Anda di halaman 1dari 12

A.

Tujuan

1. Mengetahui dan memahami bahwa rongga-rongga lapisan tipis berperan sebagai


kapasitor.
2. Menentukan besarnya kapasitor lapisan tipis.

B. Alat dan Bahan

Peralatan pokok yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari:

1. AFG sebagai sumber tegangan AC menggunakan frekuensi dari 100 s/d 1000
kHz,
2. Mikoskop optik dengan perbesaran 40 kali untuk mengamati tampang
permukaan lapisan.
3. Osiloskop untuk mengamati bentuk gelombang input AFG dan output pada
lapisan.
4. Multimaster Digital 570 merk True RMS tegangan input, tegangan output serta
mengukur resistansi lapisan
5. Kamera
6. Probe dua titik untuk memberi fasilitas catu tegangan pada lapisan,
7. Selain alat-alat tersebut juga digunakan software “Logger Pro 3.9” dan software
“Microsoft Office Excel”.
8. Resistor sebagai hambatan pada rangkaian
9. Lapisan tipis perak.

C. Landasan Teori

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan


energi listrik dalam bentuk tegangan, sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari
dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua
logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik. Bahan dieletrik
tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor, dimana bahan
dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara dan metal film.
Salah satu fungsi kapasitor digunakan sebagai rangkaian resonansi pada osilator
(Djaelani, E., 2012).

46
Jika sebuah kapasitor dialiri arus bolak- balik, maka pada kapasitor tersebut akan
timbul reaktansi kapasitif (Xc). Besarnya nilai reaktansi kapasitif tersebut tergantung
dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (C) dan frekuensi (f) arus bolak- balik
seperti pada persamaan berikut

1
Xc  (1)
2fC

Gambar 1 memperlihatkan hubungan antara reaktansi kapasitif terhadap


frekuensi arus bolak-balik untuk kapasitansi C yang tetap.

Gambar 30. Hubungan reaktansi kapasitif terhadap frekuensi


Besar tegangan rms pada kapasitor yaitu :
Vrms  I rms X c (2)
(Safitri, I., 2018).

Rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitor terdiri atas kapasitor dan resistor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan DC.

Gambar 31. Rangkaian RC Seri

a. Pengisian Kapasitor Pengisian kapasitor berarti menyimpan muatan kedalam


kapasitor dengan cara menghubungkan kapasitor ke sumber tegangan.


Vc (t) = Vin 1  e
t
RC
 (3)

47
b. Pengosongan Kapasitor Pengisian kapasitor berarti mengosongkan muatan yang
ada didalam kapasitor dengan cara menghubungkan kapasitor dengan sebuah
hambatan.


Vc (t) = Vs 1  e
t
RC
 (4)

D. Prosedur

Percobaan dilaksanakan melaui prosedur sebagai berikut :

1. Memotret tampang permukaan tipis dengan mikroskop optik dan disimpan


dengan nama file tertentu
2. Membuat rangkaian RC seri sebagaimana ditunjukkan pada pada gambar 1
dengan memasang lapisan tipis sebagai kapasitor dan menghubungkan dengan
sumber tegangan kotak AC dari AFG pada frekuensi 4 kHz. Pengamatan
tegangan input dan output dilakukan dengan osiloskop pada mode dual (XY).
Sementara itu pengukuran tahanan lapisan dilakukan dengan multimaster.
3. Melakukan pemotretan tegangan input dan output pada layar osiloskop dan
dilakukan analisis menggunakan sofware “Logger Pro”.

E. Analisis

1. Penentuan kapasitansi lapisan pada percobaan ini telah diketahui sebagai berikut
a. Volt/Div (input) = 2 Volt
b. Volt/Div (output) = 1 Volt
c. R (tahanan) = 0,4816 Ω
d. f (frekuensi AFG) = 4000 Hz

2. Hasil analisis grafik


a) Plot data dari Logger Pro
Dari fitting data pada gambar di logger pro diperoleh plot data seperti pada
gambar dan tabel dibawah.

48
Gambar 32. Grafik hubungan antara waktu dan tegangan

Tabel I. Data track gambar pada logger pro


x (waktu) y (tegangan)
0,0143789 0,0575545
-0,0000092 0,2158242
0,0575434 0,3597058
0,0863197 0,5179755
0,1438724 0,6618571
0,1726487 0,7769624
0,2014250 0,8776795
0,2445895 0,9927847
0,2877540 1,0791137
0,3021421 1,1942190
0,3596947 1,3381005
0,4172474 1,4388176
0,4891882 1,5826992
0,5179645 1,6402519
0,5467408 1,7553571
0,6042934 1,8560742
0,6762342 1,9999558
0,7481750 2,1294492
0,8057276 2,2589426
0,8488921 2,3308834
0,9208329 2,4459887

49
0,9927737 2,5467058
1,0359382 2,6330348
1,1078790 2,7049755
1,1798197 2,7913045
1,2517605 2,8632453
1,3237013 2,9639624
1,4100303 3,0359032
1,4675829 3,0790676
1,5107474 3,1510084
1,5826882 3,1941729
1,6690171 3,2373374
1,7121816 3,2948900
1,7841224 3,3236663
1,8128987 3,3956071
1,9136158 3,4819361
1,9711684 3,5251005
2,0718855 3,6114295
2,1869908 3,6833703
2,3308724 3,7553111
2,4028132 3,8128637
2,5466948 3,8416400
2,6618000 3,9135808
2,7912934 3,9567453
2,8776224 3,9999098
3,0215040 4,0286861
3,0790566 4,0574624

b) Konversi Data
Data yang diperoleh dari tracking gambar selanjutnya di konversi dengan
mengalikan kolom waktu dengan nilai time/div osiloskop dan mengalikan
kolom tegangan dengan volt/div osiloskop saat percobaan, kemudian dapat
diperoleh data sebagai berikut

Tabel II. Data hasil konversi tracking gambar


x (waktu) y (tegangan)
2,87579E-07 0,057554474
-1,84168E-10 0,215824211

50
1,15087E-06 0,359705791
1,72639E-06 0,517975529
2,87745E-06 0,661857108
3,45297E-06 0,776962372
4,0285E-06 0,877679478
4,89179E-06 0,992784742
5,75508E-06 1,079113689
6,04284E-06 1,194218953
7,19389E-06 1,338100533
8,34495E-06 1,438817639
9,78376E-06 1,582699218
1,03593E-05 1,64025185
1,09348E-05 1,755357114
1,20859E-05 1,85607422
1,35247E-05 1,9999558
1,49635E-05 2,129449221
1,61146E-05 2,258942643
1,69778E-05 2,330883433
1,84167E-05 2,445988697
1,98555E-05 2,546705802
2,07188E-05 2,63303475
2,21576E-05 2,70497554
2,35964E-05 2,791304488
2,50352E-05 2,863245278
2,6474E-05 2,963962384
2,82006E-05 3,035903173
2,93517E-05 3,079067647
3,02149E-05 3,151008437
3,16538E-05 3,194172911
3,33803E-05 3,237337385
3,42436E-05 3,294890017
3,56824E-05 3,323666333
3,6258E-05 3,395607123
3,82723E-05 3,481936071
3,94234E-05 3,525100544
4,14377E-05 3,611429492
4,37398E-05 3,683370282
4,66174E-05 3,755311072

51
4,80563E-05 3,812863704
5,09339E-05 3,84164002
5,3236E-05 3,91358081
5,58259E-05 3,956745284
5,75524E-05 3,999909757
6,04301E-05 4,028686073
6,15811E-05 4,057462389

Gambar 33. Grafik hubungan antara waktu dan tegangan

Dari persamaan y = A*(1- exp(- Cx )) + B dapat dilakukan fitting data. Dari


fitting data diperoleh konstanta-konstanta fitting A, B, dan C yaitu sebagai
berikut.
A = 4,132 ± 0,02873
B = 0,1984 ± 0,01818
C = 4,197E+004 ± 830,2
Diketahui nilai C = 1/RCkapasitif , maka dengan memasukkan nilai R dapat
ditentukan nilai Ckapasitor :

52
1
Ckapasitif 
RC
1

 0, 4816   4,197 104 
 4,947371105 F
= 49  F

53
F. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari percobaan ini adalah diperoleh watak kapasitif pada lapisan tipis seperti
yang terlihat pada gambar 30 yang berupa tampilan input dan output pada layar
osiloskop dengan kurva V vs t . dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa lapsan tipis
mempunyai watak kapasitif yang ditandai dengan adanya perubahan pada gelombang
input berupa gelombang kotak menjadi gelombang kurva ekponensial pada output.
Bentuk gelombang ini menunjukkan adanya pengisian dan penegosongan muatan
pada lapisan tipis. Pada percobaan ini dengan nilai frekuensi input 1kHz diperoleh
nilai kapasitansi untuk lapisan tipis ini adalah Ckapasitif = 4,9473 × 10 -5 F.

Gambar 34. Input dan output pada


layar osiloskop

G. Kesimpulan
Lapisan tipis mempunyai sifat kapasitif. Hal ini terjadi karena lapisan tipis yang
digunakan memiliki permukaan lapisan yang tidak halus yang menyebabkan ujung-
ujung permukaan lapisan tidak terhubung secara semburna karena memiliki celah-
celah yang sangat kecil yang tersebar di seluruh permukaan lapisan sehingga lapisan
tipis dapat mempunyai watak seperti kapasitor.

54
H. Referensi

Djaelani, E. 2012. Simulasi Osilator Blocking Sebagai Sensor Level Dengan


Menggunakan LabVIEW. INKOM Journal, 6(1), 51-56.

Safitri, I. 2018. Penentuan Frekuensi Osilasi Lc Dari Kurva Tegangan Induktor Dan
Kapasitor Terhadap Frekuensi. Jurnal EduScience, 2(1), 1-4

Anonim.Panduan Praktikum Elektronika Dasar. Pontianak : Universitas


Tanjungpura.

55
LAMPIRAN

Dokumentasi percobaan 5

Gambar 35. Proses pemotretan tampang permukaan lapisan


dengan mikroskop optik

Gambar 36. Sampel dipasang pada probe empat titik yang


difungsikan sebagai probe dua titik

Gambar 37. Gabar rangkaian percobaan

56
Gambar 38. AFG di set pada mode gelombang kotak dengan
frekuensi 1kHz

Gambar 39. Proses pengambilan data dengan memotret layar


osiloskop

Gambar 40. Hasil pemotretan layar osiloskop

57

Anda mungkin juga menyukai