Anda di halaman 1dari 10

76

Metode Pengajaran Bioetika pada Pendidikan Kedokteran

Mardhia1
1
Departemen Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak
Latar belakang : Bioetika merupakan bagian penting dari pendidikan kedokteran, baik pada
pendidikan dokter umum maupun pendidikan dokter spesialis. Pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia pun telah memasukkan unsur bioetika sebagai salah satu capaian dalam pendidikan
kedokteran. Namun, metode pengajaran bioetika masih belum banyak dibahas agar dapat tercapai
sosok profesi dokter yang berempati dan profesional. Metode : Penulisan tinjauan pustaka ini
dengan menelusuri beberapa referensi yang membahas mengenai pendidikan bioetika di bidang
kedokteran. Hasil : Dari penelusuran beberapa literatur, terdapat beberapa metode dalam
pengajaran bioetika antara lain dengan kuliah konvensional, role play, studi kasus, penulisan
narasi serta melalui film. Kesimpulan : Bioetika merupakan komponen penting dalam pendidikan
kedokteran dalam pengembangan profesional medis. Pembelajaran bioetika haruslah mencakup
aspek-aspek yang akan dihadapi oleh mahasiswa kelak di lapangan kerja mereka dengan
menerapkan metode pengajaran yang sesuai.

Kata kunci : Bioetika, pendidikan dokter, profesional

Background : Bioethics is an important part of medical education, both in the general


practitioners and specialist education. Bioethics it self has been pronounced as a point competency
of Indonesian doctor, as write on Indonesian Doctors Standard Competency. However, bioethics
teaching method is not widely discussed in order to achieve the figure of the professional doctor.
Methods : Literature review was written by explore references that explain about bioethics
education in medical term. Results : From the literature search, there are several methods in the
teaching of bioethics, among others, with conventional lectures, role play, case studies, narrative
writing and through the film. Conclusion : Bioethics is an important component of medical
education in the development of a medical professional. Learning bioethics must include aspects
that will be faced by students later in their working field by applying the appropriate teaching
methods.

Keywords : Bioethics, medical education, professional

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


77

PENDAHULUAN mencakup aspek-aspek yang akan


Bioetika saat ini merupakan dihadapi oleh mahasiswa kelak
bagian penting dari kurikulum dilapangan kerja mereka.
standar pendidikan kedokteran di Berdasarkan hal tersebut perlu
dunia, baik pada pendidikan dokter ditelaah metode pembelajaran apa
umum maupun pendidikan dokter yang dapat diberikan agar tujuan
spesialis.1,2,3 Indonesia sendiri saat pengajaran bioetika di pendidikan
ini telah memasukkan unsur bioetika kedokteran dapat tercapai.
pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) Tahun 2012.4 Bioetika
Dengan adanya pemahaman terhadap Bioetika merupakan komponen
prinsip bioetika, maka diharapkan penting dalam pendidikan
akan terbentuk seorang dokter yang kedokteran. Ia merupakan peran
berempati dan memiliki sikap penting bagi pengembangan
profesional yang baik di masa profesional medis, karena ini
depan.5-7 Namun dengan metode apa merupakan satu-satunya cara untuk
sebaiknya bioetika itu dapat menghasilkan sosok profesi dokter
diajarkan kepada mahasiswa berbudi luhur. Dimana diharapkan
kedokteran, mengingat tujuan yang akan terbentuk dokter dengan
ingin dicapai dari pengajaran keterampilan menganalisis dan dapat
bioetika adalah sosok profesi dokter menyelesaikan dilema etika yang
yang berempati dan profesional. terjadi.7 Sedangkan pada pendidikan
Hampir seluruh mahasiswa kedokteran sebelumnya lebih
kedokteran nantinya akan menjadi memfokuskan pada fisiologi,
seorang praktisi kesehatan, dan dapat farmakologi, evidence based
dipastikan setiap harinya akan medicine.8
berinteraksi dengan pasien, teman Berdasarkan survey yang
sejawat, tenaga kesehatan, dilakukan oleh Feudtner et al pada
masyarakat, serta dilema etika yang mahasiswa kedokteran tingkat tiga
dapat muncul. Oleh karena itu dan empat pada enam fakultas
pembelajaran bioetika haruslah kedokteran di Pennysylvania,USA,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


78

58% dari mahasiswa mengatakan konvensional, menulis narasi dan


telah melakukan sesuatu yang film.6,12
mereka anggap tidak etis dan 62%
mengatakan bahwa prinsip etika Studi kasus
mereka telah terkikis. Hal ini Sarah Heuer,13 mengatakan
menunjukkan betapa bioetika bahwa studi kasus merupakan
memiliki peran penting di pendidikan metode pembelajaran bioetik yang
kedokteran. Menurut Sajid, konsep paling tepat untuk mengangkat
pengajaran bioetika sangat efektif masalah moralitas. Kegiatan ini akan
diajarkan di pendidikan preklinik memberikan kesempatan kepada
sejak tahun pertama7,9, namun harus pendidik untuk memunculkan suatu
menerapkan metode yang kasus berhubungan dengan moral di
mendukung pengembangan sikap depan kelas.13
profesional.7 Pada penelitian yang Studi kasus merupakan suatu
dilakukan di Korea pada mahasiswa metode yang akan memberikan
Keperawatan mengenai pengajaran tantangan kepada mahasiswa untuk
bioetik, didapatkan dampak positif berdiskusi satu sama lain dan
dari pengajaran bioetika pada berpartisipasi secara aktif. Dengan
10
kurikulum keperawatan. metode ini maka mahasiswa akan
Agar pendidikan bioetika melatih dan mengembangkan pola
semakin efektif, maka pendidikan ini pikir mereka dalam pemecahan
harus diintegrasikan ke dalam masalah serta kemampuan berpikir
kurikulum kedokteran sehingga kritis, dimana hal ini tidak
terjadi relevansi dan tidak akan didapatkan apabaila bioetika
muncul anggapan bioetika hanya diajarkan dengan metode yang lain.
merupakan serangkaian perkuliahan Suatu studi kasus yang baik akan
yang harus dijalani.11 Metode yang menimbulkan ketertarikan tersendiri
dapat digunakan untuk pengajaran bagi mahasiswa, menimbulkan
bioetika antara lain dengan studi konflik dan kontroversi, dan
kasus, role play, kuliah mendorong siswa bahwa pandangan

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


79

mereka terhadap kasus sangat kedua hal tersebut.13 Apalagi


13
penting. nantinya seorang dokter akan sering
Pada SKDI sendiri, berhadapan dengan masyarakat
pembelajaran bioetika melalui studi umum dan kasus-kasus yang
kasus telah tertulis pada unsur memerlukan pemikiran kritis.
pembelajaran mahasiswa. Studi Studi kasus juga berbeda
kasus ini berhubungan dengan dengan kegiatan debat. Debat
kemungkinan terjadinya dilema etik merupakan suatu pilihan antara
saat mereka masuk ke professional setuju atau tidak setuju dengan kasus
dokter.3 Melalui studi kasus yang diberikan. Mahasiswa hanya
mahasiswa juga diajarkan untuk memiliki satu pandangan yang benar
berdiskusi melalui suatu forum yang mengenai kasus dan pihak lain
menunjukkan suatu demokrasi. Pada dianggap salah. Dengan metode ini
demokrasi, perbedaan pendapat hanya akan menimbulkan suasana
merupakan hal penting yang terjadi, peperangan dibandingkan suasana
dimana akan memberikan demokrasi.13
kesempatan kepada mahasiswa unutk
mempetahankan pendapatnya. Studi Role play
kasus ini akan mendorong Role play merupakan salah satu
mahasiswa menciptakan suasana metode pembelajaran yang
demokrasi di kelas.13 menggunakan peran aktif dari
Kasus bioetik biasanya mahasiswa. Role play diartikan
merupakan gabungan dari beberapa sebagai teknik pembelajaran dimana
aspek permasalahan misalnya mahasiswa diminta untuk berperan
masalah moral dan hukum, yang sesuai dengan skenario untuk melatih
secara langsung berhubungan dengan dan mendapatkan umpan balik dari
kehidupan mahasiswa dan orang lain. keterampilan. Selama role play,
Permasalahan moral dan hukum mahasiswa akan membuat suatu
seringkali membingungkan dan konsep mengenai peran mereka dan
dengan studi kasus ini akan mengimprovisasi perilaku
membantu mahsiswa membedakan profesional dan interpersonal.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


80

Menurut Holsbrink-Engels14, role mereka agar sesuai dengan tugas di


play merupakan metode skenario. Beberapa tempat juga
pembelajaran yang paling banyak menggunakan role cards yang
digunakan untuk pengembangan berfungsi untuk memasukkan
keterampilan interpersonal.15 informasi baru selama peran
Menurut Nestel12 role play dilakukan.12
merupakan metode pendidikan untuk Maier16 menyarankan bahwa
mendapatkan pengetahuan, sikap dan metode role play ini dapat digunakan
keterampilan dalam berbagai disiplin apabila tujuan akhir pengajaran
ilmu dan dengan pelajar berbagai adalah untuk pengetahuan, sikap
usia, pelatihan lintas budaya, bisnis ataupun keterampilan. Untuk
dan sumber daya manusia. Role play memperoleh manfaat pengetahuan,
dapat dilakukan dengan berbagai role play dapat dinilai, diamati dan
cara. Misalnya untuk melatih kemudian didiskusikan bersama.
kemampuan komunikasi dokter- Untuk pengembangan sikap, maka
pasien, maka kita dapat meminta sebaiknya skenario role play bersifat
mahasiswa berperan sesuai dengan longgar sehingga mahasiswa dapat
skenario dan menampilkan apa yang mengekpresikan emosinya secara
12
biasanya terjadi di lapangan. spontan. Sedangkan untuk
Metode ini sendiri terbagi pengembangan keterampilan,
menjadi beberapa macam yang banyaknya kesempatan untuk
tentunya dapat disesuaikan dengan berlatih sangatlah penting. Hal yang
kondisi tempat pengajaran. Role play juga tidak boleh dilupakan dengan
ada yang berbentuk skenario total menggunakan metode ini adalah
sehingga mahasiswa hanya pemberian umpan balik dari pengajar
menyesuaikan diri dengan skenario, maupun mahasiswa lain sangatlah
ada pula berupa skenario sebagian. penting.16
Selain itu ada pula yang hanya Penggunaan metode ini juga
berbentuk tugas yang harus terkadang menemui hambatan,
dilakukan mahasiswa, sehingga misalnya kecemasan siswa,
mereka harus mengimprovisasi peran beranggapan bahwa role play tidak

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


81

membantu dalam pembelajaran, dan perkuliahan biasanya berlangsung


tidak serius dalam memainkan secara satu arah, dimana mahasiswa
perannya.14 Stevenshon dan Sander, hanya akan mendengarkan dan
melaporkan bahwa role play mencatat apa yang disampaikan oleh
merupakan metode yang paling pengajar. Sedangkan pengajaran
sedikit diminati oleh mahasiswa bioetika bertujuan untuk membantu
kedokteran yaitu 32%. Dari mahasiswa mengembangkan
persentase ini 75% mengatakan keterampilan dan kepercayaan diri
bahwa metode ini tidak efektif, untuk menangani berbagai macam
sedangkan 25% dikarenakan alasan masalah etika sebagai pasien,
pribadi misalnya merasa malu.16 anggota keluarga, masyarakat, dan
penyusun kebijakan, baik untuk saat
Kuliah konvensional ini maupun di masa depan.18 Menurut
Menurut Sarah Heuer,13 Louhiala,2 kuliah konvensional
metode kuliah konvensional memiliki keterbatasan dalam
bermanfaat apabila pengajar ingin pengajaran bioetika dan mengatakan
menyampaikan pandangan terhadap bahwa studi kasus merupakan
suatu konsep umum, namun tidak metode terbaik untuk mencapai
akan atau kurang membantu tujuan pengajaran bioetika.
mahasiswa mengembangkan Selain itu penerapan
kemampuan berpikir kritis. Berpikir Kurikulum Berbasis Kompetensi
kritis merupakan suatu sifat yang (KBK) dengan pelaksanaan Problem
harus dimiliki mahasiswa Based Learning yang mengutamakan
kedokteran, dikarenakan hal ini aktivitas mahasiswa (student center
berhubungan dengan bagaimana learning), metode kuliah
seseorang memecahkan masalah dan konvensional tidak dapat dilakukan
membuat suatu keputusan terhadap secara optimal. Hal ini dikarenakan
suatu hal.17 kuliah konvensional lebih diterapkan
Dengan metode kuliah pada pendidikan yang masih
konvensional mahasiswa akan menerapkan perkuliahan dengan
19
terkesan pasif karena metode teacher center learning.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


82

diminta untuk menuliskan


Menulis narasi pengalamannya dalam bentuk narasi.
Mercade AB20 berpendapat
bahwa menulis narasi merupakan Film
suatu hal yang sangat tepat untuk Penggunaan film sebagai
refleksi etika, dikarenakan sarana pembelajaran telah dan terus
berhubungan dengan aspek penting digunakan di banyak universitas,
dalam hidup seperti perasaan, kasih terutama pada bidang kedokteran dan
sayang, harapan, emosi, ilmu kesehatan.22,23 Penggunaan film
kepercayaan, dan nilai. Dengan di pendidikan kedokteran memiliki
menulis narasi, mahasiswa dapat potensi untuk digunakan pada
menggambarkan pengalamannya, berbagai tema. Beberapa ahli juga
pikirannya, mengungkapkan telah mengemukakan pendapatnya
pendapatnya melalui tulisan ataupun mengenai penggunaan film untuk
gambar. Dengan membuat suatu penyampaian pesan prinsip bioetika.
narasi, baik melalui tulisan ataupun Albaladejo dan Sanchez mengatakan
gambar akan menunjukkan apa dengan film kita dapat mempelajari
sebenarnya pandangan kita terhadap prinsip bioetika dan memunculkan
suatu kondisi atau hal. Dua orang nilai bioetika kepada mahasiswa.22
yang berbeda tidak akan melihat Film bahkan dikatakan sebagai
suatu kondisi dengan cara yang sumber yang berdampak hebat ke
sama.20 Penulisan narasi ini dapat masyarakat dan memiliki
diterapkan pada sistem Community kemampuan besar untuk
based education (CBE). Pada sistem menginformasikan, menyebarkan
CBE ini mahasiswa akan turun ke pesan, dan mendidik masyarakat.
masyarakat untuk melihat kondisi Misalnya saat terjadi wabah AIDS,
nyata di lapangan dan dapat banyak film dibuat untuk
berinteraksi langsung dengan menyampaikan informasi dan aspek
masyarakat.21 Setelah berinteraksi edukasi kepada masyarakat. Lebih
dengan masyarakat, mahasiswa dapat jauh lagi, dengan menggunakan
metode yang sesuai, maka film dapat

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


83

digunakan untuk pelatihan profesi.24 membentuk pola pikir untuk


Banyak tema bioetika yang dapat menghasilkan sikap positif mengenai
dipelajari melalui film klasik, situasi dan perawatan pasien serta
misalnya tanggung jawab seorang keluarga pasien. Selain itu film dapat
dokter, eutanasia, bunuh diri, dan melatih keterampilan respon etika
sebagainya.25 mereka terhadap kepedulian dan
Alarcon WA dan Aguirre CM25 dilema sesuai dengan kenyataan.
menyebutkan banyak judul film yang Menurut Alarcon WA dan Aguirre
dapat digunakan utnuk mempelajari CM, film juga dapat membantu
bioetika. Beberapa diantaranya mahasiswa untuk merasakan
adalah The Quiet Duel/Shizukanaru kepekaan sosial terhadap penyakit,
Ketto (1949) oleh Akira Kurosawa kesepian, pengobatan paliatif,
mengenai rahasia medis, kematian, bunuh diri dan pendidikan
paternalisme dan keadilan; Red bioetika kepada tenaga kesehatan.25
Beard/Akahige (1965) oleh Akira
Kurosawa mengenai dokter yang KESIMPULAN
berbudi luhur; Miss Evers Boys Bioetika saat ini merupakan
(1977) oleh Joseph Sargent mengenai komponen penting dalam pendidikan
penyakit siphilis dan penelitian kedokteran dimana dengan
menggunakan manusia; dan masih pengajaran bioetika akan berperan
banyak lagi.25 penting bagi pengembangan
Film dengan kemampuan hebat profesional medis, karena ini
untuk mempengaruhi intelektual, merupakan satu-satunya cara untuk
kepekaan dan empati, sangat menghasilkan sosok profesi dokter
direkomendasikan oleh Alarcon WA berbudi luhur. Dimana diharapkan
dan Aguirre CM sebagai metode akan terbentuk dokter dengan
pengajaran untuk membantu keterampilan menganalisis dan dapat
mahasiswa memiliki pemahanan menyelesaikan dilema etika.
yang lebih baik terhadap orang sakit. Pengajaran bioetika dapat melalui
Dengan artian, pemilihan film yang beberapa metode antara lain studi
sesuai akan dapat mengajarkan dan kasus, role play, menulis narasi,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


84

kuliah konvensional, film, dan 4. Konsil Kedokteran Indonesia.


Standar kompetensi dokter
sebagainya. Indonesia. Jakarta. 2012
5. Marco CA, Lu DW, Stettner E,
Hampir seluruh mahasiswa Sokolove PE, Ufberg JW, Noeller
TP. Ethics curriculum for
kedokteran nantinya akan menjadi emergency medicine graduate
seorang praktisi kesehatan, dan dapat medical education. The Journal of
Emergency Medicine, 2010; 1–7
dipastikan setiap harinya akan 6. Macer DRJ. Moral Games
forTeaching Bioethics. UNESCO.
berinteraksi dengan pasien, teman 2008
7. Sajid MS. Bioethics and Medical
sejawat, tenaga kesehatan, Education. Scottish Medical
Journal, 2008; 53(2): 62-33
masyarakat, serta dilema etika yang 8. Marco CA, Lu DW, Stettner E,
dapat muncul. Oleh karena itu Sokolove PE, Ufberg JW, Noeller
TP. Ethics curriculum for
pembelajaran bioetika haruslah emergency medicine graduate
medical education. J mer med.
mencakup aspek-aspek yang akan 2011;40(5):550-6
9. Choe K, Park S, Yoo SY. Effects of
dihadapi oleh mahasiswa kelak di constructivist teaching methods on
bioethics education for nursing
lapangan kerja mereka dengan students: A quasi-experimental
menerapkan metode pengajaran yang study. J ned t. 2014;34:848-53
10. Kelly E, Nisker J. Increasing
sesuai. bioethics education in preclinical
medical curricula: what ethical
dilemmas do clinical clerks
experience?. Acad Med. 2009;
DAFTAR PUSTAKA 84:498–504.
1. McKneally MF, Singer PA. 11. Jafarey AM. Bioethics and Medical
Teaching bioethics to medical Education. Journal Of Pakistan
studentsand postgraduate trainees in Medical Association, 2003; 53(6):
the clinical setting. Dalam: Ainger 1-2
PA, Viens AM, Ed. The cambridge 12. Nestel D, Tierney T. Role-play for
textbook of bioethics. New York: medical students learning about
Cambridge University Press, 2008. communication: Guidelines for
h.347 maximising benefits. BMC Medical
2. Elster J. How to best teach Education 2007;7:3
bioethics – an introduction. Dalam: 13. Heuer S. Case study method for
Elster J, Ed. How to best teach teaching bioethics. Tesis. Iowa:
bioethics. Report from a workshop Iowa State University, 2008
March 2003 organised by The 14. Holsbrink GA. Using a computer
Nordic Committee on Bioethics and learning environment for initial
NorFA. 2004. h. 11 training in dealing with social-
3. Hochberg MS, Berman RS, Kalet communicative problems. British
AL, Zabar SR, Gillespie C, Pachter Journal of Educational Technology.
HL,.The professionalism 2001; 32: 53–67
curriculum as a cultural change 15. Joyner B, Young L. Teaching
agent in surgical residency medical students using role play:
education. J Am J Surg. 2012; Twelve tipsfor successful role
203:14-20 plays. Medical Teacher 2006; 28
(3): 225–9

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015


85

16. Maier HW. Role playing: structures and


educationalobjectives. The International
Child And Youth Care Network,
2002. Diakses melalui
http://www.cyc-net.org/cyc-
online/cycol-0102-roleplay.html
17. Iranfar Sh, Sepahi V, Khoshay A,
Rezaei M, Karami Matin B,
Keshavarzi F, Bashiri H. Critical
thinking disposition among medical
students of Kermanshah University
of Medical Sciences. Edu R Med S.
2012; 1(2): 17-22.
18. National Institutes of Health.
Exploring Bioethics. Education
Development Center, Inc.
19. Pusat pengembangan pendidikan.
Student center learning dan student
teacher aestethic role sharing.
Universitas gadjah mada. 2010
20. Mercade AB. Clinic bioethics and
cinematographic narrative. J med
mov. 2005; 1: 77-81
21. Tri Nur Kristina. Desain dan
implementasi pembelajaran
berbasis masyarakat di fakultas
kedokteran. Bagian pendidikan
kedokteran, FK UGM. Jogjakarta.
2011.
22. Albaladejo MF, Sanchez JP. Use of
Popular Films in the Teaching of
Bioethics in Studies of Biology. J
med mov. 2011; 7
23. Alexander M. Lenahan P, Pavlov
A. Cinemeducation a
comphrehensive guide to using filn
in medical education. Radcliffe
Publishing Ltd. 2006
24. Sanchez JEG, Mardtin IT, Sanchez
EG. Medicine and cinema, why? J
med mov. 2005; 1: 1-2
25. Alarcon WA, Aguirre CM. The
Cinema in the Teaching of
Medicine: Palliative Care and
Bioethics. J med mov. 2007; 1: 32-
41

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 1. Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai