Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY

TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X 4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Muhammad Dafiq Akbar. K8410035


Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan
didukung dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data
menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan menggunakan teknik
analisis deskriptif komparatif denga membandingkan berubahan di setiap
siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
ditunjukka dengan persentase keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yaitu
pada aspek bertanya, menjawab, dan berpendapat yang pada siklus I 77,77%
menjadi 80,55% pada siklus II, pada aspek interaksi siswa dalam kelompok dari
80,55% pada siklus I menjadi 83,33% di siklus II. Peningkatan perolehan nilai
ratain-rata siswa di tiap siklus juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pra
tindakan nilai rata-rata 64 meningkat menjadi 74,58 pada siklus I dan kembali
meningkat menjadi 82,75 pada siklus II.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif


teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS),,
pretasi belajar.

1
ABSTRACT

Muhammad Dafiq Akbar. K8410035. THE IMPLEMENTATION OF TWO


STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT ON
SOCIOLOGY IN X 4 STUDENTS SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2013/2014. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. April 2014.
This research aims to improve students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar learning achievement by the implementation of Two Stay Two Stray
(TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action
Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the
students of X 4 SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar academic year
2013/2014. The data was taken from the teacher and the students. The techniques
of collecting data are observation, test, interview, and documentation. The validity
of the data use content validity, triangulation technique and expert opinion. The
analysis of the data use descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Two Tray
Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’
learning achievement. The results showed that the application of cooperative
learning model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement
start from pre-cycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown
by the increased percentage of student activity that is the aspect of asking,
answering, and argues that in the first cycle 77,77 % to 80,55 % in the second
cycle, the aspects of student interaction within the group of 80,55 % in the first
cycle and 83,33 % in the second cycle. The average value students in each cycle
also increased , the pre-cycle average value of 64 increased to 74,58 in the first
cycle and increased to 82,75 in the second cycle.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student achievement class X 4
SMA Negeri Kebakkramat.
Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS), Learning
Achievement
Pendahuluan penyelenggaraan pendidikan di
Sumber daya manusia yang Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban
baik terbentuk melalui berbagai bersama untuk meningkatkan
macam proses, salah satu cara yang kualitas pendidikan di Indonesia,
paling dominan yaitu melalui proses terlebih bagi guru yang profesinya
pendidikan. Hingga saat ini sebagai pendidik. Untuk itu guru
pendidikan yang berkualitas masih harus senantiasa berinovasi dalam
menjadi tujuan utama dari mengajar dan mencari model

2
pembelajaran yang paling sesuai dengan pembagian kelompok.
diterapkan pada siswanya dalam Setelah kelompok terbentuk, guru
rangka mencapai prestasi belajar memberikan tugas berupa
yang memuaskan. permasalahan-permasalahan yang
Hasil observasi siklus harus mereka diskusika, diikuti
pratindakan yang telah dilakukan di dengan sebagian dari kelompok
kelas X 4 SMA Negeri menerangkan kelompok lain dan
Kebakkramat, diketahui bahwa sisnya bertamu untuk diterangkan
proses pembelajaran sosiologi masih keopmpoklain. (Suprijono,
berpusat pada guru (teacher 2009).Tipe Two Stay Two Stray
centered), sehingga pembelajaran (TSTS) dalam pembelajaran
hanya terjadi satu arah. Model diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran ceramah dan mencatat ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa. pada peserta didik kelas X 4 tahun
Saat proses pembelajaran pelajaran 2013/2014.
berlangsung banyak peserta didik Metode Penelitian
yang tidak memperhatikan Penelitian Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi. sifatnya reflektif yang dilakaukan
Dalam pembelajaran oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two dilakukan (Basrowi, 2008:26).
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer bahwa penelitian tindakan
Kagan pada tahun 1992. merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali pekerjaan tertentu dan penelitian

3
tersebut bersifat reflektif. Penelitian dengan orang lain dan siswa yang
tindakan memiliki beberapa proses agresif (2009).
diantaranya perencanaan, tindakan, Dengan mempertimbangkan
observasi, serta refleksi. Dengan identifikasi masalah yang ditemukan,
demikian penelitian tindakan penelitian ini ingin menerpakan
menuntut peneliti untuk bersikap model pembelajaran kooperatif tipe
kritis dan berlatih menggunakan Two Stay Two Stray (TSTS). Model
insting serta kepekaan untuk pembelajaran ini secara tidak
membaca suatu kondisi dan situasi. langsung membuat siswa tidak sadar
Dari pendapat di atas dapat bahwa mereka dipaksa untuk
disimpulkan bahwa penelitian menyerap materi sebanyak mungkin
tindakan kelas adalah upaya dan sejelas ungkin supaya mereka
memperbaiki dan meningkatkan mampu menerangkan dan menjawab
kualitas serta kuantitas pembelajaran ketika ditanya oleh teman ataupun
peserta didik yang dilakukan oleh guru.
calon guru dan guru profesional Tempat yang digunakan
untuk dapat mengatasi berbagai untuk penelitian adalah SMA Negeri
permasalahan dalam proses Kebakkramat kelas X 4 tahun ajaran
pembelajaran selama jangka waktu 2013/2014. Penelitian ini mulai
tertentu. dilaksanakan pada bulan September
Isjoni menyebutkan sampai bulan April 2014. Subjek
pembelajaran kooperatif adalah suatu penelitian tindakan kelas ini
model pembelajaran yang saat ini difokuskan pada peserta didik kelas
banyak digunakan untuk kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
mewujudkan kegiatan belajar tahun ajaran 2013/2014. Peserta
mengajar yang berpusat pada siswa didik kelas X 4 berjumlah 36 siswa
(student oriented), terutama untuk yang terdiri dari 26 peserta didik
mengatasi permasalahan yang perempuan dan 10 peserta didik
ditemukan guru dalam mengaktifkan laki-laki. Data dan sumber data yang
siswa yang tidak dapat bekerja sama akan dikumpulkan oleh peneliti
adalah seluruh hasil pengamatan

4
keadaan pembelajaran yang penerapan model pebelajaran
sebenarnya dan mengandung koopeatif tipe Two Stay Two Stray
informasi terhadap kegiatan (TSTS) untuk meningkatkan
penelitian. prestasi belajar siswa kelas X 4.
Adapun teknik pengumpulan Siklus I
data yang akan digunakan dalam Perencanaan
penelitian ini antara lain dengan Pada tahap perencanaan
menggunakan observasi dan tes tindakan pertama, peneliti
sebagai teknik utama dan didukung bersama guru Sosiologi
dengan wawancara dan dokumentasi mendiskusikan skenario rencana
sebagai teknik pendukung untuk pelaksananaan pembelajaran
mengumpulkan data. yaitu dengan mempelajari materi
bab 3 kelas X tentang Interaksi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sosial dan Dinamika Sosial serta
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
model pembelajaran Two Stay
Siklus Pra Tindaka
Two Stray (TSTS). Skenario
Pada tahap ini peneliti
rencana pelaksanaan
belum ikut capur dengan proses
pembelajaran bersumber dari
belajar mengajar yang
Rencana Pelaksanaan
diselenggarakan oleh guru.
Pembelajaran (RPP) Guru
Peneliti hanya mengamati
Sosiologi Kabupaten Karanganyar
pembelajaran yang dilakukan oleh
dan dari rencana pelaksanaan
guru dan menganalisis hasil
pembelajaran peneliti yang telah
evaluasi siklus pra tindakan.
dikonsultasikan dengan dosen
Dari analisis masalah
pembimbing.
yang ditemukan dan berdiskusi
Pelaksanaan Tindakan
dengan guru pengajar ditemukan
Pelaksanaan tindakan siklus
mengapa prestasi belajar siswa
I dilaksanakan selama 3 kali
kelas X 4 belum maksimal. Untuk
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
itu guru dan penelti sepakat untuk
tanggal 1, 8, 15 November 2013 di
memberikan tindakan berupa
ruang kelas X 4 SMA Negeri

5
Kebakkramat. Masing-masing Tuntas 25 69,44%
pertemuan dilaksanakan selama 2 x Tidak
11 30,55 %
45 menit. Kegiatan pada pertemuan Tuntas
pertama dan kedua adalah Total 36 100%
menjelaskan materi secara Berdasarkan tabel dan
keseluruhan dan penggunaan model diagram di atas dapat dilihat bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Two jumlah peserta didik yang mencapai
Stay Two Stray (TSTS). Sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
itu pada pertemuan ketiga akan berjumlah 25 (69,44%), sedangkan
diadakan tes evaluasi siklus I. peserta didik yang belum memenuhi
Kegiatan pembelajaran yang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dilaksanakan pada siklus I ini berjumlah 11 (30,55 %)..
merupakan usaha memperbaiki dan Analisis dan Refleksi
meningkatkan kualitas pembelajaran Berdasarkan dari hasil
sebelumnya dengan menggunakan observasi dan interprestasi tindakan
model pembelajaran kooperatif tipe pada siklus I peneliti menemukan
Two Stay Two Stray (TSTS). beberapa kelemahan dalam
Observasi penerapan model pembelajaran
Dari data nilai evaluasi kooperatif teknik Two Stay Two
siklus pertama yang telah diperoleh, Stray (TSTS). Kelemahan pada
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas siklus I diantaranya sebagai berikut:
mengalami peningkatan dari 64 di 1) Segi Guru
siklus pra tindakan menjadi 74,58 a) Guru kurang mengontrol pada
pada evaluasi sikus I, dan persentase saat proses belajar mengajar
ketuntasan peserta didik dapat sehingga siswa masih ada
digambarkan sebagai berikut : yang ramai pada saat awal
Prestasi Belajar Siklus I pembelajaran dan masih
Jumlah bingung dengan model
Kriteria
peserta Persentase pembelajaran kooperatif
didik teknik two stay to stray
(TSTS).

6
b) Guru dalam menjelaskan Berdasarkan observasi dan
materi dan memberikan analisis di atas, maka tindakan
contoh terlalu cepat sehingga refleksi yang dapat dilakukan adalah:
sulit untuk diikuti. Waktu 1) Guru meningkatkan kontrol
yang disediakan guru untuk dan penguasaan kelas untuk
tanya jawab juga sangat meningkatkan disiplin kelas.
terbatas. Terkadang guru 2) Guru lebih meningkatkan lagi
juga kesulitan dalam mencari pengelolaan waktu saat
contoh yang relevan dengan diskusi
materi yang dibahas. 3) Guru lebih banyak lagi
2) Segi Siswa memberikan motivasi kepada
a) Dalam diskusi kelompok ada siswa sehingga siswa menjadi
beberapa siswa yang aktif dan antusias untuk
cenderung masih pasif dan terlibat dalam kegiatan
malu berpendapat, sehingga pembelajaran.
seringkali hanya ikut 4) Guru lebih mendorong dan
pendapat teman member semangat siswa agar
sekelompoknya. dapat aktif dalam
b) Masih banyak siswa yang kelompoknya ketika
kurang serius dan kurang berdiskusi.
antusias dalam mengikuti Siklus 2
kegiatan pembelajaran di Perencanaan
kelas. Kegiatan perencanaan siklus
c) Siswa hanya akan bertanya II ini dilakukan pada hari Rabu 20
kepada guru apabila guru November 2013 bertempat di ruang
melakukan pendekatan. Oleh Tamu Guru SMA Negeri
karena itu, peran guru sebagai Kebakkramat. Peneliti bersama guru
fasilitator sangatlah mendiskusikan hasil yang telah
dibutuhkan. dicapai pada siklus I, dan mencari
kekurangan serta kelebihan yang
telah dilaksanakan pada siklus I.

7
Pada siklus I indikator prestasi perencanaan. Kegiatan pembelajaran
belajar belum memenuhi target, yang dilaksanakan pada siklus kedua
maka pada siklus II ini dilakukan ini merupakan usaha memperbaiki
perbaikan-perbaikan, sehingga dan miningkatkan kualitas
peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran sebelumnya dengan
pelaksanaan siklus II akan menggunakan model pembelajaran
dilaksanakan sebanyak tiga kali kooperatif teknik kancing
pertemuan, yaitu pada taggal 22 dan gemerincin.
29 November 2013 pelaksanaan Observasi
pebelajaran sdengan penerapan Dari nilai hasil evaluasi
model pembelajaran kooperatif tipe siklus II yang telah diperoleh,
Two Stay Two Stray (TSTS) dan diketahui bahwa nilai rata-rata yang
pertemuan ke tiga tanggal 6 diperoleh kelas adalah 82,75. Ini
Desember 2013 pelaksanaan evaluasi artinya jika dibandingkan dengan
siklus II. siklus I, rata-rata nilai telah
Pelaksanaan Tindakan meningkat sebnyak 8.17 dari rata-
Pelaksanaan tindakan rata nilai siklus I 74,58. Maka
adalah penerapan skenario persentase ketuntasan peserta didik
pembelajaran yang telah dirumuskan. dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam penelitian ini pelaksanaan Prestasi Belajar Siklus II
tindakan siklus II, dilaksanakan Jumlah
Kriteria
selama 3 kali pertemuan seperti yang peserta Prosentase
telah direncanakan, yaitu pada hari didik
Jumat, 22 November 2013, Jumat 29
Tuntas 33 91,66 %
November 2013, dan Jumat 6
Desember 2013, di ruang kelas X 4 Tidak
3 8,33%
SMA Negeri Kebakkramat. Tuntas
Pertemuan pertama dilaksanakan
selama 2 x 45 menit, pertemuan Total 36 100%

kedua 2 x 45 menit dan pertemuan Berdasarkan tabel dan


ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan diagram di atas dapat dilihat bahwa

8
jumlah peserta didik yang mencapai perlu dilanjutkan lagi ke siklus
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berikutnya.
berjumlah 33 (91,66%), sedangkan Berdasarkan dari hasil
peserta didik yang belum memenuhi observasi dan interprestasi tindakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus II, peneliti melakukan
berjumlah 3 (8,33%). analisis sebagai berikut:
Analisis dan Refleksi 1) Guru sudah lebih menguasai
Hasil observasi yang telah kelas dan lebih baik dalam
dilakukan dapat dilihat bahwa melakukan kontrol pada saat
penerapan model pembelajaran kegiatan pembelajaran.
kooperatif teknik two stay two stay 2) Pelaksanaan penerapan model
(TSTS) mampu meningkatkan pembelajaran kooperatif teknik
prestasi belajar siswa. Hal ini Two Stay Two Stray (TSTS)
ditunjukan dengan meningkatnya berjalan lebih baik dan lebih
nilai rata-rata kelas. Rata-rata kelas sesuai dengan yang diharapkan.
pada evaluasi siklus I adalah 74,58 3) Keaktifan siswa dalam
sedangkan rata-rata kelas pada mengikuti kegiatan belajar
evaluasi siklus II adalah 82,75. Hal mengajar mengalami
ini menunjukkan bahwa nilai rata- peningkatan. Siswa lebih
rata kelas X 4 mengalami bersemangat dalam mengikuti
peningkatan. Sebanyak 91,66% pelajaran, sehingga lebih mudah
siswa dinyatakan tuntas, karena dikontrol. Lebih banyak siswa
pencapaian hasil belajar mereka yang bertanya pada saat
sudah mencapai KKM (Kriteria menemui kesulitan dalam
Ketuntasan Minimal), yaitu 75. Dari kegiatan diskusi.
hasil refleksi tersebut dapat diketahui 4) Dari segi hasil belajar, siswa
bahwa penerapan model yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus menjadi 91,66% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap 33 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak peningkatan dan sudah di atas

9
nilai standar, sehingga dianggap aktif selama proses
pembelajaran sudah mencapai pembelajaran
titik ketuntasan. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan observasi dan Perbandingan Hasil Tindakan
analisis siklus II yang sudah Antarsiklus
dipaparkan, maka tindakan refleksi Penerapan model
yang dapat dilakukan adalah: pembelajaran kooperatif tipe Two
1) Guru lebih inovatif dalam Stay Two Stray (TSTS) terbukti
menggunakan model berhasil meningkatkan prestasi
pembelajaran pada saat kegiatan belajar siswa kelas X 4 SMA Negeri
belajar mengajar, sehingga siswa Kebakkramat Karanganyar pada
tidak cepat merasa bosan dan mata pelajaran sosiologi.
akan lebih bersemangat dalam Peningkatan prestasi tersebut dapat
mengikuti kegiatan belajar dilihat dari hasil yang telah diperoleh
mengajar di kelas. pada siklus I dan Siklus II.
2) Guru harus mampu menciptakan Peningkatan prestasi belajar peserta
suasana belajar kondusif agar didik kelas X 4 SMA Negeri
siswa merasa nyaman dan lebih Kebakkramat Karanganyar dalam
penerapan model ketuntasan:
Ketuntasan Dari tabel diatas dapat kita lihat laju
KK Rata
Tahap peningkatan rata-rata siswa kelas X 4
M -rata Jumah %
dalam bentuk diagram sebagai
64,0 9 25
Pra 75
8 berikut;
74,5 25 69,44 100
I 75 PerbandinganNilai Rata-
8
80 Rata 82,75
82,7 33 91,66 74,58
II 75 64,08
5 60
pembelajaran kooperatif tipe Two
40
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus I Nilai rata-…
20
dan Siklus II dapat kita lihat dari;
Perbandingan nilai rata-rata 0
Prasiklus Siklus I Siklus II

10
Untuk memperlihatkan kembali mengalami peningkatan
peningkatan persentase ketuntasan nilai rata-ratanya menjadi 82,75.
siswa dapat dilihat dari diagram Peningkatan prestasi ini juga
berikut ini; didukung dengan peningkatan
Persentase Ketuntasan persentase ketuntasan prestasi belajar
35
Siswa siswa. Persentase ketuntasan siswa
30
25 pada evaluasi pra siklus hanya 25%
20
15 33 meningkat menjadi 69,44% di siklus
25
10
I dan kembali meningkat lagi
5 9
0 menjadi 91,66% pada siklus II.
Pra Siklus I Siklus II
Tindakan Dari analisis data diatas
terbukti bahwa penerapan model
Berdasarkan diagram di atas pembelajaran kooperatif tipe Two
dapat dilihat bahwa rata-rata prestasi Stay Two Stray (TSTS) mampu
belajar peserta didik kelas X 4 meningkatakan prestasi belajar mata
mengalami peningkatan setelah pelajaran Sosiologi peserta didik
penerapan model pembelajaran kelas X 4 SMA Negeri Kebakkramat
kooperatif tipe Two Stay Two Stray tahun ajaran 2013/2014.
(TSTS). Seperti pada diagram di atas Berdasarkan analisis data
dapat diketahui bahwa sebelum dan pembahasan yang telah
dilakukan tindakan/prasiklus nilai dilakukan pada bab sebelumnya,
rata-rata peserta didik kelas X 4 maka dapat disimpulkan bahwa
adalah 64 setelah penerapan model penerapan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Two kooperatif teknik Two Stay Two
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus Stray (TSTS) dapat meningkatkan
pertama meningkat menjadi 74,58. prestasi belajar sosiologi siswa kelas
Sedangkan pada siklus kedua X 4 SMA Negeri Kebakkramat.

11
Peningkatan prestasi belajar 3. Siswa mampu memahami dan
tersebut dapat dilihat dari beberapa menguasai materi dengan baik.
indikator berikut: Hal tersebut dapat dilihat dari
1. Siswa semakin aktif dalam peningkatan rata-rata kelas
mengajukan pertanyaan, sebanyak 8,17 yaitu dari 74,58 di
menjawab pertanyaan dan siklus I, menjadi 82,75 di siklus
berpendapat selama kegiatan II, ketuntasan hasil belajar siswa
belajar mengajar berlangsung. juga mengalami peningkatan
Hal tersebut ditunjukkan dengan sebanyak 22,22%, yaitu dari
adanya peningkatan keaktifan 69,44% siswa pada siklus I,
siswa dalam mengajukan menjadi 91,66% siswa pada
pertanyaan, menjawab dan siklusII.
berpendapat selama proses
pembelajaran sebesar 2,78%,
yaitu dari 77,77% pada siklus I
menjadi 80,55% pada siklus II.
2. Teradi peningkatan interaksi antar
siswa pada saat diskusi. Hal
tersebut ditunjukkan dengan
adanya peningkatan keaktifan
siswa saat berinteraksi saat
menerangkandalam kelompoknya
sebesar 2.78%, yaitu dari 80,55%
pada siklus I, menjadi 83,33%
pada siklus II.

12
Daftar Pustaka

Anwar, K & Harmi, H. (2011). Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum


Tngkat Satuan Pendidikan. Bandug: Alfabeta
Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012)
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo
Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis

13
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-
TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line)
(http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 April 2014)
Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta: Uniba
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N.
Yusron. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif. Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru. Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200
3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 Januari 2014)

14

Anda mungkin juga menyukai