DISUSUN OLEH :
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan kepada
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan yang
berjudul “Analisis Distribusi Spasial Kerajinan Mendong di Kecamatan Wajak – Kabupaten
Malang”.
1. Bapak Pramudya Kurnia, S.TP, M.Agr selaku Dosen pengajar Mata Kuliah
Kehalalan Pangan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Pengamatan ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis bermaksud
untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak demi terciptanya laporan yang lebih
baik lagi. Penulis juga berharap agar Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah penulis
susun ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................................ 4
BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI ........................................................................................................... 5
2.1 Lokasi Observasi ............................................................................................................................ 5
2.2 Waktu Observasi ........................................................................................................................... 5
2.3 Teknik Pengumpulan Data (observasi dan wawancara) ............................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 6
3.1 Gambaran Umum Lokasi Kunjungan............................................................................................. 6
3.2 Kegiatan Yang Dilakukan ............................................................................................................... 6
3.3 Pemasaran .................................................................................................................................... 7
3.4 Pembahasan.................................................................................................................................. 7
3.4.1 Proses Persiapan Hewan ........................................................................................................ 7
3.4.2 Lingkungan Penyembelihan ................................................................................................... 9
3.4.3 Penyembelih, Peralatan, dan Sarana Penyembelihan ......................................................... 11
a) Penyembelih ......................................................................................................................... 11
b) Peralatan ............................................................................................................................... 11
c) Sarana Penyembelihan ......................................................................................................... 12
3.4.4 Proses Penyembelihan ......................................................................................................... 15
3.4.5 Proses Pasca Penyembelihan ............................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 23
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dimana teknik pemotongan merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah daging yang
dihasilkan baik seperti tujuannya yaitu untuk menghasilkan daging yang baik.
Salah satu tempat yang tepat untuk mendapatkan daging yang baik khususnya pada ternak
yaitu RPH (Rumah Pemotongan Hewan). Rumah Potong Hewan (RPH) adalah suatu tempat khusus
untuk melakukan proses pemotongan. Di dalam rumah pemotongan inilah pelaksanaan
pemotongan dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah pemotongan itu sendiri dan juga
memperhatikan kebersihan dari lingkungan tempat terjadinya pemotongan agar dapat
menghasilkan daging yang benar-benar higienis.
Dengan demikian untuk mengetahui kualitas dari suatu bahan pangan diperlukannya
kegiatan kunjungan langsung ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Sehingga diperoleh
beberapa informasi yang jelas dari proses penanganan ayam dari sebelum disembelih hingga
siap di pasarkan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kunjungan ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tata cara penanganan hewan, proses, serta kualitas dari suatu
bahan pangan yang dihasilkan dari suatu RPH
4
BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI
5
BAB III
PEMBAHASAN
Usaha pemotongan ayam segar “Pak P” merupakan usaha milik pribadi yang terletak di Jalan
Brigjend Slamet Riyadi Kecamatan Laweyan Kelurahan Purwosari Kota Surakarta Provinsi Jawa
Tengah. Usaha pemotongan ayam ini sudah berdiri sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu, di dirikan
oleh Pak Parmin dan temannya yang bernama Pak Pardi. Lokasi pemotongan ayam ini terletak di
pinggir jalan raya.
6
membeli ayam hidup di lokasi pemotongan, biaya ayamnya bisa mencapai Rp88.000 (sudah dengan
pemotongannya).
3.3 Pemasaran
Ayam/bebek yang datang dan disembelih merupakan permintaan dari produsen atau pedagang di
area Surakarta. Sehingga setelah dilakukan proses terakhir penyembelihan segera di distribusikan oleh
pelanggan/produsen.
3.4 Pembahasan
7
menghadap ke arah kiblat, karena penyembelih menyesuaikan arah ayam saat disembelih,
sehingga ketika menyembelih, penyembelih menghadap arah jalan raya/utara). 4) Membaca
basmalah. Pada pengamatan ini, tidak terdengar penyembelih membaca basmalah dan tidak
terlihat dari mimik bibirnya melantukan basmalah, padahal seharusnya dalam persiapan
menyembelih dianjurkan untuk mengucapkan basmalah dengan niat karena Allah.
5) Sholawat kepada Nabi Muhammad dan doa penyembelihan. Pada pengamatan ini, tahap
sholawat dan doa khusus penyembelihan tidak dilakukan oleh penyembelih.
Dari hasil pengamatan kelompok kami, tidak ada persiapan secara khusus yang dilakukan
oleh penjual sebelum hewan dibeli dan dipotong. Hanya saja mereka beberapa kali melakukan
pengasahan pisau jika pisau yang digunakan sudah tidak tajam, menggunakan alat pengasah pisau
dengan tujuan agar lebih mudah dalam menyembelih hewan tersebut. Untuk persiapan hewan
ternak yang akan dipotong, tidak ada pemeriksaan secara spesifik/detail yang dilakukan oleh
pemotong hewan. Karena ayam yang tersedia di tempat ini adalah hewan ternak yang sudah
dianggap besar oleh pemiliknya, sehingga sudah termasuk hewan layak potong dan konsumsi.
Sedangkan yang lainnya, seperti pelanggan membawa hewan (ayam/bebek) sendiri untuk
dipotong, tidak ada pemeriksaan dari pihak penjual dan pemotong, karena mereka menganggap
hewan yang dibawa oleh pelanggan sudah baik. Tugas penjual disini hanyalah memotongkan
hewan sesuai dengan permintaan pelanggan saja.
Pada pengamatan ini dapat dilihat dari proses persiapan pemotongan hewan di tempat
Pemotongan ayam segar M.Parmin.
8
Gambar 2. Distributor ayam segar
Penerimaan/penyimpanan ayam hidup. Ayam yang datang dari peternakan biasanya
ditempatkan dalam keranjang bambu/plastik. Ayam diistirahatkan selama beberapa jam hingga
tiba proses penyembelihan.
Gambar diatas adalah lokasi penyimpanan ayam di tempat pemotongan. Sebelum hewan
disembelih, pemilik memiliki stock ayam yang apabila pembeli tidak membawa sendiri ayamnya
dapat dibeli di tempat penyembelihan tersebut. Pemilik tidak melakukan proses pemingsanan
terlebih dahulu pada hewan yang akan disembelih.
9
eceran atau grosir. Dimana seharusnya tempat pemotongan ayam dengan tempat yang steril,
bersih, dan terpisah setiap prosesnya.
Tempat
penyembelihan
Tempat ayam/bebek
yang masih hidup
Dapat dilihat dari foto di atas, bahwa penempatan antara penyimpanan ayam yang masih
hidup dengan tempat penyembelihan termasuk sudah benar. Jarak antara ayam yang masih hidup
dengan ayam yang akan disembelih cukup jauh sehingga kemungkinan terjadi stres pada ayam
lebih sedikit dibandingkan ketika ayam yang masih hidup berdekatan dengan ayam yang akan
dipotong. Apabila ayam yang disembelih dalam jumlah banyak/ lebih dari satu, ayam tersebut
diikat kakinya kemudian pemotong menahan badan dari ayam dengan kaki kemudian disembelih
satu persatu.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga dalam lokasi dan hygiene sanitasi
lingkungan serta perorangan. Dari observasi kami, lingkungan yang ada di tempat penyembelihan
10
ayam ini belum sesuai. Karena letaknya dipinggir jalan raya sehingga banyak kemungkinan terjadi
seperti konsentrasi penjual dalam memotong hewan; polusi udara di jalan raya seperti asap rokok,
asap knalpot, debu lainnya, yang kemungkinan bisa terjadi pertumbuhan mikroba lebih cepat
pada daging yang baru saja dipotong; dan penempatan alat serta pemotongan hewan, proses
pemotongan memisahkan daging dan kotoran dilakukan di lantai yang sering digunakan untuk
pijakan pembeli dan penjual, serta banyak serangga juga yang berkeliaran di sekitar tempat
pemotongan. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa tempat pemotongan ayam belum
sepenuhnya menerapkan standar rumah pemotongan unggas ketika melaksanakan proses
pemotongan, sehingga resiko produk yang dihasilkan terkontaminasi bakteri adalah sangat tinggi.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat daging ayam adalah bahan makanan yang
mudah rusak dan sangat peka terhadap bakteri. Karena proses pemotongan ayam, penyimpanan
dan pemasaran harus memenuhi syarat kesehatan.
a) Penyembelih
Penyembelih ayam yang melakukan kegiatan penyembelihan sudah sesuai dengan syariat
islam, yaitu diantaranya, beragama islam, baligh dan berakal, menyembelih dengan nama Allah
SWT (Bismillah Allahu Akbar), menyembelih dengan sengaja, dan penyembelih tidak buta.
b) Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penyembelihan di tempat pemotongan ini yaitu
dengan menggunakan pisau tajam. Pisau untuk penyembelihan sudah di pastikan
ketajamannya agar ayam dapat disembelih dengan sempurna. Ada dua jenis pisau yang digunakan
oleh penjual dalam menyembelih hewan potong. Yang pertama pisau daging terbuat dari
stainlestil yang digunakan untuk menyembelih dan memotong ayam untuk menjadi bagian yang
lebih kecil. Hal ini dapat diketahui bahwa pisau menyembelih dan pemotongan daging sebaiknya
di khususkan, karena darah antara penyembelihan bisa menularkan mikroba ke daging yang akan
dipotong, kemudian untuk pisau yang digunakan dalam proses tersebut sebaiknya dicuci terlebih
dahulu antara penyembelihan dan pemotongan daging; yang kedua pisau kecil (terbuat dari
11
bambu yang diruncingkan) dengan ujung seperti silet yang digunakan untuk membersihkan jeroan
seperti usus agar dapat bersih dengan sempurna.
c) Sarana Penyembelihan
Sarana penyembelihan beberapa sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan, dari segi
tempat menyembelih, peralatan penyembelihan yang sudah lengkap seperti pisau, selain itu
sudah ada alat atau mesin pencabut bulu yang memudahkan dalam pencabutan bulu ayam
setelah disembelih, sarana air. Akan tetapi, pada tempat penyembelihan masih banyak bulu-
bulu ayam yang menempel, darah yang berceceran, dan kurang hygiene sanitasi yang baik, baik
itu di dinding, lantai, bak cuci, maupun pada peralatan yang digunakan.
12
Tempat mendidihkan air
Malam
13
Pada pengamatan ini yaitu proses membersihkan bulu ayam hingga bersih. Terdapat pada
gambar alat di atas yang digunakan untuk menghilangkan bulu pada ayam/bebek dengan cara
mesin dinyalakan kemudian ayam/bebek yang sudah dimasukkan ke dalam air mendidih
dimasukkan kedalamnya dan dengan sambil disirami air agar bulu-bulu pada hewan yang
disembelih dapat keluar mesin bersama dengan air.
Gambar 8. Alat pencucian ayam yang telah di beri malam
Jika dirasa kurang bersih pada tahap menghilangkan bulu oleh mesin hewan yang
disembelih, maka proses selanjutnya yaitu proses pencelupan kembali ke dalam wadah yang
bersisikan lelehan malam yang mendidih. Ember berisikan air yang digunakan untuk
membersihkan hewan yang disembelih, tangan petugas, peralatan yang digunakan. Air yang
digunakan adalah air keran yang ditampung oleh ember.
14
maupun jeroan yang kemudian di masukkan kedalam kantong plastik yang akan diberikan kepada
pembeli.
15
Ketajaman alat yang dimaksudkan adalah agar proses penyembelihan bisa berlangsung
dengan tempo singkat sehingga hewan tersebut bisa cepat mati dan tidak terlalu lama merasakan
rasa sakit. Alat tersebut boleh dari besi, baja, maupun bambu atau apa saja ( yang diperbolehkan
) yang penting tajam, selain itu alat penyembelih hewan kurban juga tidak boleh terbuat dari kuku,
tulang maupun gigi.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammmad SAW yang diriwayatkan Al Bukhari dari Faft’
bin Khadis. “Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebut nama Allah, maka boleh kamu
makan, bukan gigi, dan kuku dan aku akan beritahukan kepada kalian tentangya, adapun gigi itu
adalah tulang, sedangkan kuku itu adalah senjata orang Habsyi.” Selain anjuran untuk
menyembelih menggunakan pisau yang tajam, prosesi penyembelihaanya pun juga harus
dilakukan secara cepat dan pastikan pada bagian tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher
benar-benar telah terputus.
Adapun proses penyembelihan ayam segar di pemotongan milik Pak P.
1) Sebelum melakukan penyembelihan, penyembelih mengasah/menajamkan pisau kemudian
memotong bagian esofagus, trakea, pembuluh darah (vena jugularis dan arteri karotis) dan
dilakukan satu kali sembelihan dengan kaki penyembelih menginjak bagian badan ayam.
Sambil memutuskan bagian tersebut penyembelih mengucapkan “Bismillahiallahuakbar” lalu
dipotong cepat tanpa jeda agar hewan tidak merasakan sakit yang berkepanjangan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wahab (2004) penyembelih adalah seorang muslim yang mengerti
dasar dan kondisi yang berhubungan dengan penyembelihan, cara penyembelihan dengan
mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” hal ini sesuai dengan Al-Qur’an bahwa “Dan
janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya” (QS. Al An’am: 121).
16
2) Lalu ayam dimasukkan ke dalam tong dan dibiarkan selama 5 menit agar ayam benar-benar
mati dan darah sudah habis (tidak mengalir lagi).
17
3) Ayam yang sudah benar-benar mati dimasukkan ke dalam air mendidih dengan tujuan untuk
mempermudah pencabutan bulu.
4) Setelah bulu inti (yang besar dibagian sayap) telah dicabut. Maka selanjutnya dimasukkan
mesin pencabut bulu.
5) Karena bulu-bulu ayam tidak sepenuhnya bersih ketika masuk ke dalam mesin pencabut bulu
maka dimasukkan ke dalam larutan malam dengan panas (>100º C) untuk memudahkan bulu
dicabuti secara manual menggunakan tangan manusia. Bulu dicabut hingga bersih lalu
dibersihkan bagian-bagian organ dalam atau dibersihkan dari kotorannya.
18
6) Setelah dicuci bersih lalu daging ayam dipotong-potong sesuai permintaan konsumen.
19
Adapun secara alur sederhana proses penyembelihannya, dapat dilihat pada gambar bagan dbawah ini:
membaca basmallah
Setelah ‘malam’ mengering, kupas ‘malam’ hingga bersih dan kulit ari ayam
terkelupas.
Pemotongan ayam (memisahkan bagian yang bisa di konsumsi dan kotoran yang harus
dibuang)
Distribusi
20
Lalu ayam dimasukkan ke dalam tong dan dibiarkan selama 5 menit agar ayam benar-
benar mati dan darah sudah habis (tidak mengalir lagi). Ayam yang sudah benar-benar mati
dimasukkan ke dalam mesin pencabut bulu. Karena bulu-bulu ayam tidak sepenuhnya bersih ketika
masuk ke dalam mesin pencabut bulu maka dimasukkan ke dalam larutan malam dengan panas
(>100º C) untuk memudahkan bulu dicabuti secara manual menggunakan tangan manusia. Bulu
dicabut hingga bersih lalu dibersihkan bagian-bagian organ dalam atau dibersihkan dari kotorannya.
Setelah dicuci bersih lalu daging ayam dipotong-potong sesuai permintaan konsumen.
Secara keseluruhan, proses pemotongan ayam sudah memenuhi tata cara atau langkah-
langkah menurut syariat Islam karena menurut Sayyid (1987), hewan yang dihalalkan sekalipun,
tetap tidak bisa dimakan kecuali dengan pemotongan halal. Maka dari itu apabila proses
pemotongan dilakukan sesuai syariat Islam maka dapat dipastikan apa yang kita makan termasuk
halal.
1. Setelah bagian organ dan bagian-bagian yang lain telah dicuci bersih selanjutnya adalah dipotong-
potong
2. Lalu dicuci kembali setelah dipotong
3. Dikemas ke dalam kantong plastik sesuai permintaan konsumen
4. Proses distribusi dari produsen ke konsumen
Sistem distribusi dari TPA (Tempat Pemotongan Ayam) ini dilakukan secara langsung ke
konsumen. TPA Pak P mengirimkan ayam potong ke pasar-pasar, ke restoran, dan ke konsumen
individu. TPA Pak P hanya melayani ketika ada konsumen yang membeli. Konsumen dari TPA Pak
P ini diantaranya ibu rumah tangga, pedagang pasar serta pemilik warung makan atau restoran.
5. Peralatan yang telah dipakai menyembelih (seperti pisau) dicelupkan ke air tetapi tidak dicuci
menggunakan sabun hanya dicelupkan saja kemudian diasah kembali agar lebih tajam.
6. Proses pembuangan limbah pasca penyembelihan :
- Darah bekas penyembelihan dibiarkan di bak pasca penyembelihan lalu dikumpulkan menjadi
satu di dalam bak selama 1 hari lalu dibuang bersama
- Darah sisa-sisa pemotongan ayam disiram saja menggunakan air keran (tidak ada tempat
khusus/proses khusus pembersihan darah)
21
- Bulu ayam yang sudah dicabuti dikumpulkan di kantong plastik lalu dibuang bersamaan ketika
sudah penuh di tempat sampah
- Limbah ayam berupa isi perut dikumpulkan di kantong plastik lalu dibuang bersamaan ketika
sudah penuh di tempat sampah
- Tulang dan jeroan ayam ikut disertakan kepada pembeli/konsumen (tergantung pada
permintaan konsumen tersebut, apabila tidak disertakan maka akan dikumpulkan menjadi
satu untuk dijual kepada penjual ayam)
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan survey di tempat pemotongan ayam “Pak P” kami dapat menyimpulkan kasus
atau masalah yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Tempat pemotongan ayam “Pak P” sudah berdiri sejak tahun 2008 dan buka sejak pukul 05.30 – 12.00,
setiap hari dapat memotong ayam ±30 ekor – 50 ekor. Setiap 1 ekor ayam yang disembelih Pak P
diberi ongkos Rp. 5000/ ayam.
2. Proses penempatan ayam yang jadi satu dengan sebelum disembelih (kandang ayam) dengan yang
sudah disembelih
3. Lingkungan sekitar penyembelihan yang kotor dan banyak polusi karena terletak di pinggir jalan dan
kebersihan yang kurang dijaga karena tidak ada tempat pembuangan limbah darah atau air sehingga
biasanya sampai ke jalan-jalan air bekas membersihkan darah tersebut
4. Peralatan dan sarana yang dipakai untuk menyembelih ayam sudah memenuhi syarat akan tetapi
kebersihannya saja yang kurang dijaga, seperti setelah memakai alat tersebut tidak dicuci kembali
5. Proses penyembelihan sudah benar menurut tata cara penyembelihan hewan (secara halal) akan
tetapi kami menemukan pada saat survey ayam yang telah dimasukkan tong masih hidup dan
langsung dimasukkan ke dalam mesin pencabut bulu
6. Proses pasca penyembelihan sudah benar dan sesuai dengan syariat Islam .
4.2 Saran
Dari survey yang telah kami lakukan dapat disarankan kepada Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Pak P
adalah sebagai berikut :
1. Seharusnya penempatan ayam yang belum disembelih dengan ayam yang akan disembelih
dipisahkan untuk menghindari ayam yang masih hidup trauma atau tahu proses penyembelihan
tersebut
2. Tempat RPA seharusnya tertutup karena terletak di pinggir jalan agar terhindar dari polusi untuk
menciptakan lingkungan yang bersih sebagai tempat penyembelihan dan menciptakan produk
hewani yang bersih dan layak dimakan
23
DAFTAR PUSTAKA
Delfita, R. 2013. Evaluasi Teknik Pemotongan Ayam Ditinjau dari Kehalalan dan Keamanan
Pangan di Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Sains dan Teknologi.
Rony H dan Etwin F. 2017. Analisis Model Kehalalan Proses Potong Ayam di Rumah Potong
Ayam (RPA) di Samarinda. Politeknik Negeri Balikpapan.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Proses Penyembelihan
Dicuci bersih
25
Lampiran 2. Dokumentasi
26
27
28