Asma 1
Asma 1
Pasien anak laki-laki, usia 3 tahun, berat badan 12 kg, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai batuk
dan muntah 5 kali berupa makanan yang dimakan sebanyak ¼ gelas belimbing. Batuk tidak disertai dahak, darah, dan tidak terdengar
suara whoop di ujung batuk. Sesak nafas terjadi sampai bibir berwarna kebiruan, disertai suara mengi, dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan posisi. Batuk dan sesak dirasakan terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan karena terlalu aktif atau banyak
beraktivitas. Sesak dan batuk dirasakan semakin memberat pada malam hari terutama saat udara dingin, serta berkurang setelah
diberikan obat sirup batuk pilek.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Konghucu
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
alamat : Jalan Setia No. 1 Kebumen
No RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 Agustus 2017
Diagnoa medis : Asma
Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. X
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Konghucu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jalan Setia No 1 Kebumen
Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
Status Mental
Lemas, takut, gelisah
Pernapasan
Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan
Gastrointestinal
Adanya mual, muntah
Pola Aktivitas
Kelemahan tubuh, cepat lelah
Pemeriksaan Fisik
Dada
1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal
3) Keabnormalan struktur Thorax
4) Contour dada simetris
5) Kulit Thorax; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata
6) RR dan ritme selama satu menit.
Palpasi:
1) Temperatur kulit
2) Premitus: fibrasi dada
3) Pengembangan dada
4) Krepitasi
5) Massa
6) Edema
Auskultasi
1) Vesikuler
2) Broncho vesikuler
3) Hyper ventilasi
4) Rochi
5) Wheezing
6) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
Pemeriksaan Penunjang
1) Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
2) Tes provokasi
a) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.
b) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.
c) Tes provokasi bronkial
Untuk menunjang adanya hiperaktivitas bronkus, test provokasi dilakukan bila tidak dilakukan test spirometri. Test provokasi bronchial
seperti: Test provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua
destilata.
3) Tes kulit: Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.
4) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
5) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
6) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
7) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
8) Pemeriksaan sputum.
Web of Causation (WOC)
Alergen/Non Alergen
↓
Bronkospasme Merangsang respon imun untuk menjadi aktif Vasokontriksi otot
↓ ↓ polos
Perubahan status kesehatan Merangsang IgE ↓
↓ ↓ Merangsang
Kurangnya informasi mengenai penyakit Menempel pada sel mast nervus
↓ ↓ ↓
Mekanisme koping tidak efektif Pelepasan histamin, bradikinan, Peningkatan produksi HCl
↓ dan prostaglandin ↓
Kecemasan ↓ Gastrointestinal
Pembentukan mucus ↓
↓ Mual muntah
Akumulasi sekret di trakea dan bronkus ↓
↓ Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
↓
Sesak
↓
Dispnea
↓
Intoleransi Aktivitas
ANALISIS DATA
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Objektif Alergen
Ada suara mengi saat pasien bernapas; ↓
Batuk pasien tidak efektif (tidak terdapat Merangsang respon imun untuk menjadi
sekret); aktif
Frekuensi napas pasien berubah ↓
(bertambah cepat); Merangsang IgE
Status Nutrisi: Asupan Nutrisi (1009) - Ciptakan lingkungan yang optimal pada - Untuk mengurangi alergi pasien kambuh
- Asupan karbohidrat terpenuhi saat mengkonsumsi makanan (misalnya,
- Asupan vitamin terpenuhi bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari
- Asupan mineral terpenuhi bau yang menyengat)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian - Untuk mengurangi mual dan muntah
Tingkat Ketidaknyamanan (2109) obat antiemetik sebelum makan untuk pasien
- Tidak ada sesak napas mencegah muntah
- Tidak merasa kesulitan bernapas - Edukasi pasien untuk memantau kalori dan - Untuk memandirikan pasien dalam
- Tidak kehilangan nafsu makan intake makanan dengan menggunakan memantau intake makanan
buku harian makanan
Keparahan mual dan muntah (2107)
- Frekuensi mual berkurang Manajemen Gangguan Makan (1030)
- Frekuensi muntah berkurang - Memonitor tanda-tanda fisiologis seperti - Untuk mengetahui data TTV pasien yang
- Tidak kehilangan berat badan TTV dan elektrolit kemudian dapat digunakan untuk acuan
pengambilan tindakan selanjutnya
- Bangun program perawatan dan follow up - Untuk menjaga pola makan pasien saat
(medis, konseling) untuk manajemen di dirumah
rumah
- Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang - Untuk memandirikan pasien
baik dengan klien dan orang terdekat klien
- Observasi klien selama dan setelah - Untuk meyakinkan bahwa intake dan
pemberian makan/ makanan ringan. asupan makanan yang cukup tercapai dan
dipertahankan
DIAGNOSA 3
Intoleran Aktivitas berhubungan dengan dispneu setelah beraktivitas
OUTCOME INTERVENSI RASIONAL
01 14.00
Kamis, 10.00 A : Masalah teratasi sebagian
Memonitor efektifitas terapi oksigen.
30
Agustus P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan obat bronkodilator.
2018 12.00 Mengajarkan batuk efektif.
Mengedukasi keluarga pasien terkait
penyakit dan manajemen obat
bronkodilator saat dirumah.
09.00 Memonitor berat badan pasien. S:
Memonitor TTV pasien. - Pasien masih mengeluhkan mual dan
02 14.00
Memberikan antiemetik ke pasien muntah
sesuai resep dokter.
O:
09.15 Memberikan penjelasan tentang - Pasien masih terlihat lemas
pentingnya nutrisi bagi tubuh kepada
keluarga. A:
Menganjurkan memberikan makanan - Masalah belum teratasi
dalam porsi kecil tapi sering.
Menciptakan lingkungan yang nyaman P:
dan tenang. - Lanjutkan intervensi
P:
- Intervensi dilanjutkan