Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya
nafsu makan karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan
gizi,masalah obesitas(kegemukan)juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas
pada usia lanjut berdampak pada peningkatan resiko penyakit
kardiovaskuler,diabetes mellitus dan hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan
bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Sementara untuk usia
lanjut yang sakit,asupan gizi diperlukan untuk proses penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi. (Mery E. Beck,2011:155)
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan yang
berlaku dalam kehidupan dirinya. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel
otak,yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendekj,melambatnya
proses informasi kesulitan mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan
rencana yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari yang disebut amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa,perubahan
kepribadian,penurunan kemampuan untuk sehari-hari dan perilaku yang berulang-
ulang dapat juga disertai delusit palanoid atau perilaku antisosial lainnya.( Mery
E. Beck,2011:156).

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah Pengertian Dari Lansia ?
1.2.2. Apa Sajakah Batasan Lansia?
1.2.3. Apa Sajakah Ciri-ciri dari Lansia ?
1.2.4. Apa Sajakah Perubahan Pada Lansia ?
1.2.5. Apakah Definisi dari Gizi ?
1.2.6. Apakah Pengertian dari Status Gizi ?

1
1.2.7. Apa Sajakah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ?
1.2.8. Apa Sajakah Kebutuhan Zat Gizi ?
1.2.9. Apakah Kecukupan Gizi Pada Manula Sama ?
1.2.10. Apa Sajakah Solusi Dan Diet Pada Lansia ?
1.2.11. Bagaimanakah Proses Penuaan ?
1.2.12. Bagaimanakah Perubahan Fisiologis Pada Lanjut Usia Berkaitan Dengan
Kebutuhan Zat Gizi ?
1.2.13. Apa Sajakah Resiko Penyakit Penyerta Pada Lansia (Penyakit Degenerative) ?

1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontic dan
menambah pengetahuan semua mahasiswa tentang kebutuhan gizi pada lansia.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Lansia


2. Untuk Mengetahui Batasan Lansia
3. Untuk Mengetahui Ciri-ciri dari Lansia
4. Untuk Mengetahui Perubahan Pada Lansia
5. Untuk Mengetahui Definisi dari Gizi
6. Untuk MengetahuiPengertian dari Status Gizi
7. Untuk MengetahuiFaktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
8. Untuk Mengetahui Kebutuhan Zat Gizi
9. Untuk Mengetahui Kecukupan Gizi Pada Manula Sama
10. Untuk Mengetahui Solusi Dan Diet Pada Lansia
11. Untuk Mengetahui Proses Penuaan
12. Untuk Mengetahui Perubahan Fisiologis Pada Lanjut Usia Berkaitan
Dengan Kebutuhan Zat Gizi

2
13. Untuk Mengetahui Resiko Penyakit Penyerta Pada Lansia (Penyakit
Degenerative).

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Lansia
2.1.1. Pengertian Lansia
Lanjut usia merupakan proses dari tumbuh kembang yang akan
dijalami setiap individu, yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
dalam beradaptasi dengan lingkungan (Azizah, 2011). Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi, anak-anak, dewasa
dan akhirnya menua (menjadi tua). Semua orang akan mengalami proses
untuk menjadi tua dan masa hidup manusia yang terakhir merupakan masa
tua. Lansia berdasarkan karakteristik sosial, masyarakat menganggap bahwa
orang yang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban,
kerutan pada kulit, dan hilangnya gigi (ompong)Stanley & Beare (2007).
World Health Organization (WHO, 2014) menetapkan bahwa 65 tahun
termasuk katagori lansia. Negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang
memiliki usia 60 tahun ke atas. Orang yang sehat dan aktif berusia 65 tahun
menganggap usia 75 tahun sebagai pemulaan lanjut usia. Di masa ini secara
bertahap seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
(Brunner dan Suddart, 2000). Jadi lansia adalahsuatu proses yang akan
dialami setiap manusia dan secara bertahap akan mengalami kemunduran
fisik, mental, social.

2.1.2. Batasan Lansia


Batasan lansia berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 1998 adalah
60 tahun. Pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut,
(Depkes dalam Sutikno, 2011) membuat pengelompokan Batasan lansia
sebagai berikut:
1. Kelompok pertengahan usia (45-54 tahun)
2. Kelompok lanjut usia dini (55-64 tahun)

4
3. Kelompok usia lanjut (65 tahun ke atas)
4. Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (berusia 70 tahun ke atas atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit
berat atau cacat).

Menurut WHO lanjut usia meliputi (Notoatmodjo, 2007 dalam Sutikno


2011):
1. Usia pertengahan (middle age), usia 45 – 59 tahun
2. Usia lanjut (elderly), usia 60 – 70 tahun
3. Usia lanjut tua (old), usia antara 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old), usia di atas 90 tahun.

2.1.3. Ciri-Ciri Lansia


Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri
orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu
akan lama terjadi.

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas


Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.

5
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia


Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
(Hurlock,1980:380)

2.1.4. Perubahan Pada Lansia


Semakin bertambahnya umur, proses penuaan secara degeneratif akan
berdampak pada perubahan-perubahan di dirimanusia. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia (Kuntjoro, 2002 dalam Sutikno, 2011):
3. Perubahan fisik
Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik dan
juga fungsinya akan menurun. Perubahan dari tingkat sel sampai kesemua
organ tubuh.
4. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mentalyang pertama adalah
perubahan fisik, kesehatan umum, keturunan, tingkat pendidikan, dan
lingkungan.
5. Perubahan psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia akan mengalami penurunan
kognitif dan psikomotor. Dengan adanya penurunan fungsi tersebut, lansia

6
mengalami perubahan psikososial terkait dengan kepribadian lansia itu
sendiri.
6. Perkembangan spiritual
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari tujuan dan arti
hidup, kebutuhan untuk saling mencintai dan dicintai serta, kebutuhan
untuk memberi dan mendapatkan maaf.

2.2.Konsep Gizi
2.2.1. Pengertian Gizi
Pengertian gizi dalam kesehatan reproduksi adalah bagaimana
seoarang individu, mampu untuk mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan
oleh tubuhnya, agar individu tersebut tetap berada dalam keadaan sehat dan
baik secara fisik atau mental. Serta mampu menjalankan sistem metabolisme
dan reproduksi, baik fungsi atau prosesnya secara alamiah dengan keasan
tubuh yang sehat (Marmi, 2013).

2.2.2. Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan
(requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik,
perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya) (Suyanto,
2009). Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik
seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energy yang masuk dan yang
dikeluarkan oleh tubuh (Marmi, 2013).

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


a. Faktor external
Faktor external yang mempengaruhi status gizi antara lain (Marmi, 2013):
1. Pendapatan

7
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya dalah taraf ekonomi
keluarga, yang hubungannya dengan daya beli keluarga tersebut.
2. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap
dan perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi yang baik.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
4. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan.

b. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi status gizi anatara lain (Marmi, 2013):
1. Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki
orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak dan remaja.
2. Kondisi Fisik
Seseoarang yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status
kesehatan mereka yang buruk. Anak dan remaja pada periode hidup ini
kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat.
3. Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan.

2.2.4. Kebutuhan Zat Gizi


1. Gizi

8
Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh
makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan agar menghasilkan berbagai aktivitas
penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan
istilah nutrient (unsur gizi). Istilah ini dipakai secara umum pada setiap zat
yang dicerna,diserap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal
tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia
sehingga jenis nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang
ada dalam makananadalah pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang
paling penting diantara jenis-jenis hidratarang ini adalah pati
polisakarida yang dicernakan oleh enzimamilase
pancreas.Karbohidrat dioksidasi dalam tubuh agar menghasilkan
panas dan energy bagi segala bentuk aktivitas tubuh.Penggunaan
karbohidrat relative menurun pada usia lanjut karena kebutuhan
kalori juga menurun 1960 kal pada laki-laki.Pada perempuan 1700
kal.
2) Protein
Protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan
dan perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga
kekebalan tubuh. Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari
nabati bias dari jenis kacang-kacangan vitamin dan mineral.
Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah
sekitar 0,8 gram/kg bb atau 15-25% dari kebutuhan energy. Di
anjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein nabati
dan dari protein hewani dengan perbandingan 2 :1 jumlah protein
yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per hari

9
dan wanita 48 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10%
protein hewani lain dan 75% protein nabati.
3) Lemak
Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari atom-atom
karbon,hirogen dan oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya
berbeda.lemak di bentuk melalui penggabungan gliserol dengan
asam-asam lemak. Misalnya lemak dalam mentega,minyak sayur
dll. Pada usia lanjut dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih dari
15% kebutuhan energy dan menggunakan minyak nabati karna
mengandung asam lemak tak jenuh kecuali santan.
4) Air dan serat
Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien
dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam
minuman.Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air
merupakan media tempat proses metabolism. Kehilangan air
terjadi melalui udara pernafasan lewat keringat,urin dan feses.Pada
lansia dianjurkan untuk minum lebih dari 6-8 per hari.
5) Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh,
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri
merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan didalam tubuh.contoh; sayur-
sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi lansia komposisi energy
sebanyak 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki
sebanyak 1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita 1700kalori.
Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian
energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul
obesitas. Sebaliknya terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh

10
akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. (mary E.
Beck.2011:1-5)

2.2.5. Kecukupan Gizi Pada Manula Sama


Menurut (mary E. Beck,2011:157-158)kecukupan gizi pada kelompok
penduduk yang lebih muda usianya. Satu-satunya pengecualian adalah
penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti pertambahan umur. Sebab-
sebab yang melandasi kondisi ini adalah :
1. Keadaan fisik menurun bersamaan dengan bertambahnya usia, sehingga
energi yang di keluarkan lebih sedikit.
2. Perubahan pada komposisi dan fungsi tubuh menyebabkan penurunan
BMR (basal metabolic rate)

Implikasi praktis pengurangan energi ini :


1. Apabila konsumsi energi tidak berkurang, berat badan akan naik
2. Diet harus mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan akan nutrien sementara masukan energi (jumlah total makanan)
di kurangi.

Orang-orang tertentu dalam kelompok manula memperlihatkan


peningkatan kebutuhan akan nutrient-nutrien tertentu. Hal ini bukan
merupakan problem yang kusus bagi manula saja.Problem tersebut dapa
terjadi pada segala kelompok umur, hanya frekuensinya lebih sering pada
kelompok manula. Sebagai contoh, manula yang sehari-hari tingal di dalam
rumah tidah pernah bepergian, akan memerlukan lebih banyak vitamin D dari
makanannya. masukan vitamin D yang di anjurkan bagi manula yang aktif
keluar adalah 2,5 fjg kolekalsiferol per hari. Sedangkan rekomendasi terahir
bagi manula yang selalu tingal di rumah adalah 10 fjg per hari. (mary E.
Beck,2011:157-158)

11
2.2.6. Solusi Dan Diet Pada Lansia
Solusi dan diet pada lansia yaitu dapat di ketahui dari pola makan,
karena pola makan yang tepat dapat mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia,
mulai dari kesehatan, produktivitas, dan semangatnya. Namun mengingat
kondisi fisik dan bologis yang mengalami penurunan, membuat lansia harus
mengatur pola amakannya secara khusus.Penurunan kondisi ini misalya lansia
sering mengeluh, sulit mengonsumsi daging dan makanan keras akibat
ganguan gigi dan gusinya. Selain itu mereka juga sering merasa tak nyaman
saat mengonsumsi susu, karena lactose intoleran di tambah kehilangan selera
makan akibat menurunnya indra perasa. Kondisi itulah lansia memerlukan
perencanaan menu kusus. Diet kusus ini penting untuk mengurangi resiko
kekurangan gizi atau sebaliknya kelebihan gizi.(Ririn indriyani, 2011).

2.3. Proses Menua


2.3.1. Penuaan
Proses ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun.
Beberapa orang menyadari di mulainya proses penuaan (di luar, rambut yang
menjadi putih) dan proses ini tidak menimbulkan permasalahaan. Kemudian
proses penuaan terjadi semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas.
Kerapuhan akibat perubahan fisiologis tidak selalu mudah di bedakan dari
penurunan jasmania yang menyertai malnutrisi. Perubahan degenerative
dalam proses penuaan mencakup :
1. Penurunan kemampuan mencium baud an mengecap
2. Penurunan daya pendengaran
3. Penurunan daya penglihatan
4. Osteoarthritis
5. Osteoporosis
6. Penyakit pembuluh arteri

12
7. Penurunan toleransi glukosa
8. Penurunan ukuran dan kekuatan otot

Hanya sedikit yang bias kita lakukan untuk mencegah semua keadaan
ini, kecuali mungkin menghindari keadaan kegemukan. Berat badan yang
berlebihan membuat gerakan lebih sulit dan menambah rasa nyeri pada
keadaan artritis.Kegemukan juga menggangu toleransi glukosa dan menjadi
penyabab timbulnya penyakit pembuluh nadi.

2.3.2. Perubahan Fisiologis Pada Lanjut Usia Berkaitan Dengan Kebutuhan


Zat Gizi
Menurut (Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut :
1. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat memberikan indikasi status gizi dan
tingkatbugaran jasmani seseorang.Akibat penuaan pada lansia masa otot
berkurang sedangkan masalah malah beekurang. Masa tubuh yang
berlemak berkurang sebanyak 6,3% sedangkan banyak 2% masa lemak
bertambah dari berat badan. Jumlah cairan tubuh berkurang dari 60% dari
berat badan pada orang muda menjadi 45% dari berat badan wanita usia
lanjut (kawas dan broak mayer,2006;Arisman,2008.)

2. Gigi dan mulut


Gigi merupakan unsur penting untuk pencapaian derajat kesehatan dan
gizi yang baik. Perubahan fisiologis yang terjadi ]ada jaringan keras gigi
sesuai perubahan pada gigi. setelah gigi erupsi,morfologi gigi berubah
karena pemakaian kemudian tanggal digantikan gigi permanen.pada usia
lanjut gigi permanen menjadi kering,lebih rapuh,berwarna lebih gelap,dan
bahkan sebagian gigi telah tanggal (Arisman,2004).Dengan hilangnya gigi
geligi akan mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan bawah akan

13
mengakibatkan daya kunyah menurun. Pada lansia saluranpencernaan
tidak dapat mengimbangi ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga
akan mempengaruhi kesehatan umum (Darmojo,2010).

3. Indra pengecap dan pencium


Dengan bertambahnya umur ,kemampuan mengecap,mencerna,dan
metaboisme makanan berubah. Menyatakan 80% tunas pengecap hilang
padausia 80 tahun. Wanita pasca menopause cenderung berkurang
kemampuan mearasakan manis dan asin. Keadaan ini dapat menyebabkan
lansia kurang menikmati makanan dan mengalami penurunan nafsu makan
dan asupan makanan (Darmojo, 2010).

4. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan pengosongan Lambung menurun seiring
dengan meningkatnya usia. Lapisan lambung lansia menipis di atas 60
tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang. Akibatnya penyerapan vitamin
dan zat besi berkurang sehingga berpengaruh pada kejadian osteoporosis
dan osteomalasia pada lansia. Pada manusia lanjut usia,reseptor pada
esophagus kurang sensitive dengan adanya makanan. Hal ini
menyebabkan kemampuan peristaltic esophaGus mendorong makanan ke
lambung menurun sehingga pengosongan esophagus terlambat
(Darmojo,2010).

5. Hematologi
Berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada usia lanjut sebagai
akibat dari proses manua pada system hemkropoetik. Berdasarkan
pengamatan klinik dan laboratorium,didapatkan bukti bahwa pada batas
umur tertentu,sumsum tulang mengalami involusi ,sehingga cadangan
sumsum tulang pada usia lanjut menurun(Darmojo,2010).

14
2.3.3. Resiko Penyakit Penyerta Pada Lansia (Penyakit Degenerative)
1. Penyakit kulit
Penyakit kulit pada lansia lanjut perlu dikenal berhubungan dengan
gizi seperti ;
1) Penyakit kulit mungkin manifestasi bentuk spesifik malnutrisi.
2) Penyakit kulit membutuhkan intervensi gizi
untukpenyembuhan,seperti ulkus decubitus.
3) Penyakit kulit menunjukan penyakit metabolik, seperti diabetes.
4) Penyakit kulit menimbulkan malnutrisi seperti, pada skerosis
sistemik.
5) Penyakit kulit membutuhkan terapi yang bersamaan dengan gizi

Tanda-tanda pada kulit pasien malnutrisi yaitu adanya defisiensi


riboflavin menumbulkan dermatitis seberrhoic di tandai dengan
kemerahan dan mengelupas lipatan kulit antara hidung dan sudut mulut
dan lesi mengelupas yang sama juga terjadi pada keriput sekitar mata.
1. Penyakit pada rongga mulut usia lanjut usia
1) Kandidiasis rongga mulut
Infeksi ragi dalam mulut sering terjadi pada usia lanjut. Permukaan
keputihan terlihat pada membran mukosa mulut.Lokalisasi dapat
terjadi di lidah, gusi, atau bibir tetapi dapat juga terjadi infeksi
kandidiasis menyeluruh pada mulut.
2) Glositis
Masalah yang berhubungan dengan glositis adalah defisiensi besi,
defisiensi riboflavin, defisiensi folasin (Baker, Jaslow, dan Frank
1978).
3) Leukoplakia

15
Timbul lapisan keputihan menetap atau garis retak pada bibir dam
memban mukosa mulut.Lesi ini tidak dapat diobati dan merupakan
tempat berkembangnya kanker.
2. Penyakit saluran cerna pada usia lanjut :
1) Perdarahan saluran cerna
Perdarahan saluran cerna kronis dan berat mengakibatkan
anemia defisiensi besi, menurunnya tekanan darah pada orang
yang sebelumnya menderita tekanan darah tinggi.
2) Diare
Diare padalanjut usia di bagi atas diare akut dan kronis. Diare
akut dapat terjadi akibat adanya bakteri gastroenteritis.Diare
kronis disebabkan oleh inflamasi usus besar dan penyakit usus
halus penyebab maldigesti dan malabsorbsi.
3) Kontipasi
Kontipasi berkaitan dengan asupan yang rendah.Dapat
penyebab konstipasi berulang.
4) Nyeri perut
Penyebab paling sering dari nyeri perut akut seperti obstruksi
usus (disebabkan kanker, volvulus, atau appendicitis).

Cara menanggulanginya:
1. Makan-makanan camilan atau makanan kecil yang tepat pada saat
sebelum tidur diantara jam-jam makan.
2. Hindari makanan yang dapat mengganggu percernaan seperti
cabai,merica,dan minuman yang mengandung alcohol.

16
BAB III

ANALISA JURNAL

3.1 Kasus Asam Urat

Pada saat pengkajian Ny.G usia 51 tahun, mengatakan lutut sebelah kanan terasa

sakit pada saat duduk dan berjalan,lutut ny.g terlihat kemerah,bengkak dan pada

saat ibu berjalan ibu merasa kesakitan.

3.2 Telaah Jurnal

1. Apakah status gizi lansia sama dengan orang dewasa ?

Jurnal : Norhasanah,(2015).Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status

gizi dan kesehatan lansia perempuan pada Panti sosial dan Lembaga Sosial

Masyarakat di Banjarmasin.

Penjelasan : menurut fatma (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan selera makan pada lansian antara lain kehilangan gigi,yang

menimbulkan kurangnya kenyamanan atau munculnya rasa sakit saat

mengunyah makanan; penurunan indra perasa dan penciuman yang

menyebabkan turunnya nafsu makan dan juga sensitivitas rasa manis dan asin

berkurang ; berkurangnya cairan saluran cerna (sekresi pepsin), dan enzim-

enzim pencernaan proteolitik, yang mengakibatkan penyerapan protein tidak

berjalan efisien ; berkurangnya sekresi salipa yang dapat menimbulkan

kesulitan dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan

pada gigi; serta penurunan mortilitas usus, sehingga memperpanjang waktu

17
singgah (trasite time) dalam saluran gastrointestinal mengakibatkan

pembesaran perut dan konstipasi.

Pada perinsipnya kebutuhan macam zat gizi pada lansia tetap sama

seperti yang dibutuhkan orang-orang dengan usia yang lebih muda,yang

berubah hanyalah jumlah dan komposisinya. Konsumsi energi sebaiknya

dikurangi disesuaikan dengan menurunnya aktivitas tubuh. sebaliknya

konsumsi makanan sumber protein,vitamin dan mineral perlu ditingkatkan

baik dari segi jumlah maupun mutunya. Sayuran dan buah-buahan sebaiknya

dikonsumsi dalam jumlah yang cukup secara teratur dan bervariasi.selain

sebagai sumber vitamin dan mineral sayuran dan buah-buahan merupakan

sumber serat yang baik.

2. Ciri – ciri lansia yang mengalami kekurangan gizi

Jurnal : Simanjuntak (2014) status gizi lanjut usia didaerah

pedesaan,Kecamatan Porsea, Kab.Toba Samusir Prov.Sumatra Utara

Penjelasan : kekurangan gizi pada lansia ditandai dengan penurunan berat

badan akibat kurangnya nafsu makan sehingga pemenuhan kalori yang

dibutuhkan tidak tercukupi. Difisensi zat gizi seperti kekurangan zat bezi pada

lansia mempunyai dampat terhadap penurunan kemampuan fisik dan

menurunkan kekebalan tubuh.

3. Cara screening status gizi lansia/ masalah gizi pada lansia ?

Jurnal : Harviken Gunn (2016). Screening of nutritional risk among older

persons

18
Penjelasan : ada empat alat skrining antara lain :

a. MNA-SF yaitu instrumen yang digunakan untuk mengungkap resiko

malnutrisi pada lansia dalam perawatan jangka panjang..

b. SNAQ yaitu instrumen yang digunakan untuk mendeteksi pasien dengan

malnutrisi sedang dan parah .

c. MST yaitu skrining dapat dilakukan dalam waktu singkat,menggunakan

data sehari-hari.

d. GNRI yaitu untuk menilai status gizi pasien lansia .

Dari empat alat skrining diatas , alat yang paling cocok untuk menskrining

status gizi pada lansia menurut jurnal yaitu dengan menggunakan alat

skrining MNA-SF.

4. Peran perawat penangani status gizi pada lansia ?

Jurnal : Wibowo (2017). Gambaran pengetahuan diet gout artritis pada lansia

Penjelasan : Peran perawat terhadap gizi lansia dengan artritis gout yaitu

sebagai pemberi informasi yang optimal kepada lansia mengenai diet artritis

gout.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya.Didalam makanan alami yang kita makan mengandung
dua kelompok,yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi terdiri dari
karbohidrat,lemak,protein,air,mineral,vitamin dan serat makanan.sedangkan pada
zat non gizi terdiri atas enzim : sintesase,hydrolase;bahan menyerupai vitamin
:kartinin,glutation;dan pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus dimakan
karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat menimbulkan
gejala defisiensi.
Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi
Menurut (Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut;komposisi
tubuh,gigi dan mulut,indera pengecap dan pencium,gastrointesternal dan
hematologi.
Resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative) adalah sebagai
berikut;penyakit kulit,penyakit pada rongga mulut,penyakit saluran
cerna,penyakit system kardiovaskuler,penyakit salauran nafas dll.

4.2 Saran
Sebaiknya lansia tidak mengabaikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari
dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat dan memaksakan diri, dan
keluarga lebih memperhatikan asupan nutrisi, kesehatan, dan mengontrol
aktivitas lansia.

20

Anda mungkin juga menyukai