Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN

KELAPA SAWIT
(Ganoderma boninens)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kuliah Hama dan Penyakit Penting Tanaman

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Siti Rasminah Chailani S.

Disusun Oleh :
Nama : Janis Majida Ichsan
NIM : 165040201111064
Kelas : H

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah hama dan penyakit penting
tanaman. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Makalah membahas tentang
“Penyakit Penting Tanaman Sawit (Ganoderma boninsens)”.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam –
dalamnya kepada Yth :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Hama dan Penyakit Penting Tanaman
selama perkulihan berlangsung.
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan-
kesalahan, baik dari segi makna, penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dalam penulisan
laporan selanjutnya. Harapan kami, mudah – mudahan makalah Hama dan Penyakit
Penting Tanaman ini bisa bermanfaat dan berguna bagi para pembacanya.

Malang, 25 Oktober 2017

Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
BAB 1 ..................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB 2 ..................................................................................................................... 6
POKOK PEMBAHASAN .................................................................................... 6
2.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit ............................................................... 6
2.2 Bioekologi Ganoderma boninsense ............................................................... 7
2.3 Gejala Penyakit .............................................................................................. 7
2.4 Faktor yang Mempengaruhi .......................................................................... 8
2.5 Presentase Kehilangan Hasil ......................................................................... 8
2.6 Pengendalian ................................................................................................. 8
BAB 3 ................................................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
3.2 Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu sumber
minyak nabati yang menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia.
Industri minyak kelapa sawit terbesar Indonesia berada di provinsi Riau.
Pengembangan industri kelapa sawit di Riau sangat pesat, pada tahun 2011
mencapai 2,25 juta ha dengan jumlah produksi minyak sebesar 6,9 juta ton (Dinas
Perkebunan Provinsi Riau 2012). Pertumbuhan kelapa sawit sering terkendala
akibat pengelolaannya belum optimal sehingga mempengaruhi hasil produksi
kelapa sawit (Djaenuddin 1992). Salah satu kendala pada perkebunan kelapa sawit
adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma
boninense. Busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Ganoderma boninense
adalah penyakit yang paling merusak dalam perkebunan kelapa sawit di Indonesia
khususnya di tanah gambut.
Penyakit ini tentunya dapat berdampak pada hasil produksi tanaman kelapa
sawit, seperti menurunnya kualitas dan kuantitas hasil produksi. Oleh karena itu,
dengan masalah yang muncul pada tanaman kelapa sawit ini, maka pembuatan
makalah “Makalah Penyakit Penting Busuk Pangkal Batang yang disebabkan oleh
Ganoderma boninsense pada Tanaman Kelapa Sawit” ini disusun.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah adalah untuk mengetahui penyakit busuk
pangkal batang secara lebih lanjut, untuk mengetahui gejala yang diakibatkan oleh
jamur Ganoderma boninsense, untuk mengetahui bioekologi busuk pangkal batang,
untuk mengetahui presentase kehilangan hasil dan faktor pada busuk pangkal
batang, untuk mengetahui pengendalian penyakit busuk pangkal batang yang
disebabkan oleh jamur Ganoderma boninsense.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah adalah agar pembaca dapat mengetahui penyakit
busuk pangkal batang secara lebih lanjut, dapat mengetahui gejala yang diakibatkan
oleh jamur Ganoderma boninsense, dapat mengetahui bioekologi busuk pangkal
batang, dapat mengetahui presentase kehilangan hasil dan faktor pada busuk
pangkal batang, dapat mengetahui pengendalian penyakit busuk pangkal batang
yang disebabkan oleh jamur Ganoderma boninsense.
BAB 2
POKOK PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit


Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24

meter. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan

baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu
daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola
curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.

Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :


Kerjaan : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Bangsa : Arecales
Kelas : Magnoliopsida
Keluarga : Arecaceae
Marga : Elaeis Jacq
Jenis : Elaeis guineensis Jacq
2.2 Bioekologi Ganoderma boninsense
Infeksi jamur Ganoderma di lapangan berawal dari adanya persentuhan akar
tanaman yang sehat dengan jaringan akar tanaman yang telah terserang di dalam
tanah atau batang kelapa sawit yang telah terinfeksi jamur Ganoderma yang
dibiarkan membusuk di kebun (sebagai sumber inokulum Ganoderma) di mana
jamur Ganoderma masih hidup sebagai saprofit. Ganoderma menyebar dalam tanah
melalui akar dan melalui udara. Studi kompatibilitas telah menunjukkan bahwa
jamur dikumpulkan dari bidang atau wilayah yang sama mungkin memilikiasal
yang berbeda sehingga pertumbuhan miselium mungkin bukan satu-satunya
metode penularan penyakit di antara pohon-pohon. Basidiomycetes ,seperti
Ganoderma, memiliki dua strategi untuk reproduksinya, yakni spora dan miselia
(Miller, 1995 dalam Hushiarian et al., 2013).
Untuk suksenya penetrasi dan degradasi akar sehat yang utuh, produksi
sebuah susunan enzim-enzim pendegradasi dinding sel sangat dibutuhkan untuk
melakukan penetrasi jaringan akar yang terluar yang tersusun atas polimer selulosa
yang kuat, lignin dan suberin. Aktifitas enzim oleh jamur G. boninense yang sesuai
untuk lignin dan keseluruhan polimer utama lainnya dari penyusun dinding sel
terdeteksi bersama dengan efeknya pada komposisi dinding inang selama infeksi
G. boninense. Satu bulan setelah inokulasi pemutihan pada akar tampak jelas
mengikuti miselium yang mungkin mencerminkan kerusakan oksidatif lignin
(Cooper, 1984 dan Rees, 2006 dalam Cooper and Rees, 2011).
2.3 Gejala Penyakit
Semangun (2008) menyatakan bahwa gejala pohon kelapa sawit yang
diserang oleh G. boninense dapat diketahui dari mahkota pohon. Pohon sakit
mempunyai janur (daun yang belum membuka) lebih banyak dari pada yang biasa.
Daun bewarna hijau pucat, daun-daun tua layu, patah pada pelepah dan
menggantung di sekitar pohon. Gejala yang khas, sebelum terbentuknya tubuh buah
jamur adalah adanya pembusukan pada pangkal batang. Penyakit menyebabkan
busuk kering pada jaringan batang bagian dalam. Bagian yang terserang tersebut
bewarna coklat muda dengan jalur-jalur tidak teratur yang bewarna gelap. Jalur-
jalur gelap yang disebut zone-zonereaksi adalah tempat timbulnya blendok. Di tepi
daerah yang terinfeksi terdapat zona yang tidak teratur yang bewarna kuning. Zona
ini berbau seperti minyak yang telah mengalami fermentasi akibat dari mekanisme
perlawanan tanaman terhadap infeksi patogen.

Gambar 1. Jamur Ganoderma boninense Gambar 2. Jamur Ganoderma boninense


menyerang pangkal batang kelapa sawit yang diperbesar

Pada sel yang berdekatan dalam garis hitam tersebut, hifa jamur G.
boninense akan membentuk struktur tahan berupa klamidospora. Kemampuan
patogen ini membentuk struktur tahan dalam jaringan tersebut merupakan suatu
mekanisme yang menyebabkan jamur ini dapat bertahan lama.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi
Semangun (2008) mengemukakan bahwa infeksi Ganoderma boninense
lebih cepat menyerang tanaman kelapa sawit di lahan gambut karena tunggul-
tunggul kelapa sawit yang masih tersisa dalam tanah merupakan sumber infeksi
yang paling kuat di kebun peremajaan (bekas kelapa sawit). Jadi salah satu faktor
yang paling mempengaruhi serangan penyakit ini adalah bekas tanaman kelapa
sawit yang sudah terinfeksi.
2.5 Presentase Kehilangan Hasil
Menurut Turner (1981) penyakit Ganoderma boninsense telah
menimbulkan kematian sampai 50% dari populasi tanaman di beberapa kebun
kelapa sawit di Indonesia, sehingga mengakibatkan penurunan produksi kelapa
sawit per satuan luas.
2.6 Pengendalian
Menurut Hari dkk (2014), pengendalian penyakit BPB secara Kultur
Teknis dititikberatkan untuk menekan adanya sumber inokulum potensial sehingga
dapat mencegah terjadinya infeksi G. boninense di lapangan. Metode pengendalian
kultur teknis yang digunakan dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan kelapa
sawit. Di areal pengembangan atau penanaman baru, pengendalian dilakukan sejak
tahap awal penanaman melalui sanitasi sumber inokulum terutama sisa-sisa
perakaran kelapa sawit dan penggunaan lubang tanam besar. Sementara itu untuk
tanaman terserang, dapat dilakukan tindakan pembedahan diiringi pembumbunan
dan bila sudah tidak memungkinkan, dapat dilakukan isolasi tanaman terserang
untuk mencegah penularan penyakit pada tanaman sehat di sekitarnya.
Selain dengan kultur teknis, pengendalian infeksi G. boninense menurut
Rizky dkk (2015) juga bisa secara kimiawi dengan penggunaan biofungisida
Ganofend lebih efektif dalam menghambat kematian pada kecambah dibandingkan
pada bibit. Pemberian Ganofend pada kecambah dan bibit kelapa sawit lebih efektif
dalam menekan kematian tanaman, dan dapat megurangi kerentanan akar
kecambah dan bibit terhadap penyerangan penyakit busuk pangkal batang. Selain
itu, didalam jurnalnya ia juga menyebutkan bahwa penggunaan agens hayati
Tricchoderma sp. SBJ8 sebagai jamur antagonis juga dapat menghambat
perkembangan dari infeksi G. boninense hingga 65%.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit dapat disebabkan
oleh jamur Ganoderma boninsense yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil
hingga 50%. Infeksi jamur Ganoderma berawal dari adanya persentuhan akar
tanaman yang sehat dengan jaringan akar tanaman yang telah terserang di dalam
tanah atau batang kelapa sawit yang telah terinfeksi jamur Ganoderma yang
dibiarkan membusuk di kebun (sebagai sumber inokulum Ganoderma) di mana
jamur Ganoderma masih hidup sebagai saprofit. Oleh karna itu diperlukan
pengendalian-pengendalian yang dapat dilakukan secara kultur teknis, kimiawi,
atau dengan menggunakan agens hayati berupa jamur antagonis Trichoderma sp.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam budidaya baik kelapa sawit maupun tanaman apapun kita
harus memperhatikan segala aspek agar tidak terjadi serangan penyakit yang dapat
merugikan baik secara kualitas maupun kuantitas.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, R.M. and R.W. Rees. 2011. Ganoderma boninense in oil palm plantation:
current thingking on epidemiology, resistance and pathology. The Planter
87(1024): 515-526.
Hari Priwiratama, Ags Eko Prasetyo, Agus Susanto. 2014. Pengendalian Penyakit
Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit Secara Kultur Teknis. Jurnal
Fitopatologi Indonesia. Volume 10, Nomor 1.
Hushiarian, R., N. A. Yusof dan W. Dutse. 2013. Detection and control of
Ganoderma boninense: strategies and perspectives.
http://www.springerplus.com/content/2/1/555.
Rizky Alviodinasyari, Atria Martnia, Wahyu Lestari. 2015. Pengendalian
Ganoderma boninense Oleh Trichoderma sp. SBJ8 Pada Kecambahan dan
Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Tanah Gambut. JOM FMIPA
Binawidya Pekanbaru. Volume 2 No. 1.
Semangun, H. 2008. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Tuner, P. D. 1981. Oil Palm Diseases and Disorders. Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai