Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan merupakan sarana terpenting dalamsistem


transportasi dan sangat dibutuhkan. Ide pengembangan sarana transportasi yang kian
berkembang, menunjukkan suatu bukti nyata dengan adanya perubahan-perubahanyang
terjadi pada sarana transportasi tersebut. Kendaraan yang dahulunya bersifat klasik dimana
mengandalkan tenaga hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih mengandalkan
mekanik atau mesin.Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap dipakai oleh segenap
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa mobil memiliki kelebian tersendiri dibandingkan dengan
kendaraan bermotor lainya. Diantaranya adalah dapat mengangkut beban yang besar, dapat
dipakai untuk menempuh perjalanan yang jauh, memiliki konstruksi yang lebih kokoh dan
stabil serta kelebihan-kelebihan lainnya. Namun kadangkala kita selalu diperhadapkan pada
masalah-masalah teknis permesinannya. Hal ini membuktikan bahwa mesin tersebut yang
terdiri dari bermacam-macam elemen mesin memegang peranan yang sangat penting. Salah
satu elemen mesinyang akan dibahas lebih jauh pada tugas perencanaan ini adalah kopling,
dalam hali ini sebagai contoh analisa kita menggunakan bahan Kopling Pada Mobil
Mitsubishi Mirage GLX dengan berdasarkan data-data yang tertera pada brosur mobil
tersebut.

B. Tujuan

Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau


teliti,maka khusus dalam perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai agar memiliki efisiensi yang tinggi, antara lain :

1. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa faktor


keamanan yang dimilikinya adalah optimal yang ditunjang dengan pemilihan
bahan yang sesuai.

2. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.

3. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.

4. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.

C. Batasan Masalah

Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian dari sebuah kopling
kami jabarkan. Hanya sebahagian saja dimana dalam hal ini yang kami bahas adalah

1. Diameter rata-rata plat tengah gesek

2. Luas bidang tekan pada kopling

1
3. Tekanan rata-rata pada permukaan kopling

4. Tekanan maximum pada permukaan kopling

5. Umur daripada plat kopling

6. Mengetahui diameter poros kopling

2
BAB II
KOPLING

A. Pengertian Kopling
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/ sistem yang merupakan bagian
dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan, memutus dan
menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat
kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan cepat.

Gambar 1 : Contoh bentuk kopling pada kendaraan

Didalam industri bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenaga


motor ke unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigitransmisi dapat
dilakukan, koling juga memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam
posisi netral.

Gambar 2 : Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

3
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,begitu pengemudi
menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat pedal ditekan maka gaya
tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing.
Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas diapraghma dan pressure palte,
clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh
putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada
transmisi.

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimalsebagai


berikut :

a. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan


lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga
mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan
penghubungan adalah secara bertahap.

b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah
menghubung penuh maka antara flywheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga
daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat
kita operasionalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna,
yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak
dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling
dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak
membutuhkan waktu.

B. Kopling Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekanantara bagian
penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12
sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan
dan mobil penumpang lainnya.
Macam-macam Kopling Gesek :
Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakanpada kendaraan
ringan. Pada kendaraan roda empat menggunakan jeniskering dengan plat tunggal.
Sedangkan pada sepeda motor,menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan
kopling basahdan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jeniskering,
dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.

4
1. Kopling pelat tunggal.
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk
rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3 : kopling plat tunggal assembly

2. Kopling plat ganda/banyak

Gambar 4 : kopling plat banyak assembly

Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu
lapisan plat kopling disebut dengan kampas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan
logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu

5
 Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang
memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
 Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan
panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kampas kopling dilengkapi dengan
alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampung dan membuang debu yang
terjadi.
 Tahan terhadap gesekan. Kampas kopling direncanakan untukbergesekan,
maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.
 Dapat mencengkeram dengan baik.

Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentukpegas ataupun
karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut denganpegas radial. Konstruksinya
seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5 : pegas radial pada kopling


Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat koplingterhubung
sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus, dan jugagetaran atau kejutan selama
menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegasradial harus mampu menerima gaya radial
yang terjadi pada plat kopling memilikielastisitas yang baik.
Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegasradial dapat
mengalami kerusakan. Untuk yang dalam bentuk karet,kemungkinan karetnya
berkurang/tidak elastis lagi atau pecah. Sedangkan yangpegas ulir, kemungkinan berkurang
panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukandengan ter-jadinya kelonggaran pegas
dirumahnya dan menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas
aksial.Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 6 : pegas aksial pada kopling

6
Gesekan antar bidang/permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga
memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/mediakerja, kopling dibedakan
menjadi :

Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam
cairan/minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana
kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang,
sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak
terendam cairan/minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan
daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas
penekannya, kopling dibedakan menjadi dua jenis pegas penekan :
Kopling pegas spiral

Gambar 7 : kopling gesek dengan pegas spiral

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya
dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan penekanannya kuat dan kerjanya
cepat/spontan. Sedangkan kekurangannya penekanan kopling berat, tekanan pada plat
penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh
oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga
kebanyakan kopling pegas spiral inidigunakan pada kendaraan menengah dan berat yang
mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.

7
Kopling pegas diaphragma

Gambar 8 : Kopling gesek pegas diaphragma

Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan


pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma
mempunyai kekurangan kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive
(kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada
kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan

8
BAB III
PERHITUNGAN KOPLING PLAT GESEK

A. Spesifikasi MITSUBISHI MIRAGE GLX


Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil MITSUBISHI MIRAGE
memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
a. Daya Maksimum (N) : 77 PS
b. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm
c. Torsi Maksimum (T) : 10 kgf.m
d. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4000 rpm

B. PERANCANGAN
 Torsi maksimum
Harga torsi maksimum yang akan digunakan dalam perhitungan perancangan
kopling ini ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu : torsi maksimum dan daya
maksimum kendaraan yang terdapat pada data lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek dengan permukaan,
sehingga menyebabkan terjadinya momen puntir pada poros yang digerakkan.
Momen ini bekerja dalam waktu tR sampai putaran kedua poros sama. Pada
keadaan terhubung tidak terjadi slip dan putaran kedua poros sama dengan putaran
awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat persamaan
M r=M b . M h

Mr = Torsi Gesek (kgf.cm)


Mb = Momen Puntir Poros Transmisi (kgf.cm)
Mh = Torsi Percepatan (kgf.cm)

Nilai Mh dapat dihitung dengan persamaan:

N
M h=71620 .
n
77
M h=71620 .
6000
M h=919,12 kgf . m=9,19 kgf . cm

Maka untuk menjaga keamanan pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi
yaitu : Mh = 10 kgf.m, dengan kecepatan putar mesin n = 4000 rpm.

 Torsi gesek

9
M r=C . M h
Mr = Torsi Gesek (kgf.cm)
C = Konstanta (2,2)
Harga C berkisar antara 2-3 untuk kendaraan jenis mobil dapat dipilih dari
tabel pada lampiran. Untuk ini dipilih C=2.2

M r=C . M h
M r=2,2 . 9,19
M r=20,218 kgf . m=2021,8 kgf . cm

 Kerja gesek dan Gaya gesek


Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu
terjadinya slip

Mr . n.tR
Ar=
1910

Ar = Kerja Gesek (kgf.cm)


Mr = Torsi Gesek (kgf.cm)
N = Putaran pada Torsi Maximum (rpm)
tR = Waktu Penyambungan/slip (detik)
1910 = Faktor Korelasi Satuan

Menghitung Kerja Gesek

Dengan mengasumsikan waktu penyambungan t R = 0.5 detik maka dapat


dihitung besarnya kerja gesek yang dihasilkan sebagai berikut

Mr . n.tR
Ar=
1910
2021,8 . 4000 . 0,5
Ar=
1910
A r =2117,06 kgf . cm

Daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling
persatuan waktu.

Ar . z
Nr=
27.10 4

Nr = Daya Gesek (hp)


z = Frekuensi Penekanan Kopling (jam)
27.104 = Faktor Korelasi Satuan
Menghitung Daya Gesek

10
Dengan mengasumsikan pemakaian kopling rata-rata pada kondisi jalan
apapun z = 60/jam maka dapat dihitung besarnya daya gesek terhadap kopling
sebagai berikut

Ar . z
Nr= 4
27.10
2117,06 .60
Nr= 4
27.10
N r =0,47 Hp

 Diameter rata rata pelat gesek

Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan persamaan


untuk diameter rata-rata, yaitu :
0,4

[ ]
Nr
d=71,5 1
b
KT . . j. n 2
d

d = Diameter Rata-rata pelat (cm)


b
= Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata
d
KT = Parameter Koefisien Gesek
n = Putaran (rpm)
71,5 = Faktor Korelasi Satuan
j = Jumlah plat gesek

Menghitung Diameter rata-rata Pelat Gesek

Untuk menghitung diameter rata-rata plat gesek harus ada beberapa persamaan
yang harus dipenuhi diantaranya ada beberapa hal sebagai berikut :

Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan KT = 1,0 – 1,5, tentukan harga
KT yang diambil paling besar (1,5) karena sedikit terjadi kejutan / tumbukan.
Dan harga b/d berkisar antara 0,15 s.d 0,3, tentukan harga b/d dan coba ambil
angka 0,175.
Jumlah plat gesek yang dipakai kita tentukan j = 2.
0,4

[ ]
Nr
d=71,5 1
b
K T . . j. n 2
d
0,4

[ ]
0,47
d=71,5 1
2
1,5 . 0,175. 2 . 4000
d=13,02 cm

11
Maka lebar pelat dapat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio b/d
adalah

b
b= . d
d
b=0,175 .13.02
b=2,27 cm=22,7 mm

Dengan diketahuinya nila d dan b maka kita dapat menghitung diameter rata-
rata plat gesek d1 (diameter dalam) dan d0 (diameter luar)
d 1=d −b
d 1=13,02−2,27
d 1=10,75 cm=107,5 mm

d 0=d+ b
d 0=13,02+2,27
d 0=15,29 cm=152,9 mm

 Jarak antar paku keling


Jumlah paku keling direncanakan 16

π .d
jarak paku=
n
3,14.130,2
jarak paku=
16
jarak paku=25, 5 mm

 Luas bidang tekan

Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan
luas bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar = 0,3 dan
ini adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas
bidang tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari
hubungan

F=π . b . d . j . Ý

F = Luas Bidang Tekan (cm2)


Ý = Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur

Menghitung Luas Bidang Tekan


Untuk dapat menghitung luas bidang tekan maka kita harus mendapatkan
nilai Ý dengan mengasumsikan = 0,9

F=π . b . d . j . Ý
F=3,14 . 2,27 .13,02 . 2. 0,9
2
F=167,13 cm
12
 Tekanan rata rata permukaan
Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum, diameter
rata-rata, koefisien gesekan dan luas bidang tekan.

2. M r
ṕ=
μ.d. F
ṕ = Tekanan Permukaan Rata-rata (kgf/cm2)
μ = Koefisien Gesek
F = Luas bidang Tekan (cm2)

Menghitung Tekanan Rata-rata Permukaan

Dengan mengasumsikan koefisien gesek ( μ ) dari permukaan gesek = 0.3


maka tekanan rata-ratanya dapat dihitung dengan rumus perhitungan diatas

2. M r
ṕ=
μ.d. F
2. 2021,8
ṕ=
0,3 .13,02 . 167,13

kgf
ṕ=6,19
cm 2

 Tekanan maksimum permukaan

Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat gesek yang


cocok dan aman. Pada table 2 lampiran II tertulis harga-harga tekanan untuk
bahan pelat gesek maka tekanan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan
berikut

d
PMAX = ṕ
d1

13,02
PMAX =6,19
10,75
PMAX =7,49 kgf /cm2

 Umur pelat Gesek

Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kampas kopling) menentukan
nilai jual pelat gesek tersebut sehingga memiliki daya saing dipasara. Umur
pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan daya
gesek, sedangkan untuk menghitung volume keausan digunakan metode
perhitungan sebagai berikut

V V =F . S V . j
Vv = Volume Keausan (cm3)

13
F = Luas Permukaan Bidang Tekan (cm2)
Sv = Tebal Lapisan Permukaan Gesek (cm)
j = Jumlah Plat Gesek

Dengan didapatkanya hasil volume keausan dengan menggunakan metode


perhitungan seperti diatas maka umur pelat gesek dapat ditentukan dari
pesamaan

VV
LB =
QV N r

LB = Umur Pelat Gesek (jam)


VV = Volume Keausan (cm3)
QV = Keausan Spesifik

Menghitung Umur Pelat Gesek

Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik
dan daya gesek. Dengan adanya dengan ini maka kita mengasumsikan tebal
permukaan gesek (SV) tersebut adalah 2 mm/0,2 cm dan ini sama dengan
tebal keausan maksimum dari pelat gesek

V V =F . S V . j
V V =167,13. 0,2 .2
3
V V =66,85 cm

Untuk dapat menghitung volume keausan Plat Gesek maka kita perlu
mengetahui nilai keausan spesifik (QV) kita dapat mengasumsikan nilai
keausan spesifik sesuai dengan standar yaitu 0,125 maka dihitung volume
dapat keausan sebagai berikut

VV
LB =
QV N r
66,85
LB =
0,125 . 0,47
LB =1137,87 jam
 Perhitungan poros
Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 77 PS dan
Putaran (n) sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS)
maka harus dikalikan 0.735 untuk mendapatkan daya dalam (kw).
Daya (N) = 77 PS
Putaran(n) = 6000 rpm
Dimana :

1 PS = 0.735 kw

P = 77 x 0.735 kw
P = 56,59 kw

14
Untuk daya maksimal
Momen puntir P = 56,59 kw

Maka torsi untuk daya maksimum


5 P
T =9,74 . 10
n
56,59
T =9,74 . 105
6000
T =9186,4 kgmm=918,64 kgcm
T =9,18 kgm
T =10 kgm ( pada brosur )

 Diameter poros

Untuk perancangan poros, hal yang sangat berpengaruh adalah torsi dari
kopling, dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan
geser seperti persamaan berikut ini

d=

3 16 . M r
π . τ YP

Menghitung Diameter Poros

Untuk menghitung diameter poros maka kita harus mengkonversikan terlebih


dahulu harga torsi gesek dari kopling ke dalam satuan SI seperti berikut :

Torsi Gesek = 2021,8 kgf.cm atau 20,218 kgf.m

Dikonversikan ke satuan SI menjadi : 20,218 x 9,81 = 198,1364 Nm =


198.136,4 Nmm

Material yang diambil untuk poros ini adalah AISI 4340 COLD DRAWN
dengan yp = 99000psi atau 682,8Mpa dengan menggunakan rumus
perhitungan poros dan harga tegangan geser, kita akan mendapatkan harga
diameter poros yang kita inginkan, yaitu

d=

3 16 . M r
π . τ YP

d=

16 .198136,4
3

3,14 . 682,8
d=11,39 mm = 12 mm

 Perhitungan spline
Spline yang direncanakan atau ketentuan ukuran spline antara lain :

Jumlah spline ( Z ) = 8 buah

15
Jarak antara spline (S) = (0,5) x 5

D−d s
Tinggi spline ( H ) =
2
Diameter maksimum spline (Diambil ds = 12 )

Dimana :

Ds = 0,81 x D

D = 14,81

maka :

L = 1,9 x ds

L = 1,9 x 12 = 22,8 mm

D−d s
H=
2
14,81−12
H=
2
H=1,405 mm
W = 0,5 . ds = 0,5 . 12 = 6 mm

Jari-jari spline (rm) dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
D+d s
rm=
4
14,81+ 12
rm=
4
rm=6,702 mm

 Perhitungan naf
Naaf yang di rencanakan adalah sebagai berikut :

L = 1,5 x D
= 1,5 x 14,81
= 22,21 mm

 Perhitungan baut

16
Baut pengikat rumah kopling dengan flywheel
Jumlah baut yang di rencanakan ada 6 buah
Jarak sumbu ke baut (R) = 60 mm.
Maka gaya yang di terima oleh setiap baut adalah :
Mtd
F=
R
9186,4
F=
60
F=153,106 kg
Sehingga gaya yang di terima oleh setiap baut (fb) adalah :
F
fb=
n
153,106
fb=
6
fb=25,52kg

Bahan baut adalah SS 50 dengan kekuatan tarik (τ b) adalah 55 kg/mm2


W=F
d 1 ≥=
√4W
π .n

17
d 1 ≥=

4 . 153,106
3,14 .6
d 1 ≥=√ 32,51
d 1 ≥=5,701mm (5,917 ditabel)

π
A= d 12
4
π
A= 5,91 72
4
2
A=27,5mm

Sehingga :

25,52
τt=
27,5
kg
τ t =0,928
mm2

Syarat pemakaian adalah τg > τt = 3,43 kg/mm2 > 0,98 kg/mm2. tegangan
geser izin lebih besar dari tegangan tarik yang terjadi sehingga aman
digunakan.
Maka baut pengikat flywheel dengan rumah kopling aman untuk di pakai dari
spesifikasi yang sudah di dapat dan diperoleh :
Diameter luar (D) = 7,00 mm
Diameter Efektif (D2) = 6,350 mm
Diameter dalam (D1) = 5,917 mm
Jarak bagi (ρ) = 1 mm
Tinggi kaitan (H) = 0,541 mm
C. HASIL PERANCANGAN

Torsi Maksimum Mh = 919,12 kgf.cm


Torsi Gesek Mr = 2021,8 kgf.cm
Kerja Gesek Ar = 2117,06 kgf.cm
Daya Geser Nr = 0,47 Hp
Diameter rata-rata pelat d = 13,02 cm
Diameter (luar) pelat d0 = 15,29 cm
Diameter (dalam) pelat d1 = 10,75 cm
Jarak paku keling = 25,5 mm
Luas Bidang Tekan F = 167,13 cm2
Tekanan rata-rata permukaan ṕ = 6,19 kgf/cm2
Tekanan Maksimum Pmax = 7,49 kgf/cm2
Perkiraan Umur Plat LB = 1137,8 jam
Diameter Poros d = 11,39 mm
Lebar spline w = 6 mm
Kedalaman spline = 1,405 mm
Jari-jari spline r = 6,702 mm
Diameter spline D = 14,81 mm
Diameter luar baut (D) = 7,00 mm
Diameter Efektif baut (D2) = 6,350 mm

18
Diameter dalam baut (D1) = 5,917 mm
Jarak bagi (ρ) = 1 mm
Tinggi kaitan (H) = 0,541 mm

D. ANALISA PERANCANGAN
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungan berdasarkan teori
yang penulis peroleh, didapatkan ada beberapa spesifikasi yang berbeda dengan ukuran
yang sebenarnya berdasarkan data lapangan yang ada. Hal ini dimungkinkan, karena
adanya beberapa variabel yang diasumsikan yang berpengaruh langsung terhadap hasil
perancangan yang dibuat. Hal lain yang cukup berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang
penulis lakukan, yang didapatkan berdasarkan perkiraan-perkiraan atau pembulatan angka
yang disesuaikan dengan pemahaman yang penulis miliki. Hal penting lain yang perlu
diperhatikan pada perancangan kopling ini adalah perancangan pada umur pakai plat
kopling. Dengan semakin lamanya umur pakai kopling, maka efisiensi dalam pemakaian
akan semakin tinggi dan mampu untuk bersaing dengan produk sejenis dipasaran. Umur
plat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
 Luas permukaan gesek Daya gesek
 Faktor keausan plat gesek
Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume keausan.
Semakin besar diameter plat gesek, maka permukaan akan semakin luas sehingga volume
keausannya besar dan umur pakai kopling akan lebih lama.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

MACHINE ELEMENT, Dobrovolsky. V, K.Zablonsky, S. Mak, A. Radchick, L. Erlickh


DASAR PERENCANAAN DAN PEMILIHAN ELEMEN MESIN, Ir. Sularso, MSME dan
Kyokatsu Suga.
FISIKA JILID 1, Halliday and Resnick, terjemahan P. Silaban
ELEMEN MESIN, Nieman. G, terjemahan Ir. Anton Budiman dan Ir. Bambang Priambodo
PERANCANGAN KOPLING, Yefri Chan, Teguh Budianto, Universitas Darma Persada
BROSUR SPESIFIKASI MITSUBISHI MIRAGE

19
BAB V
LAMPIRAN

20
21

Anda mungkin juga menyukai