Anda di halaman 1dari 5

PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dukumen : 800/068/III/EP.8.1.2/2016

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 2 Juli 2016
Halaman : 1 dari 2
drg.I Nengah Supaya.
PUSKESMAS NIP :
KUBUTAMBAHAN I 196312312000031059

Pengertian Pengobatan pasien Tb adalah suatu tindakan yang di lakukan dimana


pasien yang terdiagnosis TB dan telah di tetapkan klasifikasi dan tipenya
akan mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Tujuan 1. Menyembuhkan pasien TB
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan resiko penularan
Kebijakan 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 1989
Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749 Tahun 1989 Tentang Rekam
Medik / Medical Record.
5. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 Tentang Inform
Concern.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012
Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
7. Permenpan No. 35 Tdenganahun 2012 Tentang Standar Operasional
Prosedur.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di Pelayanan kesehatan Primer.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
Referensi 1. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014
Prosedur Alat dan Bahan :
1. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis
2. OAT
3. Form TB 01
4. Form TB 02
Langkah-langkah 1. Pasien yang telah didiagnosis TB dan telah ditetapkan klasifikasinya
serta tipenya kemudian diberikan pengobatan dengan obat anti
tuberculosis (OAT) dengan panduan regimen yang sesuai.
2. Panduan regimen OAT :
a. Kategori 1 : 2 (RHZE)/ 4(RH)3
b. Kategori 2 : 2 (RHZE) S/ (HRZE)/ 5(RH)3E3
c. Kategori anak : 2 (RHZ)/4(RH)

OAT Pasien TB Panduan OAT


Kategori 1  Pasien baru TB paru BTA positif.  KTD
 Pasien TB baru BTA negatif foto 2 (HRZE) / 4
thorak positif. (HR)3
 Pasien TB ekstra paru  Kombipak :
2 HRZE /
4H3R3
Kategori 2  Pasien TB BTA positif yang telah  KTD
diobati sebelumnya 2 (HRZE) S / 1
PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dukumen : 800/068/III/EP.8.1.2/2016

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 2 Juli 2016
Halaman : 1 dari 2
drg.I Nengah Supaya.
PUSKESMAS NIP :
KUBUTAMBAHAN I 196312312000031059

- Pasien kambuh. (HRZE) / 5


- Pasien gagal pada pengobatan (HR)3E3
dengan paduan OAT kategori  Kombipak :
1 sebelumnya. 2 HRZES / 1
- Pasien yng diobati kembali HRZE /
5H3R3E3
setelah putus berobat.
Kategori  Pasien TB anak  2 (RHZ) / 4
Anak (RH)
Dengan dosis disesuaikan degan berat badan pasien.

3. Prinsip Multi Drug 2 Fase (Fase intensif minum OAT 1x/hari dan Fase lanjutan
minum OAT 3 x / minggu) dan ada pengawasan keteraturan serta
kelengkapannya.

a. Dosis untuk panduan OAT KDT untuk Kategori 1.


Berat Badan Tahap Intensif tiap Tahap lanjutan 3 kali
hari selama 56 hari seminggu selama 16
RHZE minggu RH (150/150)
(150/75/400/275)
30 - 37 kg 2 tablet 4 KTD 2 tablet 2 KTD
38 -54 kg 3 tablet 4 KTD 3 tablet 2 KTD
55 - 70 kg 4 tablet 4 KTD 4 tablet 2 KTD
≥71kg 5 tablet 4 KTD 5 tablet 2 KTD

b. Dosis untuk panduan OAT kombipak untuk Kategori 1.


Dosis per hari
Tahap Lama Tablet Kaplet Tablet Tablet Jumlah
isomiazed rifampisin pirazinamid etambutol hari/
pengobatan pengobatan a’ 300mg a’ 450mg a’ 250mg a’ 250mg menelan
obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48

c. Dosis untuk panduan OAT KDT untuk Kategori 2.

Tahap intensif Tahap Lanjutan


tiap hari RHZE 3 kali seminggu
Berat
(150/75/400/275) + S RH (150/150) + E (400)
Badan
Selama 56 hari Selama 28 Selama 20 minggu
hari
30-37 kg 2 tablet 4KDT + 500mg 2 tablet 2 tablet 2KDT + 2 tablet
streptomisin injeksi 4KDT etambutol
38-54 kg 3 tablet 4KDT + 750mg 3 tablet 3 tablet 2KDT + 3 tablet
PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dukumen : 800/068/III/EP.8.1.2/2016

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 2 Juli 2016
Halaman : 1 dari 2
drg.I Nengah Supaya.
PUSKESMAS NIP :
KUBUTAMBAHAN I 196312312000031059

streptomisin injeksi 4KDT etambutol


55-70 kg 4 tablet 4KDT + 1000mg 4 tablet 4 tablet 2KDT + 4 tablet
streptomisin injeksi 4KDT etambutol
71 kg 5 tablet 4KDT + 1000mg 5 tablet 5 tablet 2KDT + 5
streptomisin injeksi 4KDT tabletetambutol

d. Dosis untuk panduan OAT kombipak untuk Kategori 2.

Tablet Kaplet Tablet Tablet


Jumlah
isomiazed rifampisin pirazinamid etambutol Strepto
Tahap Lama hari
a’ 300mg a’ 450mg a’ 250mg a’ a’ misin
pengobatan pengobatan menelan
250 400 injeksi
obat
mg mg
Tahapintesif 2 bulan 1 1 3 3 - 0,75gr 56
(dosisharian) 1 bulan 1 1 3 3 - 28

Tahap
lanjutan
5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
(dosis 3x
seminggu)
Catatan :
1. Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk
streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan.
2. Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4 ml (1 ml = 250 mg).
3. Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis pengobatan harus
disesuaikan apabila terjadi perubahan berat badan.

f. Dosis untuk panduan OAT KDT untuk anak.


Berat Badan 2 bulan tiap hari RHZ 4 bulan tiap hari RH
(kg) (75/50/150) (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8 – 11 2 tablet 2 tablet
12 - 16 3 tablet 3 tablet
17 - 22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
Keterangan: BB > 30 kg diberikan 6 tablet atau menggkan KTD dewasa.
Keterangan :
 Bayi dibawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak alam bentuk
kombinsi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk ke Rumah Sakit rujukan.
 Apabila ada kenaikan BB, maka dosis atau jumlah tablet yang diberikan
menyesuaikan BB saat itu.
 Untuk anak obesitas, dosis KTD menggunakan BB ideal (sesuai umur).
 OAT KTD harus diberikan secara utuh (tidk boleh dibelah, dan tidak boleh
digerus.
 Obat dapat diberikan secara utuh, dikunyah/dikulum, atau dimasukkan air
dalam sendok.
 Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah
PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dukumen : 800/068/III/EP.8.1.2/2016

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 2 Juli 2016
Halaman : 1 dari 2
drg.I Nengah Supaya.
PUSKESMAS NIP :
KUBUTAMBAHAN I 196312312000031059

akan.
 Apabila OAT lepas, diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak
boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer.

4. Untuk pengawasan minum obat selanjutnya ditunjuk seorang PMO (keluarga


/tetangga) yang dapat membantu melakukan pengawasan minum obat oleh
pasien.
5. Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat dalam lembar pengobatan TB
(Form TB 01)
6. Dilakukan Konseling dan Edukasi kepada pasien maupun PMO mengenai TB
dan pentingnya untuk berobat secara teratur dan lengkap sampai masa
pengobatan selesai.
7. Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (Form TB 02) yang akan dibawa pasien
saat pasien kontrol, yang dipergunakan untuk mengingatkan pasien jadwal
kunjungan kontrol dan jadwal kunjungan pemeriksaan dahak ulang.
8. Form TB 01 selanjutnya disimpan di Ruang Pelayanan TB.
9. Form TB 01 dilengkapi setiap pasien tersebut kunjungan kontrol selama masa
pengobatan sampai dengan akhir masa pengobatan.

Bagan Alir Rejimen OAT Kategori Penunjukan PMO


PX 1, kategori 2 dan
terdiagnosis Kategori Anak
TB

Dibuatkan form TB 01 dan TB 02 Melakukan konseling dan


Edukasi

Form TB 02 di berikan ke
Form TB 01 disimpan petugas
pasien

Petugas TB melengkapi Form TB 01


setiap px datang control s/d akhir
pengobatan

Hal-hal yang
diperhatikan
Unit terkait Poli TB

Dukumen terkait Rekam medis


PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dukumen : 800/068/III/EP.8.1.2/2016

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 2 Juli 2016
Halaman : 1 dari 2
drg.I Nengah Supaya.
PUSKESMAS NIP :
KUBUTAMBAHAN I 196312312000031059

Rekaman historis
perubahan NO Yang diubah Isi perubahan Tanggal
mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai