditama;2006.
pendapatan orangtua [19]. Masalah tersebut [3]Benny., dkk. Penerimaan Diri Ibu yang
akan mengakibatkan orangtua tidak dapat Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB
memberikan nutrisi yang baik kepada anaknya, YPAC Padang. Andalas: Jurnal Kesehatan
kurangnya akses kesehatan, dan perawatan di Andalas Fakultas Kedokteran Universitas
rumah yang tidak memadai [24]. Orangtua Andalas;2014.
dengan kemampuan ekonomi rendah akan sulit [4]Fithria.Peran Keluarga dengan Anak
melatih kondisi anaknya di luar sekolah seperti Retardasi Mental di SDLB Negeri Labui
membeli mainan untuk melatih kemampuan Banda Aceh Tahun 2011. Idea Nursing
Journal III(2) 140-148;2011.