Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN KASUS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh:

dr. Jasmine Ariesta Dwi Pratiwi

Pendamping:

dr. Ramdlani Yuliarti Abbas

RSUD PRAYA, LOMBOK TENGAH

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun

Alamat : Penujak

Suku : Sasak

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Tanggal MRS : 13 Juli 2017

Tanggal pemeriksaan : 14 Juli 2017

II. SUBJEKTIF

Keluhan Utama

Mual dan muntah

Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. S datang ke IGD RSUD Praya pada tanggal 13 Juli 2017 dengan keluhan utama mual dan
muntah sejak 2 hari yang lalu. Mual dan muntah sebenarnya sudah dirasakan sejak awal
kehamilan (8 minggu yang lalu) namun semakin memberat sejak 2 hari yang lalu, muntah tidak
dapat terhitung, muntah awalnya makanan namun lama kelamaan hanya cairan karena pasien
tidak mau makan, tidak ada darah pada muntahan, cairan muntah awalnya bening namun lama
kelamaan agak berwarna coklat. Selain mual dan muntah pasien juga mengeluh pusing, lemas,
nyeri pada perut dan tidak mau makan karena mual, minum mau namun hanya sedikit. Tidak
terdapat flek maupun keluar jaringan atau gelembung dari jalan lahir. Pasien tidak ingat berat
badan terakhir berapa. Hari pertama haid terakhir 18 Mei 2017. Kehamilan sekarang merupakan
kehamilan yang pertama.

2
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat hipertensi (-)


• Riwayat asma (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat sakit jantung (-)
• Riwayat trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit serupa (-)


• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat sakit jantung (-)

Riwayat Pribadi dan Sosial

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Riwayat Pengobatan

Pasien rutin melakukan kunjungan kehamilan ke bidan puskesmas

Riwayat Alergi

Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.

III. OBJEKTIF

Pemeriksaan Fisik (14 Juli 2017)

Status Generalis

• Keadaan umum : Sedang


• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 100/80 mmHg
• Nadi : 100 x/ menit, teratur
• Pernapasan : 18 x/ menit
• Temperatur : 36,4º Celcius

3
Status Lokalis

Kepala:

• Ekspresi wajah : normal


• Bentuk dan ukuran : normal
• Rambut : tersebar merata, rontok (-)
• Edema : (-)
• Malar rash : (-)
• Parese N. VII : (-)
• Nyeri tekan kepala : (-)
• Massa : (-)
Mata:

• Simetris
• Alis: normal
• Exopthalmus (-/-)
• Ptosis (-/-)
• Edema palpebra (-/-)
• Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemia (-/-)
• Sklera: ikterus (-/-)
• Pupil: isokor, bulat, refleks pupil (+/+)
• Kornea: normal
• Lensa: katarak (-/-)
• Pergerakan bola mata ke segala arah: normal
• Nyeri tekan retroorbita (-)
• Cekung (+/+)
Telinga:

• Bentuk: normal simetris antara kiri dan kanan


• Lubang telinga: normal, sekret (-/-)
• Nyeri tekan tragus (-/-)
• Peradangan pada telinga (-)
• Pendengaran: kesan normal
Hidung:

• Simetris, deviasi septum (-/-)


• Napas cuping hidung (-/-)
• Perdarahan (-/-), sekret (-/-)

4
• Penghidu normal
Mulut:

• Simetris
• Bibir: sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips breathing (-), kering (+)
• Gusi: hiperemia (-), perdarahan (-)
• Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), oral kandidiasis (-), tremor (-)
• Gigi: dalam batas normal
• Mukosa: normal
Leher:

• Simetris
• Kaku kuduk (-)
• Pembesaran KGB (-)
• JVP: 5 + 2 (tidak meningkat)
• Otot bantu nafas tidak aktif
• Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks:

Inspeksi

• Bentuk & ukuran: normal, simetris, barrel chest (-)


• Pergerakan dinding dada: simetris
• Permukaan dada: ikterik (-), papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
naevi (-), vena kolateral (-), massa (-)
• Penggunaan otot bantu nafas: SCM tidak aktif
• Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (-)
• Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: cekung, simetris kiri dan kanan
• Fossa jugularis: tidak tampak deviasi
• Tipe pernapasan: torakoabdominal
• Ictus cordis : tidak terlihat
Palpasi:

• Posisi mediastinum: deviasi trakea (-)


• Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
• Pergerakan dinding dada simetris, gerakan tertinggal (-)

5
• Vocal fremitus:
Depan:

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

Belakang:

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

• Ictus cordis teraba pada ICS V midclavicula line sinistra, thrill (-).

Perkusi

Depan:

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Belakang

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Sonor Sonor

• Batas paru-hepar:
• Inspirasi : ICS VI
• Ekspirasi : ICS IV
4. Auskultasi:

• Cor : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).

6
• Pulmo :
Vesikuler:

- -

- -

- -

Rhonki:

- -

- -

- -

Wheezing:

- -

- -

- -

• Tes bisik: tidak dievaluasi


• Tes percakapan: tidak dievaluasi
Abdomen:

Inspeksi

• Permukaan kulit: ikterik (-), vena collateral (-), massa (-), caput medusae
(-), spider naevi (-), scar (-), striae (-), ruam (-)

Auskultasi

• Bising usus (+) normal, frekuensi 7 x/menit


• Metallic sound (-)
• Bising aorta (-)
• Denyut jantung janin: belum dapat dilakukan
Perkusi

• Orientasi : normal
• Organomegali : (-)
• Nyeri ketok : (-)

7
• Shifting dullness : (-)
• Chestboard phenomenon : (-)
Palpasi

• Nyeri tekan epigastrium (+)


• Leopold : tinggi fundus uteri setinggi simpisis pubis
• Hepar, ren, dan lien: normal, tidak terdapat pembesaran.
• Nyeri kontralateral (-), nyeri tekan lepas (-)

Ekstremitas:

 Akral hangat : + +  Sianosis : - -

+ + - -

 Edema : - -  Clubbing finger : - -

- - - -

 Deformitas : - -  Ikterik : - -

- - - -

Genitourinaria: Tidak dievaluasi

Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (13/07/2017)

Parameter Hasil Nilai Rujukan

HGB 13,3 11,5 – 16,5 g/dL

RBC 4,8 4,0 – 5,0 x 106 /µL

HCT 39 37,0 – 45,0 %

MCV 82,5 82,0 – 92,0 fl

MCH 30,2 27,0 – 31,0 pg

8
MCHC 33,9 32,0 – 37,0 g/dL

WBC 11,8 4,0 – 11,0 x 103 /µL

PLT 279 150 – 400 x 103

IV. ASSESSMENT

G1P0A0 H9minggu tunggal hidup intrauterin dengan Hiperemesis gravidarum

V. PLANNING

Diagnostik:

 Pemeriksaan urine lengkap

Terapi:

Non farmakologi

• Bed rest
• Edukasi tentang diet
• Puasa 1x24 jam
Farmakologi

• IVFD RL : D10% 30 tpm


• Inj. Ranitidin 2x50mg
• Inj. Ondancentron 3x8mg
• Inj. Neurosanbe drip 1amp/hari
• Antasida syr 3xcI

VI. PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

9
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim

wanita sampai bayinya dilahirkan.

Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada

masa ovulasi. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada

dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari)

dalam rahim pada kehamilan normal (Suririnah, 2008).

Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan

(Maulana, 2009).

2.2 Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya

menjadi memburuk, karena terjadi dehidrasi (Esti, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan


20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan

sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan

menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun,

2009).

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa

meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau

penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam

kehamilan adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon HCG (human

10
chorionic gonadotropin) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah

(Sarwono, 2008).

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada

kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10

minggu (Mansjoer, 2001).

2.3 Etiologi
Sebab pasti belum diketahui frekuensi kejadian 2 per 1000 kehamilan.

Faktor predisposisi antara lain :

2.3.1 sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat

peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita gangguan

lambung spesifik (Sarwono, 2005).

2.3.2 Faktor organik karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

2.3.3 Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap

kehamilan dan pesalinan.

2.3.4 Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes (Esti, 2009).

Hormon yang terbentuk dalam tubuh ibu saat minggu-minggu awal kehamilan

membuat ibu merasa menderita saat hormon-hormon tersebut mempengaruhi perut,

selera makan dan pusat khusus diotak yang dapat memicu respon muntah (Esti, 2009).

2.4 Gejala dan Tingkat Pada Hiperemesis Gravidarum


Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3

tingkat, yaitu :

2.4.1 Tingkat I : Ringan

a. Mual muntah
b. Nafsu makan berkurang

c. Berat badan turun


d. Rasa nyeri di epigastrium

11
e. Turgor kulit kurang

f. Lidah kering

2.4.2 Tingkat II : Sedang

a. Mual dan muntah

b. Lemah

c. Apatis

d. Turgor kulit mulai jelek

e. Nadi kecil dan cepat

f. Suhu badan naik (dehidrasi)

g. Ikterus ringan

h. Mata cekung

i. Tensi turun

j. Hemokonsentrasi

k. Oliguri dan konstipasi

2.4.3 Tingakat III : Berat

a. Keadaan umum jelek

b. Kesadaran sangat menurun

c. Samnolen sampai koma

d. Nadi kecil, halus dan cepat

e. Dehidrasi hebat

f. Suhu badan naik


g. Tensi turun sekali

h. Ikterus (Esti, 2009).

2.5 Diagnosis
Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa hiperemesis
gravidarum. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan muntah yang

terus-menerus, sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan menyebabkan


kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin sehingga

12
pengobatan perlu segera diberikan. Namun harus pikirkan kemungkinan kehamilan

muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang

bisa memberikan gejala muntah (Rukiyah, 2010).

2.6 Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan, namun pada

tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin (Mansjoer, 2001).

2.7 Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati mual dan muntah agar tidak

terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara yaitu :

2.7.1 Terapi nutrisi makan sedikit tapi sering agar perut tidak terlalu penuh dengan hanya

sekali makan tapi banyak, seperti roti beras, roti gandum.

2.7.2 Hindari makanan yang dapat membuat anda merasa sakit, seperti makanan gorengan,

berlemak atau berbumbu.

2.7.3 Hindari minum teh atau kopi berlebihan.

2.7.4 Hindari memakai pakaian ketat.

2.7.5 Konsultasi ke dokter kandungan jika muntah berlanjut.

2.7.6 Suplemen B6 dan zinc juga khrom dapat sangat efektif, khususnya bagi wanita yang

baru menggunakan pil kontrasepsi Karena pil ini merusak kemampuan tubuh dalam

menyerap nutrisi-nutrisi tersebut dari makanan yang anda santap.


2.7.7 Pengobatan herbal, coba the kamomil atau spearmint, atau teh jahe parut yang direbus

dalam air mendidih, atau kapsul jahe yang tersedia di gerai-gerai makanan sehat.

2.7.8 Pengobatan bach flower gunakan rescue remedy jika anda merasa cemas, khususnya

jika kecemasan tersebut membuat mual dan muntah semakin parah.

2.7.9 Aromaterapi minyak esensial seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk mandarin, limau)
aman dan lembut digunakan pada saat ini.

2.7.10 Aksepresur coba kenakan gelang tangan ‘sea sickness’ yang tersedia di toko farmasi
atau gerai makanan sehat di daerah anda (Tiran, 2007).

13
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat

mencegah hiperemesis gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi

ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat

mencegah hiperemesis gravidarum.

2.8.1 Melakukan isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara

yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-28 jam. kadang-kadang dengan

isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

2.8.2 Therapy psikologik

Perlu diyakini pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa

takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan

masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

2.8.3 Pemberian cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan linger

lactat 5% dengan cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat

ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks. Bila ada kekurangan

protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

2.8.4 Obat-obat yang diberikan

Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan


vitamin B1 dan B6 tablet keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti

disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan

seperti mediamen, avomin (Maidun, 2009).

2.8.5 Penghentian kehamilan

Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk delirium,

kebutaan tachikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi


komplikasi organik, dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

14
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit

diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain

pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel ada organ vital (Windy,

2009).

2.8.6 Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III makanan hanya berupa roti

kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam

sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena

itu hanya diberikan Selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur

mulai diberikan makanan yang bergizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama

makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hieremesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesisringan. Menurut

kesanggupan penderita. Minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini

cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).

2.9 Faktor-faktor Ibu Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum


2.9.1 Jumlah Paritas

Jumlah kehamilan yang berpengaruh terhadap hiperemesis

gravidarum. Hiperemesis sering terjadi pada multigravida dari pada primigravida. Hal

ini disebabkan karena kerja hormon, meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam
serum yang dapat menyebabkan perasaan mual hingga muntah (Sarwono, 2005).

Jumlah paritas memberikan pengaruh yang nyata terhadap kesehatan ibu hamil

(Notoatmodjo, 2003).

a. Primigrvida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil.

b. Multigravida adalah seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai
usia viabilitas (Cunningham, 2006).

15
2.9.2 Usia Kehamilan

Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari pertama menstruasi

sampai terakhir bayi lahir, biasanya tanggal persalinan diperoleh dengan

menambahkan 7 hari ke hari pertama menstruasi terakhir dan menghitung mundur 3

bulan. Biasanya kehamilan dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing

berlangsung selama 3 bulan kalender. Secara historis, trimester pertama berlangsung

sampai selesainya minggu ke 0-14, trimester ke dua sampai minggu ke >14-28, dan

trimester tiga mencakup minggu ke >28-42, kehamilan. Dengan kata lain, trimester

dapat diperoleh dengan membagi 42 menjadi tiga periode yang masing-masing

lamanya 14 minggu (Cunningham, 2006).

2.9.3 Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehri-

hari. Pekerjaan ibu hamil juga berpengaruh terhadap hiperemesisgravidarum. Wanita

yang bekerja sering mengalami gangguan psikologi sehubungan dengan masalah yang

dihadapi dalam bidang pekerjaan dan lingkungan kerja yang kurang baik (Manuaba,

2003).

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, Gary.F.2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.

2. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.

Jakarta : EGC

4. Maulana, Mirza. 2009. Reproduksi Kehamilan dan Merawat Anak. Jogyakarta : Tunas

Pubishing.

5. Notoatmodjo, Sokiedjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Puspa Swara.

6. Notoatmodjo, sokiedjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke

Cipta.

7. Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologis. Jogyakarta : Pustaka Rihama.

8. Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

9. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

10. Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans Info Media.

11. Suririnah, dr. 2008. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta : GM.

12. Tiran, Denise. 2007. Mengatasi Mual dan Gangguan Selama Kehamilan. Jakarta :

Diglossia.

13. Anonymous.

2003. KesehatanIndonesia.comhttp://profil.Kesehatan.com/2003/10/seputar_masalah

_kesehatan. diakses Maizar Handayani 24 mei 2010 jam 12.00 Wib.


14. Gsianturi. 2007. Menkes angka kematian ibu melahirkan masih tinggi di

Indonesia. http://www.kompas.co.id/utama/news/0307/07/064243.htmldiakses Maizar

Handayani 30 mei 2010 jam 10.00 Wib.

15. Hapsari, R. Windy. 2009. Mediague.com http://mediague.com diakses Maizar

Handayani 24 mei 2010 jam 09.00 Wib.


16. Inayah. 2008. Penyakit

infogue.com http://penyakitinfogue.com/2008/12/seputar_masalah_kemtian_maternal
diakses Maizar Handayani 20 mei 2010 jam 15.00 Wib.

17
17. Iskandar, Joko. 2008. KTI dan Skripsi.com diakses Maizar Handayani 02 mei 2010

jam 10.00 Wib.

18. Maidun. 2009. hiperemesis-

gravidarum.comhttp://maidunggleekpay.com/2009/05/hiperemesis-

gravidarum.html diakses Maizar Handayani 16 mei 2010 jam 10.00 Wib.

19. Siswono.2003. Kematian ibu Indonesia tertinggi di

ASEANhttp://www.suarapembaruan.com/News/2003/09/02/Index.html diakses

Maizar Handayani 28 mei 2010 jam 12.00 Wib.

18

Anda mungkin juga menyukai