Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

1. pengertian potensi manusia

potensi diri manusia adalah sesuatu kekuatan atau kemampuan dasar manusia
yang telah berada di dalam dirinya, siap untuk direalisasikan menjadi kekuatan
dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, sesuai dengan
tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta, yaitu Alah SWT.

2. Potensi-potensi manusia

1) Potensi jasmaniah, fisik badan, dan pancaindra yang sehat (normal)

2) Potensi pikir (akal, rasio, intelek)

3) Potensi rasa (perasaan emosi) baik perasaan etis, moral, maupun estetis

4) Potensi karsa (kehendak, keinginan, termasuk prakarsa)

5) Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, khayal, dan imajinasi)

6) Potensi karya (kemauan menghasilkan, kerja, amal)

7) Potensi budi (kesadaran budi, hati-nurani, yang bersifat superrasional)

3. Sisi Positif manusia

1) Al-Baqarah ayat 30 : Manusia sebagai khalifah dimuka bumi

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi.“ Mereka berkata, “Apakah
Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji-Mu?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”

Kata khalifah pada mulanya berarti “yang menggantikan” atau “yang datang
sesudah siapa yang datang sebelumnya”. Atas dasar ini, ada yang memahami
kata khalifah di sini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan
kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena
Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan,
namun karena Allah bermaksud menguji manusia dan memberikannya
penghormatan. Ada lagi yang memahaminya dalam arti yang menggantikan
makhluk lain dalam menghuni bumi ini

Betapapun, ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang
di anugerahkan Allah swt. makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam dan anak
cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar ini. jika
demikian, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu
melaksanakn tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya tugas dan
wewenang. Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah
pelanggaran terhadap makna dan tugas kekhalifahan.

2) Al-Baqarah ayat 31-32 : Manusia memiliki kemampuan paling tinggi untuk


mendapatkan pengetahuan atau ilmu

“Dia mengajar Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian


mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, ‘Sebutkanlah kepada-
Ku nama benda-benda itu jika kamu benar!’ Mereka menjawab, “Mahasuci
Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui
(lagi) Mahabijaksana.”

Ayat ini menginformasikan bahwa manusia di anugerahi potensi untuk


mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api,
fungsi angin, dan sebagainya. Manusia juga di anugerahi potensi untuk berbahasa.
Sistem pengajaran bahasa pada manusia (anak kecil) bukan dimulai dengan
mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarnya terlebih dahulu nama-nama. Seperti
ini papa, ini mama, itu mata, itu pena, dan sebagainya. Itulah sebagian makna
yang dipahami oleh para ulama.

3) As-sajadah 7-9 : Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna


“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan

4) Al-Insan 2-3 : Manusia diciptakan dengan perhitungan matang, bukan dengan


kebetulan dan manusia merupakan makhluk pilihan

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur yang Kami (hendak) mengujinya, maka Kami menjadikannya amat
mendengar dan amat melihat”

Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia memiliki keistemewaan yang


menyangkut kedua potensi tersebut melebihi makhluk-makhluk lain serta lebih
banyak yang dapat diperoleh atas penggunannya dibanding dengan binatang.
Disamping itu juga, ayat ini menyatakan bahwa walau manusia tidak
menggunakan seluruh potensi pendengaran dan penglihatan mata yang di
anugerahkan Allah kepadanya maka itu sudah cukup untuk menyadarkannya
menerima dan melaksanakan tuntunan Allah SWT.

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan; ada yang syukur dan ada pula
yang kafir”

Disamping dianugerahkan potensi yang sangat besar untuk mendengar dan


melihat dengan kepala dan mata hati, Allah juga menegaskan kalau sesungguhnya
manusia telah ditunjukkan jalan yang jelas dan lurus, lalu ada yang bersyukur atas
nikmat dan petunjuk dan ada pula yang kafir dan menutupi kebenaran serta
mengingkari nikmat-nikmat-Nya.

4. pengembangan potensi manusia

Allah telah menganugerahkan beberapa potensi kepada manusia yang dapat


dikembangkan dengan seoptimal mungkin dalam rangka melaksanakan tugasnya
sebagai wakil Allah di dunia. Dari potensi-potensi dasar tersebut, menunjukkan
pada kita akan pentingnya pendidikan untuk mengembangkan dan mengolah
potensi yang dimiliki sampai di mana titik optimal dapat tercapai.
Dengan demikian, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan
kepribadian anak, potensi jasmaniah dan rohaniah tidak secara otomatis tumbuh
dan berkembang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan adanya bimbingan,
arahan, dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai