Anda di halaman 1dari 6

PERIODONSIUM SEBAGAI WADUK SITOKIN

DAN EFEKNYA

Ratih Larasati1, I G AA PT. Swastini2


1,2
Dosen Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan Gigi

Abstract. Some studies show a link between periodontal disease and cardiovascular disease
(CVD), and tooth loss may be associated with an increased risk of coronary heart disease
and infective endocarditis. The relationship between the teeth and CVD can be explained by
periodontal disease, caries, tooth extraction, changes in eating patterns following tooth loss,
or other intruders. Oral and dental procedures incorrectly can cause bacteremia, namely
the entry of microorganisms in the blood and circulate throughout the body. Patients with
dental problems that has cardiovascular disease should take antibiotics before going to the
dentist. The use of antibiotics prior to a dental procedure will reduce the possibility of being
infected by the bacteria. Maintaining oral hygiene is highly recommended to avoid focal
infection.

Keyword: periodontitis, bacteremia, endocarditis

Pendahuluan kalori/lemak hewani.7 Riskesdas tahun


2013 mencatat konsumsi tembakau 36,3 %
Tanggalnya gigi adalah hal yang
pada penduduk usia 15 tahun ke atas, dan
wajar terjadi pada anak-anak karena gigi
hanya 6,5% yang mengkonsumsi sayur
susu akan segera digantikan oleh gigi
dan buah.7 Keadaan ini merata di semua
permanen. Kehilangan gigi permanen di
provinsi, sungguh ironis mengingat
usia dewasa bukanlah hal yang
Indonesia merupakan negara agraris yang
menggembirakan. Hasil penelitian
banyak sayur dan buah. Selain masalah-
didapatkan setiap penurunan jumlah gigi,
masalah perilaku tidak sehat tadi, problem
ada peningkatan kadar enzim berbahaya
lingkungan yang kurang baik, kekurangan
yang mengarah pada peradangan dan
air bersih, kepadatan penduduk, masalah
pengerasan pembuluh darah. Para ahli
kemiskinan, dan stres juga dapat
mencatat bahwa tanggalnya gigi mungkin
mempengaruhi kerja jantung.2 Penelitian
dapat menjadi penanda risiko penyakit
berdasarkan kelompok usia dan status
jantung, peningkatan kadar kolesterol
merokok, didapatkan hubungan yang
'jahat' (LDL), gula darah tinggi, serta
bermakna antara tanggalnya gigi dan
tekanan darah tinggi. Tanggalnya gigi di
penyakit jantung terhadap responden yang
usia dewasa lebih sering terjadi pada
berusia 40 sampai 59 tahun dan tidak
perokok atau mantan perokok, sedangkan
merokok.3
pendarahan pada gusi telah dikaitkan
dengan tingkat kolesterol ‘jahat’ dan
Pembahasan
tekanan darah yang tinggi.1 Tiga faktor
resiko utama yang saling terkait sebagai
1. Penyakit periodontal mempengaruhi
penyebab penyakit tidak menular (PTM)
kerentanan terhadap penyakit
seperti jantung, stroke yaitu kebiasaan
sistemik.
merokok, kurang aktivitas fisik, makan
Banyak penelitian mengenai hubungan
tidak seimbang, kegemukan, diet rendah
antara infeksi mulut dan penyakit sistemik
serat/kurang buah dan sayur & tinggi
terkait dengan penyakit periodontal, sejauh

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 29


tentang infeksi mulut yang paling umum. Periodonsium berfungsi sebagai waduk
Istilah penyakit periodontal digunakan (tempat penampungan) bagi mediator yang
untuk menggambarkan sekelompok berlebihan, sehingga mediator-mediator
kondisi yang menyebabkan peradangan tersebut dapat memasuki sirkulasi,
dan kerusakan pada perlekatan (attachment) menginduksi kemudian melangsungkan
gigi, yaitu gingiva, ligamen periodontal, efek sistemik. IL-1β membantu koagulasi
sementum akar, dan tulang alveolar. dan trombosis, dan menghambat
Penyakit periodontal disebabkan oleh fibrinolisis. IL-1β, TNF-α, dan tromboksan
bakteri yang ditemukan pada plak gigi, dan dapat menyebabkan agregasi platelet dan
ada sekitar 10 spesies diidentifikasi adhesi, pembentukan lipid-laden foam
sebagai patogen pada penyakit periodontal, cells, dan deposisi kolesterol. Mediator
berbentuk batang terutama bakteri yang berasal dari periodonsium yang sakit
gram-negatif. Actinobacillus diduga juga dapat menyebabkan bayi lahir
actinomycetemcomitans, Porphyromonas prematur dan berat badan lahir rendah
gingivalis, dan Bacteroides forsythus (BBLR).4
adalah bakteri gram negatif yang paling
sering dikaitkan dengan periodontitis. Lesi 3. Penyakit sistemik yang berkaitan
periodontitis menunjukkan peradangan dengan infeksi mulut
gingiva, kerusakan ligamen periodontal a. Penyakit kardiovaskular
dan tulang alveolar. Hal ini menyebabkan Penyakit kardiovaskular seperti
kehilangan tulang dan migrasi apikal epitel aterosklerosis dan infark miokard terjadi
junctional, sehingga terbentuk kantong sebagai akibat dari faktor kompleks
periodontal. Periodontitis dapat genetik dan lingkungan. Faktor genetik
mempengaruhi kerentanan host untuk meliputi usia, metabolisme lipid, obesitas,
penyakit sistemik dengan tiga cara yaitu hipertensi, diabetes, meningkatnya level
dengan faktor risiko bersama, oleh biofilm fibrinogen, dan polimorfisme antigen
subgingiva bertindak sebagai reservoir trombosit spesifik Zwb (P1A2). Faktor
(waduk) bakteri gram negatif, dan melalui risiko lingkungan meliputi status sosial
periodonsium bertindak sebagai reservoir ekonomi, stres olahraga, diet, obat
mediator inflamasi.4 nonsteroidal anti-inflammatory, merokok,
dan infeksi kronis. Faktor klasik risiko
2. Periodonsium sebagai waduk sitokin. penyakit kardiovaskular seperti hipertensi,
Sitokin merupakan protein-protein kecil hiperkolesterolemia, dan merokok hanya
sebagai mediator dan pengatur imunitas, satu-setengah sampai dua pertiga dari
inflamasi dan hematopoesis (proses variasi dalam kejadian penyakit
produksi sel darah di sumsum tulang). kardiovaskular. Di antara faktor-faktor
Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat risiko lain yang memungkinkan adalah
yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari terdapatnya bukti-bukti yang mengaitkan
sistem kekebalan tubuh yang membawa infeksi kronis dan peradangan dengan
sinyal antara sel-sel lokal, dan memiliki penyakit kardiovaskular. Hal ini jelas
efek pada sel-sel lain. Sitokin dihasilkan bahwa penyakit periodontal mampu
sebagai respon terhadap stimulus sistem mempredisposisi individu terhadap
imun.5 Nama dari sitokin bermacam- penyakit kardiovaskular, mengingat
macam tergantung dari tempat banyaknya spesies gram negatif yang
produksinya dan perannya.6,7 terlibat, level sitokin proinflamasi yang
Proinflamasi sitokin tumor necrosis factor terdeteksi, infiltrat kekebalan tubuh dan
alfa (TNF- α), interleukin-1 beta (IL-1β), peradangan berat yang terlibat, asosiasi
dan interferon gamma (IFN-γ) serta fibrinogen perifer tinggi, dan sejumlah sel
prostaglandin E2 (PGE2) akan mencapai darah putih (WBC).
konsentrasi tinggi pada periodontitis.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 30


Gambar 1. Mekanisme yang mengaitkan infeksi mulut dan penyakit periodontal terhadap penyakit
kardiovaskuler4

Ada beberapa mekanisme seperti yang seperti early-onset periodontitis dan


diilustrasikan pada gambar 1, penyakit refractory periodontitis, memiliki fenotipe
periodontal dapat memicu jalur yang monosit hyperinflammasi. Mekanisme
mengarah ke penyakit jantung melalui efek ketiga, mungkin melibatkan hubungan
langsung dan tidak langsung dari bakteri antara bakteri dan produk peradangan
mulut. Pertama, bukti ini menunjukkan periodontitis dengan penyakit
bahwa bakteri mulut seperti Streptococcus kardiovaskular. LPS dari periodontal
sanguis dan Porphyromonas gingivalis dipindahkan ke serum sebagai akibat dari
menginduksi agregasi platelet, yang bakteremia atau invasi bakteri yang
mengarah ke pembentukan trombus. mungkin memiliki efek langsung pada
Mekanime kedua, respon host terhadap endotel sehingga terjadi aterosklerosis.
mikroba tertentu atau tantangan LPS, LPS juga dapat menimbulkan rekrutmen
seperti tercermin dalam pelepasan sel-sel inflamasi ke dalam pembuluh darah
mediator proinflamasi tingkat tinggi utama dan merangsang proliferasi otot
seperti PGE2, TNF-α, dan IL-1β. Beberapa polos pembuluh darah, pembuluh darah
peneliti telah menyarankan bahwa gen degenerasi lemak, intravaskular koagulasi,
yang mengatur respon T-cell monocyte dan dan platelet fungsi darah. Perubahan ini
lingkungan host-mikroba dapat langsung adalah hasil dari tindakan berbagai
memicu dan memodulasi respon inflamasi. mediator biologis, seperti PG, ILS, dan
Pasien dengan penyakit periodontal, TNF-α pada pembuluh darah endotelium

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 31


dan otot polos. Fibrinogen dan menyebar ke tempat lain di tubuh seperti
meningkatnya jumlah WBC pada pasien ginjal, jantung, mata, kulit. Dampak
periodontitis mungkin sebagai efek penyakit gigi pada jantung dapat berupa
sekunder dari mekanisme di atas atau penyakit jantung koroner, peradangan otot,
konstitutif yang berisiko untuk penyakit serta katup jantung (endokarditis). Bakteri
kardiovaskular dan periodontitis.4 yang terikut aliran darah bisa
memproduksi enzim yang mempercepat
b. Endokarditis infektif terbentuknya bekuan darah sehingga
mengeraskan dinding pembuluh darah
Endokarditis infektif adalah infeksi bakteri jantung (aterosklerosis). Bakteri dapat juga
pada katup jantung atau endotelium melekat pada lapisan (plak) lemak di
jantung. Endokarditis jarang terjadi pada pembuluh darah jantung dan mempertebal
orang yang jantungnya normal. Namun, plak. Semua itu, menghambat aliran darah
orang-orang yang sudah memiliki cacat serta penyaluran sumber makanan dan
tertentu pada jantungnya beresiko terhadap oksigen ke jantung, sehingga jantung tak
endokarditis saat terjadi bakteremia.4 berfungsi semestinya. Gejala awal dapat
Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya berupa nyeri dada, meliputi rasa seperti
vegetasi yang dapat terjadi pada katup terbakar, tertekan, dan beban berat di dada
jantung (baik katup buatan maupun katup kiri, yang dapat meluas ke lengan kiri,
natif), endokardium dan benda asing leher, dagu, dan bahu. Nyeri dada juga
intravaskular seperti benda penutup defek terasa di bagian tengah dada selama
atau membuat pirau intrakardial untuk beberapa menit. Setelah kejadian biasanya
memperbaiki kelainan jantung bawaan. diikuti rasa mual, muntah, pusing, keringat
Tindakan perawatan gigi dapat dingin, tungkai serta lengan menjadi
menimbulkan bakteremia yang pada dingin, napas terengah-engah, dan sesak
akhirnya dapat menimbulkan endokarditis napas.Angina berkepanjangan akan
infektif. Timbulnya bakteremia dapat menjurus ke serangan jantung (miokard
berasal dari perawatan yang dilakukan di infark). Namun sering kali penyakit
ruang praktek dokter gigi (pencabutan gigi, jantung koroner berlangsung tanpa adanya
perawatan endodontik, bedah periodontal gejala, ia tidak menimbulkan masalah
dan root scaling), atau sebagai akibat dari sampai keadaannya sudah parah.
aktifitas sehari-hari seperti mengunyah, Kemungkinan lain, reaksi peradangan
menyikat gigi atau flossing pada mulut yang disebabkan oleh penyakit gigi
yang tidak sehat. Higiene mulut yang meningkatkan pembentukan plak yang
buruk dan gigi yang tidak terawat memacu penebalan dinding pembuluh
mengakibatkan pembusukan gigi yang darah. Penelitian menunjukkan, orang
parah dan periodonsium yang tidak sehat, dengan penyakit gigi mempunyai risiko
yang keduanya akan meningkatkan dua kali lebih tinggi terkena penyakit
kemungkinan berkembangnya bakteremia jantung koroner. Endokarditis bakteri yang
yang menyertai kegiatan sehari-hari seperti ditemukan pada plak gigi merupakan salah
makan, menyikat gigi dan flossing.4,8 satu faktor penyebab endokarditis. Bakteri
di lubang gigi maupun gusi yang rusak
4. Mekanisme penyebaran dapat masuk ke dalam sirkulasi darah
lewat gusi yang berdarah. Bakteri ini
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ dengan mudah menyerang katup jantung
tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori maupun otot jantung yang telah melemah.
fokal infeksi. Fokal infeksi adalah infeksi Gejalanya berupa demam, bising jantung,
kronis di suatu tempat dan memicu perdarahan di bawah kulit, bahkan
penyakit di tempat lain. Racun, sisa-sisa embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah
kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa kecil di organ-organ tubuh lainnya.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 32


Meskipun jarang, penyakit ini dapat zimac, dan lain sebagainya. Perlu
berakibat fatal dan kadang kala diwaspadai oleh pasien dan dokter gigi
memerlukan operasi katup jantung darurat. bahwa semua obat-obat pengencer darah
Selain itu juga sangat dianjurkan harus dihentikan minimal 5 hari sebelum
pemberian antibiotika sebagai profilaksis tindakan gigi seperti pencabutan atau
pada orang yang menderita prolaps katup pembersihan karang gigi, karena hal ini
jantung, penyakit jantung rematik dan dapat menyebabkan pendarahan.3
kelainan jantung bawaan, sebelum
mendapatkan tindakan pengobatan gigi. Kesimpulan dan Saran
Karena mencegah selalu lebih baik
daripada mengobati, perlu perawatan gigi 1. Kesimpulan
yang baik dan pemeriksaan gigi secara
berkala. Cara pencegahan terbentuknya Ada hubungan antara peradangan jaringan
karang gigi cukup sederhana, yaitu dengan pendukung gigi (periodontitis) dengan
rajin dan teliti membersihkan gigi secara penyakit jantung. Bakteri Porphyromonas
baik dan benar. Penggosokan pada lidah gingivalis yang terdapat pada kondisi
selama 30 detik juga terbukti mengurangi periodontitis dapat merangsang produksi
jumlah bakteri dalam mulut. Brosur cara sitokin. Sitokin ini tidak hanya berperan
menyikat gigi yang baik dan benar dapat dalam terjadinya periodontitis, namun juga
diperoleh dengan mudah di setiap tempat menimbulkan penyumbatan pembuluh
praktik dokter gigi. Pemakaian dental floss darah yang berpengaruh ke jantung.
(benang gigi) juga amat penting untuk
membersihkan daerah- daerah yang sulit 2. Saran
terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah
antargigi dan juga pada gigi-gigi yang Berpola hidup sehat dan memelihara
berjejal.3 kebersihan gigi dan mulut dengan cara
menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Kewaspadaan
Kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan
sekali untuk memeriksakan kesehatan
Pasien dengan masalah gigi yang memiliki
giginya dan melakukan perawatan sesuai
penyakit kardiovaskular harus minum
kebutuhan, misalnya pembersihan karang
antibiotik sebelum pergi ke dokter gigi.
gigi, menambal gigi, mencabut gigi,
Penggunaan antibiotik sebelum prosedur
membuat protesa, dan lain-lain.
perawatan gigi akan mengurangi
kemungkinan terinfeksi oleh bakteri
endokarditis, yaitu sejenis bakteri yang Daftar Pustaka
menyerang katup arteri. Jika mencapai
1. Preidt, R., tt, Tooth Loss Associated
arteri selama prosedur perawatan gigi,
With Higher Risk For Heart
bakteri tersebut dapat mengiritasi arteri
Disease, http://www.webmd.com/oral-
sebagaimana mengiritasi jaringan gusi.
health/news/20130307/tooth-loss-
Bakteri ini berpotensi pula menyebabkan
associated-with-higher-risk-for-heart-
plak di arteri yang dapat menghambat
disease ( diakses Desember 2015)
aliran darah. Ketika aliran darah terganggu,
potensi terkena serangan jantung akan
2. Arlan, tt, Gigi Tanggal Sangat
lebih besar. Jika penyumbatan terjadi di
Berpengaruh Terhadap Terjadinya
pembuluh darah otak, maka kondisi ini
Penyakit
bisa memicu stroke. Juga pada pasien-
Jantung, http://yangperluandaketahui.bl
pasien dengan kelainan jantung biasanya
ogspot.co.id/2010/01/gigi-tanggal-
meminum obat-obat pengencer darah
seperti aspilet, ascardia, trombo aspilet,

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 33


sangat-berpengaruh.html (diakses
Desember 2015)

3. Kam, 2008, Gigi Sebagai Sumber


Penyakit Jantung, http://dechacare.
com/Gigi-sebagai-Sumber-Penyakit-
Jantung-I145-1.html(diakses Desember
2015)

4. Li, X., Kolltveit, K.M., Tronstad, L.,


and Olsen, I., 2000, Systemic Diseases
Caused By Oral Infection, Clinical
Microbiology Reviews, American
Society For Microbiology, P. 547–558
Vol. 13, No. 4, https://www.
researchgate net/profile/Ingar_ Olsen2
/publication/12299784_Systemic_Dise
ases_Caused_By_Oral_Infection/links/
0f31753915b890775f000000.pdf
(diakses 18 Feb 2015).

5. Triskayani, W., 2010, Sitokin Chapter


II, http://repository.usu.ac.id /bitstream
123456789/19262/3/Chapter%20II.pdf
(diakses 27 Januari 2015).

6. Elisa, tt, Sitokin Bab


7, http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/d
ownload/24233/52040c128ab1831760f
6b4299f3b2d78+&cd=2&hl=id&ct=cl
nk&gl=id (diakses 27 Januari 2016)

7. Kementerian Kesehatan RI, 2013,


Riskesdas 2013, http://www.depkes.
go.id/resources/download/general/Hasi
l%20Riskesdas%202013.pdf (diakses
30 September 2015).

8. Rahayuningsih, S.E., 2009, Penata-


laksanaan Penderita Kelainan
Kardiovaskuler Pada Anak-Anak
Dalam Praktek Dokter
Gigi, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/ uploads/2014/01/pustaka
unpad _kelainan _kardiovaskular.pdf
(diakses 20 Februari 2016)

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 34

Anda mungkin juga menyukai