Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UPAYA GIZI

KUNJUNGAN RUMAH BALITA RESIKO TINGGI

A. Pendahuluan
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya manuasia yang sehat dan
berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang
mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini ditandai
dengan masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 % (Susenas, 2005).
Dibanyak negara 15-20% dari jumlah bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan
di Indonesia diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes, 2007).Bayi dengan BBLR akan
berpotensi mengalami gizi buruk. Setiap anak dengan status gizi buruk mempunyai resiko
kehilangan IQ point 10-13 point. Potensi kehilangan IQ sebesar 50 point per orang juga
terdapat pada penduduk yang tinggal di daerah rawan gangguan akibat kurang yodium
(GAKY). Berdasarkan Survey Nasional tahun 2003 angka TGR (Total Goiter Rate) pada
anak sekolah dasar sebesar 11,1 %, dan persentase konsumsi garam dengan kandungan
yodium cukup ditingkat rumah tangga hanya sebesar 72.81%. Masalah kurang Vitamin A
juga perlu diwaspadai, 50 % balita masih menunjukan kadar vitamin dalam serum <20
mcg/dl. Masalah kurang vitamin A selain berdampak pada resiko kebutaan juga berdampak
pada resiko kematian karena infeksi ( Gizi Dalam Angka,2006).

B. Latar Belakang

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kesehatan,dimulai sejak janin,hingga menjadi
bayi,anak dewasa sampai usia lanjut.Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi
kurang dan gizi buruk dalam bentuk Kurang Energy Protein ( KEP ),kurang vitamin A,Anemia
dan gangguan kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degenerative
seperti Diabetes Melitus ,jantung,hipertensi dan lain lain. Kunjungan rumah Balita Resti
dilaksanakan oleh petugas gizi dan bidan desa setempat guna memantau pertumbuhan anak
balitanya. Kegiatan kunjungan rumah bagi balita resiko tinggi semacam ini bermanfaat untuk
mengetahui:
1. Memantau pertumbuhan dan perkembangan balita

2. Memantau pola makan dalam satu keluarga

3. Memantau gaya hidup dalam satu keluarga dan lingkunganya

4. Memantau perilaku kesehatan dalam satu keluarga dan lingkunganya

5. Memantau lingkunganya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ).

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

1. Tujuan Umum

Kunjungan rumah bertujuan untuk menggali permasalahan yang dihadapi keluarga


termasuk kepatuhan mengkonssumsi makanan untuk pemulihan gizi dan memberikan nasehat
sesuai masalah yang dihadapi.

2. Tujuan Khusus
a. Terjadinya interaksi antara petugas,ibu balita dan balita gizi buruk dengan cara
memantau pertumbuhan anak balita supaya tidak berkelanjutan status gizi buruk dan
dilakukan konseling pada orang tua balita sesuai dengan kasus anak tersebut.
b. Dalam melakukan kunjungan rumah tenaga kesehatan atau kader membawa kartu
status ,checklist kunjungan rumah,formulir rujukan,makanan untuk pemulihan gizi dan
bahan penyuluhan.
c. Tenaga kesehatan atau kader melakukan kunjungan rumah pada balita resti bila:
 Balita tersebut masuk dalam gizi kurang,gizi buruk,balita dengan cacat
bawaan dan balita menderita penyakit infeksi.
 Anak yang 2 kali berturut-turut tidak dating tanpa pemberitahuan
.

D. Tata Nilai Program


Pelaksanaan program kegiatan kunjungan rumah balita resiko tinggi diharapkan balita resiko
tinggi selalu menjaga kesehatanya sehingga status gizinya terus meningkat,balita resiko tinggi
harus mempunyai tanggung jawab untuk menimbangkan setiap posyandu,Petugas harus
senantiasa handal dalam menjalankan tugasnya untuk mengunjungi balita resti dan memberikan
inovasi dengan pemberian PMT penyuluhan dan PMT pemulihan tepat sasaran.

E. Tata Hubungan Kerja/ Pembagian Peran LP/ LS


Peran lintas program dan lintas sektoral mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.
1. Lintas Program.
Lintas Program Peran
Program Promkes Sebagai motifator untuk hidup bersih dan
sehat/meningkatkan PHBS
Program Kesling Sebagai motifator untuk pola gaya hidup, prilaku
kesehatan keluarga dan lingkunganya
Program P2 Sebagai motifator untuk pencegahan penyakit
( supaya anak tidak mudah sakit )

2. Lintas Sektoral
Lintas Sektoral Peran
a. PKK Menggerakkan peran serta masyarakat, untuk
menimbangkan balita di Posyandu
b. Kader Kesehatan Memonitoring PMT penyuluhan, pemulihan pada
balita di posyandu
Mengisi checklist kunjungan balita resti

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.


Penyelenggaraan Kunjungan balita resiko tinggi ditingkat Puskesmas:

1. Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kunjungan


balita resti di wilayah binaan.

2. Bidan/ tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kunjungan balita resiko
tinggi di desa binaan masing masing.

G. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Persiapan pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah balita resiko tinggi

Hal-hal yang perlu dipersiapkan :

a. Melakukan identifikasi balita gizi kurang,buruk,mempunyai cacat bawaan dan balita


berpenyakit infeksi yang ada diwilayah binaan.

b. Melakukan kunjungan rumah dari hasil identifikasi balita resiko tinggi.

2. Hasil kunjungan dicatat pada checklist kunjungan dan kartu status yang telah disediakan dan
apabila perlu dirujuk maka tenaga kesehatan mengisi formulir rujukan.

H. Sasaran
Pelaksaanaan kunjungan balita resiko tinggi pada balita gizi kurang,gizi buruk,balita
dengan cacat bawaan dan balita dengan penyakit infeksi didaerah binaan setempat.

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Dilaksanakan dibulan September 2016 di setiap desa.

Bulan
N Kegiatan J 2 2 4 V 6 7 8 9 0 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
1 Pendataan gizi
Buruk
2 Pelaksanaan
2 Kunjungan Balita
Resti

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi kegiatan dilaksanakan segera setelah pelaksanaan kegiatan.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pelaksana
a. Kepala Puskesmas
b. Penanggungjawab program dan pelaksana program
2. Dokumen laporan yang berisi : Tanda Bukti kunjungan,checklist balita resti dan Laporan
Hasil ditujukan kepada Kepala Puskesmas.

Mengetahui, Bulu, 2016


Kepala Puskesmas Bulu Pelaksa Program

dr. Ismailiati Oksuharyanti Siti Musyarifah


NIP. 19771030 200501 2 008 NIP.19780717 200701 2 017

Anda mungkin juga menyukai