Anda di halaman 1dari 53

TUGAS PERENCANAAN

STRUKTUR BAJA
(FTS 237)

Minggu ke 1 ( 8 Maret 2018)

oleh : Agung Prasetyo, ST., MT.


 Bobot Penilaian :

No. Jenis Bobot Penilaian

1. Progress 20 %
2. Laporan Akhir 40 %
3. Responsi tiap 40 % *)
Individu
∑ Total 100 %

 Catatan : Absensi Kehadiran harus > 80%


DIAGRAM ALIR PROSES PERENCANAAN
STRUKTUR
 Generally,
PRE - ELIMINARY DESIGN
Mendesain struktur bangunan adalah proses
memodelisasikan suatu struktur bangunan, menganalisanya
sehingga didapatkan suatu bentuk struktur dengan dimensi
dan mutu tertentu sedemikian rupa sehingga struktur dapat
menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

Preliminary design adalah tahap desain awal atau


estimasi awal perencanaan struktur seperti estimasi jenis
material, mutu material, dimensi penampang, serta dimensi-
dimensi struktur yang akan digunakan untuk membentuk
struktur. Biasanya terdapat beberapa rumusan dalam
menentukan preliminary design tersebut.
1. PERENCANAAN AWAL ATAP

 Perhatikan,
 Gambaran Denah Atap Kayu: (sbg komparasi)
GAMBARAN STRUKTUR ATAP BAJA
 Ikatan Angin, berfungsi sebagai penghubung antara
kuda-kuda yang satu dengan yang lain. (note : ikatan
angin ada di atap dan di dinding)
 Contoh ikatan angin di dinding :
 Sag Rod, berfungsi penghubung gording yang satu dengan
gording yang lain berfungsi untuk mencegah
melengkungnya gording.
 Gording berfungsi sebagai pengikat antara kuda-kuda
dengan penutup atap (misalkan Asbes gelombang).
1. PERENCANAAN AWAL ATAP

 Perhatikan,
MERENCANAKAN POLA BEBAN
Perhatikan bagan alir sebagai berikut :
Pola Beban diambil dari Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk gedung 1987 :
 Gambaran Cross Section Gudang Baja 2 Lantai ,
atap baja.
CONTOH FOTO GUDANG 1 LANTAI
Data Perencanaan :
Fungsi bangunan : Gudang
Mutu baja : BJ37 (misal)
Penutup atap : Seng
Kuda – Kuda : Balok baja WF
Bentang kuda-kuda : 22 m = jarak antar kolom x jumlah = 7 x 3
Sudut atap ( α ) : 25 o (variatif)
Jarak kolom : 7 meter (variatif)
Tinggi kolom : 3,6 meter (variatif)
Dinding : Batu Bata
Sambungan : Las dan Baut

Pedoman yang dipakai :


 Konsep Standar Nasional Indonesia Tata cara Perencanaan
Konstruksi Baja untuk Bangunan Gedung ( LFRD ).
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
 Tabel Profil baja.
1.1 MERENCANAKAN POLA BEBAN UNTUK ATAP
1.1.1 Merencanakan Beban Mati ( Berdasarkan PBIUG )
- Atap
 Berat asbes : …… kg/m2
 Berat Profil : Menyesuaikan Perencanaan
 Berat Pengikat dll : 10 % dari Berat Total.

1.1.2 Merencanakan Beban Mati ( Berdasarkan PBIUG )


a. Beban Hidup Terbagi Rata ( B. Hujan ) : ……………….
b. Beban Hidup Terpusat ( Atap ) : ……………………
(Diambil nilai minimum a dan b di atas).
1.1.3 Merencanakan Beban Angin ( Berdasarkan PBIUG)
a. Beban Tekanan Angin
Bangunan Jauh dari Pantai -> asumsi Tekanan Angin : ..... kg/m2

Koefisien Angin (C) tekan = (0.02 α - 0.4) = ........


Angin Tekan = CxW = ...... kg/m2
Angin Hisap = 0.4 x W = ..... kg/m2
1.2 DATA - DATA PERENCANAAN
 Data Atap
 Jenis : Asbes Gelombang
 Tebal Asbes : 5 mm
 Berat Asbes : 11 kg/m2 (lihat PBIURG)
 Lebar Gelombang Asbes : 110 mm
 Kedalaman Gelombang Asbes : 57 mm
 Jarak Antar Gording (orientasi miring) : 115 cm =
=115 / 100=1,15 meter
 Jarak antar Kuda-Kuda (J) : 585 cm = 5,85 m
 Bentang Kuda-Kuda (L) = 22 m = 2200 cm
 Sudut Kemiringan Atap : 0,314 rad = 18 0 (variatif)
1.3 PERENCANAAN DIMENSI GORDING
Kuda-Kuda

Gording

Hanger
gording
1.3.1 Perencanaan Profil WF untuk Gording Dengan
ukuran :
WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11.85 cm2 tf = 7 mm Zx = 41.8 cm3
W = 9.3 kg/m Ix = 187 cm4 Zy = 8.94 cm3
a = 100 mm Iy = 14.8 cm4 h= 70 mm {=D - 2 x (tf + r)}
bf = 50 mm tw = 5 mm
iy = 1.12 cm ix = 3.98 cm
 Contoh Cross Section Gudang Baja Desain :
Jarak antar
gording
bubungan

Dimana L = jarak
antar kuda-kuda
 1.3.3 Kontrol Kekuatan Profil
Lb = jarak penahan lateral (jarak kait atap ke gording)

50 cm
KONTROL KEKUATAN GORDING
1.3.3.4 Kontrol Lendutan Profil
1.4 PERHITUNGAN PENGGANTUNG
GORDING
 Sketsa : gording

kuda-kuda
Penggantung gording

Kuda-Kuda
Note : Beban tekan bernilai (-) yang berarti hisap
RB

RA
1.4.4 PERENCANAAN BATANG TARIK
(TREKSTANG = SAGROD)

Jadi untuk penggantung Gording digunakan baja bulat dengan


DIAMETER = 1 cm. (diameter baja bulat terkecil adalah 6 mm di
pasaran).
1.5 PERENCANAAN IKATAN ANGIN ATAP

 Berikut contoh Gambaran Ikatan Angin beserta gambaran


gaya-gaya angin yg bekerja pada atap: (gambar di bawah ini
tidak sesuai dengan data perencanaan di slide !! :
11.5
7

3.57

3.30 3.30 3.30 1.10

11.00
 Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya
normal atau gaya axial tarik saja. Cara kerjanya
kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik,
maka yang lainnya tidak menahan apa-apa.
Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka
secara berganti-ganti batang tersebut bekerja
sebagai batang tarik.
(Pada bracing yg dimensinya
terbesar)
1.6 PERENCANAAN GORDING UJUNG

Anda mungkin juga menyukai