Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap jenis dan tempat pekerjaan baik pada pekerja formal maupun informal
memiliki risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada umumnya, para
pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya
di lingkungan kerjanya.

Selain masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, para pekerja
informal juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan terkait pekerjaannya yang
dapat mengganggu produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang
berbahaya, masalah kesehatan seperti gangguan otot rangka, gangguan mata dan
gangguan kesehatan kulit. Para pekerja informal terpapar potensi bahaya pekerjaan
dengan kecenderungan tidak ada badan usaha ataupun pemilik yang secara langsung
bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja mereka terutama yang
berhubungan dengan berbagai penyakit dan gangguan akibat kesehatan dan
kecelakaan kerja.

Data BPS tahun 2013 menunjukkan sebanyak 114 juta penduduk merupakan pekerja,
atau 48% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan yakni 237,64 juta
orang. Dari angka tersebut, 68,4 juta (60%) bekerja di usaha skala mandiri, mikro dan
kecil, serta 45,6 juta (40%) ada di usaha skala menengah dan besar.

Pembentukan Pos UKK (upaya kesehatan kerja) tak bisa dipandang


sebelah mata. Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja
informal, utamanya adalah sebagai tindakan preventif melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Prinsip Pos UKK adalah: dari, oleh, dan
untuk kelompok pekerja informal di masyarakat.
B. Tujuan

Tujuan Umum
Melaksanakan Pembentukan UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung
Tujuan Khusus
1. Terbentuknya kader kesehatan pos UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung
2. Terlaksananya pelatihan kader UKK dan pelatihan Survey Mawas Diri
3. Terlaksananya Survey Mawas Diri pada kelompok pengrajin genteng
4. Terlaksananya Musyawarah Mawas Diri kelompok pengrajin genteng
5. Terbentuknya UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Ubung periode 2018
6. Terbentuknya Surat Keputusan Pembentukan UKK pengrajin genteng Desa ....
7. Terbentuknya syarat kelengkapan pembentukan UKK
8. Terbentuknya program kegiatan pos UKK
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Puskesmas6
a. Pengertian puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Kepmenkes RI
No. 128/Menkes/SK/II/2004 mendefinisikan Puskesmas sebagai UPTD kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Depkes RI 1991 mendefinisikan puskesmas
sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yangg juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
b. Fungsi puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat .
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat wilayah kerjanya.
Proses dalam melakukan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaiman menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor - sektor yang bersangkutan dalam malaksanakan
program puskesmas.
c. Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan
infrastruktur lainya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, daerah
saran teknis dari kepala kantor Departemen Kesehatan kabupaten atau kodya yang
telah disetujui oleh kepala kantor wilayah Departemen Kesehatan propinsi.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000
penduduk setiap puskesmas. Untuk keperluan jangkuan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih seerhana yang
disebut Puskesmas pembantu (Pustu) dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota
besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat
meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai
pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempuanyai fungsi koordinasi.
d. Pelayanan kesehatan menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah pelayan kesehatan yang
meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan ), rehabilitatif (pemulihan kesehatan) yang ditunjukan pada
semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur sejak dalam
pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
e. Kegiatan pokok puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula.
Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah
sebagi berikut: KIA, usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, keluarga
berencana, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah, kesehatan olah raga, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja,
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium sederhana
kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional. Pelaksanaan kegiatan
pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil
dengan kata lain kegiatan pokok puskesmas ditunjukan untuk kepentingan kesehatan
keluarga sebagai bagaian dari masyarakat wilayah kerjanya.

II.2 PROGRAM POKOK PUSKESMAS

1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Upaya Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa
c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Inovasi
a. Rawat Inap
b. Laboratorium
c. EKG
d. Apotek
e. Klinik Gizi
f. Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan

Untuk mendukung terwujudnya desa siaga maka perlu dikembangkan berbagai


upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang salah satunya adalah Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK). Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan wadah dari
serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan
berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat pekerja. Pos
UKK ini sangat diperlukan dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan
kerja dasar untuk pekerja, mengingat masih banyak para pekerja khususnya pekerja sektor
informal yang belum mendapat pelayanan kesehatan kerja dasar.

II.3 POS UPAYA KESEHATAN KERJA

I. Dasar Hukum Pembentukan Pos UKK


 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28
 Undang-Undang No. 1/1970 tentang Tenaga Kerja
 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Pasal 23 tentang Kesehatan Kerja
 Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
 Kepmenkes 128/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
 Permenaker 1758/2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Dasar
 Kemennaker tentang Kewajiban melapor PAK/PAHK
II. Pengertian Pos UKK
 Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan
dari, oleh, dan untuk masyarakat pekerja
 Pos UKK adalah bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health
Care) bagi masyarakat pekerja terutama pekerja informal
 Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga dapat
mengingkatkan produktivitas kerja
III. Peran Pos UKK
Pos UKK diperlukan karena:
 Makin meningkatnya jumlah pekerja dan sebagian besar belum mendapatkan
pelayanan kesehatan kerja yang memadai. Serta masih banyak tempat kerja
yang belum melaksanakan kesehatan kerja
 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pekerja banyak
mengalami penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang dapat menurunkan
produktivitas kerja
 Pos UKK diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana bagi
masyarakat pekerja yang berisiko terpajan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerjanya sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri
IV. Lokasi pembentukan Pos UKK
Pos UKK dapat dibentuk di lokasi kelompok pekrja dengan jumlah pekerja minimal
10 sampai paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan yang sama.
V. Syarat pembentukan Pos UKK
Persyaratan pembentukan Pos UKK:
 Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja
 Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk Pos UKK
 Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK
 Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK yang dilengkapi dengan
papan nama Pos UKK, untuk melakukan kegiatan
 Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kit dan pertolongan
pertama pada penyakit (P2P) kit
 Tersedia contoh Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaannya
 Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan
 Meja, kursi, tempat tidur, dan lemari obat
 Adanya buku pencatatan dan pelaporan
 Adanya buku panduan dan media penyuluhan
 Alat tulis

Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk Pos UKK dan
persyaratan yang lain dapat dilengkapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan
masyarakat pekerja.
VI. Tahapan Pembentukan Pos UKK
Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:
 Pertemuan Tingkat Desa bertujuan untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja dengan
melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas sektor terkait, LSM,
Ormas, dll
 Survey Mawas Diri (SMD) bertujuan untuk melakukan identifikasi masalah
kesehatan pekerja
 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bertujuan untuk menetapkan prioritas
masalah dan menetapkan rencana pemecahan masalah
 Pelatihan Kader Pos UKK bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja
 Pembentukan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan
 Pembinaan Pos UKK
VII. Tujuan Pembentukan Pos UKK
Tujuan Umum:
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif

Tujuan Khusus:
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja
 Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya
sendiri
 Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader,
masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja
 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap
risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
 Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK
 Meningkatnya peran aktif lintas program lintas sektor terkait dalam
penyelenggaraan Pos UKK
VIII. Manfaat Pos UKK
 Bagi Masyarakat Pekerja
Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini, dan masyarakat
pekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan kerja yang dapat dijangkau
 Bagi Kader Kesehatan
1. Kader dapat mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan kerja
2. Kader mendapat kebanggaan
 Bagi Puskesmas
1. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas
2. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas utamanya pemberdayaan
masyarakat
 Bagi Sektor Lain
1. Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang berkaitan dengan
kesejahteraan
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien
IX. Peran dan Fungsi Pos UKK
Peran Pos UKK adalah:
 Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan sumber
daya pekerja
 Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja
 Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui promosi
kesehatan kerja
 Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan di
lingkungan kerja
 Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar
 Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan pekerja
 Melaksanakan rujukan ke Puskesmas
 Pencatatan dan pelaporan
X. Peran Puskesmas dalam kegiatan Pos UKK
 Sebagai fasilitator dalam pembentukan dan pembinaan Pos UKK di wilayah
kerjanya
 Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala
 Sebagai rujukan pelayanan kesehatan kerja
 Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak dalam pembinaan dan
pengembangan Pos UKK
 Membangun komitmen dengan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama,
perusahaan dan sektor swasta dalam pembinaan dan pengembangan Pos UKK
XI. Pelaksana Pelayanan Kesehatan di Pos UKK
Pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh kader kesehatan kerja yang sudah dilatih yang
difasilitasi Petugas Kesehatan
XII. Siapa yang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan di Pos UKK?
 Setiap pekerja yang menjadi anggota kelompoknya
 Setiap pekerja yang sehat maupun yang sakit atau yang mendapat kecelakaan
kerja
 Semua anggota keluarga pekerja dan masyarakat umum yang memerlukan
pelayanan kesehatan dasar atau P3K
XIII. Operasionalisasi Kegiatan Pos UKK
 Waktu buka Pos UKK disepakati oleh kelompok masyarakat pekerja sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat
 Ada pembagian tugas diantara kader
 Ada struktur organisasi Pos UKK minimal ada Ketua, Sekretaris, Bendahara
dan Anggota
 Ada rencana kerja Pos UKK
 Ada mekanisme pelayanan kesehatan kerja
 Ada pencatatan kegiatan Pos UKK
XIV. Jenis Pelayanan Kesehatan di Pos UKK
 Pelayanan promotif:
o Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
o Penyuluhan kesehatan kerja
o Konsultasi kesehatan kerja sederhana; seperti gizi, APD, berhenti
merokok, kebugaran, dll
o Sarasehan untuk melakukan perubahan menuju norma sehat dalam
bekerja
o Pencatatan dan pelaporan
 Pelayanan preventif
o Mendata jenis pekerjaan agar dapat mengetahui risiko yang mungkin
timbul
o Pengenalan risiko bahaya di tempat kerja
o Penyediaan contoh dan kepatuhan penggunaan APD
o Mendorong upaya perbaikan lingkungan kerja seperti perbaikan aliran
udara, pengolahan limbah cair dan perbaikan ergonomi (kesesuaian
alat dengan manusia)
o Membantu pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal dan berkala (oleh
petugas kesehatan)
 Pelayanan kuratif:
o P3K dan P3P
o Pencatatan dan pelaporan
Khusus pada pekerja wanita dalam memberikan pelayanan perlu
dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, pemanfaatan ASI dan
pengunaan kontrasepsi, Keluarga Berencana
XV. Sumber Pembiayaan Kegiatan di Pos UKK
Pembiayaan kegiatan di Pos UKK dapat diperoleh dari:
 Dana sehat pekerja (iuran pekerja)
 Iuran pengguna jasa Pos UKK
 Sumbangan yang bersifat tidak mengikat (donatur)
 Dana stimulan dari pemerintah
 Dan lain-lain
XVI. Kader Pos UKK
Kader kesehatan kerja adalah anggota masyarakat/kelompok pekerja yang:
 Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat
 Dapat membaca dan menulis huruf latin
 Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut
 Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat pekerja di lingkungannya secara
sukarela
 Mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat pekerja
 Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip kesehatan kerja

XVII. Peran kader Pos UKK


 Membuat perencanaan upaya kesehatan kerja
 Melaksanakan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
 Melaksanan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K), Pertolongan
Pertama pada Penyakit (P3P)/pengobatan sederhana
 Merujuk penderita ke Puskesmas/sarana kesehatan terdekat
 Mengelola penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
 Pembinaan lingkungan kerja dan cara kerja yang baik dan benar
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
XVIII. Alur Kader Pos UKK membuat perencanaan kegiatan
Perencanaan Kegiatan Pos UKK dibuat dengan urutan sebagai berikut:
 Tentukan masalah dan kesehatan kerja yang ingin dikerjakan berdasarkan
hasil survey mawas diri
 Tentukan priotitas masalah
 Tentukan perkiraan biaya yang diperlukan
 Tentukan jadwal dan rencana serta target yang ingin dicapai
XIX. Alur Kader Pos UKK melaksanakan penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Tatap muka/konsultasi
 Ceramah
 Diskusi
 Demonstrasi (peragaan) antara lain:
o Memperagakan cara kerja yang baik (ergonomis)
o Memperagakan alat kerja yang baik
o Membuat sarana pembuangan air limbah
o Memberantas sarang nyamuk dan tikus
 Menggunakan media gambar, poster, dan media lainnya
XX. Kader Pos UKK melaksanakan pengobatan sederhana dan P3K
 Kader Pos UKK diperkenankan memberikan obat kepada pekerja yang
menderita sakit ringan (batuk, pilek, demam) dengan obat yang dijual bebas
XXI. Prosedur Kader Pos UKK merujuk penderita ke Puskesmas/Sarana Kesehatan lainnya
Pekerja yang jatuh sakit harus dirujuk ke Puskesmas/Sarana Kesehatan bila:
 Penyakit yang sudah diobati selama 2 hari tidak sembuh
 Penyakit yang timbul berulang
 Penyakit yang tidka mampu diatasi di Pos UKK
Pekerja yang mendapat kecelakaan harus dirujuk ke Puskesmas/Sarana Kesehatan
bila:
 Kecelakaan yang berat langsung dirujuk
 Kecelakan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada perubahan atau semakin
memburuk dalam 2 hari
 Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar, kotor, dan dalam
XXII. Prosedur Kader Pos UKK melakukan pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)
 Jenis dan jumlah APD yang diperlukan ditetapkan oleh pekerja dan kader
pekerja setelah berkonsultasi dengan Petugas Kesehatan yang telat dilatih
kesehatan dan keselamatan kerja
 Pengadaan APD ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan dan kesepakatan para anggota
 Sebaiknya di setiap Pos UKK terdapat contoh APD yang diperlukan oleh
kelompoknya sebagai sarana untuk melakukan penyuluhan
XXIII. Prosedur Kader Pos UKK melakukan pengelolaan lingkungan kerja dan cara kerja
yang baik dan benar (ergonomis)
Lingkungan kerja yang sehat adalah lingkungan kerja yang secara umum mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut:
 Memiliki aliran udara/ventilasi yang baik, tidak panas ataupun lembab
 Memiliki pencahayaan yang cukup
 Memiliki ruang kerja yang cukup untuk melakukan pekerjaannya
 Memiliki tempat pembuangan sampah yang baik (tidak terlalu dekat dengan
tempat kerja, tertutup dan dapat mencegah bau)
 Memiliki sarana pembuangan air kotor/limbah yang mengalir dan terpihara
dengan baik
 Dan beberapa syarat lain yang dapat dikonsultasikan dengan petugas
kesehatan yang terlatih kesehatan kerja
Cara kerja yang baik dan benar (ergonomis) adalah cara kerja yang memperhatikan
kesesuaian antara posisi pekerja dari pekerja dengan alat-alat kerjanya.

Posisi kerja yang sesuai dengan alat kerjanya akan memberikan perasaan yang
nyaman bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya sehingga pekerja dapat lebih
produktif.
Beberapa contoh bekerja secara tidak ergonomis adalah sebagai berikut:
 Bekerja dengan posisi membungkuk terus-menerus
 Bekerja dengan posisi berdiri terus-menerus
 Meja kerja yag terlalu tinggi dengan tempat duduk yang terlalu rendah
 Mengangkat beban yang berat dengan posisi membungkuk

Cara kerja yang ergonomis sangat tergantung dari jenis pekerjaan seorang pekerja.
Untuk dapat bekerja secara ergonomis perlu dilakukan diskusi antara pekerja dengan
petugas kesehatan.

XXIV. Alur Kader Pos UKK melaksanakan Pencatatan dan Pelaporan


Setiap kegiatan yang dilakukan di Pos UKK sebaiknya dicatat dan dilaporkan ke
Instansi terkait agar dapat dilakukan pembinaan.
Beberapa hal yang perlu dicatat di Pos UKK adalah sebagai berikut:
 Catatan susunan kepengurusan
 Catatan mengenai identitas/data dari anggotanya
 Catatan tentang jadwal dan kegiatan yang dilakukan
 Catatan tentang kesehatan setiap anggotanya
 Catatan tentang keuangan
 Catatan tentang inventaris/daftar APD, peralatan kantor, dll
XXV. Prosedur Kader Pos UKK membina hubungan baik dengan anggota, petugas penyuluh
lapangan (PPL), LKMD dan Petugas Puskesmas?
 Mengadakan pertemuan/saresehan secara berkala dengan anggota dan jika
diperlukan pertemuan dengan petugas Puskesmas, LKMD dan PPL untuk
membahas masalah yang dihadapi dan memperoleh kesepakatan pemecahan
masalah
 Membantu menyelesaikan masalah kesehatan kerja yang dihadapi anggota
kelompok pekerja
XXVI. Pembina Pos UKK
Pos UKK dibina oleh:
 Aspek kesehatan pembinaan dilakukan oleh petuas puskesmas/petugas
kesehatan yang terlatih
 Aspek kelembagaan pembinaan dilakukan oleh perangkat desa/kelurahan
 Aspek teknis yang berhubungan dengan pekerjaan dibina oleh lintas sektor
terkait (PPL, LSM, swasta, dll)
XXVII. Ukuran keberhasilan Upaya Kesehatan Kerja di Pos UKK
Ukuran Keberhasilan kegiatan upaya kesehatan kerja di Pos UKK adalah:
 Ukuran keberhasilan keterjangkauan
Digunakan standar untuk setiap Pos UKK menjangkau 10-50 pekerja dan
setiap Pos UKK dikelola oleh 1-5 kader
 Ukuran keberhasilan pelayanan
 Jumlah dan jenis kegiatan kesehatan yang dilakukan Ukuran tingkat
perkembangan
Dibagi 4 yaitu: Pratama, Madya, Purnama, Mandiri
BAB III

METODOLOGI

2.1 Kerangka Acuan

Penyusunan laporan studi kasus ini disusun berdasarkan pendekatan sistem, yang terdiri

dari data masukan (input), proses, dan data keluaran (output):

a. Input

 Man

o Narasumber

 Kepala Puskesmas Mlonggo (Dr. Fitrin Miadianti)

 Pemegang program promosi kesehatan Puskesmas Mlonggo (Ibu

Tatik, SKM, S.Kep) dan pemegang program UKK ( Ibu Mikha,

Amd)

o Pelaksanaan

 Pj Petinggi Desa Jambu ( Bapak Rohmat, S.E, MM)

 Perangkat Desa Jambu

 Bidan desa Jambu ( ibu Umi Rahmawati. Amd )

 Ketua RW 06, Desa Jambu ( Bapak Ahmad Toha, S.Pd)

 Kader kesehatan Desa Jambu (Bu Inda)

 Ketua Kelompok Nelayan Mina Kencana (Sholikul Hadi)

 Pengurus dan anggota Kelompok Mina Kencana

o Fasilitator

 Pemegang program promosi kesehatan Puskesmas Mlonggo


 Pemegang program UKK Puskesmas Mlonggo

 Mahasiswa PBL FK UNDIP

 Money : Dana dari kelompok Mina Kencana dan swadana mahasiswa PBL FK Undip

 Material : Referensi tentang Pembentukan pos UKK : Buku Pedoman Pos Upaya

Kesehatan Kerja (2006), Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

untuk Kader Pos UKK (2011), alat tulis.

 Machine : sarana transportasi, alat tulis, slide presentasi, laptop, LCD,dan kendaraan

bermotor, peralatan P3K kit dari swadana mahasiswa.

 Metode : pendataan dilakukan dengan wawancara, dpengamatan langsung pada

lingkungan kerja nelayan Mina Kencana, pembentukan pengurus dan kader,

pemberian materi dan pelatihan kader, diskusi, pengamatan terlibat saat SMD dan

MMD, serta pencatatan

b. Proses

P1 (Perencanaan)

o Pertemuan dengan Pendamping atau Pemegang Program Promkes dan program

UKK untuk mendapatkan penjelasan tentang alur pembentukan UKK.

Waktu : kamis, 14 April 2016 pukul 13.00 – 13.30 WIB.

Tempat : ruang Promkes Puskesmas Mlonggo..

o Meminta surat pengantar dari Puskesmas Mlonggo tentang pembentukan posko

UKK nelayan untuk diserahkan kepada Petinggi Desa Jambu.

Kegiatan : meminta surat perintah tugas dari Puskesmas Mlonggo.

Waktu : kamis, 14 April 2016 pukul 13.00 – 14.00 WIB.

Tempat : Puskesmas Mlonggo

o Kegiatan : Mempelajari mengenai K3 dan UKK

Waktu : Kamis, 14 April 2016 pukul 14.00-19.00 WIB


Tempat : Puskesmas Mlonggo

o Bertemu dengan ibu bidan untuk bertanya kondisi kesehatan nelayan Desa

Jambu.

Kegiatan : bertemu dengan bidan desa Jambu.

Waktu : Jumat, 15 April 2016 pukul 08.10-08.30 WIB.

Tempat : Puskesmas Mlonggo.

o Meminta izin kepada Petinggi Desa Jambu dan meminta data-data tentang

karakteristik Desa Jambu serta panduan melakukan SMD dan MMD.

Kegiatan : Berkunjung ke balai Desa Jambu untuk menjalin hubungan kerja dan

menyerahkan surat perintah tugas dari Puskesmas Mlonggo

Waktu : Jumat, 15 April 2016 pukul 08.30 - 09.00 WIB.

Tempat : Balai Desa Jambu.

o Melakukan survey ke Kelompok Mina Kencana dan menjalin kerja dengan tokoh

masyarakat RW 06.

Kegiatan : Berkunjung ke rumah ketua Paguyuban Kelompok Nelayan

(GAPOKNEL)

Waktu : Jumat, 15 April 2016 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

Tempat : rumah Ketua Gapoknel Bapak Sholikul Hadi.

o Berdiskusi dengan Ketua Kelompok Mina Kencana untuk membahas penyuluhan.

Kegiatan : berdiskusi dengan Ketua Kelompok Mina Kencana

Waktu : Jumat, 15 April 2016 pukul 11.00-11.30 WIB.

Tempat : rumah Ketua Gapoknel

o Kegiatan : berdiskusi dengan Ibu Mikha selaku penanggung jawab UKK tentang

pelaksanaan sosialisasi UKK Nelayan

Waktu : Jumat, 15 April 2016 pukul 11.30 – 12.00 WIB.


Tempat : Puskesmas Mlonggo.

o Kegiatan : Berkunjung ke rumah Ketua RW untuk penjalinan hubungan kerja

dan mendapat perijinan pembentukan UKK yang dibuktikan melalui SK Desa

Jambu.

Waktu : Sabtu, 16 April 2016 pukul 07.30 – 10.00 WIB.

Tempat : Rumah pak Ahmad Thoha

o Kegiatan : Koordinasi dengan Bidan Desa untuk mengetahui arahan dan

persiapan sosialisasi

Waktu : Sabtu, 16 April 2016 pukul 10.00-11.00

o Kegiatan : Konsultasi dengan Ibu Tatik selaku PJ Promkes.

Waktu : Sabtu, 16 April 2016 pukul 11.00-12.00

 P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan

o Kegiatan : Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya UKK dan mendorong

masyarakat pekerja untuk berpartisipasi aktif.

Waktu : Rumah Anggota Kelompok Mina Kencana.

Tempat : Senin, 18 April 2016

o Kegiatan : Membagikan undangan kepada anggota kelompok nelayan Mina

Kencana terkait musyawarah pembentukan UKK, melakukan konfirmasi ke

petinggi Desa dan petugas promkes serta program UKK Waktu : Rabu, 20

April 2016 pukul 14.00 – 17.00 WIB.

Tempat : Rumah Bapak Jamalludin

o Kegiatan : Memfasilitasi koordinasi pembentukan UKK antara Kelompok Mina

Kencana dan pejabat Desa Jambu serta membuat perijinan tentang pembuatan SK

UKK nelayan Mina Kencana ke balai Desa Jambu. (kerjasama, bentuknya apa

bentuk kerjasama dan koordinasinya)


Waktu : Selasa, 19 April 2009 pukul 09.00-11.00

Rabu, 20 April 2016 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

Tempat : Balai Desa Jambu

o Kegiatan : Musyawarah UKK Nelayan Mina Kencana

Waktu : Kamis, 21 April 2016

Tempat : Rumah Bapak Jamalludin

o Kegiatan : Mengundang dr. Itut sebagai pengisi materi K3 dan P3K pada

pelatihan kader pos UKK

Waktu : Jumat, 22 April 2016 pukul 08.00 – 10.00 WIB.

Tempat : Puskesmas Mlonggo.

o Kegiatan : Pembuatan SK pembentukan UKK Nelayan Mina Kencana

Waktu : Jumat, 22 April 2016 pukul 08.00 – 10.00 WIB.

Tempat : Balai Desa Jambu

o Kegiatan : Pelatihan Kader pos UKK Nelayan Mina Kencana tentang

manajemen organisasi pos UKK, pemberian materi K3 dan P3K oleh dr. Itut, dan

pemberian panduan Survey Mawas Diri.

Waktu : Sabtu, 23 April 2016 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

Tempat : Rumah Bapak Jamalludin.

o Kegiatan : Musyawarah Masyarakat Desa membahas hasil Survey Mawas Diri

dan pembentukan program rencana kegiatan UKK Nelayan Mina Kencana

Waktu : Senin, 25 April 2016 pukul 09.00 – 11.00 WIB.

Tempat : Balai Desa Jambu

 P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)

o Kegiatan : melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian pada

pelaksanaan musyawarah pembentukan UKK Nelayan Mina Kencana.


Waktu : Kamis, 21 April 2016 pukul 09.00-11.00 WIB

Tempat : Rumah Bapak Jamalludin.

o Kegiatan : melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian pada

pelaksanaan pelatihan kader UKK Nelayan Mina Kencana tentang materi

manajemen organisasi pos UKK, pemberian materi oleh dr. Itut, dan

pemberian panduan mengenai Survey Mawas Diri

Waktu : Sabtu, 23 April 2016 pukul 09.00-11.00 WIB

Tempat : Rumah Bapak Jamalludin.

o Kegiatan : melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian pada

MMD .

Waktu : Senin, 25 April 2016 pukul 09.00-12.00 WIB

Tempat : Balai Desa

c. Output

1. Terbentuknya kader kesehatan pos UKK Nelayan Kelompok Mina Kencana.

2. Terlaksananya pelatihan kader UKK dan pelatihan Survey Mawas Diri.

3. Terlaksananya Survey Mawas Diri pada kelompok nelayan Mina Kencana

4. Terlaksananya Musyawarah Mawas Diri kelompok Nelayan Mina Kencana.

5. Terbentuknya UKK Nelayan Kelompok Mina Kencana di Desa Jambu periode

2016.

6. Terbentuknya Surat Keputusan Pembentukan Nelayan Kelompok Mina Kencana

7. Terbentuknya syarat kelengkapan pembentukan UKK.

8. Terbentuknya program kegiatan pos UKK

2.2 Metode Pengamatan Terlibat

Metode pengamatan terlibat yang dilakukan dalam pembentukan pos UKK Nelayan

Kelompok Mina Kencana, mulai dari penyuluhan pentingnya UKK, pembentukan kader
UKK, pelatihan kader UKK Nelayan, SMD dan MMD, serta musyawarah pembentukan

UKK.

2.3 Cara Kerja

2.3.1 Identifikasi istilah

a. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

b. Kelompok Nelayan Mina Kencana

2.3.2 Klarifikasi istilah

o Pembentukan merupakan proses, cara, atau perbuatan yang bertujuan menjadikan

sistem atau susunan (pemerintahan, perserikatan, dan sebagainya), dalam hal ini

adalah UKK nelayan.

o Upaya Kesehatan Kerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang

diselengggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat pekerja.

o Kelompok Nelayan Mina Kencana merupakan kelompok para nelayan di Desa Jambu

yang bergabung sejak tahun 1992.

o Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara merupakan desa tempat dilakukan

pembentukan UKK Nelayan Kelompok Mina Kencana yang termasuk wilayah kerja

Puskesmas Mlonggo.

o Tahun 2016 merupakan waktu dilakukannya pembentukan UKK Nelayan Kelompok

Mina Kencana di Desa Jambu.

2.3.4 Daftar Masalah

a. Apakah tujuan pembentukan pos UKK?

b. Siapa yang terlibat dalam pembentukan pos UKK?

c. Kapan dilakukan pembentukan pos UKK?

d. Di mana dilakukan pembentukan pos UKK?


e. Bagaimana proses pembentukan pos UKK?

f. Apa yang harus dipersiapkan untuk pembentukan UKK?

g. Kapan dilakukan pelatihan kader UKK?

h. Di mana dilakukan pelatihan kader UKK?

i. Bagaimana cara pelatihan kader UKK?

j. Mengapa perlu diadakan pelatihan kader UKK?

k. Bagaimana hasil Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Pekerja Desa

Kelompok Mina Kencana?

l. Siapa yang melakukan SMD?

m. Apa hasil dari SMD Kelompok Mina Kencana?

n. Bagaimana proses pembuatan SK pos UKK Mina Kencana?

o. Apakah alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang muncul?

p. Apakah hasil yang diharapkan dalam pembentukan UKK ini?

q. Hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan UKK ini

dan upaya apa saja yang dipersiapkan untuk mengantisipasinya?

r. Apa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang muncul?

2.3.5 Pengelompokkan Masalah

2.3.5.1 Tujuan

a. Apakah tujuan pembentukan UKK ini?

2.3.5.2 Pelaksanaan

a. Siapa yang terlibat dalam pembentukan pos UKK?

b. Kapan dilakukan pembentukan pos UKK?

c. Di mana dilakukan pembentukan pos UKK?


d. Bagaimana proses pembentukan pos UKK?

e. Apa yang harus dipersiapkan untuk pembentukan UKK?

f. Kapan dilakukan pelatihan kader UKK?

g. Di mana dilakukan pelatihan kader UKK?

h. Bagaimana cara pelatihan kader UKK?

i. Mengapa perlu diadakan pelatihan kader UKK?

j. Bagaimana hasil Survey Mawas Diri Kelompok Mina Kencana?

k. Siapa yang melakukan SMD?

l. Apa hasil dari SMD Kelompok Mina Kencana?

m. Bagaimana proses pembuatan SK pos UKK Mina Kencana?

2.3.5.3 Evaluasi

a. Apakah hasil yang diharapkan dalam pembentukan UKK ini?

b. Hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan

UKK ini dan upaya apa saja yang dipersiapkan untuk mengantisipasinya?

2.3.5.4 Hasil

a. Bagaimana hasil Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Pekerja Desa

Kelompok Mina Kencana?

b. Apa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang muncul?


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai