Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUA

1.1 LATAR BELAKANG


Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid)
dengan berbagai penyebabnya. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea
yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi. Peradangan
pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang
disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis
disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan
bentuk uveitis tersering, dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior
atau koroiditis.1,2
Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia
pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia, dan penglihatan yang
kabur, mata merah tanpa sekret mata purulen dan pupil kecil atau ireguler.
Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan non
granulomatosa. Penyebab uveitis anterior dapat bersifat eksogen dan endogen.
Penyebab uveitis anterior meliputi infeksi, proses autoimun, yang berhubungan
dengan penyakit sistemik, neoplastik dan idiopatik.1
Pola penyebab uveitis anterior terus berkembang sesuai dengan
perkembangan teknik pemeriksaan laboratorium sebagai sarana penunjang
diagnostik. Lebih dari 75% uveitis endogen tidak diketahui penyebabnya, namun
37% kasus di antaranya ternyata merupakan reaksi imunologik yang berkaitan
dengan penyakit sistemik. Penyakit sistemik yang berhubungan dengan uveitis
anterior meliputi spondilitis ankilosa, sindroma Reiter, artritis psoriatika, penyakit
Crohn, kolitis ulserativa, dan penyakit Whipple. Keterkaitan antara uveitis
anterior dengan spondilitis ankilosa pada pasiendengan predisposisi genetik HLA-
B27 positif pertama kali dilaporkan oleh Brewerton et al.1,2
Insidensi uveitis sekitar 15 per 100.000 orang. Sekitar 75% merupakan
uveitis anterior. Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik
terkait. Di Amerika Serikat, uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga

1
2

setelah retinopati diabetik dan degenerasi makular. Umur penderita biasanya


bervariasi antara usia prepubertas sampai 50 tahun.1,3
Variasi gejala sering dijumpai, hal ini berhubungan dengan faktor
penyebabnya dan dimana kelainan itu terjadi, biasanya pasien datang mengeluh
nyeri okular, fotofobia, penglihatan kabur, dan mata merah. Pada pemeriksaan
didapatkan tajam penglihatan menurun, terdapat injeksi siliar, keratik presipitat
(KP), flare, hipopion, sinekia posterior, tekanan intraokuler bisa meningkat hingga
sampai edema makular.1,2,3
Melihat permasalahan tingginya angka kejadian uveitis anterior dan guna
menunjang prognosis yang lebih baik oleh pasien apabila kejadian ini tidak
ditangani dengan baik, diperlukan pemahaman mengenai penyakit ini oleh tenaga
medis agar dapat memberikan penanganan yang lebih komprehensif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis,
diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, komplikasi, tatalaksana dan prognosis
Uveitis Anterior.

1.3 TUJUAN
Mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis,
diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, komplikasi, tatalaksana dan prognosis
Uveitis Anterior.

1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai penyakit mata khususnya Uveitis Anterior.
2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu mata.

Anda mungkin juga menyukai