Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air buangan merupakan air bekas pemakaian yang berasal dari pemakaian
domestik maupun non domestik yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Air buangan yang ditimbulkan tergantung dari
pemakaian air untuk keperluan sehari-hari sedangkan pemakaian air besarnya
selalu meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi
dan tingkat sosial. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
yaitu limbah cair yang berasal dari kegiatan industri dan limbah cair domestik
yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Sebelum dikembalikan ke lingkungan,
limbah cair harus melalui tahap pengolahan untuk mencegah terjadinya
pencemaran di lingkungan yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Limbah cair memiliki karakteristik tertentu yang sifatnya spesifik, oleh karena itu
jenis pengolahannya juga menyesuaikan dengan karakteristik yang dimilikinya
tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah Kelurahan
Sungai Jawi Luar memberikan dampak yang cukup serius terhadap penurunan
daya dukung lingkungan. Dampak tersebut harus disikapi dengan tepat khususnya
dalam pengolahan air buangan/limbah karena kenaikan jumlah penduduk akan
meningkatkan konsumsi pemakaian air minum/bersih yang berdampak pada
peningkatan jumlah air limbah. Pembuangan air limbah tanpa melalui proses
pengolahan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada sumber-sumber air
baku untuk air minum baik air permukaan maupun air tanah (Wisnuarya Warhana,
1995).
Air buangan yang berasal dari berbagai sumber akhirnya akan kembali ke
badan air penerima atau ke dalam tanah. Pembuangan secara langsung ke sungai
tanpa ada pengolahan terlebih dahulu akan mengakibatkan tercemarnya air sungai
tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh berbagai kontaminan air buangan
pada Kelurahan Sungai Jawi Luar tersebut, diperlukan suatu sistem pengolahan
yang dapat menurunkan derajat kontaminan atau sesuai dengan standar kualitas
air buangan. Penanganan terhadap kedua macam air buangan tersebut harus
dilakukan dengan serius karena jika tidak, akan menimbulkan berbagai
permasalahan seperti pencemaran lingkungan pada Kelurahan Sungai Jawi Luar,
timbulnya berbagai macam penyakit, lingkungan pemukiman yang kumuh dengan
kondisi sanitasi yang memprihatinkan. Selain itu, air buangan dapat menyebabkan
penurunan kualitas air bersih. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan sanitasi
lingkungan sehingga tercipta kondisi lingkungan yang baik dan benar. Oleh
karena itu, sebagai realisasi dari hal tersebut perlu direncanakan suatu sistem
pengolahan air buangan yang memadai pada Kelurahan Sungai Jawi Luar.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari sistem bangunan pengolahan air buangan ini adalah
memberikan alternatif perencanaan pengolahan air buangan sebagai suatu fasilitas
yang nantinya akan menunjang dan membantu mengolah air buangan sedemikian
rupa sehingga air limbah yang akan dibuang ke badan air sesuai dengan standar
baku mutu yang ada dan tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan hidup
manusia serta kehidupan di dalam badan air penerima.
Sedangkan tujuan dari perencanaan bangunan pengolahan air buangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa karakteristik air buangan di Kelurahan Sungai Jawi Luar.
2. Menentukan alternatif teknologi pengolahan air limbah yang tepat sesuai
dengan karakteristik air limbah domestik dan air limbah non domestik di
Kelurahan Sungai Jawi Luar.
3. Merencanakan desain unit bangunan pengolahan air buangan sesuai
dengan kriteria desain yang ada dan menggambar desain unit yang telah
direncanakan

1.3 Ruang Lingkup Perencaanan


Ruang lingkup dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a) Pengolahan air buangan di Kelurahan Sungai Jawi Luar dilakukan secara
konvensional.
b) Paramater yang diturunkan dalam perencanaan ini adalah paramater BOD.
c) Perencanaan dilakukan dengan merancang sistem pengolahan air limbah,
bangunan pengolahan air limbah, fasilitas penunjang, dan RAB
(Rancangan Anggaran Biaya).
d) Perancangan tahap perencanaan pengolahan air limbah yang akan
digunakan seperti tahap pengolahan I (Primary Treatment), tahap
pengolahan II (Secondary Treatment), dan tahapan pengolahan yang
lainnya.

1.4 Sistematika Penulisan


Cakupan pekerjaan perancangan bangunan pengolahan air buangan Kelurahan
Sungai Jawi Luar, yang meliputi perencanaan bangunan pengolahan air buangan
untuk 15 tahun kedepan. Adapun Sistematika susunan perancangan ini akan
dibuat dengan urutan sebagai berikut:
- BAB I Pendahuluan
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
- BAB II Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
Meliputi deskripsi wilayah perencanaan (umum), data penduduk dan fasilitas
daerah perencanaan, proyeksi penduduk serta kondisi kualitas air buangan.
- BAB III Analisa Karakteristik Air Buangan
Meliputi definisi kualitas air buangan, karakteristik air buangan (parameter
fisik, parameter kimia dan parameter biologis), parameter utama standar
kualitas air buangan, standar kualitas air buangan yang berlaku, perbandingan
standar kualitas air buangan dengan karakteristik air buangan dan analisa
beban massa air limbah domestik.
- BAB IV Sistem Pengolahan dan Pemilihan Alternatif Pengolahan
Meliputi umum, unit pengolahan pertama (primary treatment), unit
pengolahan kedua (secondary treatment), unit pengolahan lumpur dan
alternatif pengolahan.
- BAB V PerencanaanTeknis BPAB AlternatifTerpilih
Meliputi umum, perhitungan dimensi instalasi BPAB, pengolahan fisik,
perhitungan instalasi pengolahan biologis dan pengolahan lumpur.
- BAB VI Rencana Anggaran Biaya
Meliputi umum dan rancangan anggaran biaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1 Aspek Fisik Daerah Perencanaan


Aspek fisik daerah perencanaan terdiri dari batas administrasi, geografi,
topografi serta penggunaan lahan wilayah perencanaan. Kelurahan Sungai Jawi
Luar merupakan bagian dari Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.
Kelurahan Sungai Jawi Luar memiliki luas wilayah 234 Ha, Secara administrasi
Kecamatan Pontianak Barat terdiri dari empat kelurahan dengan luas wilayah
1.682 Ha atau sekitar 33 persen dari luas Kota Pontianak. Kelurahan terluas
adalah kelurahan Pal Lima (580 ha ) dan terkecil adalah Kelurahan Sungai Jawi
Dalam (234 ha ) dari wilayah Kecamatan Pontianak Barat.

.
Gambar 1.1 Peta Kota Pontianak
Kota Pontianak terletak di Delta Sungai Kapuas dengan kontur topografis
yang relatif datar dengan ketinggian permukaan tanah antara berkisar antara 0.1
s/d 1.5 meter diatas permukaan laut. Dengan ketinggian permukaan wilayah
tersebut, maka kota Pontianak sangat dipengaruhi oleh pasang surut air sungai
sehingga mudah tergenang.
Ketinggian air dari permukaan tanah pada saat banjir di wilayah kota rata-
rata50 cm. Pada pengamatan pasang surut melalui alat ukur ( pada koordinat
0000’5” LU dan 109002’20” BT) diperoleh titik pasang tertinggi sebesar 2,42
meter, titik pasang terendah sebesar 0,07 meter dan muka laut rata-rata maksimal
0,89 meter).
Kota Pontianak terbelah menjadi tiga daratan dipisahkan oleh Sungai Kapuan
Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar 400 meter,
kedalaman antara 12 sampai dengan 16 meter, sedangkan cabangnya mempunyai
lebar sebesar 250 meter. Sungai ini selain sebagai pembagi wilayah fisik kota juga
berfungsi sebagai pembatas perkembangan wilayah yang mempunyai karakteristik
berbeda. Kurangnya jaringan penghubung yang dapat mengkoneksikan antar
ketiga bagian wikayah Kota Pontianak menyebabkan wilayah kota seperti
terkotak-kotak dengan fungsi dan perkembangan yang berbeda-beda
sehinggainfrastruktur pendukungnya seperti jaringan jalan dan jembatan sangat
berperan dalam mengimbangi perkembangan wilayah kota.

2.2 Aspek Kependudukan


Pada tahun 2016 jumlah penduduk Kelurahan Sungai Jawi Luar sebanyak
39.259 jiwa. Kelurahan Sungai Jawi Luar merupakan daerah yang padat
penduduk dengan luas wilayahnya yang hanya 234 Ha. Satu diantara penyebab
padatnya penduduk Kelurahan Sungai Jawi Luar adalah karena pada daerah ini
banyak dibangun perumahan.

2.3 Sumber Air Baku


Kelurahan Sungai Jawi Luar, Pontianak Barat mendapatkan pasokan air dari
PDAM Imam Bonjol dengan sumber air baku berasal dari Sungai Kapuas apabila
terjadi kemarau, memiliki kapasitas 300 liter per detik. Distribusi air dari PDAM
Imam Bonjol dibagi untuk beberapa kelurahan di daerah Pontianak Barat yang
memiliki luas 1.682 Ha. Kelurahan Sungai Jawi Luar memiliki luas 234 Ha
merupakan daerah permukiman.

2.4 Proyeksi
2.4.1 Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk yang ada sangat diperlukan untuk kepentingan
perencanaan dan perancangan air buangan . Air buangan semakin lama semakin
meningkat sesuai dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk dimasa yang
akan datang. Dalam proyeksi penduduk ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
yaitu (Smith,dkk, 2001) :
1. Jumlah populasi peduduk dalam suatu area
Bila perkembangan penduduk pada masa lampau tidak terdapat penurunan,
maka proyeksi penduduk akan semakin teliti.
2. Kecepatan pertambahan penduduk
Apabila angka kecepatan pertambahan penduduk pada masa lampau
semakin besar, maka proyeksi penduduk akan berkurang petelitiannya.
3. Kurun waktu proyeksi
Semakin panjang kurun waktu proyeksi, maka proyeksi penduduk akan
semakin berkurang ketelitiannya. Data penduduk masa lampau sangat
penting untuk menentukan proyeksi penduduk pada masa yang akan
datang. Jadi pada dasarnya proyesi penduduk pada masa yang akan datang
sangat bergantung pada data penduduk saat sekarang ataupun masa
lampau.Dalam menghitung proyeksi penduduk, terdapat tiga metode, yaitu
(Smith,dkk, 2001) :
a. Metode Rata-rata Aritmatik
Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk
yangselalu naik secara konstan, dan dalam kurun waktu yang pendek.
Rumus yang digunakan :
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝑟(𝑑𝑛)
dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun
dn = kurun waktu proyeksi
b. Metode Berganda (Geometrik)
Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan
penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan penduduk .
Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan
menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk
mendekati maksimum. Rumus yang digunakan :
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + (1 + 𝑟)𝑑𝑛
Dimana :
Po = Jumlah Penduduk mula-mula
Pn = Penduduk tahun n
dn = kurun waktu
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk pertahun.
c. Metode Selisih Kuadrat Minimum (Least Square)
Metoda ini digunakan untuk garis regresi linier yang berarti bahwa
data perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan kecenderungan
garis linier, meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah.
Dalam persamaan ini data yang dipakai jumlahnya harus ganjil.
Rumusnya adalah :
𝑃𝑛 = 𝑎 + (𝑏𝑡)
dimana :
t = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
a = {(∑ 𝑝)(∑ 𝑡 2 ) − (∑ 𝑡)(∑ 𝑝. 𝑡)}/{𝑛(∑ 𝑡 2 ) − (∑ 𝑡)2 }
b = {𝑛(∑ 𝑝. 𝑡) − (∑ 𝑡)(∑ 𝑝)}/{𝑛(∑ 𝑡 2 ) − (∑ 𝑡)2 }
Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk,
terlebih dahulu mencari nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap - tiap
metode. Untuk metode yang mempunyai nilai koefisien korelasi yang
mendekati nilai 1 (satu), sesuai atau tidaknya analisa yang akan dipilih
ditentukan dengan menggunakan nilai koefisien korelasi yang berkisar
antara 0 (nol) sampai 1 (satu) maka metode itulah yang dipakai untuk
memproyeksikan penduduk. Persamaan yang dipakai adalah sebagai
berikut :

𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑦)(∑ 𝑥)
𝑟=
√{𝑛(∑ 𝑦 2 ) − (∑ 𝑦)2 }{(𝑛 ∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2 }

2.4.2 Standar Deviasi


Untuk menentukan pilihan metode proyeksi jumlah penduduk yang akan
digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus
dilakukan analisa dengan menghitung standar deviasi. Standar deviasi adalah
ukuran dari seberapa luas simpangan nilai dari nilai rata-rata (mean). Untuk
mementukan metode proyeksi yang paling mendekati kebenaran terlebih dahulu
perlu dihitung standar deviasi dari hasil perhitungan ketiga metode diatas.

√Σ(yi−y mean)2
S= untuk n > 20……………………………............ (2.1)
n−1

√Σ(yi−y mean)2
S= untuk n < 20……………………………….........(2.2)
n

Dimana :
S = standar deviasi
Yn = variable independen Y
Y = data penduduk per tahun
n = jumlah data
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan 3 metode yaitu
metode aritmatika, metode geometri dan metode least square. Analisa
perhitungan dari ketiga metode ini secara matematis dengan standar deviasi (τ).
Jadi pemilihan dari ketiga metode ini adalah data yang nilai standar
deviasinya terkecil pada proyeksi jumlah penduduk di Kelurahan Sungai Jawi
Luar.
Data yang akan digunakan dalam perhitungan ratio jumlah penduduk
adalah data 5 tahun terakhir dimulai pada tahun 2018 sampai tahun 2022 yang
didapatkan dari Kantor BPS Kota Pontianak. Berikut data jumlah penduduk 5
tahun terakhir Kelurahan Sungai Jawi Luar :
Tabel 2.1. Data Jumlah Penduduk Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Penduduk

2013 36.010

2014 36.796

2015 37.599

2016 38.423

2017 39.259

Sumber : BPS Kota Pontianak


Berdasarkan data tersebut, dapat ditentukan laju pertumbuhan penduduk
Kelurahan Sungai Jawi Luar sebagai berikut:
Tabel 2.2 Perhitungan Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Sungai Jawi Luar

Pertumbuhan Penduduk
No. Tahun Jumlah Penduduk
Jiwa %
1. 2013 36.010 - -
2. 2014 36.796 786 2,18
3. 2015 37.599 803 2,18
4. 2016 38.423 824 2,19

5. 2017 39.259 836 2,18

3249 8,73
Sumber : Hasil Analisis,2018
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan hasil presentase pertumbuhan jumlah
penduduk yaitu sebesar 8,73%. Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah :
𝑃2017−𝑃2013
Ka = 2017−2013
39.259−36010
Ka =
4

Ka = 30.256 Jiwa/tahun
Presentase pertumbuhan penduduk rata-rata Kelurahan Sungai Jawi Luar
pertahun:
8,73
r= 4

r = 2,18 %
1. Metode Aritmatika
Perhitungan proyeksi metode aritmatika dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Pn = (𝑃𝑜 + 𝑛. 𝑟)
Berdasarkan perhitungan rata-rata pertumbuhan penduduk diatas, didapat nilai
Ka adalah sebesar 30.256 jiwa/tahun. Selanjutnya dilakukan perhitungan mundur
terhadap jumlah penduduk. Sebagai contoh yaitu Tahun 2018 didapat perkiraan
jumlah penduduk seperti berikut :
Pn = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎(𝑇𝑛 − 𝑇𝑜)
Po = 𝑃𝑛 + 𝐾𝑎(𝑇𝑛 − 𝑇𝑜)
P2018 = 2013 + 𝐾𝑎(2017 − 2013)
= 39.259 + 812,3(2017 − 2013)
= 39.259 – 3.249,2
= 36.010 jiwa
Dengan cara diatas, dilakukan juga perhitungan untuk tahun-tahun selanjutnya.
2. Metode Geometri
Perhitungan proyeksi metode geometri dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus :
Pn = Po (1 + r)n
Pada perhitungan menggunakan metode Geometrik , perkiraan jumlah
penduduk menggunakan nilai presentase pertumbuhan penduduk rata-rata (r).
Nilai r pada perhitungan diatas adalah sebesar 2,18%. sebagai contoh digunakan
data jumlah penduduk Tahun 2018, didapat perkiraan jumlah penduduk Tahun
2018 seperti berikut :
Pn = Po (1+r)n
Pn2013
Po = (1 +r)n
39.259
= (1 +0.0218)4

= 39.259 jiwa
Dengan cara diatas, dilakukan juga perhitungan untuk tahun-tahun selanjutnya.
3. Metode Least Square
Perhitungan proyeksi metode Least Square dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Pn = Y = a+b.x
Pada perhitungan menggunakan metode Least Square terlebih dahulu tentukan
nilai koefisien a dan b berdasarkan data jumlah penduduk.
Tabel 2.3. Kompilasi Data Untuk Perhitungan Koefisien a dan b

Jumlah Penduduk
Tahun Tahun Ke (x) x.y x2
(y)

2013 1 36.010 -144040 16

2014 2 36.796 -110388 9

2015 3 37.599 -75198 4

2016 4 38.423 -38423 1

2017 5 39.259 -144040 16

Jumlah 15 188087 -368049 55

Sumber :Hasil Analisis, 2018


Dari data diatas didapat nilai r sebagai berikut.
188087
a= = 37.617
5
−368049
b= = -6.691
55

y = a + bx
y= 37.617 y + -6.691x
Dengan cara diatas, dilakukan juga perhitungan untuk tahun – tahun
selanjutnya. Untuk menentukan pilihan metode proyeksi jumlah penduduk yang
akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus
dilakukan dengan analisa menghitung standard deviasi dan koefisien korelasi.
Tabel 2.4. Pengecekan standar deviasi
Tahun Jumlah ARITMATIKA GEOMETRI LEAST SQUARE
Tahun
ke (x) Penduduk (Y) Yn Yn-Ymean (Yn-Ymean)² Yn Yn-Ymean (Yn-Ymean)² Yn Yn-Ymean (Yn-Ymean)²
2013 1 36,010 38609.2 991.8 983667.24 36269.248 -1348.1524 1817514.947 41106.76 3489.36 12175633.21
2014 2 36,796 37959.4 342 116964 36994.633 -622.76747 387839.3192 50020.52 12403.12 153837385.7
2015 3 37,599 37309.6 -307.8 94740.84 37734.525 117.12518 13718.3084 58934.28 21316.88 454409372.9
2016 4 38,423 36659.8 -957.6 916997.76 38489.216 871.81569 760062.5908 67848.04 30230.64 913891594.8
2017 5 39,259 36010 -1607.4 2583734.76 39259 1641.6 2694850.56 32193 -5424.4 29424115.36
Jumlah 15 188087 4696104.6 5673985.725 1563738102
y mean 37617.4
Standar Deviasi 1870.100224 109.7286653 15858.47609
Koefisien
-3.65448913 0.986737299 -0.00516857
Korelasi
2.6 Proyeksi Jumlah Penduduk
Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap
perencaan penyediaan air minum pada suatu daerah. Jumlah penduduk yang ada
berkaitan erat dengan jumlah kebutuhan air yang ada dan yang akan digunakan
dimasa yang akan datang sesuai lamanya waktu perencanaan.
Berdasarkan Peraturan Mentri Nomor 18 Tahun 2007, ada 3 metode yang dapat
digunakan dalam memproeksikan jumlah penduduk yaitu; metode aritmatik,
metode geometri dan metode least square. Pemilihan metode yang paling tepat
dilakukan dengan cara memproyeksikan jumlah penduduk 5 tahun terakhir.
Penentuan pemilihan rumus jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil
perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis
perhitungan standar deviasi. Metode yang digunakan dalam memproyeksikan
penduduk di Kelurahan Sungai Jawi Luar adalah dengan menggunakan metode
Geometri. Metode ini digunakan karena kriteria korelasi yaitu r mendekati 1 atau
paling besar, serta nilai standard deviasi terendah.
Tabel 2.5 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2018 - 2032
Tahun Jumlah Penduduk
2018 40044
2019 40845
2020 41662
2021 42495
2022 43345
2023 44212
2024 45096
2025 45998
2026 46918
2027 47857
2028 48814
2028 49790
2030 50786
2031 51801
2032 52837
Sumber : Hasil Analisis 2018
2.7 Analisa Kualitas Air Buangan
Untuk memproyeksikan kuantitas air buangan di Kelurahan Sungai Jawi Luar
diperlukan data mengenai penggunaan air bersih. Dengan mengetahui jumlah
kebutuhan air bersih Kelurahan Sungai Jawi Luar, maka dapat di tentukan
timbulan air limbah. Jumlah air buangan ditentukan berdasarkan rasio air
buangan. Rasio air buangan adalah perbandingan antara jumlah air minum yang
dipakai dengan jumlah air yang dibuang atau dikeluarkan. Rasio air buangan
berkisar antara 60% -80% dari debit rata-rata air minum.
Diketahui pada Kelurahan Sungai Jawi Luar rasio air buangannya adalah
sebanyak 80% dari debit air minum. Debit air minum rata-rata pada Kelurahan
Sungai Jawi Luar adalah 0,116474 m3/detik. Maka total debit air buangan rata-
ratanya yaitu sebanyak 0,0931792 m3/detik. Kondisi kualitas dari air buangan
pada Kelurahan Sungai Jawi Luar adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Kondisi Kualitas Air Buangan Kelurahan Sungai Jawi Luar

No. Contaminants Unit Consentration


1 Total solids (TS) Mg/L 1200
2 Total Dissolved Solids (TDS) Mg/L 850
3 Fixed Mg/L 525
4 Volatile Mg/L 325
5 Suspended Solid Mg/L 350
6 Fixed Mg/L 75
7 Volatile Mg/L 275
8 Seattleable Solids Mg/L 20
9 BOD5,20oC Mg/L 400
10 TOC Mg/L 290
11 COD Mg/L 1000
12 Nitrogen (total as N) Mg/L 85
13 Organic Mg/L 35
14 Free Ammonia Mg/L 50
15 Nitrites Mg/L 0
16 Nitritas Mg/L 0
17 Phosphorus (total as P) Mg/L 15
18 Organic Mg/L 5
19 Inorganic Mg/L 10
20 Chlorides Mg/L 100
21 Sulfate Mg/L 50
22 Alkalinity (as CaCO3) Mg/L 200
23 Grease Mg/L 150
24 Total coliforms No/100 ml 107 – 109
25 Volatile Organic Compounds 𝜇𝑔/𝑙 >400
Sumber:Data Sekunder, 2018.
Berdasarkan baku mutu effluent yaitu Permen LH Dan Kehutanan No. 68
Tahun 2016 jumlah effluent BOD dan TSS yang diizinkan adalah sama yaitu
sebesar 30 mg/L. Sedangkan kondisi kualitas air buangan di Kelurahan Sungai
Jawi Luar adalah seperti yang dilampirkan diatas. Maka bangunan pengolahan
yang direncanakan adalah bangunan yang dapat menurunkan parameter BOD .
Sehingga air buangan aman apabila dibuang ke badan air penerima, yaitu Sungai
Kapuas.

Anda mungkin juga menyukai