Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang
telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata kuliah Teknogi Bahan dengan judul “
Pengenalan jenis dan metode perawatan bambu sebagai bahan bangunan dalam desain interior
dan eksterior”
Dari manfaat makalah ini, penulis sekaligus berupaya meningkatkan pengetahuan dan
wawasan para pembaca agar menyadari pentingnya penggunaan material berkelanjutan yang
begitu melimpah di sekitar kita, terutama bambu yang belum kita ketahui dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan dan ekologis.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Dr.
Eng. Puteri Fitriaty, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing penulis
dalam membuat makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Palu, 27 Februari 2019

Penyusun

1|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………………………………...1
Daftar isi …………………………………………………………………………………2
Bab 1 : Pendahuluan
1. Latar belakang …………………………………………………………………………3
2. Rumusan masalah ……………………………………………………………………..4
3. Maksud ………………………………………………………………………………..4
4. Tujuan …………………………………………………………………………………4
Bab 2 : Pembahasan
1. Pengenalan bambu.…………………………………………………………………….5
2. Manfaat Bambu ..……………………………………………………………………….
2.1 Dalam segi ekolgis…………………………………………………………………5
2.2 Dalam segi arsitektural ……………………………………………………………6
3. Jenis-jenis bambu ……………………………………………………………………..7
4. Waktu pemanenan bambu ……………………………………………………………..8
5. Teknik pengawetan bambu ..……………………………………………………………
5.1 Teknik tradisional………………………………………………………………….9
5.2 Teknik kimiawi …………………………………………………………………..10
6. Masa Pemotongan Bambu …………………………………………………………...11
Bab 3 : Penutup
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………..12
2. Saran …………………………………………………………………………………12
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….13

2|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dengan bertambahnya waktu dan meningkatnya populasi penduduk, maka
meningkat pula kebutuhan akan hunian dan berpengaruh pada perkembangan desain
interior dan arsitektur di Indonesia. Ini menyebabkan tingginya permintaan pada
lingkungan industri konstruksi bangunan dan interior/household manufactur. Dari masa
ke masa, kita selalu mengetahui bahwa material lama seperti kayu merupakan salah
satu material utama yang banyak digunakan pada perkembangan industri.
Sejalan dengan berkembang pesatnya industri, kayu memiliki masa
pertumbuhan yang relatif lama sehingga sampai menebangnya dapat memakan waktu
puluhan bahkan ratusan tahun. Dengan demikian, keberadaan kayu akan semakin
langka. Oleh karena itu, penggunaan material kayu mulai tergantikan dengan material
lain; salah satu contohnya adalah material bambu.
Bambu merupakan salah satu pilihan material yang berkelanjutan.
Parameter material yang berkelanjutan akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian
tulisan selanjutnya. Secara umum bambu merupakan satu tanaman yang berpotensi
secara ekonomis, dapat tumbuh dan beregenerasi secara cepat. Bambu juga memiliki
batang yang kuat dan lentur hingga tahan angin.
Bambu juga tumbuh banyak dan dapat dikatakan melimpah di Indonesia. Dari
sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli
Indonesia. Bambu juga salah satu material yang sudah menjadi bagian budaya
dan kehidupan masyarakat Indonesia. Ketika saat peralatan modern belum ada,
bambu memiliki peran sebagai peralatan yang mendukung kehidupan manusia.
Kemudian juga pada saat acara-acara tertentu seperti pernikahan ataupun acara-acara
adat ritual masih memakai bambu. Jadi bambu sendiri menjadi bagian yang tak
terpisahkan atau sulit dipisahkan dari budaya lokal dan kehidupan rakyat Indonesia.
Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai
"bahan milik kaum miskin yang cepat rusak".
Namun, sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, sudah
hadir beberapa perusahaan yang mengangkat citra bambu dengan menghasilkan produk
berkualitas yang indah, kuat, dan tahan lama. Bambu yang dipanen dengan benar dan
diawetkan merupakan bahan yang kuat, fleksibel, dan murah, yang dapat dijadikan
bahan alternatif pengganti kayu yang semakin langka dan mahal.

3|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang menjadi alasan material bambu sebagai bahan bangunan yang
berkelanjutan?
b. Apa jenis material bambu yang baik dan ekonomis untuk material struktur
bangunan, terutama jenis bambu yang digunakan di iklim tropis?
c. Kapan bambu bisa digunakan dalam pengaplikasian bambu ke dalam struktur dan
arsitektur bangunan?
d. Kapan rentang waktu bambu untuk bertahan jika bambu tersebut diawetkan dan
tidak diawatkan?
e. Mengapa bambu dianggap paling efesien daripada material alam lainnya?
f. Dimanakah bambu dapat ditemukan dan dibudidayakan?
g. Bagaimanakah proses pengawetan bambu?
3. MAKSUD
a. Menggali lebih dalam mengenai manfaat dari bambu yang besar bagi ekologi dan
lingkungan serta baik dalam segi arsitektur.
b. Mencari info mengenai pengawetan bambu yang mudah dipahami
c. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis bambu yang dapat dipakai dalam
kebutuhan arsitektur
4. TUJUAN
a. Pembaca diajak untuk memahami begitu pentingnya melestarikan bahan baku
material bangunan yang mahal dan menggantinya dengan material alam yang sudah
melimpah.
b. Untuk menumbuhkan kesadaran dan semangat dalam merancang bangunan yang
tidak merugikan lingkungan.
c. Mengembangkan arsitektur berkelanjutan melalui pemanfaatan material bambu
yang tumbuh melimpah.
d. Memahami bagaimana pemanenan dan proses pengawetan bambu.

4|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


BAB 2
PEMBAHASAN

1. PENGENALAN BAMBU
Bambu merupakan kelompok tanaman yang pertumbuhannya paling cepat di dunia,
yaitu mencapai lebih dari 60 cm. per hari, tergantung kondisi tanah dan iklim setempat.
Bambu dapat tumbuh baik di iklim tropis seperti Indonesia. Ketinggian pohon bambu
bervariasi, dari 100 cm – 300 cm, dengan diameter kayu antara 7,5 cm -18 cm.
Bambu merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang termasuk ke dalam famili
Gramineae dan merupakan bagian dari komoditas hasil hutan bukan kayu.
Novriyanti, (2005) dalam Arsad, E (2014) mengemukakan bahwa bambu sangat
potensial sebagai bahan substitusi kayu karena rumpunan bambu dapat terus
berproduksi selama pemanenannya terkendali dan terencana.
2. PEMANFAATAN BAMBU
a. Dalam segi ekologis
Berdasarkan pemaparan terdahulu, maka bambu dapat menjadi alternatif dalam
penerapan material ekologis. Salah satu kategori utama pada material ekologis
adalah memiliki syarat aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan dan hal ini
selaras dengan apa yang dinyatakan oleh Frick & Suskiyatno (1998) bahwa bahan
bangunan tradisional yang bersumber dari alam seperti, batu alam, kayu, bambu
dan tanah liat merupakan material yang tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengganggu kesehatan manusia, berbeda dengan material kontemporer seperti
keramik, tegel, pipa plastik dan sebagainya.
Sebagai tumbuhan, bambu memiliki manfaat yang besar bagi ekologi dan
lingkungan. Bambu menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan
tanaman biasa, maka apabila ingin menghasilkan target jumlah oksigen untuk
suatu wilayah atau kota, dapat tercapai lebih cepat karena pertumbuhannya yang
cepat dibandingkan tanaman biasa.
Bambu mereduksi kemungkinan erosi, jadi cocok ditanam di kemiringan
permukaan tanah untuk menghindari bencana longsor. Ketiga, akar bambu
menyerap polutan tanah dan memperbesar cadangan air. Di sempadan sungai,
keberadaan rumpun bambu akan menjernihkan air.
Bangunan rumah susun dengan struktur bambu dengan menggunakan teknologi
insulasi inovatif memiliki konsumsi energi dan produksi karbon yang lebih rendah
bila dibandingkan bangunan batu bata.

Gambar 1 : bamboo yang digunakan untuk menjernihkan air (kiri) dan mencegah erosi ( kanan)

5|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


b. Dalam segi arsitektural
1. Material anti gempa
Berdasarkan penelitian, bambu memiliki beberapa keungggulan.
Bahannya yang ringan cocok digunakan untuk daerah yang rawan diguncang
gempa, karena bambu memiliki serta yang melampaui kekuatan daya tarik baja
dengan diameter yang sama.
Bambu mempunyai sifat elastisitas atau kelenturan pada batangnya
sehingga bambu tumbuh dengan kokoh walaupun tanaman bambu itu tumbuh
semakin tinggi. Walaupun diterjang angin yang sangat kuat bambu akan tetap
tumbuh dan berdiri. Disamping kekuatan bambu cukup tinggi, kekuatan tarik
pada bagian kulit bambu untuk beberapa jenis bambu melampaui kuat tarik baja
mutu sedang dan ringan,

Gambar 2 : material bambu yang tahan gempa karena elastisitas yang tinggi ( kiri) dan bangunan dari
bambu yang terkesan ringan ( kanan)

2. Material yang mudah dibentuk dan disambung


Sifat bambu yang elastis membuat bambu mudah dibentuk menjadi
beragam bentuk dan lekukan. Hal ini disebabkan bambu mengandung kadar air
yang tinggi dn mempunyai serat yang menyerupai serat fiber. Dilihat kondisi
fisiknya, bambu mempunyai rongga udara didalamnya, rongga tengah pada
bambu sebenarnya berfungsi sebagai bracer. Bracer dapat memperkuat bambu
dan membuat elemen yang biasa digunakan sebagai struktur menjadi lebih
ringan dan tidak kaku ketika ditarik atau ditekan, yang tidak seperti halnya kayu
yang keras. Bambu juga memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah
sehingga struktur bambu menjadi lebih dapat diandalkan.

Gambar 3: material bambu yang mudah dilekukan dan mudah dibentuk

6|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


3. Mudah didapat dan lebih ekonomis
Menurut Mera & Xu (2014), bambu merupakan sumber daya alam
penting yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki unsur serba guna termasuk
dibidang ekonomi. Banyak dari negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan
mengandalkan produk bambu sebagai alat perumahan dan pertanian. Selain itu,
tunas tanaman bambu dikonsumsi sebagai bahan makanan sayuran pada
berbagai negara di Asia Timur dan Tenggara.
Menurut Sattar (1995) terdapat sekitar 75 genus dan 1250 spesies bambu
tumbuh di berbagai tempat di dunia, terutama di Asia. Di Indonesia sendiri,
sebanyak seratus empat puluh lima (145) spesies dapat ditemukan dengan
sekitar 29 marga bambu yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur
negeri ini dengan berbagai macam keanekaragamannya.
Wilayah sebelah barat Indonesia didominasi oleh genera bambusa,
gigantochloa dan dendrocalamus yang memiliki diameter menengah sampai
dinding tebal dan diameter besar, sedangkan di wilayah timur didominasi oleh
schizostachyum, dinochloa, nastus dan racemobambos yang sebagian besar
memiliki diameter lebih kecil dan dinding tipis dan kebanyakan bambu yang
menjalar/merambat.

Gambar 4: peta penyebaran bambu di Indonesia yang diantara 1250 spesies di asia, 145 spesies diantaranya ada di
indonesia
3. JENIS-JENIS BAMBU
Tetapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua jenis bambu dapat digunakan untuk
konstruksi bangunan. Berikut ini adalah beberapa jenis bambu yang dapat dan umum
digunakan sebagai bahan bangunan:
a. Bambu Petung atau Bambu Batu (Dendrocalamus Asper). Bambu ini dapat tumbuh
mencapai panjang 25 meter dengan diameter hingga 20 centimeter. Jenis bambu ini
adalah bambu berdiameter terbesar dibandingkan bambu jenis lainnya. Bambu petung
biasa digunakan sebagai tiang dan penyangga bangunan, bahan baku pulp dan kertas,
kayu lapis, furnitur, dan berbagai peralatan pertanian.
b. Bambu Hitam atau Pring Wulung (Gigantochloa Astroviolacea). Bambu dengan warna
kuit hijau kehitaman ini dapat tumbuh mencapai panjang sekitar 20 meter dengan
diameter hingga 14 centimeter. Bambu hitam biasanya digunakan sebagai bahan baku
alat musik tradisional angklung dan cemplung, bahan baku furnitur, dan kerajinan
tangan.

7|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


c. Bambu Apus atau Pring Apus (Gigantochloa Apus). Bambu dengan kulit berwarna
hijau tua ini adalah bambu berdiameter terkecil, hanya sekitar 4 – 10 centimeter. Bambu
apus biasanya digunakan sebagai pagar hias, gagang payung, peralatan pancing, bahan
baku pulp dan kertas, bahan baku kerajinan tangan, dan juga pemecah arus angin ke
dalam rumah (wind breaker)
d. Bambu ori (bambusa bambos). Dengan tinggi berdiameter dan warna batang. Tinggi
mencapai 30 m (dinding batang sangat tebal dan batang berbulu tebal); 15 - 18 cm
(jarak buku 20 - 40 cm); berwarna hijau muda; tempat tumbuhnya di tanah basah,
disepanjang sungai. Jenis ini berguna sebagai pengendali banjir bila ditanam di
sepanjang sungai dan pelindung tanaman dari angin kencang. Batangnya dipakai untuk
industri pulp, kertas, dan kayu lapis.
e. bambusa vulgaris Schrader ex Wendland. Nama lokalnya adalah pring ampel, bambu
ampel, haur. Dengan tinggi berdiameter dan warna batang; tinggi mencapai 10 - 20 m
(batang berbulu sangat tipis dan tebal dinding batang 7 - 15 m; 4 - 10 cm (jarak buku
20 - 45 cm); kuning muda bergaris hijau tua. Tempat tumbuhnya, mulai dataran rendah
hingga ketinggian 1200 m, di tanah marjinal atau di sepanjang sungai, tanah genangan,
pH optimal 5 - 6,5; serta tumbuh paling baik pada dataran rendah.
f. gigantochloa pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja. Nama lokalnya adalah bamboo
andong, gambang surat, peri. Tinggi mencapai 7 - 30 m (batang berbulu tebal dan tebal
dinding batang hingga 2 cm); diameter 5 - 13 cm (jarak buku hingga 40 - 45 cm); warna
batangnya adalah hijau kehijau, kuningan atau hijau muda. Tempat tumbuhnya di tanah
liat berpasir/tanah berpasir, dengan ketinggian hingga 1.200 m di atas permukaan laut
dengan curah hujan per tahun 2.350 - 4.200 mm, temperatur 20 - 32 0 C, dengan tingkat
kelembaban relatif sekitar 70%. Manfaatnya adalah digunakan untuk bahan bangunan,
pipa air.

Gambar 5: jenis-jenis bambu (dari kiri ke kanan): petung, hitam, ampel, ori, batu dan amdong.
4. WAKTU PEMANENAN BAMBU
Dibandingkan kayu yang masa panennya hingga 10 tahun, maka bambu hanya
memerlukan sekitar tiga tahun untuk panen. Tanaman bambu di Indonesia merupakan
tanaman bambu simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul di dalam
rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul. Batang
bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan
dalam proses penebangan.
Metode pemanenan tanaman bambu adalah dengan metode tebang habis dan tebang
pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu ditebang, baik yang tua maupun
yang muda sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh bercampur antara bambu
yang tua dan yang muda.
8|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU
Selain itu, metode ini juga menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu
sehingga kelangsungan tanaman bambu terganggu karena sistem perebungan bambu
dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa jenis tanaman
bambu, metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering dan mati. Pada jenis
yang lain masih mampu menumbuhkan rebungnya, tetapi dengan diameter rebung tidak
besar dan jumlahnya tidak banyak.

Gambar 6: penebangan tebang pilih pohon bambu yang sudah tua, membantu menjaga kelestarian bambu

5. TEKNIK PENGAWETAN BAMBU


Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang disukai
rayap dan menjadi tempat tumbuh yang baik bangi cendawan akibat suhu dan
kelembapan tinggi di daerah tropis. Tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi
bamboo tahan lama 2-3 tahun saja. Sedangkan dengan pengawetan dan pemeliharaan
yang memadai dapat tahan laam > 15 tahun.
Bamboo harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua: dalam hal terakhir berbintik
putih pada pangkalnya, berserat padat denganpermukaan yang mengilap. Di tempat
ruas tidak boleh ada yang pecah. Ada beberapa cara dalam pengawetan bambu, yakni:
a. Pengawetan dengan cara tradisional
Di Indonesia bambu sudah digunakan sebagai bahan bangunan sejak dulu kala.
Tidak heran jika banyak sekali metode tradisional pengawetan bambu dengan bahan
alami, berikut ini adalah contohnya:
1. Perendaman dalam Air
Metode ini cukup sering dipakai dan tidak memerlukan banyak uang. Kita cukup
merendamnya dalam kolam, parit, sungai ataupun sawah selama 3-4 bulan. Setelah
dirasa cukup tinggal dijemur hingga kering. Bambu yang direndam akan menjadi
lebih kokoh dan lebih tahan cuaca. Kelemahan terbesar dari metode ini adalah
bambu yang diawetkan akan mengeluarkan bau tidak sedap.
2. Pengasapan
Metode pengasapan memang sudah sangat terkenal sebagai pengawetan tradisional.
Kita mengawetkan bambu dengan menaruhnya di atas perapian, asap panas akan
mengurangi kelembaban bambu. Batang bambu yang sudah kering memiliki
kemungkinan yang sangat kecil mengalami kerusakan karena jamur ataupun
mikroorganisme. Sayangnya pengasapan membutuhkan banyak bahan bakar.

9|JENIS DAN METODE PERAWATAN BAMBU


3. Pembakaran
Dalam metode ini bambu sedikit dipanaskan dengan suhu tinggi sehingga sebagian
zat gula akan berubah menjadi karbon. Hasilnya para serangga tidak akan mau
mendekatinya. Sama halnya dengan pengasapan, bambu juga berkurang kadar
airnya sehingga serangan biologis pun terhindarkan. Untuk melakukannya kita
butuh tungku api lalu taruh batang bambu di atasnya. Biarkan api mengenai batang
namun tidak sampai membakarnya. Butuh perhatian ekstra untuk melakukan ini.
4. Air Kapur
Larutan kapur memiliki kandungan kalsium karbonat yang dapat meningkatkan
daya tahan batang bambu. Kapur akan melapisi bambu sehingga lebih kuat terhadap
kelembaban karena air sulit masuk ke dalam pori-pori.
Selain itu masih ada metode kimia yang lebih tahan lama dibandingkan metode
tradisional, proses pengawetan juga bisa dilakukan lebih cepat. Tapi karena kita
menggunakan bahan kimia maka kita harus lebih berhati-hati.

Gambar 7: teknik pengawetan bambu (dari atas kiri hingga bawah kanan) 1. Perendaman 2. Pengasapan 3.
Pembakaran dan 4. Perendaman dengan air kapur.
b. Pengawetan secara kimiawi
Prof. Dr. Morisco membagikan penyuluhan tentang cara mengawetkan bambu
dengan borax yang cepat dan ekonomis. Metode ini bisa dibilang paling umum
digunakan oleh petani bambu di Indonesia. Metodenya menggunakan Borax dan
Boric dengan perbandingan 3:2 dengan konsentrasi maksium 5%. Selanjutnya
dicampurkan dengan air kurang lebih 20 liter dan pewarna makanan dengan warna
cerah. Pewarna digunakan untuk mengetahui penyerapan pengawet oleh batang.

10 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
Gambar 8: metode pengawetan dengan borax yang disimpan di dalam ruang bertekanan tinggi

MASA MEMOTONG BAMBU


Penelitian menunjukkan bahwa bamboo sebagai bahan bangunan sebaiknya dipotong
pada umur 3-6 tahun. Pada umur itu, bamboo memiliki mutu dan kekuatan yang paling
tinggi dan agak tahan terhadap hama dan jamur jika dirawat dan dikeringkan dengan
baik.

11 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Seperti yang sudah dikemukakan dari materi diatas, bambu merupakan material
yang sangat berkelanjutan. Kayu yang sekarang kita kenal sebagai material
bangunan yang dipakai dari generasi ke generasi semakin menipis dan mahal.
Manfaat bambu dari segi ekologis memiliki kegunaan:
a. Bambu merupakan material yang tidak mengandung zat kimia yang dianggap
zat yang bisa mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan kandungan karbon
dalam tanaman bambu sangat rendah dibandingkan tanaman yang berkayu.
b. Bambu menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan tanaman
biasa. Bambu dalam skala perkotaan dalam jumlah yang besar mampu
membersihkan udara yang berpolusi.
c. Bambu mampu mencegah erosi, sehingga tanaman ini banyak ditemukan di
daerah perbukitan. Hal ini disebabkan tanaman bambu menyerap banyak
kandungan air berlebih didalam tanah.
Material bambu yang kita sering disampingkan juga berguna dalam konstruksi yang
lebih kuat dan lebih ekonomis. Seperti yang sudah dipaparkan dari materi diatas,
bahwa bambu mempunyai kelenturan yang hampir disandingkan dengan baja,
walaupun dalam segi kekuatan baja lebih unggul dibandingkan dengan bambu.
Konstruksi bambu sangat cocok untuk bangunan dengan konstruksi kecil, seperti
rumah hunian.
Pemilihan bambu yang cocok untuk konstruksi bangunan sangat didukung oleh kuat
lemah-tebal tipisnya bambu. Bambu yang dipilih membutuhkan pengawetan yang
maksimal, dikarenakan bambu merupakan material bangunan yang cenderung
mudah rusak karena pengaruh cuaca dan hama serta mudah terbakar.

2. SARAN
Diperlukan kesadaran bagi semua pihak, terutama bagi pembaca untuk lebih
melestarikan alam, seperti contoh kecilnya menggunakan material alami, sehat,
didapatkan langsung didaerah kita serta tidak merusak lingkungan. Perlu juga
adanya pengetahuan lebih tentang manfaat material berkelanjutan seperti bambu
dilingkungan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari masyarakat yang membangun
rumahnya tanpa memperhatian aspek lingkungan dan aspek kesehatan,
menggunakan material yang merugikan lingkungan dan merancang bangunan tanpa
pertimbangan kondisi iklim sehingga menggangu kenyamanan pengguna.
Pemakaian bambu sebagai bagian konstruksi bangunan bukan hanya melihat jenis
atau kuat – lemahnya bambu, tetapi perlu pengetahuan dasar bagaimana
mengawetkan bamboo dan bagaimana mengaplikasikan dan menyusun bambu ke
dalam bangunan sehingga bisa berdiri kokoh. Pengetahuan budidaya bamboo perlu
ditingkatkan, agar melalui kehadirat bamboo kita justru bisa melestarikan kayu dan
lingkungan kita.

12 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U
DAFTAR PUSTAKA

Dari jurnal dan pdf:


Grace Hartanti/ Jurusan Desain Interior, Fakultas Komunikasi Multimedia, Universitas Bina
Nusantara/ KEBERADAAN MATERIAL BAMBU SEBAGAI SUBTITUSI MATERIAL
KAYU PADA PENERAPAN DESAIN INTERIOR DAN ARSITEKTUR. Pdf

Efa Suriani/ Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan
Tantangannya /138-Article%20Text-460-2-10-20171222_2.pdf

Tineu Indrianeu/ Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Siliwangi Tasikmalaya / Hubungan


Pemanfaatan Bambu sebagai Bahan Kontruksi Rumah Tahan Gempa dengan Perilaku
Masyarakat dalam Menjaga Pelestarian Lingkungan/ 8240-19225-1-PB.pdf

Effendi Arsad/ Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru /TEKNOLOGI PENGOLAHAN
DAN MANFAAT BAMBU. Pdf

Dari internet:
https://www.researchgate.net/publication/Balai Riset dan Standardisasi Industri
BanjarbaTEKNOLOGI_PENGOLAHAN_DAN_MANFAAT_BAMBU

https://www.klopmart.com/article-181-bahan-bangunan-natural-bambu.html

https://www.arsitag.com/article/bambu-sebagai-bahan-bangunan

http://aridwipayana.blogspot.com/2014/11/tanaman-bambu-1001-manfaat-untuk-
manusia.html

13 | J E N I S D A N M E T O D E P E R A W A T A N B A M B U

Anda mungkin juga menyukai