Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang menjadikan
bendabenda tertentu mengalami gaya magnet. Sumber medan magnet yang
paling awal dikenal adalah magnet permanen. Sekarang ini sumber medan
magnet selain dari magnet permanen banyak sekali jenisnya, salah satu sumber
medan magnet lainnya adalah dari aliran arus yang mengalir dalam kumparan.
Sumber medan magnet dibedakan menjadi dua yaitu sumber medan magnet
statik dan sumber medan magnet dinamik. Sumber medan magnet statik
disebabkan oleh magnet permanen dan arus DC. Sedangkan sumber medan
magnet dinamik (Dynamic Magnetic Field) disebabkan arus AC dan medan
listrik dinamik
Generator merupakan jenis mesin yang dapat mengkonversi energi
mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik seperti tenaga gas, tenaga air,
tenaga diesel dan lain sebagainya akan memutar bagian dalam generator. Putaran
pada generator tersebut diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang
dihasilkan oleh generator bisa berupa arus AC (arus bolak-balik) maupun DC
(arus searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang digunakan.
Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu dengan
memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul ggl induksi.
Generator mempunyai dua komponen utama, yaitu bagian yang diam (stator) dan
bagian yang bergerak (rotor).
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan listrik semakin
bertambah. Listrik berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
aktivitas yang memerlukan energi dari listrik. Oleh karena itu kita harus ramah
terhadap benda-benda yang memerlukan listrik tersebut. Menurut Hukum
Kekekalan Energi, energi tidak dapat dibuat, namun bisa diubah. Contohnya dari

1
energi kimia menjadi energi kinetik. Listrik merupakan sebuah energi yang suatu
saat dapat berkurang, dalam arti berubah menjadi energi lain, sementara energi
lain akan lambat berubah menjadi energi listrik. Oleh karena itu, kami akan
menciptakan generator magnet yang ukurannya relatif kecil. Generator ini dapat
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan alat-alat
dan bahan yang sederhana.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam percobaan ini dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.
 Bagaimana hubungan resistor dengan tegangan pada generator magnet?
 Berapa banyak lilitan kumparan yang diperlukan agar menghasilkan
tegangan yang besar?
 Bagaimana hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan pada generator
magnet?
 Bagaimana hubungan antara daya dan jumlah lilitan pada generator
magnet?

1.3 Tujuan Percobaan


Sesuai dengan perumusan masalahyang telah dijelaskan di atas, maka dapat
ditulis tujuan percobaan sebagai berikut
 Mengetahui hubungan resistor dengan tegangan pada generator magnet.
 Mengetahui banyak lilitan kumparan pada generator magnet agar tercipta
tegangan yang tinggi.
 Mengetahui hubungan tegangan dan jumlah lilitan pada generator magnet.
 Mengetahui hubungan daya dan jumlah lilitan pada generator magnet.

1.4 Manfaat Percobaan


Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Bagi pembaca yang bersekolah atau bekerja, hasil percobaan ini
dapat membantu untuk membuat tegangan listrik dari alat-alat sederhana.
Sedangkan bagi penulis, hasil percobaan ini dapat memperluas pengetahuan
penulis mengenai tegangan, resistor, dan medan magnet.

2
1.5 Ruang Lingkup Kajian
Dalam percobaan yang telah dilakukan, ditetapkan beberapa pembatasan
terhadap hal-hal yang dicoba. Pertama, sepatu yang digunakan adalah kelajuan
putaran yang sama. Resistor yang digunakan berbeda- beda untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tegangan. Selain itu, jumlah lilitan pada kumparan juga
berbeda-beda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tegangan terhadap
generator magnet. Kemudian untuk masing-masing metode dilakukan percobaan
minimal 2 kali agar diperoleh hasil yang akurat.

1.6 Hipotesis
Dugaan awal yang dibuat adalah bahwa semakin besar resistor yang
digunakan, maka tegangannya juga akan semakin besar. Sama halnya dengan
banyaknya lilitan kumparan, semakin banyak maka tegangannya pun akan
semakin besar. Pada hipotesis ini, kami menduga bahwa generator yang
menggunakan kumparan menghasilkan tegangan lebih besar dibandingkan
generator yang tidak menggunakan kumparan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Ohm
Hukum Ohm dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, George
Simon Ohm pada tahun 1825. Kemudian Hukum Ohm dipublikasikan pada tahun
1827 melalui sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically.”
Hukum Ohm merupakan hukum yang menentukan hubungan antara beda
potensial dengan arus listrik. George Simon Ohm menemukan bahwa
perbandingan antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus listrik yang
mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan. Konstanta
ini kemudian dinamakan dengan hambatan listrik atau Resistansi (R). Untuk
menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan OHM (Ω).
Hukum Ohm berbunyi : “Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui
sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda
potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatannya (R)”.

Gambar 1.1 Rangkaian hukum Ohm

4
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini :
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat
arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
Besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis
bahan. Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka
semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan
luas penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil
hambatannya. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan
jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.

2.2 Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik atau energi gerak
menjadi energi listrik. Generator menghasilkan arus listrik induksi dengan cara
memutar kumparan di antara celah kutub utara-selatan sebuah magnet. Jika
kumparan diputar, jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan akan
berubah-ubah sesuai dengan posisi kumparan terhadap magnet. Perubahan jumlah
garis gaya magnetik inilah yang menyebabkan timbulnya ggl induksi di ujung-
ujung kumparan sehingga menghasilkan energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik yang disebut
juga alternator dan generator arus searah. Perbedaan generator arus bolak-balik

5
dengan generator arus searah terletak pada bentuk cincin yang berhubungan
dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-balik terdapat dua buah
cincin, dengan tiap cincin berhubungan dengan tiap ujung kumparan. Pada
generator arus searah hanya terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya
yang dinamakan cincin belah atau komutator.
2.3 Daya
Dalam fisika, daya adalah tingkat di mana energi yang ditransfer, digunakan, atau
diubah. Satuan daya adalah joule per detik (J/s), yang dikenal sebagai Watt.
Semakin besar usaha yang dilakukan, maka daya yang digunakan juga semakin
besar.
Satuan daya dalam SI adalah Watt (disingkat W). Satu wat didefinisikan besar daya
yang dapat menimbulkan usaha 1 Joule tiap sekon (1 J/s). Satu watt untuk daya
terlalu kecil sehingga daya sering diukur dalam kilowatt (kW) huruf k kecil,
sedangkan W besar karena W menunjukan nama orang. 1 kW=1000 W.
Dalam pengertian usaha yaitu gaya kali perpindahan, tidak diperhitungkan
tentangwaktu yang diperlukan untuk memindahkan benda tersebut. Akan tetapi cepat
atau lambatnya suatu usaha itu perlu diketahui. Kecepatan atau kelajuan suatu usaha
yang dilakukan dinamakan denhan daya (power) disngkat P. Secara matematis
dituliskan sebagai berikut
W
P= P = daya (Watt)
t
W = usaha yang dilakukan (Joule)
t = selang waktu untuk melakukan usaha (sekon)

6
BAB III
PERANCANGAN DAN CARA KERJA
3.1 Pembuatan Generator Magnet
Kami membuat 2 jenis generator magnet, yaitu generator magnet 1 dan
generator magnet 2. Generator magnet 1 merupakan generator magnet dibuat
dengan menggunakan kumparan yang bervariasi, sedangkan generator magnet
2 merupakan generator yang dibuat dengan menggunakan satu jenis kumparan
(lilitannya sama).
3.1.1 Cara Pembuatan Generator Magnet 1
Generator magnet ini dibuat dengan menggabungkan 2 plat besi
neodinium N52 yang berbentuk huruf E dengan ukuran yang sama.
Awalnya kedua pelat besi berbentuk huruf E dipotong dengan ukuran
panjang 3,5 cm agar bisa bisa dijadikan penyambung antar pelat satu
dengan yang lain. Satu buah potongan untuk penghubung bagian atas dan
satu buah potongan lagi untuk bagian bawah. Setelah membuat
penghubung antar plat besi, semua plat besi dihubungkan untuk membuat
rangka kayu sebagai penahan alat. Setelah itu, sebuah magnet dengan
diameter 2 cm dihubungkan dengan menggunakan kawat dengan tebal 0,2
mm. Sedangkan kumparannya dibuat dengan berbagai jumlah lilitan, yaitu;
1000 lilitan, 2000 lilitan, dan 3000 lilitan. Kumparan tersebut terbuat dari
lilitan kawat dengan diameter 2 mm. Kumparan tersebut dibuat dengan
ukuran lubang sebesar 4,2 cm x 3,0 cm x 1.7 cm sehingga dapat
dimasukkan ke bagian tengah pelat besi berbentuk huruf E.

1,5 cm

Penghubung platbesi
8,5 cm 2,9 cm

1,5 cm

3,5 cm 5,5 cm
Plat besi huruf E Plat besi huruf E
7
Gambar 3.1 Desain plat besi dengan
penghubungnya
4,2 cm

1,7
cm 3,0 cm

Gambar 3.2 Desain alas kumparan yang dililit.

Gambar 3.3 Desain magnet yang dililit kawat besi.

Ketika semua plat besi digabung, dibuat kayu sebagai landasan agar plat besi
tidak berpindah-pindah. Desain kayu dapat dilihat pada gambar 3.5. Dibuat juga kayu
setebal 1 cm yang sudah dilubangi untuk kawat besi berisi magnet dengan ukuran 2
cm x 9,5 cm. Kayu tersebut kemudian disekrup pada landasan kayu bagian tengah
agar kayu tidak berpindah pindah. Kayu ini dipasang pada 2 sisi kayu agar magnet
dapat diputar dengan mudah. 2,3 cm

9,5 cm

10,0 cm

17,5 cm

Gambar 3.5 Desain Kayu Sebagai Landasan Magnet 1

8
3.1.2 Cara Pembuatan Generator Magnet 2
Generator magnet ini dibuat dengan menggunakan 6 buah magnet kecil
dengan ukuran yang sama. Bahan dasar dari generator magnet ini terbuat dari
akrilik. Sebagian akrilik dibentuk 2 penyangga tegak dengan ukuran 15 cm x
15 cm. Sisanya, digunakan untuk membuat lingkaran dengan diameter (13,5 
0,05) cm. Kedua penyangga tegak tersebut kemudian dibuat menjadi bentuk
trapesium siku-siku yang ukuran tinggi sisi pertama dan alasnya 15 cm,
sedangkan tinggi sisi keduanya 11 cm. Penyangga tersebut dihubungkan dengan
menggunakan baut . Pada bagian rongga dalam kedua penyangga, baut dilapisi
oleh karet baut sehingga jarak antar penyangga tegak sama. Untuk
menghubungkan akrilik berbentuk lingkaran (yang bisa diputar) dengan
penyangganya, maka akrilik yang diputar dihubungkan dengan menggunakan
kawat berdiameter 3 mm. Penyangga tegak tersebut dilubangi sesuai dengan
diameter kawat sehingga dapat disambungkan.Pada bagian rongga antar
penyangga, kawat besi disisipkan tutup botol minum dan akrilik berbentuk
lingkaran. Setelah itu, akrilik dilem dengan epoxy sehingga ketika akrilik
diputar, posisinya akrilik tidak akan berpindah-pindah. Pada gambar 3.4 bagian
X, ditempatkan kumparan lilitan pada baut yang dililit dengan 500 lilitan kawat
tembaga ukuran 2 mm.

vc = Magnet berdiameter 2 cm
vc
X v
= Kumparan pada baut
vc
= Baut penghubung penyangga
tegak

9
Gambar 3.4 Gambar Desain Generator Magnet 2

3.2 Bentuk Generator Magnet


3.2.1 Generator Magnet 1

Berikut ini merupakan penjelasan dari bagian-bagian generator yang kami buat:
 Kumparan / Lilitan Kawat : Dibuat dari kawat tembaga berdiameter 0.2 mm,
dengan jumlah lilitan kawat 1000 lilitan, 2000 lilitan, dan 3000 lilitan. Berikut
ini tabel 3.1.1 yang menunjukan variasi kumparan yang digunakan:

No Lilitan Diameter Kawat (mm) Jumlah Lilitan


1 0,2 1000
2 0,2 2000
3 0,2 3000
Tabel 3.1.1 Variasi kumparan yang digunakan
 Platbesi : Merupakan kumpulan lapisan besi berbentuk neodinium N52
berbentuk huruf E sejumlah 2 buah yang disatukan
 Magnet : Magnet yang digunakan berjumlah dua buah magnet berbentuk bulat
dan berukuran sama yang dijadikan satu (menggunakan solatip dan lem)
dengan diameter 2 cm
 Kawat besi : Dibuat dari kawat besi yang dibengkokkan bagian tengahnya
untuk menahan magnet.

10
 Alas kayu : alas agar genersator magnet dapat disimpan dengan ukuran 17,5
cm
 Kayu penyangga : Kayu yang digunakan untuk menyangga agar magnet dapat
berada pada posisi tetap ketika diputar
 Baut : Penahan kayu penyangga agar tidak berpindah posisi

Gambar 3.6 Gambar Generator Magnet 1


3.2.2 Generator Magnet 2

Gambar 3.7 Gambar Generator Magnet 2


 Akrilik : Bahan dasar yang dibentuk sesuai dengan design yang direncanakan
dalam pembuatan generator magnet
 Magnet : Magnet yang digunakan berjumlah enam buah berbentuk lingkaran
yang disimpan secara teratur membentuk suatu lingkaran
 Baut : Penahan bahan dasar akrilik agar kuat
 Karet baut : Penahan agar jarak antar kedua penyangga tegak tetap sama
ketika akrilik berbentuk lingkaran diputar
 Kawat besi : Kawat yang berguna memutar akrilik lingkaran sehingga dapat
menghasilkan tegangan ketika akrilik diputar
 Tutup botol minum : Penahan agar akrilik berbentuk lingkaran berada pada
posisi tetap ketika diputar

3.3 Cara Pengambilan Data

11
3.3.1 Cara Pengambilan Data Generator Magnet 1
Kedua plat besi Neodinium N52 dilepas dari landasan kayu terlebih dahulu.
Magnet yang telah dilem atau disolatip dipasang pada kayu yang terletak pada
kayu penahan bagian tengah landasan. Kedua kayu penahan dibaut agar posisinya
selalu sama. Kedua kumparan dimasukkan ke bagian tengah Neodinium N52 lalu
disimpan secara bersamaan ke bagian landasan kayu. Setelah itu, ujung kedua
lilitan disolder sehingga terbentuk rangkaian seri. Setelah kumparan disolder,
salah satu sisi kawat besi tebal disambungkan ke alat pemutar magnet. Setelah itu,
data diambil dengan memutar alat tersebut sesuai dengan irama metronome
dengan kecepatan 432 rpm.
3.3.2 Cara Pengambilan Data Generator Maget 2
Terlebih dahulu disiapkan alat untuk memutar generator maget yang dapat
memberi kecepatan konstan. Setelah disiapkan, salah satu bagian ujung potongan
besi yang menghubungkan akrilik bulat berisi magnet disambungkan ke alat
pemutar generator. Setelah alat dihubungkan ke pemutar generator, metronome
disiapkan agar waktu memutar alat pemutar generator dapat sama sehingga tidak
menyebabkan hasil yang rancu. Setelah kecepatan metronome disetting, maka
dilakukanlah pengambilan data dengan cara memutar alat pemutar generator
sesuai dengan ketukan pada metronome.

Gambar 3.2 Gambar alat pemutar generator


3.4 Keselamatan dan keamanan

12
Dalam pengamatan generator magnet ini sebenarnya tidak akan menyebabkan
suatu cedera yang fatal karena alatnya cenderung aman dan tidak terlalu
menimbulkan suatu risiko. Namun, alangkah lebih baik jika ketika memasang
generator yang menggunakan plat besi berhuruf E, tidak terdapat alat-alat yang
dapat ditarik magnet karena magnet yang digunakan oleh generator ini cukup
besar.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan generator magnet dilakukan dengan menggunakan berbagai metode
berbeda-beda, yaitu dengan besar resistor yang berbeda-beda namun memiliki
kecepatan (rpm) yang sama. Dalam percobaan ini, diperoleh hasil pengamatan
kotak oven sepatu dengan 38,4 Ω; 46,2 Ω; 459 Ω; 1,475 kΩ; 4,62 kΩ 3;2,6 kΩ ;
dan 99kΩ. Hasil pengamatan ini diperoleh dengan menggunakan besar resistor
yang berbeda, namun dengan jumlah kecepatan yang sama, yaitu 432 rpm.
4.1.1 Hasil Pengamatan dengan Generator Magnet 1
 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 4,62 kΩ dengan kecepatan
432 rpm.
Tabel 4.1.1 Tabel hasil pengamatan dengan 4,62 kΩ dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.108
2 0.115
3 0.116
4 0.119
5 0.118
6 0.108
7 0.105
8 0.106
9 0.108
10 0.109
11 0.107
12 0.113
13 0.109
14 0.108
15 0.111
Rata-rata 0.111
Daya 0.00017

14
 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 1,475 kΩ dengan kecepatan
432 rpm.
Tabel 4.1.2 Tabel hasil pengamatan dengan 1,475 kΩ dengankecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.114
2 0.118
3 0.114
4 0.111
5 0.106
6 0.112
7 0.113
8 0.118
9 0.114
10 0.113
11 0.107
12 0.110
13 0.118
14 0.119
15 0.107
Rata-rata 0.113
Daya 0.00017

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 38,4 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.1.3 Tabel hasil pengamatan dengan 38,4 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.087
2 0.086
3 0.082
4 0.078
5 0.076
6 0.074
7 0.071

15
8 0.089
9 0.084
10 0.080
11 0.081
12 0.079
13 0.081
14 0.082
15 0.08
Rata-rata 0.081
Daya 1.6 x 10 -05

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 459 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.1.4 Tabel hasil pengamatan dengan 459 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (v)
1 0.082
2 0.089
3 0.091
4 0.085
5 0.079
6 0.080
7 0.088
8 0.094
9 0.091
10 0.092
11 0.085
12 0.084
13 0.082
14 0.083
15 0.085
Rata-rata 0.086
Daya 8.66 x 10 -06

16
 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 46,2 Ω dengan kecepatan
432 rpm.
Tabel 4.1.5 Tabel hasil pengamatan dengan 459 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.078
2 0.074
3 0.075
4 0.080
5 0.086
6 0.081
7 0.080
8 0.087
9 0.083
10 0.084
11 0.090
12 0.075
13 0.08
14 0.081
15 0.082
Rata-rata 0.081
Daya 2.65 x 10 -06

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 32,6 kΩ dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.1.6 Tabel hasil pengamatan dengan 32,6 kΩ dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.121
2 0.122
3 0.123
4 0.121
5 0.120
6 0.119
7 0.126

17
8 0.129
9 0.123
10 0.124
11 0.131
12 0.128
13 0.125
14 0.124
15 0.129
Rata-rata 0.124
Daya 4.74 x 10 -07

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 99 kΩ dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.1.7 Tabel hasil pengamatan dengan 99 kΩ dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.149
2 0.150
3 0.159
4 0.154
5 0.158
6 0.160
7 0.161
8 0.155
9 0.152
10 0.154
11 0.150
12 0.157
13 0.150
14 0.149
15 0.153
Rata-rata 0.154
Daya 2.40 x 10 -07

18
 Hasil rata-rata pengamatan
Tabel 4.1.8 Tabel hasil rata-rata pengamatan dengan kecepatan 432 rpm.

Resistor (Ω) Tegangan (V) Daya


38,4 Ω 0.081 0.00017
46,2 Ω 0.081 0.00017
459 Ω 0.086 1.6 x 10 -05
1,475 k Ω 0.113 8.66 x 10 -06
4,62 k Ω 0.111 2.65 x 10 -06
32,6 k Ω 0.124 4.74 x 10 -07
99 k Ω 0.154 2.40 x 10 -07

4.2 Hasil Tegangan pada Generator Magnet 2


4.2.1 Kumparan dengan 1000 Lilitan
 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 46,2 Ω dengan kecepatan
432 rpm.
Tabel 4.2.1.1 Tabel hasil pengamatan dengan 46,2 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.015
2 0.018
3 0.017
4 0.017
5 0.016
6 0.015
7 0.020
8 0.012
9 0.011
10 0.014
11 0.018
12 0.013
13 0.017
14 0.015
15 0.015

19
Rata-rata 0.016
Daya 0.00022

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 46,2 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.1.2 Tabel hasil pengamatan dengan 46,2 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 1.424
2 1.420
3 1.517
4 1.481
5 1.595
6 1.479
7 1.464
8 1.554
9 1.411
10 1.557
11 1.494
12 1.420
13 1.559
14 1.535
15 1.484
Rata-rata 1.493
Daya 0.04824

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 214 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.1.3 Tabel hasil pengamatan dengan 214 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 3.178
2 3.211
3 3.101
4 2.860

20
5 2.724
6 3.394
7 3.067
8 3.030
9 2.911
10 2.855
11 3.037
12 2.808
13 2.994
14 2.940
15 3.040
Rata-rata 3.010
Daya 0.04234

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 461 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.1.4Tabel hasil pengamatan dengan 461 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 5.46
2 4.76
3 5.35
4 5.13
5 4.59
6 4.32
7 4.84
8 5.03
9 4.64
10 4.89
11 4.52
12 4.82
13 5.48
14 4.69
15 5.10
Rata-rata 4.908

21
Daya 0.05225

4.2.2 Kawat dengan Lilitan 2000


 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 1,1 Ω dengan kecepatan 432
rpm.
Tabel 4.2.2.1 Tabel hasil pengamatan dengan 1,1 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 0.035
2 0.037
3 0.041
4 0.037
5 0.039
6 0.041
7 0.040
8 0.036
9 0.041
10 0.038
11 0.039
12 0.037
13 0.038
14 0.039
15 0.040
Rata-rata 0.039
Daya 0.0013

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 46,2 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.2.2Tabel hasil pengamatan dengan 46,2 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 1.741
2 1.638
3 1.565
4 1.666

22
5 1.764
6 1.689
7 1.643
8 1.712
9 1.738
10 1.632
11 1.720
12 1.756
13 1.726
14 1.684
15 1.627
Rata-rata 1.687
Daya 0.06158

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 214 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.2.3Tabel hasil pengamatan dengan 214 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
no. Tegangan (V)
1 5.64
2 5.26
3 5.84
4 5.51
5 5.22
6 5.42
7 5.56
8 5.24
9 5.29
10 5.38
11 5.95
12 5.75
13 5.74
14 5.93
15 5.86
Rata-rata 5.57
Daya 0.145

23
 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 461 Ω dengan kecepatan
432 rpm.
Tabel 4.2.2.4Tabel hasil pengamatan dengan 461 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 6.28
2 6.99
3 7.59
4 6.56
5 7.24
6 6.44
7 7.15
8 6.41
9 6.81
10 6.99
11 6.77
12 7.28
13 6.59
14 6.64
15 7.13
Rata-rata 6.86
Daya 0.102

4.2.3 Kawat dengan Lilitan 3000


 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 1,1 Ω dengan kecepatan 432
rpm.
Tabel 4.2.3.1Tabel hasil pengamatan dengan 1,1 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 0.066
2 0.067
3 0.065
4 0.068

24
5 0.063
6 0.066
7 0.063
8 0.064
9 0.066
10 0.067
11 0.068
12 0.065
13 0.067
14 0.063
15 0.066
Rata-rata 0.066
Daya 0.0039

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 46,2 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.3.2 Tabel hasil pengamatan dengan 46,2 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 1.881
2 2.114
3 1.980
4 1.738
5 1.899
6 1.892
7 1.911
8 1.988
9 1.811
10 1.711
11 1.831
12 1.852
13 1.891
14 1.673
15 1.852
Rata-rata 1.868

25
Daya 0.07555

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 214 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.3.3 Tabel hasil pengamatan dengan 214 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 6.16
2 6.33
3 6.17
4 6.44
5 6.22
6 6.15
7 6.38
8 6.21
9 6.40
10 6.86
11 6.30
12 6.19
13 6.16
14 6.37
15 6.46
Rata-rata 6.32
Daya 0.187

 Hasil pengamatan menggunakan resistor sebesar 461 Ω dengan kecepatan


432 rpm.
Tabel 4.2.3.4 Tabel hasil pengamatan dengan 461 Ω dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan
no. (V)
1 9.27
2 9.32
3 9.03
4 9.35

26
5 9.82
6 9.80
7 9.27
8 9.30
9 9.21
10 9.93
11 9.85
12 9.56
13 9.92
14 9.28
15 9.22
Rata-rata 9.48
Daya 0.195

 Hasil rata-rata pengamatan


Tabel 4.2.3.5 Tabel hasil rata-rata pengamatan dengan kecepatan 432 rpm.
Tegangan Daya
Perbandingan (lilitan) Perbandingan (lilitan)
Resistor Ω 1000 2000 3000 1000 2000 3000
1,1 Ω 0.01600 0.039 0.66 0.00022 0.0013 0.0039
46,2 Ω 1.493 1.687 1.868 0.04824 0.06158 0.07555
214 Ω 3.010 5.57 6.32 0.04234 0.1020 0.1870
461 Ω 4.908 6.86 9.48 0.0525 0.145 0.1950

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan pada Generator Magnet 1

27
Grafik Pengaruh Tegangan Terhadap Resistor

0.15

0.12
0.11 0.11

0.09
0.08 0.08

38,4 Ω 46,2 Ω 459 Ω 1,475 k Ω 4,62 k Ω 32,6 k Ω 99 k Ω

Dalam grafik besar tegangan terhadap resistor, dapat diketahui bahwa tegangan
yang dihasilkan generator magnet berbeda-beda bergantung pada besar
resistornya. Semakin besar resistor yang digunakan, maka semakin besar pula
tegangannya. Hal ini terbukti dari grafik rata-rata hasil tegangan terhadap resistor
yang bergradien positif. Pada percobaan ini, tegangan yang dihasilkan dari
resisror terkecil (38,4 ohm) sebesar 0,081 V. Sedangkan, pada resistor 99k Ohm,
tegangan yang dihasilkan sebesar 0,154 Ohm.
4.2.2 Pembahasan pada Generator Magnet 2

28
Perbandingan Tegangan terhadap Jumlah Lilitan
20.00000
18.00000
16.00000
14.00000
Besar Tegangan (V)

12.00000
10.00000
8.00000
6.00000
4.00000
2.00000
0.00000
1000 2000 3000

Jumlah Lilitan

1,1 Ω 46,2 Ω 214 Ω 461 Ω

Pada grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar lilitan yang digunakan,
maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Semakin besar jumlah resistor
yang digunakan, semakin besar pula tegangan yang dihasilkan oleh generator magnet.
Hubungan antar jumlah lilitan, tegangan dan resistor pada generator magnet
berbanding lurus. Semakin bertambah lilitan maupun jumlah resistornya, maka
semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Dalam bercobaan ini, untuk
menghasilkan tegangan tertinggi,yaitu 9,41 V diperlukan lilitan seanyak 3000 buah
dan jumlah resistor sebesar 461 Ω. Sedangkan tegangan terendah sebesar 0.01600 V
dihasilkan oleh generator dengan menggunakan 1000 lilitan pada kumparannya dan
resitor sebesar 1,1 Ω.

29
Perbandingan Daya terhadap Jumlah Lilitan
0.50000
0.45000
0.40000
0.35000
0.30000
Daya (Wat)

0.25000
0.20000
0.15000
0.10000
0.05000
0.00000
1000 2000 3000

Jumlah Lilitan (buah)

1,1 Ω 46,2 Ω 214 Ω 461 Ω

30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa suatu generator
magnet akan menghasilkan tegangan terbesar jika menggunakan kumparan
sebanyak 3000 lilitan dan menghasilkan tegangan terendah jika menggunakan
1000 lilitan. Semakin besar sebuah resistor, maka semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan. Jumlah lilitan, tegangan, dan resistor berbanding lurus dan
bersifat saling berpengaruh satu sama lain.
5.2 Saran
Untuk melakukan penelitian lebih jauh, dapat dengan memperbanyak jenis lilitan
sehingga data akan lebih akurat. Namun, jika ingin menciptakan suatu alat yang
lebih efisien lagi, dapat dengan membuat bentuk generator magnet dalam bentuk
yang lain sehingga dapat menghasilkan tegangan yang lebih besar.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/351463037/4-EGA-Tugas-Makalah-Generator-M-
evit-Kurniawan
https://www.scribd.com/document/325136022/Makalah-Generator-AC-Dan-DC
http://repository.uin-suska.ac.id/3058/2/BAB%20I.pdf
http://sitiphysics-kuliah.blogspot.com/2012/01/laporan-pembuatan-generaator-
listrik.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daya_listrik (08-02-2019 23:30)

https://www.google.com/search?
client=safari&rls=en&q=GENERATOR+ADALAH&ie=U

F-8&oe=UTF-8 (20-01-2019 20.35)

32
LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai