Anda di halaman 1dari 16

OPTIMASI DIAMETER POROS

TERHADAP VARIASI DIAMETER SPROKET


PADA RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR

Daswin Basselo1), Stenly Tangkuman2), Michael Rembet3).


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
bdaswin@gmail.com

ABSTRACT
The rear wheel shaft of a motorcycle is classified as an axle which is supporting the
bearing so that the rear tire rotated well. This study is aimed to get the optimum diameter of
shaft which is capable of withstanding the load in accordance with the existing load conditions,
and analyzing the torque ratio between the front and rear sprocket which have varied diameter.
Optimization modeling program is using Matlab 2010.
Optimization is done by using objective variable function accompanied with constraints
in terms of stress and deflection on the rear axle while supporting the loads. The results of
Optimization are Do 14 mm and Di 12,0889 mm, 12,0817 mm, 12,0627 mm, 12,0597mm with
factory standard power of motorcycle (8426,41 Nm/s) which is complying to optimization rules.
The optimization result shows the decreasing of inner diameter of the shaft along with
increasing the sprocket’s diameter.

Key word : Shaft, optimization, outer diameter (Do), inner diameter (Di).

ABSTRAK
Poros roda belakang sepeda motor tergolong dalam poros dukung yang berfungsi
menopang bantalan sehingga roda belakang dapat berotasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai diameter poros yang optimum yang mampu menahan beban sesuai
dengan kondisi beban yang ada, serta menganalisis perbandingan torsi pada sproket depan ke
sproket belakang yang memiliki diameter sproket yang bervariasi. Pemodelan program optimasi
hanya sebatas komputerisasi dengan menggunakan software matlab 2010.
Optimasi dilakukan dengan membuat variabel fungsi objektif yang disertai kendala
berupa tegangan dan defleksi yang terjadi pada poros roda belakang ketika menopang beban.
Hasil dari optimasi diameter poros diperoleh D0 14 mm dan Di 12,0889 mm, 12,0817 mm,
12,0667 mm, 12,0627 mm, 12,0597 mm dengan daya sepeda motor standar pabrik 8426,41 Nm/s
yang telah memenuhi kaidah optimasi. Dari hasil optimasi diameter poros menunjukkan
penurunan diameter dalam poros seiring dengan bertambahnya diameter sproket.

Kata kunci : poros, optimasi, diameter luar (D0), diameterdalam (Di).

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 37


I. PENDAHULUAN padanya, dan seharusnya mempunyai
Dalam kehidupan sehari-hari bobot yang ringan agar tidak
sepeda motor merupakan kendaraan yang menimbulkan beban tambahan bagi
tidak asing lagi. Sepeda motor merupakan komponen-komponen terkait lainnya.
gabungan dari berbagai macam komponen Pada roda belakang sepeda motor
yang bekerja saling mendukung dan juga terdapat sproket, dimana gaya rantai
terpadu sehingga berfungsi sebagaimana pada sproket merupakan beban bagi poros
mestinya. Banyak hal yang harus roda belakang. Besarnya gaya tersebut
diperhatikan oleh seorang perancang dipengaruhi oleh ukuran diameter sproket.
dalam perancangan komponen sepeda Metode optimasi akan
motor, hal tersebut antara lain : diaplikasikan pada penelitian ini, untuk
komponen sesuai fungsi, keamanan, mendapatkan diameter optimum poros
ekonomis, dan berdimensi optimum. terhadap variasi diameter sproket, imana
Sepeda motor dapat berjalan diameter optimum tersebut akan
dengan sempurna apabila semua memberikan berat minimum poros.
komponen dalam keadaan baik. Salah satu
bagian sepeda motor adalah roda II. LANDASAN TEORI
belakang. Roda belakang berfungsi untuk 2. 1. Optimasi
menahan beban dan sebagai penggerak Secara matematis optimasi adalah
sepeda motor yang diterima dari tenaga cara mendapatkan harga ekstrim baik
mesin yang disalurkan melalui transmisi maksimum maupun minimum dari suatu
sproket rantai. Pada roda belakang fungsi tertentu dengan faktor-faktor
terdapat poros yang berfungsi menopang kendalanya. Optimasi adalah salah satu
bantalan sehingga roda belakang dapat disiplin ilmu dalam matematika yang
berotasi dengan baik. fokus untuk mendapatkan nilai minimum
Poros roda belakang sepeda motor atau maksimum secara sistematis dari
tergolong dalam poros dukung yang suatu fungsi, peluang, maupun pencarian
berfungsi untuk menopang komponen nilai lainnya dalam berbagai kasus.
yang berputar. Komponen ini harus Optimasi sangat berguna di hampir segala
memiliki dimensi yang cukup agar dapat bidang dalam rangka melakukan usaha
menopang beban-beban yang dikenakan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 37


secara efektif dan efisien untuk mencapai ,setiap himpunan dari tiga bilangan yang
target hasil yang diinginkan. berkesinambungan akan membentuk
Perumusaan umum persoalan optimasi rancangan untuk pasangan gigi.
adalah sebagai berikut :
Fungsi objektif : f (x) = (x) +
(x) ………..(1.1)
2. 1. 1. Variabel Desain
Setiap sistem rekayasa ditentukan
oleh seperangkat kuantitas yang beberapa
Gambar 2. 1. Pasangan roda gigi
diantaranya dilihat sebagai variabel pada
Dalam kasus merancang sepasang
saat proses perancangan. Secara umum,
roda gigi, sebagai contoh titik perancangan
kuantitas tertentu biasanya sudah
merupakan solusi yang
ditentukan pada awal dan ini disebut
memungkinkan, sedangkan titik
parameter awal. Semua kuantitas yang lain
perancangan
dianggap sebagai variabel dalam proses
merupakan solusi yang tidak
perancangan dan disebut dengan variabel
memungkinkan karena tidak
desain xi = 1, 2, …, n. Variabel desain
memungkinkan untuk memiliki sebuah
secara kolektif diwakili sebagai desain
nilai negatif dan nilai pecahan untuk
vector x = (x1, x2,…, xn)T. Sebagai contoh,
jumlah gigi.
perhatikan pasangan roda gigi yang
ditunjukkan pada gambar (2.1), dicirikan
2. 1. 2. Kendala-kendala
oleh lebar w, jumlah gigi T1 danT2, jarak
Dalam berbagai permasalahan
antara titik pusat d, sudut tekanan ψ, profil
praktis, variabel desain tidak dapat dipilih
gigi, dan material. Jika jarak pusat d, ψ
secara sembarangan, melainkan harus
sudut tekanan, profil gigi, dan bahan
memenuhi persyaratan yang fungsional
material dari roda gigi ditetapkan diawal,
dan yang telah ditentukan. Batasan yang
kuantitas ini biasa disebut parameter awal.
harus dipenuhi untuk menghasilkan
Kuantitas yang tersisa secara bersama
perancangan yang dapat diterima secara
dapat ditunjukkan oleh vektor desain x =
kolektif disebut kendala perancangan.
= . Jika tidak ada
Kendala yang memenuhi kriteria
batasan pada pemilihan b, , dan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 38


mengenai perilaku batasan atau perilaku adalah bagian dimensi (n - 1) dimana n
performa sistem disebut kendala perilaku adalah jumlah variabel desain. Permukaan
(behavior constraint). Kendala yang kendala pada daerah perancangan terbagi
memenuhi kriteria batasan fisik pada dua bagian yaitu (x) < 0 dan (x) > 0.
variabel desain seperti ketersediaan, dan Jika titik berada diatas hypersurface maka
fabrikasi dikenal sebagai kendala titik tersebut memenuhi kendala kritis
geometris atau kendala samping (side (x).
constraint). Sebagai contoh, untuk
pasangan roda gigi yang ditunjukkan pada
gambar (2.1) lebar permukaan b tidak
dapat dianggap lebih kecil dari suatu harga
tertentu karena persyaratan kekuatannya.
Demikian pula rasio jumlah gigi / ,
ditentukan dengan kecepatan input dan Gambar 2.2. Permukaan kendala dalam
output poros, dan . Karena batasan ruang desain hipotetis dua dimensi.
ini tergantung pada kinerja pasangan roda
gigi, maka disebut kendala perilaku. Nilai Sedangkan titik yang berada pada daerah
dan tidak boleh bilangan real (x) > 0 adalah titik yang tidak layak
melainkan hanya boleh bilangan bulat. atau tidak dapat diterima, sedangkan titik
Selanjutnya, disini dapat menjadi batas yang berada pada daerah (x) < 0 dapat
atas dan batas bawah pada dan
diterima.
karena batasan pembuatan. Oleh karena itu
batasan tergantung pada batasan fisik yang 2. 1. 4. Fungsi objektif
biasa disebut kendala samping. Prosedur desain biasa bertujuan
2. 1. 3. Constraint Surface menemukan desain yang dapat diterima
Sebagai ilustrasi, masalah optimasi atau layak memenuhi persyaratan
dipertimbangkan dengan ketidaksamaan fungsional dan persyaratan masalah lain.
(x) ≤ 0. Himpunan nilai x yang Secara umum, akan ada lebih dari satu
memenuhi persamaan (x) = 0 merupakan desain yang dapat diterima,dan tujuan dari
bentuk hypersurface dan disebut optimasi adalah untuk memilih yang
permukaan kendala. Catatan bahwa ini terbaik dari banyaknya desain yang

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 39


tersedia. Dengan demikian harus dipilih tidak sesuai dengan perancangan frekuensi
kriteria untuk membandingkan desain maksimum. Dengan demikian pemilihan
yang dapat diterima dan untuk memilih fungsi objektif dapat menjadi salah satu
salah satu yang terbaik. Sehubungan keputusan yang sangat penting dalam
dengan kriteria desain yang dioptimalkan, seluruh proses perancangan optimum.
ketika dinyatakan sebagai fungsi dari Dalam situasi tertentu, mungkin ada lebih
variabel desain, dikenal sebagai fungsi dari satu kriteria yang harus dipenuhi
objektif. Pemilihan fungsi objektif secara bersamaan. Masalah optimasi yang
ditentukan oleh sifat permasalahan. Fungsi melibatkan beberapa fungsi objektif
objektif yang bertujuan untuk dikenal sebagai masalah pemrograman
meminimalkan berat umumnya digunakan multiobjektif .
pada permasalahan pesawat terbang dan
kedirgantaraan. Dalam teknik sipil desain 2. 2. Poros
struktur, fungsi objektif digunakan sebagai Poros adalah komponen alat
minimalisasi biaya. Maksimalisasi mekanis yang mentransmisikan gerak
efisiensi mekanik adalah pilihan yang berputar dan daya. Poros merupakan salah
tepat dari fungsi objektif dalam sistem satu bagian terpenting dari mesin. Hampir
desain teknik mesin. Jadi fungsi objektif semua mesin meneruskan tenaga bersama-
banyak digunakan diberbagai masalah sama dengan putaran. Peranan seperti itu
desain. Namun, mungkin ada kasus dapat dilakukan oleh poros.
dimana optimasi yang berkaitan dengan
2. 2. 1. Macam-macam poros
ukuran tertentu yang dapat menyebabkan
Secara garis besarnya poros
hasil yang mungkin tidak sesuai atau tidak
dibedakan menjadi ;
memuaskan terhadap kriteria lain.
1. Poros Transmisi
Misalnya dalam desain mekanik, daya
Poros ini mendapat beban puntir murni
maksimum gearbox transmisi mungkin
atau puntir dan lentur. Daya
tidak memiliki bobot minimum. Demikian
ditransmisikan kepada poros ini melalui
pula dalam desain struktural, perancangan
kopling, roda gigi, puli, sabuk dan
berat minimum mungkin tidak sesuai
rantai.
dengan perancangan tegangan minimum,
2. Spindel
perancangan tegangan minimum mungkin

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 40


Spindel adalah poros transmisi yang M = besarnya momen lentur pada
relatif pendek, seperti poros utama penampang.
mesin perkakas, dimana beban I = momen kelembaman penampang
utamanya berupa puntiran. Syarat yang lintang terhadap sumbu
harus dipenuhi oleh poros ini adalah netralnya.
deformasinya harus kecil dan bentuk c = jarak dari sumbu netral ke serat
serta ukurannya harus teliti. penampang poros paling luar.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang 2. 2. 3. Defleksi pada poros
diantara roda-roda kereta barang Defleksi adalah perubahan bentuk
dimana tidak mendapat beban puntir. pada balok dalam arah y akibat adanya
Gandar hanya mendapat beban lentur, pembebanan vertikal yang diberikan pada
kecuali jika digerakkan oleh penggerak balok atau batang. Deformasi pada balok
mula dimana akan mengalami beban secara sangat mudah dapat dijelaskan
puntir juga. berdasarkan defleksi balok dari posisinya
sebelum mengalami pembebanan. Defleksi
2. 2. 2. Tegangan lentur pada poros diukur dari permukaan netral awal ke
Poros membawa beban-beban yang posisi netral setelah terjadi peformasi.
tegak lurus terhadap sumbunya. Beban- Konfigurasi yang diasumsikan dengan
beban demikian ini menghasilkan momen deformasi permukaan netral dikenal
lentur di dalam poros yang akan sebagai kurva elastic dari balok.
membangkitkan tegangan geser. Tegangan Jarak perpindahan y didefinisikan
lentur ini merupakan tegangan normal, sebagai defleksi balok. Dalam penerapan
yang dapat berupa tarik atau tekan. kadang kita harus menentukan defleksi
Tegangan lentur maksimal dalam sebuah pada setiap nilai x sepanjang balok.
penampang poros akan terjadi dibagian Hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk
paling jauh dari sumbu netral penampang. persamaan yang sering disebut persamaan
Di titik tersebut, rumus kelenturan defleksi kurva (atau kurva elastis) dari
memberikan tegangan : balok. Sistem struktur yang diletakkan

σ= horizontal dan yang terutama diperuntukan


memikul beban literal, yaitu beban yang
Dimana :

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 41


bekerja tegak lurus sumbu aksial batang. 2. 3. Sproket
Beban semacam ini khususnya muncul Sproket berfungsi untuk
sebagai beban gravitasi, seperti misalnya mentransmisikan gaya putar antara dua
bobot sendiri, beban hidup vertikal, beban poros dimana roda gigi tidak mampu
keran (crane) dan lain-lain. Sumbu sebuah menjangkaunya. Pada sepeda motor
batang akan terdeteksi dari kedudukannya terdapat sproket kecil atau sproket
semula bila benda dibawah pengaruh gaya penggerak dan sproket besar atau sproket
terpakai. Dengan kata lain suatu batang yang digerakkan. Sproket kecil
akan mengalami pembebanan transversal mempunyai fungsi meneruskan putaran
baik itu beban terpusat maupun terbagi dari transmisi ke rantai. Sproket besar
merata akan mengalami defleksi. mempunyai fungsi sebagai meneruskan
Ada beberapa metode yang putaran dari rantai ke roda umumnya
digunakan untuk menyelesaikan berbentuk diameter besar dan letaknya
persoalan-persoalan defleksi antara lain : berada di bagian belakang atau tepat pada
1. Metode integrasi ganda (double poros roda belakang. Jumlah gigi pada
integration) sproket depan dan belakang menghasilkan
2. Metode luas bidang momen (momen rasio final drive. Rasio ini dengan mudah
area metod) dapat diubah yaitu mengubah sprocket
3. Metode energy dengan jumlah gigi yang berbeda. Dengan
4. Serta metode superposisi. penggantian rasio kita bias mendapakan
Metode integrasi ganda sangat sangat tenaga akhir dan torsi bawah yang efektif.
cocok digunakan untuk mengetahui Dari hal ini yang dapat diperoleh adalah
defleksi sepanjang poros. Asumsi yang kita dapat menghitung RPM tertentu yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan diinginkan pada kecepatan jelajah sesuai
tersebut adalah defleksi yang diakibatkan pilihan kita.
oleh gaya-gaya yang bekerja tegak-lurus
terhadap sumbu poros. Defleksi yang III. METODOLOGI PENELITIAN
terjadi relatif kecil dibandingkan dengan 3. 1. Waktu dan Tempat
panjang porosnya, dan irisan yang Penelitian ini dilakukan pada Mei
terbentuk bidang datar akan tetap berupa 2013 sampai Juni 2014 di laboratorium
bidang datar walaupun berdeformasi.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 42


MULAI
computer jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sam Ratulangi. STUDI PUSTAKA

3. 2. Alat dan Bahan Yang Digunakan PENGAMATAN DAN


PENGUKURAN
1. Satu unit sepeda motor GL-Pro neotech
tahun 1996 PROSES OPTIMASI

2. Mistar untuk mengukur panjang poros


3. Jangka sorong untuk mengukur TIDA
K ANALISA HASIL
OPTIMASI
diameter poros
4. Dial gauge untuk mengukur kerataan Y
A

poros PEMBUATAN LAPORAN

5. Tachometer untuk mengukur putaran


SELESAI

pada poros transmisi


Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
6. Laptop sebagai hardwere untuk proses
MULA
I
analisa
- Daya
mesin
3. 3. Prosedur Penelitian - Putaran

Adapun prosedur pelaksanaan Torsi


sproket
penelitian adalah sebagai berikut : depan
Torsi sproket
1. Studi Pendahuluan belakang
 Berat
Studi pendahuluan bertujuan untuk Gaya/tegang penge
an rantai ndara
mencari informasi yang diperlukan pada sproket  Berat
belakang penu
guna kelancaran penelitian. Studi  Mas
mpan
g
pendahuluan memuat informasi sa Momen bending  Berat
jenis pada poros motor
 Panj
bagaimana optimasi dari sebuah poros. ang
poro
Persama Persamaa Persamaan
2. Pelaksanaan Eksperimen ans n displaceme
berat/vo tegangan nt/ defleksi
Pada pelaksanaan eksperimen lume normal pada poros
poros lentur
dilakukan dalam 2 tahap pada
poros
3. 4. Diagram Alir Penelitian optimas MATLA
i
B

Diameter hasil
optimasi :
Optimum poros

SELES
AI

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 43


Gambar 3.2. Diagram alir proses optimasi 2. Sproket Belakang dengan diameter
0,128 m
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. 2. Tabel hasil perhitungan
4. 1. Hasil Pengukuran sproket belakang dengan diameter 0,128
Pengukuran putaran output sproket m
depan dilakukan di halaman parkir Jurusan Torsi Putaran Gaya tarik
Transmisi
(Nm) (rpm) (kg)
Teknik Mesin pada tanggal 26-29 Mei
24,84710641 339,1304 354,958663
2013. Pengukuran dilakukan dengan
1 24,84710641 339,1304 354,958663
menempelkan tachometer pada as pengikat
23,0723131 365,2174 329,6044728
dengan 5 percepatan secara bergantian 15,14120547 556,5217 216,3029353
sampai jarum tachometer menunjukkan 2 14,90826385 565,2174 212,9751978
putaran tertinggi. Pengukuran didasarkan 15,02383178 560,8696 214,6261683

atas besarnya putaran mesin. Pengukuran 10,76707944 782,6087 153,8154206


3 10,76707944 782,6087 153,8154206
putaran output dilakukan sesuai dengan
10,76707944 782,6087 153,8154206
daya motor dan diameter sproket tersebut.
7,178052963 1173,913 102,5436138
1. Sproket depan dengan diameter 0,059 m 4 6,460247667 1304,348 92,28925238
Tabel 4. 1.Tabel hasil pengukuran dan 7,178052963 1173,913 102,5436138
perhitungan sproket depan dengan 5,700218529 1478,261 81,43169328

diameter 0.059 m 5 5,537355143 1521,739 79,10507347


5,537355143 1521,739 79,10507347
Transmi Torsi Putaran Gaya tarik
si (Nm) (kg)
10,80308974 780 366,206432
(rpm) 3. Sproket Belakang dengan diameter 0,14 m
1 10,80308974 780 366,206432
10,03144048 840 340,0488297 Tabel 4. 3. Tabel hasil perhitungan sproket
6,583132813 1280 223,1570445 belakang dengan diameter 0,14 m
2 6,481853846 1300 219,7238592
6,532100775 1290 221,4271449 Torsi Putaran Gaya tarik
Transmisi
4,681338889 1800 158,6894539 (Nm) (rpm) (kg)
3 4,681338889 1800 158,6894539
24,84710641 339,1304 354,958663
4,681338889 1800 158,6894539
1 24,84710641 339,1304 354,958663
3,120892593 2700 105,7929692
4 2,808803333 3000 95,21367232 23,0723131 365,2174 329,6044728
3,120892593 2700 105,7929692 15,14120547 556,5217 216,3029353
2,478355882 3400 84,01206381 2 14,90826385 565,2174 212,9751978
5 2,407545714 3500 81,61171913
15,02383178 560,8696 214,6261683
2,407545714 3500 81,61171913

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 44


10,76707944 782,6087 153,8154206 5. Sproket Belakang dengan diameter
3 10,76707944 782,6087 153,8154206 0,158 m
10,76707944 782,6087 153,8154206
Tabel 4. 5. Tabel hasil perhitungan
7,178052963 1173,913 102,5436138
sproket belakang dengan diameter 0.158 m
4 6,460247667 1304,348 92,28925238
Torsi Putaran Gaya tarik
7,178052963 1173,913 102,5436138 Transmisi
5,700218529 1478,261 81,43169328 (Nm) (rpm) (kg)

5 5,537355143 1521,739 79,10507347 28,08803333 300 355,5447257

5,537355143 1521,739 79,10507347 1 28,08803333 300 355,5447257


26,08174524 323,0769 330,1486739
17,11614531 492,3077 216,6600672
4. Sproket Belakang dengan diameter 0,15m
2 16,85282 500 213,3268354
Tabel 4. 4. Tabel hasil perhitungan
16,98346202 496,1538 214,9805318
sproket belakang dengan diameter 0,15 m 12,17148111 692,3077 154,0693812
Torsi Putaran Gaya tarik 3 12,17148111 692,3077 154,0693812
Transmisi
(Nm) (rpm) (kg) 12,17148111 692,3077 154,0693812
27,00772436 312 360,1029915 8,114320741 1038,462 102,7129208
1 27,00772436 312 360,1029915 4 7,302888667 1153,846 92,44162869
25,07860119 336 334,3813492 8,114320741 1038,462 102,7129208
16,45783203 512 219,4377604 6,443725294 1307,692 81,56614296
2 16,20463462 520 216,0617949 5 6,259618857 1346,154 79,23568174
16,33025194 516 217,7366925 6,259618857 1346,154 79,23568174
11,70334722 720 156,0446296
3 11,70334722 720 156,0446296 6. Sproket Belakang dengan diameter
11,70334722 720 156,0446296
0,172 m
7,802231481 1080 104,0297531
Tabel 4. 6. Tabel hasil perhitungan
4 7,022008333 1200 93,62677778
sproket belakang dengan diameter 0,172 m
7,802231481 1080 104,0297531 Torsi Putaran Gaya tarik
Transmisi
6,195889706 1360 82,61186275 (Nm) (rpm) (kg)
5 6,018864286 1400 80,25152381 31,32896026 268,9655 364,2902355
6,018864286 1400 80,25152381 1 31,32896026 268,9655 364,2902355
29,09117738 289,6552 338,2695044
19,09108516 441,3793 221,9893623
2 18,79737615 448,2759 218,5741413
18,94309225 444,8276 220,2685145
3 13,57588278 620,6897 157,8591021

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 45


13,57588278 620,6897 157,8591021 Gambar 4. 2. Grafik gaya beban sproket
13,57588278 620,6897 157,8591021 belakang terhadap putaran output
9,050588519 931,0345 105,2394014
4 8,145529667 1034,483 94,71546124 4. 2. Hasil perhitungan momen lentur
9,050588519 931,0345 105,2394014 maksimum
7,187232059 1172,414 83,5724658
4. 2. 1. Diagram benda bebas poros
5 6,981882571 1206,897 81,18468106
Permasalahan dapat dimodelkan
6,981882571 1206,897 81,18468106
seperti gambar di bawah ini.
Dari hasil pengisian tabel diatas
FAy FDy
diperoleh perbandingan torsi sproket
depan dengan torsi variasi sproket
belakang dan perbandingan gaya beban
sproket belakang pada grafik di bawah ini
X1 X2 X3

FBy FCy

Gambar 4. 3. Diagram benda bebas poros


yang hendak dioptimasi
Dari gambar 4. 3. Dapat dilihat diagram
benda bebas yang akan di optimasi dimana
FAy dan FDy merupakan gaya aksi dari
beban orang dan sepeda motor. Kemudian
FBy dan FCy adalah gaya reaksinya. Jarak
Gambar 4. 1. Grafik torsi sproket depan antar gaya disimbolkan , dan .
dan belakang terhadap putaran output
4. 2. 2. Diagram momen
Hasil perhitungan momen lentur adalah
sebagai berikut (perhitungan detail ada di
lampiran).
=

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 46


= 180,988 Nm 4. 3. Perhitungan defleksi poros
=
Fa Fd

= 171,934 Nm y2

y1 y3

B C
A D
Fb Fc

Gambar 4. 5. Defleksi yang terjadi


pada poros
0,055 m 0,108 m 0,13 m
Dibawah ini merupakan hasil perhitungan
180,988 Nm
defleksi pada poros dengan diameter
171,934 Nm
sproket 0,15 m (Perhitungan detail ada di
lampiran).

=-

=-
[M]

Gambar 4. 4. Diagram momen gabungan


=-
Jadi, momen maksimum adalah 180,988
Jadi, defleksi maksimum yang terjadi pada
Nm.
poros dengan diameter sproket 0,15 m
Untuk variasi nilai diameter sproket
adalah =-
belakang, momen lentur maksimumnya
Untuk variasi nilai diameter sproket
adalah sebagai berikut :
belakang, defleksi maksimumnya adalah
Tabel 4.7. Perbandingan momen
sebagai berikut :
maksimum pada variasi ameter sproket.
Tabel 4.8. Perbandingan defleksi
No. Diameter sproket, m Momen maksimum, Nm
maksimum pada variasi diameter sproket.
1 0,128 179,348

2 0,140 179,878

3 0,150 180,988

4 0,158 181,285

5 0,172 181,505

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 47


No. Diameter sproket, m Defleksi Di
1 0,128 -
dimana :
2 0,140 - V = volume poros
3 0,150 - Do = diamter luar poros
Di = tebal poros
4 0,158 -
L = panjang poros
5 0,172 -

4. 4. 2. Menentukan kendala-kendala
4. 4. Pembahasan 1. Kendala 1 : Tegangan normal lentur,
Pembuatan program optimasi
σ - ≤ 0
4. 4. 1. Menentukan fungsi objektif
- ≤ 0
Permasalahan dapat dimodelkan
dengan fungsi objektif sebagai
- ≤ 0
berikut :
Meminimalkan : W = ρ g ≤

Dengan menganggap bahwa massa 2π ≤

jenis material adalah konstan, maka



fungsi objektif menjadi lebih
sederhana yaitu :
- ≤ -
Meminimalkan :
V

V
2. Kendala 1b : Tegangan normal akibat
beban impak,

3. Kendala 2 : Defleksi Poros,


Defleksi yang terjadi - defleksi ijin ≤ 0

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 48


- - 0,002 m ≤ 0 18
g2(x)=0
g3(x)=0 g4(x)=0
g1(x)=0
16 g1b(x)=0

14

- - 0,002 m ≤ 0 12 A

10

Di, mm
8 V = 10000

- ≤ 0,002 6
V = 15000

B
4
V=6000 V = 25000 V = 40000
2
C D g5(x)=0


0
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Do, mm

≤ Gambar 4. 6. Grafik hasil optimasi untuk


diameter sproket 0,15 m

≤ Dari grafik hasil optimasi di atas dapat di


lihat bahwa daerah yang memenuhi syarat
≤ - dari optimasi adalah titik A, B , C, dan D.
Dimana, titik-titik ini berada dalam daerah

≤ kendala yang telah ditentukan. Kemudian


dengan melihat fungsi objektifnya, maka
titik A adalah titik yang memiliki nilai

optimasi yang diinginkan karena memiliki
nilai fungsi objektif yang kecil.
4. Kendala 3 : Batasan nilai diameter yang
tersedia di pasaran, 11 mm – Do 0 Dari grafik optimasi diatas diperoleh
5. Kendala 4 : Batasan nilai diameter luar diameter dalam optimum (Di) dan
awal sebelum dioptimasi, Do – 14 mm diameter luar optimum (Do) adalah
0 sebagai berikut :
6. kendala 5 : Batasan nilai diameter Tabel 4. 9. Perbandingan poros roda
dalam, 2 mm – Di 0 belakang sebelum optimasi dan sesudah
optimasi.
Hasil optimasi diameter poros roda
belakang dapat dilihat pada gambar 4.6.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 49


Volume
Do (mm)
Diameter
Di
No. sprocket
(mm)
(mm) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
optimasi optimasi optimasi optimasi

1 128 14,91 14 12,0889 51131,97 11467,70

2 140 14,91 14 12,0817 51131,97 11507,73

3 150 14,91 14 12,0667 51131,97 11591,04

4 158 14,91 14 12,0627 51131,97 11613,24 Gambar 4. 8. Grafik hasil optimasi


5 172 14,91 14 12,0597 51131,97 11629,88 diameter dalam poros (Di) pada variasi
diameter sproket roda belakang.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
Pada gambar 4. 7. grafik
semakin besar diameter dalam (Di)
menunjukkan diameter luar poros (Do)
optimum mengakibatkan menurunnya
yang di dapatkan pada variasi diameter
volume pada poros sehingga membuat
sproket adalah 14 mm. Diameter luar
poros lebih ringan dari sebelumnya namun
poros (Do) tidak mengalami perubahan
masih mampu menahan beban sesuai
ukuran walaupun diameter sproket diubah
dengan kondisi beban yang ada.
ukurannya. Pada gambar 4. 8. Dapat
dilihat bahwa semakin besar diameter
sproket maka nilai diameter dalam
optimum (Di) dari poros yang di dapatkan
semakin kecil dan sebaliknya.

BAB V
Gambar 4. 7. Grafik hasil optimasi KESIMPULAN DAN SARAN
diameter luar poros (Do) pada variasi 5. 1. Kesimpulan
diameter sproket roda belakang. Dari hasil penelitian optimasi
diameter poros roda belakang sepeda
motor Honda GL-pro Neotech
menggunakan software MATLAB R2010,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 50


1. Proses analisis yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
dengan menghitung reaksi
[1] Achmad Z. 1999. Elemen Mesin I.
pembebanan yang terjadi sesuai data
Bandung : Refika Aditama
hasil pengukuran, kemudian
[2] Honda. 2010. Buku Pedoman Reparasi
dilanjutkan menghitung momen lentur
Megapro. Jakarta : Astra Honda Motor
didapat nilai momen lentur
[3] Ferdinand, Russel, Jhon, dan David F.
maksimum tiap ukuran sproket
2012. Mechanic of Materials. New
179,348 Nm, 179,874 Nm, 180,988
York : the McGraw-Hill companies
Nm, 181,285 Nm, 181,505 Nm.
[4] Mott. R. L. 2009. Elemen-Elemen
2. Program optimasi diameter
Mesin Dalam Perancangan Mekanis.
poros telah berhasil dibuat dengan
Yogyakarta : ANDI
nilai output berupa diameter luar dan
[5] Neimann, Gustav dan H Winter. 1992.
diameter dalam dengan menggunakan
Elemen Mesin. Jakarta : Erlangga
6 variabel fungsi objektif.
[6] Singiresu. S. R. 2009. Engineering
3. Dari program optimasi diameter poros
Optimization : Theory and Practice.
roda belakang didapat nilai diameter
By Jhon Wiley & SONS, INC
luar (Do) 14 mm dan diameter dalam
[7] Wada. J. I. 2009. Analisa Dinamika
(Di) 12,0889 mm, 12,0817 mm,
Mekanisme Engkol Luncuran Tunggal
12,0667 mm, 12,0627 m, 12,0597m.
di Jalur Produksi Sumpit Bambu
5. 2. Saran ( Bamboo Rattern Machine Whole
1. As roda belakang sepeda motor Plan) Model LW-002. Skripsi Program
Honda gl-pro neotech yang telah di S1 Teknik Mesin Universitas Sam
optimasi dapat diaplikasikan Ratulangi. Manado.2009
sebagai alternatif. [8] Y Eka. 2009. Pengenalan Komponen
2. Penelitian ini diharapkan dapat Mesin. Bandung : Arfino Raya
dijadikan referensi bagi mahasiswa
yang melakukan optimasi pada
komponen-komponen sepeda
motor yang lain.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 51

Anda mungkin juga menyukai