PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap jenis dan tempat pekerjaan baik pada pekerja formal maupun informal
memiliki risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada umumnya, para
pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya
di lingkungan kerjanya.
Selain masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, para pekerja
informal juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan terkait pekerjaannya yang
dapat mengganggu produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang
berbahaya, masalah kesehatan seperti gangguan otot rangka, gangguan mata dan
gangguan kesehatan kulit. Para pekerja informal terpapar potensi bahaya pekerjaan
dengan kecenderungan tidak ada badan usaha ataupun pemilik yang secara langsung
bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja mereka terutama yang
berhubungan dengan berbagai penyakit dan gangguan akibat kesehatan dan
kecelakaan kerja.
Data BPS tahun 2013 menunjukkan sebanyak 114 juta penduduk merupakan pekerja,
atau 48% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan yakni 237,64 juta
orang. Dari angka tersebut, 68,4 juta (60%) bekerja di usaha skala mandiri, mikro dan
kecil, serta 45,6 juta (40%) ada di usaha skala menengah dan besar.
Tujuan Umum
Melaksanakan Pembentukan UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung
Tujuan Khusus
1. Terbentuknya kader kesehatan pos UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung
2. Terlaksananya pelatihan kader UKK dan pelatihan Survey Mawas Diri
3. Terlaksananya Survey Mawas Diri pada kelompok pengrajin genteng
4. Terlaksananya Musyawarah Mawas Diri kelompok pengrajin genteng
5. Terbentuknya UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung periode 2018
6. Terbentuknya Surat Keputusan Pembentukan UKK pengrajin genteng Desa ....
7. Terbentuknya syarat kelengkapan pembentukan UKK
8. Terbentuknya program kegiatan pos UKK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Puskesmas6
a. Pengertian puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Kepmenkes RI
No. 128/Menkes/SK/II/2004 mendefinisikan Puskesmas sebagai UPTD kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Depkes RI 1991 mendefinisikan puskesmas
sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yangg juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
b. Fungsi puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat .
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat wilayah kerjanya.
Proses dalam melakukan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaiman menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor - sektor yang bersangkutan dalam malaksanakan
program puskesmas.
c. Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan
infrastruktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, daerah
saran teknis dari kepala kantor Departemen Kesehatan kabupaten atau kodya yang
telah disetujui oleh kepala kantor wilayah Departemen Kesehatan propinsi.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000
penduduk setiap puskesmas. Untuk keperluan jangkuan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih seerhana yang
disebut Puskesmas pembantu (Pustu) dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota
besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat
meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai
pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempuanyai fungsi koordinasi.
d. Pelayanan kesehatan menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayan kesehatan yang
meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan ), rehabilitatif (pemulihan kesehatan) yang ditunjukan pada
semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur sejak dalam
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
e. Kegiatan pokok puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula.
Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah
sebagi berikut: KIA, usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, keluarga
berencana, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah, kesehatan olah raga, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja,
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium sederhana
kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional. Pelaksanaan kegiatan
pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil
dengan kata lain kegiatan pokok puskesmas ditunjukan untuk kepentingan kesehatan
keluarga sebagai bagaian dari masyarakat wilayah kerjanya.
Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk Pos UKK dan
persyaratan yang lain dapat dilengkapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan
masyarakat pekerja.
VI. Tahapan Pembentukan Pos UKK
Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Pertemuan Tingkat Desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan
melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sektor terkait, LSM,
Ormas, dll
Survey Mawas Diri (SMD) bertujuan untuk melakukan identifikasi masalah
kesehatan pekerja
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bertujuan untuk menetapkan prioritas
masalah dan menetapkan rencana pemecahan masalah
Pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja
Pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan
Pembinaan Pos UKK
VII. Tujuan Pembentukan Pos UKK
Tujuan Umum:
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif
Tujuan Khusus:
Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja
Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya
sendiri
Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader,
masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja
Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap
risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK
Meningkatnya peran aktif lintas program lintas sektor terkait dalam
penyelenggaraan Pos UKK
VIII. Manfaat Pos UKK
Bagi Masyarakat Pekerja
Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini, dan masyarakat
pekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan kerja yang dapat dijangkau
Bagi Kader Kesehatan
1. Kader dapat mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan kerja
2. Kader mendapat kebanggaan
Bagi Puskesmas
1. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas
2. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas utamanya pemberdayaan
masyarakat
Bagi Sektor Lain
1. Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang berkaitan dengan
kesejahteraan
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien
IX. Peran dan Fungsi Pos UKK
Peran Pos UKK adalah:
Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber
daya pekerja
Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja
Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi
kesehatan kerja
Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di
lingkungan kerja
Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar
Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan pekerja
Melaksanakan rujukan ke Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan
X. Peran Puskesmas dalam kegiatan Pos UKK
Sebagai fasilitator dalam pembentukan dan pembinaan Pos UKK di wilayah
kerjanya
Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala
Sebagai rujukan pelayanan kesehatan kerja
Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pembinaan dan
pengembangan Pos UKK
Membangun komitmen dengan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama,
perusahaan dan sektor swasta dalam pembinaan dan pengembangan Pos UKK
XI. Pelaksana Pelayanan Kesehatan di Pos UKK
Pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh kader kesehatan kerja yang sudah dilatih yang
difasilitasi Petugas Kesehatan
XII. Siapa yang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan di Pos UKK?
Setiap pekerja yang menjadi anggota kelompoknya
Setiap pekerja yang sehat maupun yang sakit atau yang mendapat kecelakaan
kerja
Semua anggota keluarga pekerja dan masyarakat umum yang memerlukan
pelayanan kesehatan dasar atau P3K
XIII. Operasionalisasi Kegiatan Pos UKK
Waktu buka Pos UKK disepakati oleh kelompok masyarakat pekerja sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat
Ada pembagian tugas diantara kader
Ada struktur organisasi Pos UKK minimal ada Ketua, Sekretaris, Bendahara
dan Anggota
Ada rencana kerja Pos UKK
Ada mekanisme pelayanan kesehatan kerja
Ada pencatatan kegiatan Pos UKK
XIV. Jenis Pelayanan Kesehatan di Pos UKK
Pelayanan promotif:
o Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
o Penyuluhan kesehatan kerja
o Konsultasi kesehatan kerja sederhana; seperti gizi, APD, berhenti
merokok, kebugaran, dll
o Sarasehan untuk melakukan perubahan menuju norma sehat dalam
bekerja
o Pencatatan dan pelaporan
Pelayanan preventif
o Mendata jenis pekerjaan agar dapat mengetahui risiko yang mungkin
timbul
o Pengenalan risiko bahaya di tempat kerja
o Penyediaan contoh dan kepatuhan penggunaan APD
o Mendorong upaya perbaikan lingkungan kerja seperti perbaikan aliran
udara, pengolahan limbah cair dan perbaikan ergonomi (kesesuaian
alat dengan manusia)
o Membantu pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal dan berkala (oleh
petugas kesehatan)
Pelayanan kuratif:
o P3K dan P3P
o Pencatatan dan pelaporan
Khusus pada pekerja wanita dalam memberikan pelayanan perlu
dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, pemanfaatan ASI dan
pengunaan kontrasepsi, Keluarga Berencana
XV. Sumber Pembiayaan Kegiatan di Pos UKK
Pembiayaan kegiatan di Pos UKK dapat diperoleh dari:
Dana sehat pekerja (iuran pekerja)
Iuran pengguna jasa Pos UKK
Sumbangan yang bersifat tidak mengikat (donatur)
Dana stimulan dari pemerintah
Dan lain-lain
XVI. Kader Pos UKK
Kader kesehatan kerja adalah anggota masyarakat/kelompok pekerja yang:
Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat
Dapat membaca dan menulis huruf latin
Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut
Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat pekerja di lingkungannya secara
sukarela
Mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat pekerja
Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip kesehatan kerja
Posisi kerja yang sesuai dengan alat kerjanya akan memberikan perasaan yang
nyaman bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya sehingga pekerja dapat lebih
produktif.
Beberapa contoh bekerja secara tidak ergonomis adalah sebagai berikut:
Bekerja dengan posisi membungkuk terus-menerus
Bekerja dengan posisi berdiri terus-menerus
Meja kerja yag terlalu tinggi dengan tempat duduk yang terlalu rendah
Mengangkat beban yang berat dengan posisi membungkuk
Cara kerja yang ergonomis sangat tergantung dari jenis pekerjaan seorang pekerja.
Untuk dapat bekerja secara ergonomis perlu dilakukan diskusi antara pekerja dengan
petugas kesehatan.
METODOLOGI
Penyusunan laporan studi kasus ini disusun berdasarkan pendekatan sistem, yang terdiri
a. Input
Man
o Narasumber
Amd)
o Pelaksanaan
o Fasilitator
Money : Dana dari kelompok Mina Kencana dan swadana mahasiswa PBL FK Undip
Material : Referensi tentang Pembentukan pos UKK : Buku Pedoman Pos Upaya
Machine : sarana transportasi, alat tulis, slide presentasi, laptop, LCD,dan kendaraan
pemberian materi dan pelatihan kader, diskusi, pengamatan terlibat saat SMD dan
b. Proses
P1 (Perencanaan)
o Bertemu dengan ibu bidan untuk bertanya kondisi kesehatan nelayan Desa
Jambu.
o Meminta izin kepada Petinggi Desa Jambu dan meminta data-data tentang
Kegiatan : Berkunjung ke balai Desa Jambu untuk menjalin hubungan kerja dan
o Melakukan survey ke Kelompok Mina Kencana dan menjalin kerja dengan tokoh
masyarakat RW 06.
(GAPOKNEL)
o Kegiatan : berdiskusi dengan Ibu Mikha selaku penanggung jawab UKK tentang
Jambu.
persiapan sosialisasi
petinggi Desa dan petugas promkes serta program UKK Waktu : Rabu, 20
Kencana dan pejabat Desa Jambu serta membuat perijinan tentang pembuatan SK
UKK nelayan Mina Kencana ke balai Desa Jambu. (kerjasama, bentuknya apa
o Kegiatan : Mengundang dr. Itut sebagai pengisi materi K3 dan P3K pada
manajemen organisasi pos UKK, pemberian materi K3 dan P3K oleh dr. Itut, dan
manajemen organisasi pos UKK, pemberian materi oleh dr. Itut, dan
MMD .
c. Output
2016.
Metode pengamatan terlibat yang dilakukan dalam pembentukan pos UKK Nelayan
Kelompok Mina Kencana, mulai dari penyuluhan pentingnya UKK, pembentukan kader
UKK, pelatihan kader UKK Nelayan, SMD dan MMD, serta musyawarah pembentukan
UKK.
sistem atau susunan (pemerintahan, perserikatan, dan sebagainya), dalam hal ini
o Kelompok Nelayan Mina Kencana merupakan kelompok para nelayan di Desa Jambu
o Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara merupakan desa tempat dilakukan
pembentukan UKK Nelayan Kelompok Mina Kencana yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Mlonggo.
k. Bagaimana hasil Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Pekerja Desa
q. Hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan UKK ini
2.3.5.1 Tujuan
2.3.5.2 Pelaksanaan
2.3.5.3 Evaluasi
UKK ini dan upaya apa saja yang dipersiapkan untuk mengantisipasinya?
2.3.5.4 Hasil
a. Bagaimana hasil Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Pekerja Desa
HASIL PENGAMATAN