TINJAUAN PUSTAKA
Sumadi (1985 dalam Sunaryo, 2004) mengatakan, bahwa karakter (watak) adalah
seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar,
keturunan, dan faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan
Karakteristik berarti hal yang berbeda tentang seseorang, tempat, atau hal
Karakteristik dalam individu adalah sarana untuk memberitahu satu terpisah dari
yang lain, dengan cara bahwa orang tersebut akan dijelaskan dan diakui. Sebuah
fitur karakteristik dari orang yang biasanya satu yang berdiri di antara sifat-sifat
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu,
lingkungan. Hal tersebut merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor yang
disadari bahwa apa yang dirasakan oleh banyak anak, remaja, atau dewasa
merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor
biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan. Natur dan nurture merupakan
individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan,
2. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras, dan
sebagainya.
karakteristik bisa dilihat dari beberapa sudat pandang diantaranya umur, jenis
dalam beraktivitas, istirahat, ataupun secara psikologis. Dan banyak orang yang
2.2.1. Usia
Usia (umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
Penderita gagal ginjal kronik usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang
lebih baik oleh karena biasnya kondisi fisiknya yang lebih baik dibandingkan
yang berusia tua. Penderita yang dalam usia produktif merasa terpacu untuk
sembuh mengingat dia masih muda mempunyai harapan hidup yang lebih tinggi,
pada keluarga atau anak-anaknya. Tidak sedikit dari mereka merasa sudah tua,
menjalani terapi hemodialisa. Usia juga erat kaitannya dengan prognose penyakit
dan harapan hidup mereka yang berusia diatas 55 tahun kecenderungan untuk
terjadi berbagai komplikasi yang memperberat fungsi ginjal sangat besar bila
suatu penyakit dapat menyerang setiap orang pada semua golongan umur, tetapi
kecenderungan yang jelas. Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada
setiap golongan umur, tetapi dari berbagai catatan diketahui bahwa frekuensi
golongan umur 0-5 tahun dan kematian terendah terletak pada golongan umur 15-
25 tahun dan akan meningkat lagi pada umur 40 tahun ke atas. Dari gambaran
tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kematian akan meningkat dengan
terpapar oleh faktor penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau
penyakit jantung koroner, dan karsinoma lebih banyak menyerang orang dewasa
dan lanjut usia, sedangkan penyakti kelamin, AIDS, kecelakaan lalu lintas,
penyalahgunaan obat terlarang banyak terjadi pada golongan umur produktif yaitu
remaja dan dewasa. Hubungan antara umur dan penyakti tidak hanya pada
dan escheria coli akan menjadi lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan
dikatakan bahwa presentase rendah perilaku tidak merokok adalah pada umur
responden memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari usia
responden dimana yang menderita penyakit gagal ginjal paling banyak dari
jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita. Istilah gender berasal dari bahasa inggris
yang berarti jenis kelamin. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender
nilai dan tingkah laku. Dalam Women’s Studies Encylopedia dijelaskan bahwa
adalah pembagain peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan
yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang
kebiasaan masyarakat. Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan
sifat feminim seperti halus, lemah, peras, sopan, dan penakut. Perbedaan dengan
pengertian seks yang lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan
Istilah seks umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan
seseorang, yaitu dapat dikatakan seseorang yang secara fisik laki-laki atau
seseorang, yaitu seseorang yang merasa atau melakukan sesuatu bersifat seperti
wanita (feminim) atau seperti laki-laki (maskulin). Jenis kelamin adalah perbedaan
bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan
2009).
Menurut Hungu (2007 dalam Yuliaw, 2010), jenis kelamin (seks) adalah
lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki
biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan
keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras
antara laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan
mempunyai kualitas hidup lebih jelek dibandingkan perempuan dan semakin lama
responden memiliki karakteristik individu yang baik hal ini bisa dilihat dari jenis
kelamin, bahwa perempuan lebih banyak menderita penyakit gagal ginjal kronik,
karsinoma paru-paru, dan hernia inguinalis. Selain itu terdapat pula penyakit yang
hanya menyerang laki-laki seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan
karsinoma prostat.
bahwa, status perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekanto (2000 dalam Yuliaw, 2010)
menyatakan bahwa, perkawinan (marriage) adalah ikatan yang sah antara seorang
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan
terkait pada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh individu yang bersangkutan,
aktivitas dari satu pasangan, maka sudah selayaknya mereka pun juga mempunyai
tujuan tertentu. Tetapi karena perkawinan itu terdiri dari dua individu, maka
adanya kemungkinan bahwa tujuan mereka itu tidak sama. Bila hal tersebut
terjadi, maka tujuan itu harus dibulatkan agar terdapat suatu kesatuan dalam
2.1.3. Pendidikan
manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pengertian ini menekankan
dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (UU RI No. 2 Tahun
1. Pendidikan Dasar
Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 (enam) tahun pertama (SD/MI), para
siswa harus mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN) untuk dapat
2. Pendidikan Menengah
(SMA) (sempat dikenal dengan “Sekolah Menengah Umum” atau SMU) atau
program studi sesuai dengan kebutuhan untuk belajar lebih lanjut di perguruan
tinggi dan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan menengah umum terdiri atas 3
(tiga) tingkat.
Pendidikan menengah kejuruan terdiri atas 3 (tiga) tingkat, dapat juga terdiri atas
paket C.
c. Pendidikan Tinggi
universitas.
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa
kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya,
baik cara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya
yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi
kejadian, mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan,
dalam membuat keputusan. Hasil penelitian ini didukung dengan teori dimana
tindakan, perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang
bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan untuk memperoleh
penghasilan yaitu upah atau gaji baik berupa uang maupun barang demi
pelayanan kesehatan yang ada mungkin karena tidak mempunyai cukup uang
berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagaian
yang berbeda.
2.1.5. Agama
Secara etimologi kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
“tidak kacau balau”. Dari makna kata ini dapat diduga bahwa diharapkan agama
dapat menciptakan keadaan, kehidupan yang tidak kacau balau, walaupun dalam
realitanya justru agama secara langsung atau tidak langsung sering kali
menciptakan keadaan dan kehidupan yang kacau balau. Dalam bahasa inggris
agama disebut religion yang berasal dari bahasa latin religare yang artinya
(Sinulingga, 2008).
berasal dari bahasa latin religare, yang berarti menambatkan), adalah sebuah
unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. (kamus filosofi dan
keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, serta
menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap
yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati”. Agama
biasanya memiliki suatu prinsip, seperti “10 firman” dalam agama Kristen atau “5
Agama merupakan tempat mencari makan hidup yang terakhir atau penghabisan.
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi suatu
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
penyakitnya, rasa nyeri dan penderitaan, serta kehidupan dan kematian. Sehat
Perry, 2009).
melakukan hal-hal yang baik dan melarang berbuat yang tidak baik. Perbuatan
baik atau yang tidak baik yang berkaitan dengan tata kehidupan. Agama memiliki
aturan mengenai makanan, perilaku, dan cara pengobatan yang dibenarkan secara
hukum agama. Dipandang dari sudut pandang agama apapun, pada prinsipnya
memberikan pelayanan kepada pasien. Hal ini berarti bahwa berbuat baik
moral yang baik dan benar. Sedangkan larangan Tuhan adalah sebagai hal yang
salah dan buruk. Persepsi yang demikian mencerminkan pola berpikir yang
berpedoman pada teori etika. Pada pemahaman ini, agama dianggap mampu
memberi arahan dan menjadi sumber mortalitas untuk tindakan yang akan
dilaksanakan. Pada dasarnya, aturan-aturan etis yang penting diterima oleh semua
agama, maka pandangan moral yang dianut oleh agama-agama besar pada
dasarnya hampir sama. Agama berisi topik-topik etis dan memberi motivasi pada
dalam mengarahkan diri kita ke arah kegembiraan terbesar kita. Mungkin tidak
selalu terasa seperti ini manakalah pada saat kita merasa sakit atau berhadapan
tentu banyak orang tumbuh melalui berbagai macam penayakit mereka, menjadi
semakin sadar akan diri mereka, lebih mandiri secara spiritual. Itu membentuk
kita untuk dapat memandang semua hal yang terjadi pada kita, sebagai suatu
kesehatan secara teoritis dapat dirincikan tiga (3) kemingkinan pola hubungan
1. Saling berlawanan
Agama dan kesehatan potensial muncul sebagai dua bidang kehidupan yang
saling berlawanan atau setidaknya tema kesehatan tersebut masih menjadi wacana
prokontra. Dalam batasan tertentu, hal ini menunjukan bahwa apa yang dianjurkan
dalam bidang kesehatan , tidak selaras dengan apa yang dianjurkan dalam agama.
kesehatan ada yang dilakukan oleh dukun, yaitu dukun mendapat ilmu kesehatan
dari Nyi Roro Kidul. Pengakuan terhadap adanya peran makhluk halus merupakan
praktik kesehatan yang bertentangan dengan ajaran agama yang lebih menekankan
2. Saling mendukung
Contohnya, tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yang diakui oleh
kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, ajaran agama
dikatakan bahwa dari sisi pengobatan modern ada teknologi kesehatan dan dalam
agama ada moral kode etik penerapan teknologi kesehatan. Inilah peran simbiosis
3. Saling melengkapi
kesehatan dapat dibangun lebih baik lagi. Contohnya, Islam memberikan kritik
pada praktik kesehatan modern yang lebih bersifat dualistis material. Dalam dunia
belaka. Padahal, pada kenyataannya masalah sakit dan sehat manusia dipengaruhi
oleh psikis individu. Oleh karena itu, agama memberikan tambahan perspektif
1. Sumber moral
Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral
baik bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Misalnya,
bagi seorang yang beragama, sehat atau sakit adalah bagian dari perilaku Tuhan
bagi umatnya dan sakit adalah karena takdir Tuhan, serta hanya Tuhan jugalah
seorang pasien dapat memiliki semangat hidup yang lebih baik. Bagi orang yang
2. Sumber keilmuan
Sejalan dengan agama sebagai sumber moral, agama pun berperan sebagai
kesehatan atau kedokteran yang bersumber dari agama, dapat kita sebut kesehatan
profetik, dalam konteks Islam disebut dengan ilmu kesehatan Islami atau
meditasi adalah beberapa ilmu agama yang dikonversikan menjadi bagian dari
terapi kesehatan. Dalam ajaran Islam, puasa telah diakui berbagai pihak sebagai
praktik agama yang dapat menyehatkan, didalam rukun Islam dan rukun iman
dikemukakan oleh Osman Bakar. Dalam kaitan ini, Osmar Bakar menyebutkan
terapi resimental seperti terapi fisik; pijat bayi dan mandi uap, terapi diet seperti
yang dianut dalam wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah pemikiran bahwa
berbagai hal yang dilakukan individu, mulai dari bangun tidur, mandi pagi,
pandangan ini, maka agama atau ritual keagamaan perlu dipahami sebagai bagian
dari aktivitas manusia yang harus mendukung pada kesehatan. Oleh karena itu,
selaras dengan uraian sebelumnya, dapat dikemukakan bahwa praktik agama ini
biologis), maupun jiwa (aspek psikologis). Puasa dan sholat dalam ajaran Islam
merupakan salah satu contoh amal agama yang relevan dengan aktivitas kesehatan
syarat halal dan bersih merupakan amal agama yang terkait dengan nutrisi.
2.1.6. Suku/budaya
Istilah kebudayaan berasal kata budh berasal dari kata sansekerta. Dari
kata budh ini kemudian dibentuk kata buddhayah, bentuk jamak dari kata budhi
yang berarti budi atau akal/bangun atau sadar, sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal manusia. Dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah culture yang berasal dari kata latin colore, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Sudarman, 2008).
kelompok ras, etnik, agama, atau sosial. Budaya merupakan konteks dimana
kelahiran, penyakit, dan kematian. Ini merupakan suatu sistem nilai dimana
lain mendefinisikan fenomena sosial seperti saat individu sehat atau memerlukan
Purnell dan Paulanka (2003 dalam Potter dan Perry, 2009) mengatakan,
laku, nilai-nilai, kepercayaan, norma, dan gaya hidup dari kelompok tertentu yang
ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni
Latar belakang budaya dan etnik seseorang mengajarkan cara sehat, cara
mengenali sakit, dan cara jatuh sakit. Efek penyakit dan interprestasinya berbeda
pedoman hidup.
1. Kebiasaan makan
Banyak sekali penemuan para ahli sosiologi dan ahli gizi menyatakan bahwa
faktor budaya sangat berperan terhadap proses terjadinya kebiasaan makan dan
bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak jarang menimbulkan berbagai masalah
gizi apabila faktor makanan itu tidak diperhatikan secara baik bagi yang
mengonsumsinya.
berhubungan dengan sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola (sistem
tersebut dan merupakan produk dari budaya juga. Dengan demikian pengaruh
budaya terhadap pangan atau makanan sangat bergantung kepada sistem sosial
kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling dasar, maka pangan atau
pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan adalah adanya bermacam jenis
menu makanan dari setiap komunitas atau etnis masyarakat dalam mengolah suatu
pembuatannya.
atau etnis. Contohnya, pola makan orang Timur lebih kepada jagung, orang
c. Adanya perbedan cita rasa, aroma, warna, dan bentuk fisik makanan dari
setiap suku atau etnis. Contohnya, makan orang Padang cita rasanya pedas,
dapat dianggap tabu atau bersifat pantang untuk dikonsumsi karena alasan sakral
Adanya kepercayan atau mitos yang masih merugikan bagi kesehatan. Pada
perkotaan yang kurang dan tidak sering menyusui bayinya dengan air susu ibu
(ASI) setelah melahirkan tetapi hanya diberikan formula susu bayi instan. Padahal
kita tahu bahwa ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik
bayi. Selanjutnya gaya hidup mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas
(masyarakat elit kota), dalam hal makanan sering mengonsumsi makanan yang
berasal dari produk luar negeri atau makanan instan lainya karena soal gengsi.
Sedangkan makanan lokal kita hanya dikonsumsi oleh meraka yang berasal dari
golongan ekonomi menengah ke bawah karena ada anggapan bahwa makanan dari
luar negeri kaya akan nilai gizi protein dan makanan instan lebih praktis untuk
dikonsumsi, selai itu makanan lokal kita nilai gizinya lebih kepada karbohidrat.
5. Sikap fatalisme
Ajaran bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah dukuasahi
nasib. Fatalis erat kaitannya dengan rasa putus asa dan tidak berdaya. Secara
6. Nilai/norma
Nilai-nilai atau norma yang tidak sesuai atau kurang menunjang dalam bidang
seperti jangan makan ikan ini karena dapat memperparah terjadinya perdarahan.
Banyak yang percaya bahwa pada awal kehamilan, makanan yang asam atau
makanan yang memiliki bagian yang tajam (ikan lele, ikan pari yang berduri, dan
berdasarkan suku sulit dilakukan baik secara praktis maupun secara konseptual,
tetapi karena terdapat perbedaan yang besar dalam frekuensi dan beratnya
Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan suku berkaitan dengan faktor
dengan atau tanpa uang, menggunakan sumber daya yang terbatas, dengan
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini atau masa yang akan
datang, bagi individu atau sekelompok di masyarakat. Ilmu ini juga mengkaji
semua biaya dan manfaat dari perbaikan pola alokasi sumber daya yang ada”
(Lubis, 2010).
yaitu:
1. Ekonomi mikro
sebagai bagian dari ilmu ekonomi menganalisis bagian-bagian yang kecil dari
seluruh kegiatan perekonomian. Hal ini yang dianalisis adalah bagian dari sistem
2. Ekonomi makro
Merupakan sesuatu yang bersifat agregat dan merupakan analisis atau seluruh
atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti
akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004 dalam
pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006 dalam
Suparyanto, 2010).
1. Adekuat
2. Marginal
3. Miskin
Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri. Pengaturan keuangan yang
penghasilan.
4. Sangat Miskin
1. Pendidikan
perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi
2. Pekerjaan
untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk
3. Keadaan Ekonomi
kelompok masyarakat. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah
individual.
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah
mempraktikkan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif karena mereka
hariannya (Potter & Perry, 2009). Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial
budaya dan sosial ekonomi. Khusus menyangkut sosial ekonomi, sebagai contoh
kesehatan Indonesia mengatakan bahwa, dari segi status sosial ekonomi tidak
nampak adanya perbedaan perilaku merokok yang bermakna antara orang yang
mempunyai status sosial ekonomi tinggi dengan yang status ekonominya rendah.
aktivitas fisik secara cukup berdasarkan latar belakang atau karakteristik individu.
Ternyata dilihat dari strata ekonomi, kolompok dari strata ekonomi rendah
menengah.
dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis, sosia maupun
maupun orang lain. Kualitas hidup tidak terkait dengan lamanya seseorang akan
mencapai kualitas hidup perlu perubahan secara fundamental atas cara pandang
pasien terhadap penyakit gagal ginjal kronik terminal itu sendiri (Suhud, 2009
Kemungkinan hasil dari peluang dan keterbatasan setiap orang yang dimiliki
dalam hidupnya dan mencerminkan interaksi dari faktor pribadi dan lingkungan.
kepemilikan.
sebagai laki-laki ataupun perempuan dalam hidup ditinjau dari konteks budaya
dan sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan dengan standar hidup, harapan,
kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini terangkum secara kompleks mencakup
baik. Hidup yang baik sama seperti hidup dengan kehidupan yang berkualitas
tinggi. Dalam hal ini dapat dikelompokkan dalam 3 bagian yang berpusat pada
1. Kualitas hidup subjektif yaitu hidup yang baik yang dirasakan oleh masing-
level yang berhak untuk dihormati dan dimana individu dapat hidup dalam
keharmonisan.
3. Kualitas objektif yaitu bagaimana hidup seseorang dirasakan oleh dunia luar.
pernyataan yang relevan pada kualitas hidup yang dapat ditempatkan dalam suatu
1. Kesejahteraan
suatu dunia objektif dan dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita membicarakan
realisasi diri.
2. Kepuasan hidup
kognitif.
3. Kebahagiaan
Menjadi bahagia bukan hanya menjadi menyenangkan dan hati puas. Menjadi
bahagia merupakan perasaan yang spesial yang berharga dan sangat diinginkan
tetapi sulit di peroleh. Tidak banyak orang percaya bahwa kebahagiaan diperoleh
dimensi-dimensi non rasional seperti cinta, ikatan erat dengan sifat dasar tetapi
Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting dan jarang
Gambaran biologis kualitas hidup yaitu sistem informasi biologis dan tingkat
informasi yang tepat untuk berfungsi secara benar dan untuk menjaga kesehatan
dan kebaikan tubuh. Kesadaran kita dan pengalaman hidup juga terkondisi secara
biologis. Pengalaman dimana hidup bermakna atau tidak dapat dilihat sebagai
kondisi dari suatu sistem informasi biologis. Hubungan antara kualitas hidup dan
Teori pencapaian potensi hidup merupakan suatu teori dari hubungan antara
sifat dasarnya. Titik permulaan biologis ini tidak mengurangi kekhususan dari
makhluk hidup tetapi hanya tingkat dimana ini merupakan teori umum dari
pertukaran informasi yang bermakna dalam sistem hidup dari sel ke organisme
sosial.
7. Pemenuhan kebutuhan
sifat dasar kita yang pada umumnya di miliki oleh makhluk hidup. Pemenuhan
kebutuhan dihubungkan pada aspek sifat dasar manusia. Kebutuhan yang kita
suatu bentuk komplek yang dapat dikurangi menjadi sederhana yakni kebutuhan
aktual.
8. Faktor-faktor objektif
eksternal hidup dan secara baik mudah di wujudkan. Hal tersebut mencakup
dalam dimensi kesehatan, berhubungan dengan dimensi khusus dari hidup yang
telah ditentukan untuk menjadi penting secara umum atau untuk orang yang
Kesehatan dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagain yaitu secara
fisik, psikologis dan spiritual. Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik,
personal higiene, nutrisi, olah raga, pakaian, dan penampilan fisik secara umum.
kesadaran, perasaan, harga diri, konsep diri dan kontrol diri. Secara spiritual
2. Kepemilikan
bagi menjadi 2 bagian yaitu secara fisik dan sosial. Secara fisik terdiri dari rumah,
3. Harapan
Merupakan keingian dan harapan yang akan dicapai sebagai perwujudan dari
maupun masyarakat sekitarnya melalui suatu tindakan nyata yang bermanfaat dari
hasil karyanya.
Farquhar (1995 dalam Yuliaw, 2010) menuliskan tiga jenis utama dimensi
dari Quality of Life, yang pertama dimensi global, yang kedua dimensi komponen,
yang ketiga adalah dimensi terfokus. Dimensi global biasanya berisikan pemikiran
evaluasi diri, dari pengalaman hidup dan pencapaian kepuasan secara fisik dan
hidup dalam suatu komponen atau dimensi, atau mengetahui karakteristik Quality
of Life tertentu yang perlu dievaluasi. Dimensi terfokus adalah hanya satu atau
setuju ada empat sampai lima dimensi Quality of Life yang diterima (King, 1998
ketakutan.
perawatan.
Life) pada tahun 2004 menyebutkan bahwa kualitas hidup terdiri dari 4 dimensi.
perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas
2. Kesehatan psikologis
pembelajaran, daya ingat dan konsentrasi, gambaran tubuh dan penampilan, serta
3. Hubungan sosial
4. Lingkungan
mempengaruhi kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah
sosio demografi yaitu jenis kelamin, umur, suku/etnik, pendidikan, pekerjaan, dan
ginjal adalah umur, jenis kelamin, etiologi gagal ginjal, cara terapi pengganti,