57
Analisis Struktur
Gambar IV-1 Zona foreland (area merah) pada tektonik back arc, lokasi pembentukan jalur
anjakan-lipatan Daerah penelitian ( Slide Kuliah Tektonofisik )
Zona foreland disebut juga zona eksternal dicirikan oleh deformasi plastis
yang tidak dominan, tidak dalam kondisi metamorfisme atau dalam metamorfisme
rendah (low grade metamorfism), dan perubahan bentuk (strain) yang tidak
penetrative (Marshak dan Mitra, 1988). Pada zona eksternal deformasi sesar anjak
hanya mengakibatkan deformasi lapisan batuan hingga kedalaman kurang dari 10 km
dan tidak melibatkan batuan dasar (basement) dalam deformasi sehingga sering
disebut ”Thin Skinned tectonics” (McClay, 2003).
58
Analisis Struktur
Hadirnya sesar geser pada daerah peneltian disebabkan oleh sobekan yang
sejajar dengan arah pergerakan sesar naik karena perbedaan pergeseran
(displacement) antar tiap segmen (Dahlstrom.1970.Op.cit McClay,2003). Dengan
kata lain respon batuan dalam mengakomodasi gaya yang bekerja tidak selalu sama,
sehingga terjadi perbedaan pemendekan yang menyebabkan sobekan ( tear fault)
Gambar IV-2 Tear fault, yang diakibatkan oleh perbedaan pengakomodasian gaya
pemendekan (McClay, 2003)
Sesar anjakan yang berhubungan dengan lipatan secara umum dapat dibagi
menjadi dua model yaitu fault bend fold dan fault propagation fold .Sesar anjakan
tipe fault bend fold dicirikan dengan lipatan antiklin yang memiliki sudut hampir
sama, dengan sumbu lipatan vertikal (Gambar IV-3). Sedangkan untuk sesar anjakan
tipe fault propagation fold dicirikan dengan antiklin yang memiliki bidang sumbu
miring (Gambar IV-4). Daerah penelitian dikategorikan sebagai tipe Fault bend fold
dimana terbentuknya suatu lipatan diakibatkan oleh pergeseran atau seretan sesar
yang kemudian mengakomodasi area yang terdeformasi dengan membentuk antiklin
pada bagian hangging wall (Suppe dan Medwedeff, 1984; Suppe, 1985 op cit
McClay, 2003).
59
Analisis Struktur
Gambar IV-3 Sesar anjakan tipe fault bend fold (Suppe,1985 Marsahak dan Mitra,1988)
Gambar IV-4 Sesar anjakan tipe fault propagation fold.( Suppe,1985 op.cit Marshak dan Mitra, 1988)
i 1988)
Munculnya urutan beberapa sesar anjak yang sejajar pada darah penelitian
merupakan hasil dari suatu sistem sesar anjak (thrust system) yang secara kinematik
dan geometri saling berhubungan dan menghasilkan susunan sesar yang berkembang
membentuk sekuen sesar (Marshak dan Mitra, 1988). Sistem sesar anjak daerah
penelitian di interpretasikan sebagai sesar anjakan yang berupa imbrikasi, yaitu suatu
susunan cabang sesar yang saling tumpang tindih. Menurut Elliott dan Boyer (1982)
membagi sistem imbrikasi menjadi sesar anjakan leading dan trailing. Sesar anjakan
leading adalah sesar yang imbrikasinya lebih muda ke arah kemiringannya atau sesar
yang memiliki pergeseran (displacement) paling besar pada bagian depan. Hal ini
60
Analisis Struktur
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Gambar IV-5 (a) imbrikasi sesar leading (b) imbrikasi sesar trailing
(Boyer dan Elliott, 1982)
Dari analisis struktur geologi maka dapat disimpulkan bahwa struktur geologi
daerah penelitian terbentuk dalam fasa deformasi kompresi horizontal dengan tegasan
utama (σ1) berarah baratdaya-timurlaut, yang juga searah dengan arah transport
tektonik. Sehingga menghasilkan suatu jalur anjakan lipatan dengan struktur penyerta
berupa sesar mendatar berupa tear fault. Umur pembentukan struktur geologi
61
Analisis Struktur
diperkirakan terjadi pada pleistosen dimana hal itu dibuktikan dengan terlipatnya
satuan yang paling muda yaitu satuan konglomerat-batupasir.
4. 4 Penampang Seimbang
Untuk melakukan rekonstruksi penampang dapat dilakukan dengan beberapa
metoda salah satunya ialah penampang seimbang (Balanced Cross section) .
pengertian penampang seimbang menurut Marshak dan Mitra, 1988 adalah
penampang geologi yang menggambarkan geometri dari struktur yang teramati
sekarang setelah mengalami terdeformasi dan ketika penampang direstorasi
berdasarkan ketetapan keseimbangan luas area dan / atau ketetapan keseimbangan
panjang lapisan tidak berubah.
Suatu penampang dikatakan seimbang apabila ketika direstorasi tidak
meninggalkan celah (gap) dan tidak saling tumpang tindih (overlap) dalam suatu
lapisan dan besaran dari kontraksi dan ekstensi dapat di tentukan. Metoda ini
menggunakan beberapa asumsi yang diterapkan dalam melakukan restorasi
penampang. Asumsi yang digunakan ialah tidak ada perubahan volume yang berarti
selama deformasi jadi suatu kondisi plain strain dapat dicapai artinya tidak ada
perubahan luas dalam penampang. Asumsi kedua ialah perlipatan dalam penampang
adalah paralel yang dihasilkan oleh proses perlipatan yang melentur, dengan kata lain
panjang lapisan pada penampang adalah tetap selama deformasi.
62
Analisis Struktur
berubah maka daerah di antara dua kemiringan yang berbeda akan memiliki
kemiringan lapisan sesuai dengan ’dip domain’-nya.
Di antara dua kemiringan yang berbeda dibatasi oleh garis batas yang dapat
ditentukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menentukan garis bagi
dari sudut garis normal dua kemiringan, garis batas tersebut dikenal dengan “Kink
Plane” (Gambar IV-6 dan Gambar IV-7).
Gambar IV-6 Penyajian data kedudukan pada penampang (Wotjal, 1988 op cit
Marshak dan Mitra, 1988)
Gambar IV-7 Penentuan domain dip diantara dua data kedudukan (Wotjal, 1988 op cit
Marshak dan Mitra, 1988)
Setelah ditentukan garis bagi untuk tiap ‘domain’ kemiringan, kemudian tiap
batas-batas stratigrafi dihubungkan mengikuti kemiringan ’domain’-nya (Gambar IV-
8).
63
Analisis Struktur
Gambar IV-8 Profil lengkap dari struktur lipatan dengan batas stratigrafi (Wotjal,
1988 op cit Marshak dan Mitra, 1988)
64
Analisis Struktur
65
Analisis Struktur
66
Gambar IV-10 Penampang geologi A-B (tanpa skala)
67
Gambar IV-11 Penampang geologi C-D (tanpa skala)
68
Analisis Struktur
69