Proposal 2
Proposal 2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
nasional telah di ubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas 2015. Keluarga
yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memilih jumlah
anak yang ideal. berwawasan kedepan, bertanggung jawab dan harmonis. Visi tersebut
berencana nasional sejak tahun 2000 telah dilakukan program keluarga bahagia, sejahtera
dan berkualitas, guna menjamin kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maju, mandiri, hidup selaras, serasi,
dihadapi dalam pelaksanaan keluarga berencana dimasa yang akan datang adalah
kecendrungan pemilihan alat kontrasepsi yang tidak sesuai dengan apa yang dianjurkan
dan disarankan oleh pemerintah untuk memakai alat rasional dan efektif. Alat
kontrasepsi rasional dan efektif itu adalah pil, suntik, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) dan kontap yang memiliki kegagalan
sehingga visi dalam mewujudkan Keluarga Berkualitas 2015 tercapai (BKKBN, 1997).
Keluarga Berencana (KB). Sebab jika tidak meningkatkan peserta KB maka jumlah
penduduk Indonesia akan mengalami peningkatan, apabila kesetaraan ber KB, pertahun,
angkanya tetap sama (60,3%) maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 menjadi
sekitar 2555,5 juta (Sumarjati Arjoso, 2000). Terkait program KB nasional menurut
berdasarkan SDKI 2002, tercatat (61,4%) dari Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada naik
menjadi (65,97%) (Susenas, 2005). Demikian juga angka kelahiran total dari 2,7 (SDKI
2005) turun menjadi 2,5 (Susenas, 2004). Sedangkan laju pertambahan penduduk
menunjukan angka penurunan dari (2,86%) menjadi satu (Sarwono Prawirohardjo, 1990).
Jumlah peserta KB aktif terhadap PUS tahun 2008 yaitu 41,598 peserta
.pencapaian cakupan mencapai (86,10%) tetapi hasil kegiatan berbeda-beda untuk tiap-
tiap kecamatan . Pencapaian tertinggi peserta KB aktif tahun 2008 di kecamatan Muara
Bengkahulu yaitu 91,26 dan pencapaian cakupan terendah pesrta KB aktif di kecamatan
kampung melayu yaitu (85,83%). Pelayanan KB aktif menurut kontrasepsi yang paling
Capaian cakupan perserta KB aktif tahun 2008 meningkat dari tahun 2007, jumlah
peserta KB aktif terhadap PUS yaitu 39,074 orang pencapaian cakupan tertinggi peserta
KB aktif tahun 2007 di kecamatan Muara Bangkahulu yaitu (95,49%) dan pencapaian
cakupan terendah peserta aktif KB aktif di kecamatan Ratu Samban (74,79%). Pelayanan
KB aktif menurut kontrasepsi yang paling banyak digunakan setiap tahunnya adalah
JUMLAH PESERTA
MKJP NON MJKP
MKJP+
NO KEL/KECAMATA OBA NONM
N MOP/ IMPL KON T LAIN
IUD
MOW AN
SUNTIK PIL
DOM VAGI YA
JKP
NA
1 GADING CEMPAKA 981 334 672 4,959 3,199 256 0 0 10,401
2 RATU AGUNG 433 235 516 3,053 2,524 43 0 0 6,804
3 RATU SAMBAN 182 107 436 1,510 784 91 0 0 3,110
4 TELUK SEGARA 181 76 316 1,614 948 53 0 0 3,188
5 SUNGAI SERUT 140 109 456 1,333 977 66 0 0 3,081
MUARA
6 482 87 851 1,969 1,571 64 0 0 5,024
BANGKAHULU
7 SELEBAR 361 103 443 3,103 1,646 87 0 0 5,743
KAMPUNG
8 209 102 441 1,814 1,582 99 0 0 4,247
MELAYU
JUMLAH 2,969 1,153 4,131 19,355 13,231 756 0 0 41,598
Bawah Kulit (AKBK) yang diambil diseluruh kecamatan kota bengkulu, ternyata peserta
Keluarga Berencana (KB) aktif Alat kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yang tertinggi
beberapa faktor yaitu seperti umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan faktor lain
seperti persepsi terhadap petugas dan status pekerjaan. Jika dilihat dari karakter umur <
20 tahun adalah masa menunda kehamilan dapat menggunakan Alat Kontrasepsi Bawah
Kulit (AKBK), begitu juga ibu umur 20-35 tahun masa untuk mengatur kesuburan atau
menjarangkan kehamilan paling cocok menggunakan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
(AKBK).
Pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan paritas, ibu dengan paritas 1 atau sama
dengan 2 prioritas utama adalah Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK). Tingkat
rendahnya pendidikan ibu sangat erat hubungannya dengan tingkat kesadaran ibu dalam
memilih alat kontarsepsi yang rasional. Tingkat pengetahuan juga mempunyai pengaruh
yang besar dalam pemillihan alat kontrasepsi yang efektif, karena perilaku yang
didasarkan atas pengetahuan akan langgeng begitu juga sebaliknya apabila prilaku tidak
didasarkan oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
(Notoatmodjo, 1997).
Desember didapat hasil dari 8 akseptor AKBK 2 di antaranya dengan paritas 3 anak, 2
orang berusia > 35 tahun. Sedangkan menurut pedoman penggunaan alat kontrasepsi
yang rasional pada umur dan paritas tersebut akseptor diharapkan memilih dengan urutan
prioritas kontap, AKDR sedangkan AKBK merupakan perioritas ketiga. 1 orang yang
tentang pengertian, kerugian, dan keuntungan AKBK. Dan 1 orang akseptor pil dengan
pendidikan SD-SLTP tidak mengetahui tentang AKBK, dan 2 orang akseptor suntik
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
(Notoadmojo. 1997).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian
adalah tingginya penggunaan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit oleh akseptor KB aktif di
Kelurahan Kandang Limun. Pertanyaan penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan
tahun 2010.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan karakteristik aksptor KB aktif dengan pemakaian
1. Peneliti sendiri
Dapat menambah pengetahuan, wawasan tentang hubungan karakteristik akseptor
Bawah kulit dan sebagai referensi tentang Alat Kontrasepsi Bawah kulit (AKBK).
mempengaruhinya.
E. Keaslian penelitian
1. Pusdikawati tahun 2006 tentang “ Hubungan Usia dan Paritas Dengan Penggunaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
( AKBK )
Menurut koenjaraningrat (1981) pengetahuan berasal dari suatu objek yang masuk
kedalam diri seseorang yang kemudian diproyeksikan atau direalisasikan menjadi suatu
adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang ini melakukan penginderaan terhadap
melalui mata dan telinga.hal ini sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
,karena perilaku yang baik dan didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
pada seseorang melalui proses melalui proses peringatan atau pengenalan informasi ,ide
terlindung didalam otaknya, yang kemudian diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima kata kerjanya untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
objek yang diketahui dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar orang
yang telah paham terdapat obyek atau materi harus dapat menjelaskan menyebutkan
dipelajari pada situasi kondisi rill (sebenarnya). Plikasi dapat diartikan aplikasi atau
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang
ada.
Missal : dapat menyusun, dapat meringkaskan, dapat menyelesaikan, dan sebagainya
telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran
dan atau latihan bagi perananya dimasa yang akan datang (departemen pendidikan
pengembangan tingkat kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
1. Jenis pendidikan
Menurut Notoatmojo jenis pendidikan dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Pendidikan formal
Adalah pendidikan yang dimulai dari taman kanak-kanak, Sekolah Dasar(SD), Sekolah
tinggi.
b. Pendidikan Informal
Adalah pendidikan yang dapat diproleh melalui kursus-kursus (les privat) maupun
berdasarkan tingkat perkembangan peseta didik serta keluasan dan kedalaman bahan
diploma, sarjana, magister, spesialis dan dokter yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi.
kepatuhannya terutama dalam memotivasi untuk ikut berperan serta dalam pembangunan
kesehatan, makin tingginya tingkat pendidikan seseorang, makin mudah pula menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat.
Maka tinggi rendahnya pendidikan ibu dalam memilih alat kontraspsi yang rasional.
(notoatmojo,1997)
3. Paritas
Adalah hasil reproduksi dari seseorang wanita yang dimanifestasikan oleh
banyaknya anak yang dilahirkan hidup selama masa reproduksi, yaitu umur 15-49 tahun
1996). Sedangkan pendapat lain mengatakan paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan
a. Primipara
Adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak yang cukup besar untuk
b. Multiparas
c. Grande multipara
4. Umur
Umur adalah usia yang dimiliki seseorang sejak lahir sampai meninggal dunia
(DepkesRI,1999).
Klasifikasi pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengn usia reproduksi dibagi dalam 3 masa
(Depkes,1999)
1. Masa menunda kehamilan
Yaitu masa dimana apabila pasangan belum menikah sebaiknya jangan
keturunan. Periode ini usia istri antara 20-35 tahun, merupakan periode usia
yang paling baik untuk melahirkan dan jumlah anak 2 orang dan jarak antara
mempunyai anak .
c. Dapat dipakai 3-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kelahiran yang di
rencanakan.
d. Tidak menghambat produksi Air Susu Ibu(ASI).
Kontrasepsi yang cocok adalah Alat Kontrasepsi Bawah Kulit.
3. Masa mengakhiri kehamilan
Yaitu masa dimana pasangan sebaiknya mengakhiri kesuburan, karena alat
reproduksi sudah tidak baik lagi. Periode ini usia istri diatas 35 tahun
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat
yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
tahun.
7. Akseptor Keluarga Berencana
Akseptor keluarga berencana adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan
yaitu:
1. Akseptor KB baru
Adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi
kehamilan.
3. Akseptor KB ganti cara
Adalah peserta KB yang berganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan.
8. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
1. Metode sederhana
a. Spermisida
b. Koitus interuptus
c. Pantang berkala
2. Metode efektif
a. Hormonal
1) Pil
2) Implant
3) Suntik
b. Mekanis
Adalah AKDR
3. Metode kontap
Yakni Tubektomi dan Vasektomi
9. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit ( AKBK )
1. Profil
a. Efektif 5 tahun untuk norplant,3 tahun untuk jadena, indoplant, atau
implanon.
b. Nyaman.
c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.
f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenore.
g. Aman dipakai pada masa laktasi.
terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
kerjanya 3 tahun.
kerja 3 tahun.
Menurut Abdul Bari Saifudin (2006) jenis-jenis Alat Kontrasepsi Bawah kulit
(AKBK) adalah:
implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.
a. Menekan ovulasi yang akan mecegah lepasnya sel telur (ovum) dari indung
telur.
b. Mengentalkan lender mulut rahim sehingga sel mani /sperma tidak mudah
(AKBK) adalah:
a. Secara kontrasepsi :
1) Daya guna tinggi.
2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak menggagu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI
b. Non kontrasepsi :
1) Mengurangi nyeri haid
2) Mengurangi jumlah darah haid.
3) Mengurangi /memperbaiki anemia.
4) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
5) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
7) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
d. Pasca keguguran.
f. Tekanan darah ,180/110 mmhg, dengan masalah bekuan darah atau anemia
bulan sabit.
militus.
f. Mempunyai resiko penyakit menular seksual (PMS).
7. Keterbatasan
Timbulya keluhan-keluhan:
a. Nyeri kepala.
b. Peningkatan /peurunan berat badan.
c. Nyeri payudara.
d. Perasan mual.
e. Pening /pusing.
f. Perubahan perasan (mood).
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
pertahun).
8. Efek samping
Menurut wiknjosastro (1999) efek sampingnnya adalah :
a. Gangguan perdarahan
Yaitu klien tidak mengalami haid (amenore), perdarahan berupa bercak-
bercak diluar siklus haid (metroragia) perdarahan haid yang lebih lama dari
biasanya (menoragia).
1) Gejala
2) Penyebab
endometrium.
3) Penangulangan
cabut kapsul implant, bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB 3
b. Ekspulsi
Yaitu adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan, nyeri dan panas pada
insersi.
1) Gejala
Adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan, nyeri dan panas pada
daerah insersi.
2) Penyebab
3) Penanggulangan
Bila tidak ada infeksi periksa apakah kapsul yang lain masih pada
dan jangan lupa ingatkan untuk mencabut implant setahun lebih awal.
Bila ada tanda-tanda infeksi, cabut semua kapsul yang ada dan pasang
kapsul yang baru pada sisi lengan yang lain atau anjurkan klien untuk
1) Gejala
2) Penyebab
bertambah.
3) Penanggulangan
Bila kenaikan berat badan ini tidak mengganggu, tidak perlu diberi obat
apapun, anjurkan klien untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga
yang cukup.bila cara tersebut tidak menolong dan berat bertambah terus,
implant dicabut dan ganti cara kontrasepsi lain yang non hormonal.
d. Perubahan libido
seksual.
1) Gejala
2) Penyebab
3) Penanggulangan
Bila gangguan libido tidak dapat diterima oleh klien cabut implant dan
e. Pusing/sakit kepala/migrant
Yaitu sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala.
1) Gejala
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan
terasa berdenyut.
2) Penyebab
Penyebab belum diketahui pasti tetapi dapat juga terjadi karena pembuluh
3) Penanggulangan
hari. Bila pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah berat, lakukan
1) Gejala
Adanya tanda-tanda infeksi pada daerah insersi seperti kemerahan,
2) Penyebab
3) Penanggulangan
Bila infeksi tanpa abses, bersihkan luka dengan air dan sabun atau cairan
mg per hari selama 5-7 hari), bila tidak membaik cabut semua kapsul dan
anjurkan klien untuk memakai metode kontrasepsi yang lain. Bila terjadi
infeksi ,bersihkan daerah luka dengan cairan antiseptic, insisi dan alirkan
pus keluar ,cabut semua kapsul dan berikan antibiotic oral yang sesuai
Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
dapat dilakukan setiap saat. bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumya adalah kontrasepsi suntikan implan dapat di
gunakan atau diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak
AKDR) dan ingin mengganti dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai
pertama ,hal ini juga bertujuan untuk mencegah infeksi diluar insisi.
b. Perlu dijelaskan bahwa sedikit rasa perih, pembekakan, atau lebam pada
bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
11. Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali masalah kesehatan atau klien ingin
tentang KB (BKKBN,2001)
pengetahuan memberikan pengaruh bermakna dalam menentukan
/memotivasi seseorang.
Menurut hasil penelitian Underwood C (2000) menyatakan bahwa tingkat
mereka makin tinggi juga pengetahuan dan persetujuan terhadap KB. Selanjutnya
menurut Okti S (2005) bahwa ada hubungaan antara pendidikan dengan penggunaan
AKBK dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan menengah
kontrasepsi yang rasional pada usia 20-35 tahun merupakan periode usia yang paling
baik untuk melahirkan dua anak dengan jarak kehamilan 3-4 tahun. Pada usia ini
program KB adalah apabila merasa bahwa banyaknya anak sudah mencukupi jumlah
program KB.semakin besar jumlah anak yang dimiliki seseorang semakin besar
hidup ternyata berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini dibuktikan
dari penelitian yang dilakukan oleh Dang (1995) yang menyatakan ada hubungan
1,73 kali dibandingakan dengan wanita yang memiliki anak kurang atau sama
dengan 2 orang.
Paritas ≥ 2-4 paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal
( sarwono,1999) dan pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin bila
terlalu sering melahirkan, rahim akan semakin lemah. Kontrasepsi yang disarankan
adalah menggunakan kontrasepsi efektif seperti AKBK, AKDR, suntik dan pil.bila
ibu telah melahirkan ≥ 5 maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu
tinggi paritas lebih tinggi resiko kematian maternal sedangkan resiko paritas tinggi
disarankan pada masa ini adalah kontap, AKDR, AKBK, suntikan, cara sederhana
dan pil.
C. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek dengan cara
Bagan : AKBK
PENGETAHUAN CUKUP
Non AKBK
AKBK
KURANG
Non AKBK
AKBK
DASAR
Non AKBK
AKBK
PENDIDIKAN MENENGAH
Non AKBK
AKBK
TINGGI
Non AKBK
AKBK
PRIMIPARA
Non AKBK
AKBK
AKSEPTOR PARITAS MULTIPARA
2. Variable penelitian Non AKBK
AKBK. AKBK
Alat ukur : kuesioner >35 TAHUN
Cara ukur : responden menjawab kuesioner Non AKBK
Hasil ukur : baik bila responden menjawab dengan benar (76%-100 %) > 16-
20
Cukup bila responden menjawab dengan benar (565-75%) > 11-15
kurang bila responden menjawab dengan benar 11 (56%)
Skala ukur : ordinal
2. Pendidikan
Yang dimaksud dengan pendidikan akseptor dalam penelitian ini adalah jenjang
Hasil ukur :
a .< 20 tahun =0
b. 20-35 tahun =1
c. > 35 tahun =2
4. Paritas
Yang dimaksud dengan paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh akseptor.
Alat ukur : check list
Hasil ukur :
a. Paritas 1 =0
b. Paritas ≥ 2-4 = 1
c. Paritas ≥ 5 =2
5. Penggunaan AKBK
Adalah ibu-ibu yang menggunakan AKBK dalam satu tahun terakhir
Cara ukur : format pengumpulan data.
Alat ukur : check list
Hasil ukur : menggunakan AKBK =1
Tidak menggunakan AKBK = 0
Skala ukur : nominal
4. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB aktif di Kelurahan
computer.
4. Cleaning data
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah diproses, apakah ada
keterangan :
Keterangan :
2. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variable independen (karakteristik akseptor KB
aktif) dengan variable dependen (pengguna AKBK) menggunakan uji stasistik chi-
Keterangan :
O = hasil observasi
pengguna AKBK.
2. Ho = ditolak bila p > 0,05
Artinya tidak ada hubungan antara karakteristik akseptor KB aktif dengan
pengguna AKBK.