Distorsi
Distorsi
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Citra radiografi merupakan hal penting dalam menunjang praktek Kedokteran
radiografi sehari-hari. Setiap radiologist (dokter spesialist radiologi) pasti menginginkan
gambar radiografi atau foto rontgen dengan kualitas yang semaksimal mungkin dalam
rangka menegakkan diagnosis, membuat rencana perawatan, dan menilai keberhasilan
perawatan yang telah dilakukan terhadap pasiennya. Radiografer sebagai seorang mitra
kerja seorang radiologist (dokter spesialist radiologi) harus dapat memberikan hasil kerja
yang maksimal dan berkualitas, baik detail mutu maupun karakteristik gambar radiografi.
Apabila citra radiografi yang dihasilkan terlalu rendah, dapat menyebabkan tingkat
diagnostik yang rendah pula, dan apabila kualitas diagnosa yang dihasilkan rendah, pasti
akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan tahap perawatan berikutnya terkait kasus
yang dialami pasien.
Secara umum, salah satu faktor penentu tingginya kualitas gambar radiografi (citra
radiografi) yang dihasilkan adalah kualitas dari equipment atau perlengkapan pemeriksaan
radiografi. Sebagai sumber daya manusia paramedik yang berkualitas terutama dalam
faktor geometrik.
Salah satu contoh faktor geometrik yang mempengaruhi kualitas radiograf yaitu
adanya magnifikasi. Distorsi adalah perubahan bentuk pada objek yang difoto. Hal ini
tidak dapat dihindari dalam pembuatan radiografi terutama saat pembuatan radiograf
dengan penyudutan sinar. Distorsi disebabkan karena tube dengan kaset atau film tidak
sejajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatas kami membuatrumusanmasalahsebagaiberikut:
1. Mengapa praktikum tersebut dilakukan?
2. Apasajafaktorgeometri yang berpengaruhpadahasilradiograf?
3. Bagaimana distorsi shape terjadi pada hasil radiograf?
C. TujuanPenulisan
Adapuntujuanpenulisanmakalahinisebagaiberikut :
1. Mengetahui lebihlanjuttentangmagnifikasi
2. Mengetahuifaktorgeometri yang berpengaruhpadahasilradiograf.
D. ManfaatPenulisan
Manfaatdaripenulisanmakalahiniadalahsebagaiberikut :
1. BagiInstitusi
Sebagaisumberreferensiuntukpembelajaranlebihlanjutmengenaifaktor geometrik
(distorsi shape)
2. BagiPenulis
Sebagaiacuandasarsertapedomansehinggadapatmengembangkanpengetahuanmengenai
faktorgeometrik (distorsishape )
3. BagiPembaca
Pembacadapatmemperolehinformasidanpengetahuantentangfaktorgeometrik (distorsi
shape)
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Faktor geometri :
a) Jarak yang meliputi FFD dan OFD
1) Resolusi akan meningkat bila FFD semakin panjang dan OFD
sedekat-dekatnya.
2) Jarak FFD yg sering digunakan 100 cm, ada kecenderungan FFD
dengan 120 cm.
b) Ukuran Fokus
1) Ukuran fokus berpengaruh thd Umbra dan penumbra. Umbra =
daerah yg tajam, penumbra = daerah yg tidak tajam.
2) Semakin kecil uk. Fokus, semakin menurukan penumbra – shg
resolusi akan meningkat.
2. Kombinasi film/screen:
a) Film
1) Screen film mampu menghasilkan resolusi hingga 100 lp/mm.
2) Non screen film – resolusi lebih baik tapi nilai mAs 20 – 100 kali
dari screen film.
3. Pergerakan (movement) :
a) Gerakan sadar
b) Gerakan tidak sadar
c) Gerakan dari peralatan
Untuk mengurangi motion – dengan cara :
2. Distorsi
Ditorsi adalah perubahan pada radiograf baik ukuran maupun bentuk dari obyek yg
difoto. Adapun distorsi ada 2 yakni Distorsi ukuran ( magnifikasi) dan Distorsi bentuk
( elongation & foreshortening).
a. Distorsi Ukuran (magnifikasi)
Magnifikasi adaah Suatu kondisi dimana gambar pada radiograf lebih besar
dari objek yang sebenarnya. Bagi kebanyakan pemeriksaan klinis, pembesaran
terkecil mungkin harus dipertahankan. Selama beberapa situasi, namun,
pembesaran yang diinginkan dan harus direncanakan dengan hatihati ke dalam
pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan jenis ini disebut pembesaran radiografi.
Semakin jauh FFD, magnifikasi akan semakin kecil. Semakin dekat OFD,
magnifikasi akan semakin kecil.
𝐹𝐹𝐷
Magnification factor = 𝐹𝑂𝐷
1. Elongation : bentuk lebih memanjang terjadi krn tube dan film tidak tegak
lurus.
2. Foreshortening : pemendekan terjadi ketika letak obyek tidak sejajar dengan
film.
Agar tidak terjadi distorsi bentuk sebaiknya obyek – film dan Central Ray dalam
satu alignment. Artinya obyek dan film sejajar, dan tegak lurus terhadap Central
Ray/tube. Penyudutan tabung (angulasi) disamping berpengaruh terhadap distorsi
juga magnifikasi sehingga perlu adjustment (penyesuaian) jarak.
Dua obyek yang sama dan sejajar film, tetapi jarak terhadap film tidak sama
→pembesaran tidak sama.Ukuran dan bentuk bayangan dari obyek miring
tergantung dari posisi lateralnya dalam berkas sinar X. Bentuk dan ukuran
bayangan tergantung dari sudut inklinasi juga sinar yang dipakai sentral/oblik.
Distorsi berkurang karena :
FFD
OFD
Sinar obyek dan film
BAB III
A. Tujuan praktikum
Untuk mengetahui pengaruh faktor geometri terhadap ukuran gambaran.
B. Alat dan Bahan
1. Koin (3 buah)
2. Bola (3 buah)
3. Soft bag (3cm dan 5 cm)
4. Busur derajat
5. Kertas yang membentuk sudut 30° dan 45°.
6. Penggaris
7. Alattulis
8. Kaset 24x30 cm
9. Lead Pb
C. LangkahPraktikum
a. Kaset 24x30 cm dibagi menjadi dua menggunakan lead Pb
b. 3 buah koin disusun berjajar menempel pada kaset dengan jarak yang sama satu
sama lain.
c. Atur koin masing-masing dengan sudut 30°, 45° dan 90°
d. Eksposi dilakukan dengan sinar tegak lurus kaset pada pertengahan dengan FFD
100 cm, 40 kV dan 5 mAs.
e. Ulangi langkah kedua dan ketiga untuk sisi kaset yang belum diekspos.
f. Eksposi dilakukan dengan sinar menyudut yang tegak lurus pada koin 45° dengan
FFD 100 cm, 40 kV dan 5 mAs.
b. Kemudian prosessing film di kamar gelap.
c. Mengukur diameter koin pada radiograf menggunakan penggaris.
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel.
e. Diambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh
D. Hasil Praktikum
Percobaan terdiri dari 2 langkah
Keterangan :
E. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, 3 koin yang disusun sejajar dengan sudut
kemiringan 30o, 45o, 90o dengan CP ┴ kaset dan CP ┴ koin (45o) sudah menunjukkan
hasil sesuai teori.Secara teori bentuk dan ukuran bayangan objek jika menjauhi CP
atau tidak CP maka terjadi elongasi dan foreshortening yaitu jika objek searah
dengan CR maka terjadi elongasi sementara jika objek berlawanan dengan CR maka
terjadi foreshortening. Pada hasil praktikum pada radiograf sudah menunjukkan hasil
sesuai teori.
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa:
1. Terjadi magnifikasi pada objek yang diuji.
2. Magnifikasi terjadi karena ada jarak objek dengan film.
3. FOD berpengaruh terhadap magnifikasi. Semakin besar FOD maka magnifikasi
semakin besar.
Saran
Pada pembuatan citra radiografi, sebaiknya objek diletakkan sedekat mungkin dengan
kaset atau film untuk mengurangi adanya jarak antar keduanya sehingga magnifikasi
dapat diminimalkan. Apabila objek tidak dapat diatur sedekat mungkin dengan kaset atau
film maka dapatdiantisipasi dengan penambahan FFD.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carlton, Richard R., Arlene M. Adler, 2001, Principles Of Radiographic Imaging, An
Art and A Science, Third Edition, Delmar, USA
2. Carrol, QB., 1985, “Principle of Radiographic Exposure Processing and
QualityContro”, Third Edition, USA, Charless C, Thomas Publisher.
3. Chember, H., 1983, “Pengantar Fisika Kesehatan” (diterjemahkan oleh Achmad
Toekiman), Semarang, IKIP Press.
4. Curry III, Thomas S., 1984, “ChristensensIntroduction to The Physics of Diagnostic
Radiology”, Third Edition, Lea and Eigher Philadelphia
5. Halmshaw, Ron and Kowol, Tom, ”Indikator Kualitas Gambar Radiografi Industri”,
Email: enquiries@ie-ndt.co.uk
10. Waaler, D and Hoffman, B, ”Image Rejects/Retakes Radiographic Challenges”
LAMPIRAN (PELAKSANAAN PRAKTIKUM)
Gambar 1