Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul : Efisiensi Metabolisme


II. Tujuan :
1. Memahami metode penentuann efisiensi metabolisme hewan secara gravimetrik.
2. Mengukur tingkat efisiensi metabolisme hewan invertebrata dan vertebrata
dengan berbagai variasi faktor eksternal.

III. Dasar Teori


Metabolisme merupakan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
organisme/makhluk hidup beserta seluruh perubahan energi yang menyertainya atau
perubahan perubahan yang digunakan untuk menyebut semua transformasi kimiawi
dan energi yang terjadi di dalam tubuh. Proses metabolime ada dua macam yaitu
katabolisme (menguraikan) dan anabolisme (menyusun). Katabolisme merupakan
reaksi penguraian senyawa-senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana
dengan membebaskan energi yang tersedia untuk berbagai aktivitas organisme.
Anabolisme merupakan penyusun senyawa senyawa komplek dari senyawa yang
lebih sederhana dengan menggunakan energi yang dibebaskan dari katabolism
(Jelantik,2002).
Masing-masing spesies hewan memiliki laju metabolisme dan tingkat efisiensi
metabolisme yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan, umur, jenis makanan,
dan faktor genetik dari hewan tersebut. Metabolisme diperlukan untuk memproduksi
energi, membentuk struktur atau meregenerasi struktur tubuh yang rusak, reproduksi
serta menyokong keseimbangan homeostasis fisiologis tubuh. (Riawan, 2016).
Metode gravimetri merupakan metode yang paling sederhana untuk mengestimasi
tingkat efisiensi metabolisme hewan. Penghitungan efisiensi dilakukan dengan
menentukan perkiraan persentase makanan yang diabsorbsi oleh hewan dari sejumlah
makanan yang dikonsumsinya. Hal ini biasanya sangat tergantung kepada jenis
makanan, berat badan individu, jenis kelamin, umur dan kondisi lingkungan. Efisiensi
metabolisme juga dapat diperkirakan dengan memperhatikan perubahan berat badan
hewan. Pertambahan berat badan idealnya merupakan manifestasi dari hasil
pertambahan massa komponen fisiologis hewan sebagai akibat dari proses
metabolisme. (Riawan, 2016).
Bahan pakan adalah pakan yang dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan.
Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu
menyajikan hara atau nutrien yang paling penting untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi.

IV. Alat dan Bahan


A. Praktikum 1. Efisiensi Metabolisme Pada Mencit (Mus musculus)
 Alat :
1. Kandang mencit
2. Timbangan
3. Kantong plastik
4. Sendok kecil
5. Gelas ukur
6. Sarung tangan
7. Masker
8. Alat tulis
 Bahan:
1. Mencit putih (Mus musculus) jantan 9 ekor yang telah dipuasakan selama
2 hari
2. Pakan ternak (biscuit, sereal, biji bunga matahari/kuaci)
3. Air

B. Praktikum 2. Efisiensi Metabolisme Pada Cacing Tanah (Pheretima sp.)


 Alat :
1. Ember plastik kecil 4 buah
2. Timbangan
3. Kantong plastik
4. Pinset
5. Sarung tangan
6. Alat tulis
 Bahan :
1. Cacing tanah 40 ekor dengan ukuran relatif sama
2. Tanah lempung (tanah merah)
3. Tanah kebun
4. Tanah kandang
5. Pasir

V. Prosedur Kerja
A. Praktikum 1. Efisiensi Metabolisme Pada Mencit (Mus musculus)
1. Menyediakan 3 unit kandang mencit (A,B,C) yang sudah bersih dan lengkap
dengan wadah makanan dan minuman.
2. Meletakkan bahan makanan berupa pakan biji-bijian pada kandang A (beras),
kandang B (biskuit), dan kandang C (sereal), masing-masing 20 gram per
kandang dan air secukupnya dalam botol minuman.
3. Selanjutnya menimbang berat masing-masing mencit percobaan dan mencatat
berat mencit tersebut sebagai berat awal (B0).
4. Memasukkan tiga ekor mencit kedalam satu kandang dan menempatkan mencit
pada posisi yang aman dengan memperhatikan pencahayaannya selama 6 hari.
5. Setiap dua hari melakukan penimbangan berat badan mencit, berat pakan yang
tersisa dan berat fesesnya. Selain menimbang berat badan, berat pakan yang
tersisa dan berat fesesnya, juga perlu mengukur suhu kandang setiap pengamatan.
6. Mencatat data pada tabel pengamatan dan melakukan perhitungan efisiensi
metabolisme mencit untuk dua perlakuan yang berbeda (jenis pakan).
7. Efisiensi metabolisme dapat dihitung dengan menentukan presentase pakan yang
diabsorpsi oleh mencit pada pencernaannya dari total pakan yang dikonsumsi.

EM (%) = BPk – BF x 100%


BPk
Keterangan :
EM : Efisiensi metabolisme (%)
BPk : Berat pakan yang dikonsumsi (g)
BF : Berat feses (g)
B. Praktikum 2. Efisiensi Metabolisme Pada Cacing Tanah (Pheretima sp.)
1. Memberi label A,B,C dan D pada ember plastic.
2. Mengisi ember dengan jenis tanah atau media yang berbeda pada label yang
berbeda.
3. Mengisi masing-masing ember dengan 10 ekor cacing tanah dan melakukan
penimbangan terlebih dahulu terhadap total berat dari masing-masing kelompok
cacing tersebut (dicatat sebagai berat awal).
4. Memasukkan cacing kedalam ember yang berbeda kemudian meletakkan
ditempat gelap dan lembab selama 6 hari dan mengukur suhu tanah atau medium
tiap dua hari.
5. Melakukan pembongkaran tanah didalam ember dan mengambil kembali cacing
yang ada didalamnya.
6. Mencatat jumlah cacing yang hidup, cacing yang mati, dan menimbang berat
cacing yang masih hidup (dicatat sebagai berat akhir)
7. Melakukan analisis data dengan menghitung presentase cacaing yang bertahan
hidup dan mati dan presentase perubahan berat total daric acing yang masih hidup
tersebut pada masing-masing perlakuan (jenis media).
8. Menyajikan data hasil pengamatan dalam bentuk grafik yang representatif.

VI. Hasil dan Pembahanan Praktikum

A. Hasil
a. Hasil Praktikum 1. Efisiensi Metabolisme pada Mencit (Mus musculus)
Berat gram
Hari Kandang Pakan
Rata-rata Efisiensi Metabolisme
ke- Mencit mencit yang Feses
(gram)
dikonsumsi
0 A (kuaci) A: 70 g 0 0 70,33 g EM % = 0 – 0 x 100% = 0 %
0
B: 60 g 0 0
C: 81 g 0 0
B (Biskuit) A: 57 g 0 0 59,5 g EM % = 0 – 0 x 100% = 0 %
0
B: 62 g 0 0
C (Sereal) A:159 g 0 0 90,5 g EM % = 0 – 0 x 100% = 0 %
0
B: 22 0 0
2 A (Kuaci) A: 100 g 117 g 1,2 g 100,3 g EM % = 117 – 1,2 x 100%
117
B: 88 g
= 98,97 %
C: 113 g
B (Biskuit) A: 77 g 12,8 g 0,6024 g 78,5 g EM % = 12,8 –0,6024 x
100%
B: 80 g
12,8
= 95,29 %
C (Sereal) A: 80 g 19,9995 g 0,0004 g 77,5 g EM%=19,9995–0,0004x100%
19,99
B: 75 g
= 99,99 %
4 A (Kuaci) A: 115 g 56,86 g 0,74 g 117,3 g EM%= 56,86 – 0,74 x 100%
56,86
B: 105 g
= 98,7 %
C: 132 g
B (Biskuit) A: 77 g 5,8565 g 0,1234 g 79 g EM% = 5,8565–0,1234x
100%
B: 81 g
5,8565
= 97,89 %
C (Sereal) A: 73 g 19,7703 g 0,1089 g 67,5 g EM%=19,7703–0,1089x100%
19,7703
B: 62 g
= 99,45 %
7 A (Kuaci) A: 130 g 74,6 g 1,5 g 128,7 g EM% = 74,6 – 1,5 x 100%
74,6
B: 116 g
= 97,99 %
C: 140 g
B (Biskuit) A: 62 g 2,9752 g 0,2452 g 68,5 g EM%=2,9752 –0,2452 x
100%
B: 75 g
2,9752
= 91,76 %
C (Sereal) A: 60 g 16,6840 g 0,2590 g 64,5 g EM%=16,6840–0,2590x100%
16,6840
B : 69 g
= 98,45 %

b. Hasil Praktikum 1. Efisiensi Metabolisme pada Cacing Tanah (Pheretima sp.)


Jumlah Jumlah
Tanah/ Berat
Cacing Cacing Berat
No Medium Awal Efisiensi Metabolisme
Hidup Hidup Akhir
Tanah (gram)
(Awal) (Akhir)
1 Tanah 10 2,111 4 2g EM % = 2 – 2,111
4 10 x 100% = 55,78 %
Lempung g
2
4
2 Tanah Kebun 10 1,9352 10 2,9 g EM % = 2,9 – 1,9352
10 10 x 100% = 33,27
g
%
2,9
10
3 Pasir 10 6,3469 7 3,3 g EM % = 3,3 – 6,3469
7 10 x 100% = -34,63
g
%
3,3
7
4 Tanah 10 1,7855 10 2,4 g EM % = 2,4 – 1,7855
10 10 x 100% = 25,6%
Kandang g
2,4
10

B. Pembahasan
Hasil praktikum yang didapat dari praktikum efisiensi metabolisme pada Mencit (Mus
musculus) dan Cacing Tanah (Pheretima sp.) yaitu pada pengamatan mencit

VII. Simpulan

VIII. Jawaban Pertanyaan


1. Interaksi antara jenis makanan dan media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
metabolisme cacing tanah, sebab nutrisi dari cacing tanah itu sendiri dalah dengan cara
memakan tanah tempat ia hidup untuk memeroleh bahan makanan berupa zat organik
(detritivor) . Oleh sebab itu, cacing tanah akan kesulitan hidup di tempat yang minim
bahan organik atau tidak gembur seperti pasir karena menyebabkan metabolismenya
terhambat atau bahkan mati karena kurang tersedianya bahan makanan dan udara tidak
bebas masuk ke dalam tanah.
2. Penggunaan pakan dengan komposisi dan formula yang berbeda akan memengaruhi
efisiensi metabolisme dari mencit itu sendiri. Mencit pada umumnya memakan makanan
sejenis biji-bijian atau makanan yang berasal dari tumbuhan meski ia telah menyesuaikan
diri untuk hidup dan mengonsumsi makanan sisa rumah tangga. Oleh sebab itu apabila
komposisi dan formula makanannya mengandung atau lebih banyak mengandung bahan
yang berasal dari hewan seperti keju dan sentrat maka kemungkinan metabolismenya
tidak akan sebaik makanan yang berasal dari tumbuhan.

IX. Daftar Pustaka


Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi
Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Jelantik, Ida Bagus., Desak Made Citrawathi, Komang Maharta, I Made Sutajaya.
2002. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Singaraja: Undiksha.
Riawan, I Made Oka., D. Made Citrawathi., I. Made Sutajaya. 2016. Penuntun
Praktikum Fisiologi Hewan. Singaraja: Undiksha

Anda mungkin juga menyukai