A. Identitas klien
Nama : Tn “R”
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 61 tahun 2 Bulan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kauman GM 1/61 RT 035/010 Ngupasan Gondo Kusam
Diagnosa Medis : Dyspneu
Tanggal Masuk RS : 14 Oktober 2017
Tanggal Pengkajian : 15 Oktober 2017
Alasan Masuk RS :
Klien sesak nafas dan batuk
1
Selama sakit : Klien masih bisa tidur namun sering terbangun karena sesak nafas,
terdapat lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.
6. Pola kognitif–persepsi
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan dalam kesehariannya klien selalu di
dalam rumah dan terkadang keluar di depan rumah untuk sekedar mencari udara segar
atau bersantai. Klien agak susah berbicara kadang tidak mengalami gangguan
pendengaran menggunakan bahasa tubuh namun keluar sudah sangat paham dengan
cara komunikasi kalien, penglihatan baik.
Selama sakit : Selama proses anamnesis klien sedikit mengerti dengan ucapan
perawat, namun dalam anamnesis klien yang selalu menerjemahkan apa yang
dirasakan klien, konjungtiva merah jambu, lembab, tidak ikterik, keluar secret sedikit
dari hidungnya, klien dapat mengidentifikasikan bau dengan baik.
7. Pola persepsi diri–konsep diri
Sebelum sakit : Klien berperan sebagai kepala rumah tangga, tinggal bersama istri dan
anaknya.
Selama sakit : Karena sedang sakit klien harus tinggal di Rumah Sakit untuk
mendapatkan perawatan dengan ditemani oleh istri dan terkadang ponakan-
ponakananya secara bergantian, terkadang keluarganya datang untuk menjenguk.
Begitu juga kerabat dekatnya.
8. Pola peran–berhubungan
Sebelum sakit : Klien berperan dalam keluarganya sebagai kepala keluarga.
Hubungan dengan istrinya, anak-anaknya, orang tuanya dan ponakan-ponakannya
sangat baik dan dekat.
Selama sakit : Klien terpaksa tidak dapat menjalankan perannya dikarenakan sedang
sakit.
9. Pola seksual–reproduksi
Sebelum sakit : Tn. “R” adalah seorang laki – laki berusia 61 tahun dan sudah
menikah.
Selama sakit : Klien tidak dapat menjalankan perannya dalam keluarga dan tidak
dapat berkumpul dengan keluarga karena sedang sakit dan harus di rawat di Rumah
Sakit.
10. Pola koping–toleransi terhadap stress
Sebelum sakit : Klien berperan sebagai kepala keluarga dan menjalankan perannya
dengan baik, tinggal dirumah bersama istrinya dan anaknya . Klien sudah terbiasa
dengan kondisinya.
Selama sakit : keluarga klien mengatakan bahwa klien dapat menerima kenyataan ini,
klien sedikit cemas dan gelisah serta tidak nyaman karena harus tinggal di Rumah
Sakit.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien memang tidak pernah sholat dan ibadah.
2
C. Analisa Data
Data Etiologi Problem
Ds : Gangguan Ketidakefektifan Pola
Keluarga klien mengatakan sesak Muskuloskeletal Nafas
nafas
Do :
Terpasang oksigen non - rebreathing
mask 6 ltr/menit
RR : 25 x/menit
Ds : Ventilasi – perfusi Gagguan Pertukaran Gas
Keluarga klien mengatakan sesak
nafas
Do :
Terpasang O2 6 ltr/menit
Klien nampak gelisah
Pemeriksaan fisik paru didapatkan
bunyi ronkhi
D. Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Ketidakefektifan pola NOC NIC
nafas b.d gangguan Respiratory status : Airway Management
muskuloskeletal Airway patency Pemantauan tanda vital
Setelah dilakukan tindakan Pantau pola pernapasan , auskultasi
Ds : keperawatan selama 2x24 suara napas
Keluarga klien jam diharapkan pola nafas Ajarkan teknik relaksasi
mengatakan sesak dapat dicegah dengan Ajarkan teknik batuk efektif
nafas kriteria hasil : Berikan terapi nebulizer ultrasonik
Mendemonstarikan dan udara atau oksigen
Do : batuk efektif dan suara Atur posisi pasien (fowler)
Terpasang (4) Kolaborasi pemberian O2
oksigen non - Menunjukan jalan nafas
rebreathing mask yang paten (4)
6 ltr/menit
RR : 25 x/menit Vital Sign Status
Klien tampak Setelah dilakukan tindakan
gelisah keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pertukaran
gas dapat dicegah dengan
kriteria hasil :
Suhu (5)
Rata – rata denyut
apikal (5)
Rata – rata denyut radial
(5)
Rata – rata respirasi (5)
TD Sistolik (5)
3
TD Diastolik (5)
4
saat istirahat (4) Berikan oksigen atau udara yang
Tidak ada sesak nafas dilembabkan sesuai dengan
saat beraktifitas (4) keperluan
Tidak ada nafas pendek Berikan bronkodilator, aerosol,
(4) nebulasi
Auskultasi suara nafas Jelaskan kepada pasien sebelum
dalam rentang yang memulai pelaksanaan prosedur
diharapkan (4) untuk menurunkan ansietas dan
meningkatkan rasa kendali
Beri jaminan kepada pasien selama
periode disstres atau cemas
Lakukan higiene mulut secara
teratur
Lakukan tindakan untuk
menurunkan konsumsi oksigen
(misal mengurangi kecemasan,
pengendalian demam dan nyeri)
Atur posisi untuk memaksimalkan
potensial ventilasi dan megurangi
dispnea
E. Implementasi
Diagnosa
Implemantasi Evaluasi
Keperawatan
Ketidakefektifan pola 17 Oktober 2017 17 Oktober 2017
nafas b.d gangguan Jam 11.00 WIB Jam 12.00 WIB
muskuloskeletal
Memposisikan nyaman
S:
Ds : pasien (semi fowler)
Keluarga klien mengatakan masih
Keluarga klien
sesak nafas
mengatakan sesak Memberikan terapi
nafas oksigen sesuai 6ltr/m
O:
Do : Mengauskultasi bunyi Retraksi dinding dada berkurang
Terpasang oksigen paru Klien nampak masih menggunakan
non - rebreathing otot bantu napas
mask 6 ltr/menit Memberikan terapy TD: 136/89mmHg, N: 92x/m, RR:
RR : 25 x/menit sesuai program 20 x/menit, 37.6oC
Klien nampak nebuizer combivent :
menggunakan otot flexitide 1:1/6j A:
bantu dalam Mendemonstarikan batuk efektif dan
bernafas Mengobservasi status suara nafas yang bersih (2)
pernafasan Menunjukan jalan nafas yang paten
(2)
Mengobservasi tanda – Suhu (1)
tanda vital
Rata – rata denyut apikal (4)
5
Rata – rata denyut radial (4)
Rata – rata respirasi (1)
TD Sistolik (3)
TD Diastolik (3)
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan posisikan nyaman pasien
(semi fowler)
Lanjutkan beri terapi oksigen sesuai
6ltr/m
Lanjutkan auskultasi bunyi paru
Lanjutkan berikan terapy sesuai
program nebuizer combivent :
flexitide 1:1/6j
Observasi status pernafasan
Observasi tanda – tanda vital
6
beraktifitas (2)
Tidak ada nafas pendek (1)
Auskultasi suara nafas dalam rentang
yang diharapkan (1)
Masalah belum teratasi
P:
Monitor frekuensi, kedalaman dan
kemudahan bernapas
Observasi warna kulit,membran
mukosa, dan kuku, catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau
sianosis sentral (Subkumoral)
Kolaborasi dengan tim medis untuk
terapi oksigen dengan benar, yaitu
Non-Rebreathing Mask (NRM)