Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang
telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata kuliah Teknogi Bahan dengan judul “
Pengenalan jenis dan metode perawatan bambu sebagai bahan bangunan dalam desain interior
dan eksterior”
Dari manfaat makalah ini, penulis sekaligus berupaya meningkatkan pengetahuan dan
wawasan para pembaca agar menyadari pentingnya penggunaan material berkelanjutan yang
begitu melimpah di sekitar kita, terutama bambu yang belum kita ketahui dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan dan ekologis.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Dr.
Eng. Puteri Fitriaty, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing penulis
dalam membuat makalah ini.
Penyusun
1. LATAR BELAKANG
Dengan bertambahnya waktu dan meningkatnya populasi penduduk, maka
meningkat pula kebutuhan akan hunian dan berpengaruh pada perkembangan desain
interior dan arsitektur di Indonesia. Ini menyebabkan tingginya permintaan pada
lingkungan industri konstruksi bangunan dan interior/household manufactur. Dari masa
ke masa, kita selalu mengetahui bahwa material lama seperti kayu merupakan salah
satu material utama yang banyak digunakan pada perkembangan industri.
Sejalan dengan berkembang pesatnya industri, kayu memiliki masa
pertumbuhan yang relatif lama sehingga sampai menebangnya dapat memakan waktu
puluhan bahkan ratusan tahun. Dengan demikian, keberadaan kayu akan semakin
langka. Oleh karena itu, penggunaan material kayu mulai tergantikan dengan material
lain; salah satu contohnya adalah material bambu.
Bambu merupakan salah satu pilihan material yang berkelanjutan.
Parameter material yang berkelanjutan akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian
tulisan selanjutnya. Secara umum bambu merupakan satu tanaman yang berpotensi
secara ekonomis, dapat tumbuh dan beregenerasi secara cepat. Bambu juga memiliki
batang yang kuat dan lentur hingga tahan angin.
Bambu juga tumbuh banyak dan dapat dikatakan melimpah di Indonesia. Dari
sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli
Indonesia. Bambu juga salah satu material yang sudah menjadi bagian budaya
dan kehidupan masyarakat Indonesia. Ketika saat peralatan modern belum ada,
bambu memiliki peran sebagai peralatan yang mendukung kehidupan manusia.
Kemudian juga pada saat acara-acara tertentu seperti pernikahan ataupun acara-acara
adat ritual masih memakai bambu. Jadi bambu sendiri menjadi bagian yang tak
terpisahkan atau sulit dipisahkan dari budaya lokal dan kehidupan rakyat Indonesia.
Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai
"bahan milik kaum miskin yang cepat rusak".
Namun, sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, sudah
hadir beberapa perusahaan yang mengangkat citra bambu dengan menghasilkan produk
berkualitas yang indah, kuat, dan tahan lama. Bambu yang dipanen dengan benar dan
diawetkan merupakan bahan yang kuat, fleksibel, dan murah, yang dapat dijadikan
bahan alternatif pengganti kayu yang semakin langka dan mahal.
1. PENGENALAN BAMBU
Bambu merupakan kelompok tanaman yang pertumbuhannya paling cepat di dunia,
yaitu mencapai lebih dari 60 cm. per hari, tergantung kondisi tanah dan iklim setempat.
Bambu dapat tumbuh baik di iklim tropis seperti Indonesia. Ketinggian pohon bambu
bervariasi, dari 100 cm – 300 cm, dengan diameter kayu antara 7,5 cm -18 cm.
Bambu merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang termasuk ke dalam famili
Gramineae dan merupakan bagian dari komoditas hasil hutan bukan kayu.
Novriyanti, (2005) dalam Arsad, E (2014) mengemukakan bahwa bambu sangat
potensial sebagai bahan substitusi kayu karena rumpunan bambu dapat terus
berproduksi selama pemanenannya terkendali dan terencana.
2. PEMANFAATAN BAMBU
a. Dalam segi ekologis
Berdasarkan pemaparan terdahulu, maka bambu dapat menjadi alternatif dalam
penerapan material ekologis. Salah satu kategori utama pada material ekologis
adalah memiliki syarat aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan dan hal ini
selaras dengan apa yang dinyatakan oleh Frick & Suskiyatno (1998) bahwa bahan
bangunan tradisional yang bersumber dari alam seperti, batu alam, kayu, bambu
dan tanah liat merupakan material yang tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengganggu kesehatan manusia, berbeda dengan material kontemporer seperti
keramik, tegel, pipa plastik dan sebagainya.
Sebagai tumbuhan, bambu memiliki manfaat yang besar bagi ekologi dan
lingkungan. Bambu menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan
tanaman biasa, maka apabila ingin menghasilkan target jumlah oksigen untuk
suatu wilayah atau kota, dapat tercapai lebih cepat karena pertumbuhannya yang
cepat dibandingkan tanaman biasa.
Bambu mereduksi kemungkinan erosi, jadi cocok ditanam di kemiringan
permukaan tanah untuk menghindari bencana longsor. Ketiga, akar bambu
menyerap polutan tanah dan memperbesar cadangan air. Di sempadan sungai,
keberadaan rumpun bambu akan menjernihkan air.
Bangunan rumah susun dengan struktur bambu dengan menggunakan teknologi
insulasi inovatif memiliki konsumsi energi dan produksi karbon yang lebih rendah
bila dibandingkan bangunan batu bata.
Gambar 1 : bamboo yang digunakan untuk menjernihkan air (kiri) dan mencegah erosi ( kanan)
Gambar 2 : material bambu yang tahan gempa karena elastisitas yang tinggi ( kiri) dan bangunan dari
bambu yang terkesan ringan ( kanan)
Gambar 4: peta penyebaran bambu di Indonesia yang diantara 1250 spesies di asia, 145 spesies diantaranya ada di
indonesia
3. JENIS-JENIS BAMBU
Tetapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua jenis bambu dapat digunakan untuk
konstruksi bangunan. Berikut ini adalah beberapa jenis bambu yang dapat dan umum
digunakan sebagai bahan bangunan:
a. Bambu Petung atau Bambu Batu (Dendrocalamus Asper). Bambu ini dapat tumbuh
mencapai panjang 25 meter dengan diameter hingga 20 centimeter. Jenis bambu ini
adalah bambu berdiameter terbesar dibandingkan bambu jenis lainnya. Bambu petung
biasa digunakan sebagai tiang dan penyangga bangunan, bahan baku pulp dan kertas,
kayu lapis, furnitur, dan berbagai peralatan pertanian.
b. Bambu Hitam atau Pring Wulung (Gigantochloa Astroviolacea). Bambu dengan warna
kuit hijau kehitaman ini dapat tumbuh mencapai panjang sekitar 20 meter dengan
diameter hingga 14 centimeter. Bambu hitam biasanya digunakan sebagai bahan baku
alat musik tradisional angklung dan cemplung, bahan baku furnitur, dan kerajinan
tangan.
Gambar 5: jenis-jenis bambu (dari kiri ke kanan): petung, hitam, ampel, ori, batu dan amdong.
4. WAKTU PEMANENAN BAMBU
Dibandingkan kayu yang masa panennya hingga 10 tahun, maka bambu hanya
memerlukan sekitar tiga tahun untuk panen. Tanaman bambu di Indonesia merupakan
tanaman bambu simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul di dalam
rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul. Batang
bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan
dalam proses penebangan.
Metode pemanenan tanaman bambu adalah dengan metode tebang habis dan tebang
pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu ditebang, baik yang tua maupun
yang muda sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh bercampur antara bambu
yang tua dan yang muda.
8|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU
Selain itu, metode ini juga menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu
sehingga kelangsungan tanaman bambu terganggu karena sistem perebungan bambu
dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa jenis tanaman
bambu, metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering dan mati. Pada jenis
yang lain masih mampu menumbuhkan rebungnya, tetapi dengan diameter rebung tidak
besar dan jumlahnya tidak banyak.
Gambar 6: penebangan tebang pilih pohon bambu yang sudah tua, membantu menjaga kelestarian bambu
Gambar 7: teknik pengawetan bambu (dari atas kiri hingga bawah kanan) 1. Perendaman 2. Pengasapan 3.
Pembakaran dan 4. Perendaman dengan air kapur.
b. Pengawetan secara kimiawi
Prof. Dr. Morisco membagikan penyuluhan tentang cara mengawetkan bambu
dengan borax yang cepat dan ekonomis. Metode ini bisa dibilang paling umum
digunakan oleh petani bambu di Indonesia. Metodenya menggunakan Borax dan
Boric dengan perbandingan 3:2 dengan konsentrasi maksium 5%. Selanjutnya
dicampurkan dengan air kurang lebih 20 liter dan pewarna makanan dengan warna
cerah. Pewarna digunakan untuk mengetahui penyerapan pengawet oleh batang.
10 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
Gambar 8: metode pengawetan dengan borax yang disimpan di dalam ruang bertekanan tinggi
11 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Seperti yang sudah dikemukakan dari materi diatas, bambu merupakan material
yang sangat berkelanjutan. Kayu yang sekarang kita kenal sebagai material
bangunan yang dipakai dari generasi ke generasi semakin menipis dan mahal.
Manfaat bambu dari segi ekologis memiliki kegunaan:
a. Bambu merupakan material yang tidak mengandung zat kimia yang dianggap
zat yang bisa mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan kandungan karbon
dalam tanaman bambu sangat rendah dibandingkan tanaman yang berkayu.
b. Bambu menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan tanaman
biasa. Bambu dalam skala perkotaan dalam jumlah yang besar mampu
membersihkan udara yang berpolusi.
c. Bambu mampu mencegah erosi, sehingga tanaman ini banyak ditemukan di
daerah perbukitan. Hal ini disebabkan tanaman bambu menyerap banyak
kandungan air berlebih didalam tanah.
Material bambu yang kita sering disampingkan juga berguna dalam konstruksi yang
lebih kuat dan lebih ekonomis. Seperti yang sudah dipaparkan dari materi diatas,
bahwa bambu mempunyai kelenturan yang hampir disandingkan dengan baja,
walaupun dalam segi kekuatan baja lebih unggul dibandingkan dengan bambu.
Konstruksi bambu sangat cocok untuk bangunan dengan konstruksi kecil, seperti
rumah hunian.
Pemilihan bambu yang cocok untuk konstruksi bangunan sangat didukung oleh kuat
lemah-tebal tipisnya bambu. Bambu yang dipilih membutuhkan pengawetan yang
maksimal, dikarenakan bambu merupakan material bangunan yang cenderung
mudah rusak karena pengaruh cuaca dan hama serta mudah terbakar.
2. SARAN
Diperlukan kesadaran bagi semua pihak, terutama bagi pembaca untuk lebih
melestarikan alam, seperti contoh kecilnya menggunakan material alami, sehat,
didapatkan langsung didaerah kita serta tidak merusak lingkungan. Perlu juga
adanya pengetahuan lebih tentang manfaat material berkelanjutan seperti bambu
dilingkungan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari masyarakat yang membangun
rumahnya tanpa memperhatian aspek lingkungan dan aspek kesehatan,
menggunakan material yang merugikan lingkungan dan merancang bangunan tanpa
pertimbangan kondisi iklim sehingga menggangu kenyamanan pengguna.
Pemakaian bambu sebagai bagian konstruksi bangunan bukan hanya melihat jenis
atau kuat – lemahnya bambu, tetapi perlu pengetahuan dasar bagaimana
mengawetkan bamboo dan bagaimana mengaplikasikan dan menyusun bambu ke
dalam bangunan sehingga bisa berdiri kokoh. Pengetahuan budidaya bamboo perlu
ditingkatkan, agar melalui kehadirat bamboo kita justru bisa melestarikan kayu dan
lingkungan kita.
12 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
DAFTAR PUSTAKA
Efa Suriani/ Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan
Tantangannya /138-Article%20Text-460-2-10-20171222_2.pdf
Effendi Arsad/ Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru /TEKNOLOGI PENGOLAHAN
DAN MANFAAT BAMBU. Pdf
Dari internet:
https://www.researchgate.net/publication/Balai Riset dan Standardisasi Industri
BanjarbaTEKNOLOGI_PENGOLAHAN_DAN_MANFAAT_BAMBU
https://www.klopmart.com/article-181-bahan-bangunan-natural-bambu.html
https://www.arsitag.com/article/bambu-sebagai-bahan-bangunan
http://aridwipayana.blogspot.com/2014/11/tanaman-bambu-1001-manfaat-untuk-
manusia.html
13 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U