PENDAHULUAN
I-1
50–75% metana (CH4), 25–45% karbon dioksida (CO2), dan sejumlah kecil gas-gas
lainya, jika pengolahan POME tidak terkendali, metana dalam biogas terlepas langsung ke
atmosfer. Sebagai gas rumah kaca (GRK), metana mempunyai efek 21 kali lebih besar
dibandingkan dengan CO2. Jika kita tidak segera mengubah perilaku hidup maka di masa
depan penduduk Bumi akan menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrim yang
merugikan manusia.
Peningkatan suhu beberapa derajat saja mampu menyebabkan kekeringan hebat
diberbagai belahan dunia, naiknya permukaan laut dan kepunahan masal berbagai
spesiesMaka dengan penggunaan gas metana dapat menghambat penggunaan bahan bakar
dari sumber tidak terbarukan (bahan bakar fosil). Penangkapan metana dan pengubahan
biogas menawarkan salah satu energy alternatif sekaligus menghasilkan energy terbarukan.
Dan tentunya pemanfaatan biogas limbah cair Palm Oil Mill Effluent (POME) pabrik
kelapa sawit ini tidak tergantung oleh cuaca(Pane Perkasa N,E, dkk 2016 ).
Pembangkit listrik tenaga biogas mengambil manfaat dari proses penguraian alami
untuk membangkitkan listrik. Limbah cair organik yang dihasilkan selama produksi kelapa
sawit merupakan sumber energi besar yang belum banyak dimanfaatkan di Indonesia.
Mengubah POME menjadi biogas untuk dibakar dapat menghasilkan energi sekaligus
mengurangi dampak perubahan iklim dari proses produksi minyak kelapa sawit, potensi
daya dari konversi POME menjadi biogas yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit
berdasarkan kapasitas PKS, kapasitas PKS dengan jumlah TBS 30 ton perjam
menghasilkan POME perharinya sebesar 400 𝑚3 dan potensi daya yang dihasilkan sebesar
1,1 MW, sementara pada kapasitas produksi TBS 45 ton perjamnya menghasilkan POME
600 𝑚3 perharinya dan potensi daya yang dihasilkan sebesar 1,6 MW, dan pada
pengolahan TBS sebanyak 60 ton perjam menghasilkan POME perharinya sebesar 800
perharinya dan memiliki potensi daya sebesar 2,1 MW, ini berdasarkan asumsi setiap ton
TBS menghasilkan 0,7 𝑚3 limbah cair, PKS beroperasi 20 jam perhari, konsentrasi COD
55.000 mg/l (Rahayu dkk, 2016).
PT. Inti Indosawit Subur (Asian Agri) Pmks Ukui Satu kabupaten Pelalawan Profinsi
Riau yang bergerak dalam bidang memproduksi minyak mentah (CPO) yang
mengembangkan pembangkit listrik tenaga biogas menggunakan Palm Oil Mill Effluent
(POME), dengan prinsip prinsip keamanan dan keslamatan kerja, sehingga menjadi tempat
yang tepat untuk mempelajari mengenai topik ini. Oleh karena itu penulis memilih Pmks
Ukui-1 PT. Inti Indosawit Subur (Asian Agri ) pelalawan, sebagai tempat melaksanakan
I-2
kerja praktek. Dengan demikian saya dapat mengetahui dengan jelas tentang teknologi
penerapan sistem pembangkit listrik tenaga biogas menggunakan limbah cair kelapa sawit,
kususnya topik yang penulis ajukan yaitu Analisis kualitas Bahan Bakar Terhadap Kinerja
Gas Engine Pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Palm Oil Mill Effluent (Pome).
1.4 Tujuan
Laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
pembangkit listrik tenaga biogas dari limbah cair pabrik kelapa sawit adapun tujuan dari
kerja praktek yang dilakukan penulis diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memahami pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan yakni biogas
dari limbah cair pengolahan minyak kelapa sawit yang dipelajari selama teori
dalam perkuliahan.
2. Memahami dan menganalisa proses konversi energi limbah biomasa menjadi
energi listrik dan memahami prinsip kerja PLTBg
3. Memahami kualitas ba han bakar dan efesiensi dari generator.
I-3