Anda di halaman 1dari 5

1.

kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara
menaikkan belanja negara dan/atau menurunkan tingkat pajak netto. Kebijakan fiskal
ekspansif dilakukan pada saat perekonomian mengalami resesi/depresi dan
pengangguran yang tinggi atau ketika gelombang pesimisme masyarkat sedang
melanda. Kebijakan ini juga dikenaldengan istilah kebijakan defisit anggaran. Dengan
adanya kebijakan ini diharapkan pada meningkatnya daya beli masyarakat, agar
perekonomian yang tadinya mengalami resesi bisa kembali ke titik alamiahnya.

2. Kebijakan Fiskal kontraktif , disebut juga kebijakan surplus anggaran, adalah


kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat
pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi
inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada
pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan
tekanan permintaan. pada saat munculnya ekpansionary gap.

3. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy


Adalah suatu kebijakan dalam rangka untuk mengatasi perekonomian yang sedang
mengalami resesi atau terjadi gelombang pesimisme di masyarakat. Kebijakan ini
dilakukan dengan cara menambah jumlah uang yang beredar. Kenaikan jumlah uang
akan meningkatkan daya beli dan mengatasi masalah pengangguran

4. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy


Adalah suatu kebijakan dalam rangka untuk mengatasi perekonomian yang sedang
mengalami inflasi karena adanya gelombang optimisme di masyarakat. Kebijakan ini
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar. Penurunan jumlah
uang akan menurunkan daya beli dan mengatasi masalah inflasi.
1. Ketika bank sentral memutuskan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, maka
salah satu hal yang bisa dilakukan
adalah dengan menaikan suku
bunga, suku bunga yang tinggi
menyebabkan biaya yang lebih
tinggi ketika masyarakat hendak
mengambil/meminjam uang di
pasar dana pinjaman. Sehingga
investasi akan menurun karena
terhambat oleh tingginya suku
bunga. Berkurangnya investasi
akan menurunkan kurva
permintaan yang ditunjukan oleh
kurva. Kurva penawaran bergeser
ke kiri dari AD1 ke AD2, dak
keseimbangan bergeser dari titik
A ke titik B dengan harga turun
dari P1 ke P2 dan Output
berkurang dari Q1 ke Q2.

karena permintaan akan barang dan


jasa berkurang, perusahaan akan
memecat beberapa karyawannya. Di
pasar tenaga kerja, efek dari
pemecatan karyawan tersebut akan
menyebabkan surplus penawaran,
ketika penawaran lebih tinggi
daripada permintaan, maka upah riil
tenaga kerja menjadi lebih rendah.
Sehingga dalam jangka panjang,
perusahaan lebih kecil biaya
produksinya-karena upah karyawan
turun. Dengan biaya produksi yang
turun, perusahaan akan menambah
jumlah outputnya. Sehingga kurva
penawaran akan bergeser dari AS1 ke
AS2, Sehingga keseimbangan
bergeser dari titik B ke titik C,
dengan harga turun dari P2 ke P3 dan
jumlah output akan kembali ke tingkat alamiahnya-di Q1. Kesimpulannya, dalam jangka panjang,
kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar akan menyebabkan harga turun dengan
jumlah output yang tetap.
2. ketika pemerintah menjalankan kebijakan fiskal ekspansi dengan melakukan peningkatan
belanja pemerintah, hal tersebut
menyebabkan permintaan akan
barang barang akan meningkat-
anggap multiple effect lebih
besar drpd crowdingout.
Permintaan akan barang barang
menyebabkan kurva permintaan
bergeser dari AD1 ke AD2.
Sehingga equilibrium bergerak
dari titik A ke titik B dengan
outpul yang lebih banyak dan
harga lebih tinggi.
Seiring dengan
jumlahnya permintaan, maka
perusahaan akan membutuhkan
lebih banyak tenaga kerja.
Permintaan dalam pasar tenaga
kerja menyebabkan kenaikan
upah tenaga kerja. Sehingga,
dalam jangka panjang, karena
upah tenaga kerja mengalami
kenaikan, biaya produksi
menjadi lebih besar. Perusahaan
meresponnya dengan
menurunkan jumlah produksi
barang, yang ditunjukan dengan
bergesernya kurva penawaran
dari AS1 ke AS2. Sehingga
equilibrium akan bergeser dari
titik B ke titik C dengan output
tetap dan harga yang lebih
tinggi.
3. Harga minyak bumi bisa berubah ubah sering berjalannya waktu. Perusahaan timur tengah
sering melakukan kartel-untuk memonopoli harga minyak bumi. Ketika perusahaan tersebut
memutuskan untuk menaikan
harga minyak bumi, hal tersebut
akan berpengaruh kepada
perusahaan perusahaan
pengolah minyak tersebut.
Karena harga minyak bumi dunia
naik, biaya produksi bagi
perusahaan minyak-pertamina
misalnnya- akan ikut naik.
Kenaikan biaya produksi akan
membuat perusahaan akan
menurunkan produksinya,
sehingga kurva penawaran
bergeser dari AS1 ke AS2 dan
equilibrium bergerak dari titik A
ke titik B dengan output yang
lebih rendah dan harga lebih
tinggi. Maka terjadilah Stagflasi.
Untuk mengatasi
stagflasi tersebut, pemerintah
akan melakukan kebijakan
butget defisit dengan cara
meningkatkan belanja
pemerintah. Kebijakan tersebut
–dalam jangka panjang- akan
menjadikan kurva penawaran
bergeser dari AD1 ke AD2.
Pergeseran kurva permintaan
tersebut akan menyebabkan titik
equilibrium bergeser dari titik B
ke titik C dengan output kembali
ke jumlah semula dan harga
menjadi lebih tinggi.
Kesimpulannya ketika
terjadi resesi-harga akan naik
dan output turun- pemerintah
akan melakukan kebijakan
defisit anggaran yang-dalam
jangka panjang- menyebabkan
output naik tetapi dengan harga
yang lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai