GXDH

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vaginal discharge (fluor albus/ leukorea/ duh tubuh vagina) atau keputihan bukan
penyakit, namun merupakan suatu manifestasi klinis dari suatu penyakit. Menurut studi
kesehatan dunia (WHO), salah satu masalah tersering pada reproduksi wanita adalah duh
tubuh vagina sekitar 75% wanita di dunia pasti pernah mengalami keputihan. Menurut
Depkes 2014, terdapat 75% wanita yang mengalami keputihan disebabkan oleh candida
albicans karena kurangnya menjaga kebersihan vagina.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran angka kejadian Duh Vagina di Klinik Pusat Kesehatan Reproduksi
Dinas Kesehatan Kota Jayapura tahun 2015-2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui gambaran angka
kejadian Duh Vagina di Klinik Pusat Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Kota
Jayapura tahun 2015-2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui berapa besar angka kejadian duh vagina berdasarkan
penyebabnya.
2. Untuk mengetahui terjadinya duh vagina berdasarkan umur penderita.
3. Untuk mengetahui terjadinya duh vagina berdasarkan pekerjaan penderita.
4. Untuk mengetahui terjadinya duh vagina berdasarkan status pernikahan.
5. Untuk mengetahui diagnosis duh vagina lebih dini.
6. Untuk mengetahui terapi yang tepat bagi penderita duh vagina.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi penulis
Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya ilmu
pengetahuan bagi penulis.
2. Manfaat bagi Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Karya tulis ini diharapkan dapat menyumbang kelengkapan data tentang duh vagina yang
dapat berguna bagi mahasiswa kedepannya.
3. Manfaat bagi masyarakat
Karya tulis ilmiah ini diharapkan mampu memberikan informasi dan edukasi bagi
masyarakat mengenai duh tubuh vagina, sehingga masyarakat mengetahui perbedaan
serta mendapatkan pengobatan secara adekuat.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Vaginal discharge (fluor albus/ leukorea/ duh tubuh vagina) atau yang sering disebut
keputihan merupakan cairan atau sekret selain darah yang keluar dari vagina. Duh vagina
bukanlah suatu penyakit, melainkan manifestasi klinis dari suatu penyakit organ reproduksi
wanita. Normalnya keluar cairan atau sekret yang tidak berwarna, tidak bau, tidak gatal dan
tidak disertai rasa nyeri.

2.2 Etiologi
Berdasarkan etiologinya duh vagina dibagi menjadi dua. Secara fisiologis duh vagina
biasanya disebabkan karena menarche, stres, kehamilan, pembersih vagina dan sebagainya.
Sedangkan penyabab patologis paling banyak terjadi karena berganti-ganti pasangan. Infeksi
menular seksual klamidiasis oleh clamydia trachomatis menyebabkan radang panggul nyeri
kronis akibat infeksi pada uterus. Radang panggul dapat menyebabkan infertilitas dan
kehamilan ektopik, gonore oleh neisseria gonorrhea dapat terjadi disuria, poliuria, timbul
nyeri pada panggul bawah, dan trikomoniasis oleh trikomonas vaginalis terkena pada
dinding vagina berwarna kuning-kehijauan, berbusa, rasa gatal dan disertai disuria. Non
infeksi menular seksual vaginosis bakterial oleh gardnerella vaginalis menimbulkan gejala
duh tubuh vagina ringan berwarna abu-abu dan khas berbau amis, rasa nyeri terbakar yang
relatif ringan dan kandidiasis oleh candida albicans cairan putih seperti keju, nyeri dan rasa
gatal yang berlebihan serta adanya peradangan pada vagina.

2.3 Pemeriksaan Penunjang


Dapat dilakukan pengecetan gram untuk menilai jumlah PMN. Pengukuran pH dapat
menggunakan kertas indikator pH dengan mengambil cairan vagina. Kultur bakteri untuk
melihat adanya bakteri aerob dan anaerob yang menyebabkan infeksi. Polymerase Chain
Reaction digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang menyebabkan infeksi.
Whiff test pemeriksaan ini akan tampak adanya bau amis atau bau asam amino.

2.4 Penanganan
Pengobatan dapat dilakukan sesuai penyebabnya. Vaginosis bakterial dengan
metronidazole, gonore dengan obat golongan sefalosporin, klamidiasis regimen yang
disarankan azitromisin dan doksisilin, kandidiasis menggunakan clotrimazole, dan
trikomoniasis dengan metronidazole dan tinidazole. Pencegahan yang dapat dilakukan
dengan cara menjaga genetalia agar tetap bersih, hindari stres, merokok, alkohol,
mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga, serta tidak mengganti-ganti pasangan.
3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif, dengan
menggunakan data sekunder. Penelitian retrospektif adalah penelitian yang didasarkan
menggunakan catatan medis.

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi variabel terikat sebagai kejadian duh vagina
yang merupakan penyebab dari variabel bebas. Sedangkan variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dikelompokkan menjadi faktor
resiko seperti usia, pekerjaan, status pernikahan, penyebab patologis, diagnosis dan cara
terapi.

3.3 Sumber Data


Sumber data penelitian yaitu dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan data
sekunder. Data diperoleh dengan mengambil sejumlah rekam medis kejadian Duh Vagina di
Klinik Pusat Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Kota Jayapura tahun 2015-2016.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh data rekam medis pasien Duh Vagina di Klinik
Pusat Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Kota Jayapura tahun 2015-2016. Sedangkan
sampel yang digunakan adalah sejumlah pasien Duh Vagina yang berada di Klinik Pusat
Kesehatan Reproduksi Dinas Kesehatan Kota Jayapura, yang tercatat dalam rekam medis
selama tahun 2015-2016 dan terpilih sebagai sampel.

3.5 Penyajian Data


Seluruh data yang telah diperoleh dari penelitian dikumpulkan, kemudian dilakukan
pemaparan terhadap setiap variabel yang diperoleh. Variabel dikelompokan dalam beberapa
faktor antara lain; usia, pekerjaan, status pernikahan, penyebab patologis, diagnosis dan
terapi. Data yang didapatkan ditabulasi, disajikan dan dilaporkan dalam bentuk presentase.
Kemudian data diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Exel.

3.6 Etika Penelitian


Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta izin secara tertulis kepada institusi yang
terkait dalam penelitian ini. Peneliti melindungi dan menjamin kerahasiaan identitas pasien
berupa data yang diberikan dari institusi. Peneliti berusaha memaksimalkan manfaat
penelitian dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkan akibat penelitian.

Anda mungkin juga menyukai