Anda di halaman 1dari 21

No Kode DAR2/Profesional/582/007/2018

PENDALAMAN MATERI FARMASI

MODUL 007 : PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN PADAT

Dr. NINING SUGIHARTINI, M.Si., Apt.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2018

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 1


MODUL
PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN PADAT

I. PENDAHULUAN
Modul ini berisi tentang pengertian sediaan tablet dan kapsul, cara pembuatan dan
evaluasinya. Tujuan dari pembuatan modul ini adalah agar peserta dapat menguasai
prinsip-prinsip pada proses pembuatan sediaan padat khususnya tablet dan kapsul. Selain
itu peserta mampu melakukan pekerjaan produksi sekaligus mengevaluasi pada saat
proses pembuatan dan kualitas produk yang dihasilkan. Pada proses pembelajaran maka
peserta dapat melakukan diskusi dengan pengajar dan melihat proses pembuatan sediaan
serta evaluasinya secara lebih jelas melalui video yang sudah banyak terdapat di media
daring melalui jaringan internet yang tersedia.

II. MATERI
MATERI I: SEDIAAN TABLET
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan cara pengempaan (BPOM, 2017). Tablet tersusun oleh bahan aktif
dan bahan tambahan. Pada proses pembuatan tablet, bahan-bahan tersebut akan
mengalami beberapa rangkaian proses tergantung dari metode pembuatan yang
digunakan. Metode pembuatan tablet ada dua macam yaitu kempa langsung dan
granulasi. Proses granulasi sendiri ada dua macam yaitu granulasi basah dan granulasi
kering.
Saat ini di masyarakat beredar beberapa jenis tablet. Adapun jenis-jenis tablet
tersebut di antaranya adalah :
1. Tablet bukal dan sublingual
Tablet bukal adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet tersebut di
antara pipi dan gusi. Sedangkan tablet sublingual adalah tablet yang digunakan
dengan meletakkan tablet tersebut di bawah lidah. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
sifat beberapa bahan aktif yang mudah larut dalam cairan mulut seperti nitrogliserin
dan hormon steroid.
2. Tablet efervesen
Penggunaan tablet ini adalah dengan melarutkannya terlebih dahulu dalam air. Pada
saat dilarutkan akan dihasilkan gas karbondioksida yang merupakan hasil reaksi
antara kandungan asam dan basa yang ada di dalamnya. Oleh karena itu pula maka
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 2
saat penyimpanan tablet ini harus disimpan dalam wadah yang rapat dan tahan lembab
untuk mencegah kedua bahan tersebut bereaksi.

3. Tablet kunyah
Tablet ini ketika digunakan harus dikunyah terlebih dahulu. Jenis ini biasanya banyak
digunakan untuk bahan aktif yang ditujukan bagi anak-anak seperti multivitamin.
Selain itu ada juga yang ditujukan untuk jenis sediaan antasida dan beberapa
antibiotik. Dalam formulasinya maka sediaan ini mengandung pemanis sehingga saat
dikunyah memberikan rasa enak di mulut.
4. Tablet multilapis (multilayered)
Tablet ini memiliki 2 atau 3 lapisan obat dalam satu tablet. Jenis tablet ini banyak
digunakan untuk membuat tablet salut kempa bagi pengobatan di daerah kolon.
5. Tablet vaginal
Tablet ini digunakan dengan memasukkannya ke dalam vaginal. Pelepasan obatnya
biasanya lambat selama 20 sampai 30 menit yang biasanya digunakan untuk terapi
infeksi atau penggantian hormon.
6. Tablet hancur cepat (fast-disintegrating)
Tablet ini akan hancur dengan cepat ketika dilarutkan dalam air. Kondisi ini akan
memudahkan bagi pasien anak-anak atau orang tua yang membutuhkan pengobatan
dalam dosis rendah.
7. Tablet hisap (Lozenges)
Tablet ini akan melarut secara perlahan-lahan di dalam mulut. Kondisi ini akan
memudahkan dalam menelan obat dan sekaligus dapat mengendalikan kecepatan
pelepasan obat.
Tablet terdiri atas bahan aktif berkhasiat dan bahan lainnya yang disebut dengan
bahan tambahan atau eksipien. Jenis dan fungsi dari bahan tambahan tersebut ada
berbagai macam yaitu:

1. Pengisi
Bahan bersifat inert yang ditambahkan ke dalam formula tablet untuk penyesuaian
berat akhir tablet. Contoh bahan adalah laktosa.
2. Pengikat (binders)

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 3


Bahan ini akan meningkatkan daya lekat antar partikel dalam formula tablet sehingga
dalam proses pengempaan akan membentuk masa yang mampat. Contoh bahan
misalnya mucillago amyli dan solutio gelatin.
3. Penghancur (disintegrant)
Bahan ini bertugas untuk membantu hancurnya tablet setelah ditelan oleh pasien.
Penambahannya dapat dilakukan dengan dimasukkan dalam masa granul atau di luar
granul atau dibagi dua sehingga ada yang ikut digranul dan ada yang tidak. Contoh
bahan ini adalah amilum kering.
4. Pelicin
Bahan ini digunakan untuk mengurangi gesekan antar partikel. Ada tiga jenis dari
bahan ini yaitu glidant (membantu mengalirnya campuran bahan ketika dalam hopper
atau corong alimentasi) dan lubricant (mencegah gesekan antara tablet dengan
dinding die ketika dikempa dan gesekan antara dinding die dengan dinding punch).
Contoh bahan ini antara lain talk, magnesium stearat.
5. Pendapar
Bahan ini ditambahkan untuk menjaga stabilitas atau menetralkan bahan aktif yang
ada dalam tablet. Bahan ini misalnya ditambahkan pada sediaan children buffered
aspirin chewable tablet.

6. Pemanis
Bahan ini sangat diperlukan dalam formulasi tablet kunyah. Dengan adanya bahan ini
maka akan memberikan rasa manis di mulut. Contoh bahannya adalah sukrosa dan
manitol.
7. Pembasah
Bahan ini ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang bersifat hidrofobik.
Penambahannya bisa dengan dimasukkan ke dalam cairan penyalut atau berupa
serbuk yang ikut digranul. Contoh bahannya adalah natrium lauril sulfat.
8. Penyalut
Bahan penyalut ditambahkan untuk memperoleh tablet salut lapis tipis atau salut gula
atau salut enterik.
9. Pembentuk matriks
Bahan yang ditambahkan untuk membantu mengatur pelepasan bahan aktif.
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 4
10. Pewarna
Bahan pewarna ditambahkan untuk tujuan estetika sediaan, memudahkan dalam
identifikasi produk atau membantu dalam proses pencampuran.
Bahan-bahan tersebut selanjutnya akan mengalami proses tahapan pembuatan
tablet sesuai dengan metode yang akan digunakan. Pada proses pembuatan tablet ada dua
macam metode yaitu:
1. Kempa langsung
Metode ini merupakan metode yang paling cepat dalam proses pembuatan tablet. Pada
pengempaan akan terjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. Pengisian campuran bahan dari hopper ke ruang die
b. Pengempaan oleh punch atas
c. Pengeluaran tablet yang terbentuk oleh punch bawah
Oleh karena itu persyaratan bahan yang dapat diproses dengan metode ini adalah
memiliki sifat alir yang baik dan kompaktibilitas yang baik. Sifat alir akan menjamin
proses yang terus menerus selama tahapan pengisian di ruang die dan dengan
kompaktibilitas yang baik maka akan mudah menjadi tablet ketika dikempa oleh
punch atas.
Tahapan dalam proses pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
adalah
a. Penimbangan bahan aktif dengan bahan tambahan
b. Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan
c. Pengempaan tablet
2. Granulasi
Proses granulasi merupakan peristiwa penggabungan partikel-partikel menjadi ukuran
yang lebih besar. Tujuan dari granulasi adalah meningkatkan sifat alir dan
kemampuan kempa dari partikel. Ada dua macam granulasi yaitu granulasi basah dan
granulasi kering.
a. Granulasi basah
Bahan aktif yang dapat dibuat tablet dengan metode ini adalah yang memiliki sifat
tahan lembab dan panas. Tahapan dalam granulasi basah adalah
1) Penimbangan bahan aktif dan tambahan
2) Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan atau sebagian bahan
penghancur
3) Pembuatan bahan pengikat
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 5
4) Pencampuran bahan pada no 2 dengan cairan bahan pengikat sampai
diperoleh masa yang kempal
5) Pengayakan basah sehingga diperoleh granul basah
6) Pengeringan granul basah sehingga diperoleh granul kering
7) Pengayakan granul kering
8) Penimbangan granul kering yang diperoleh
9) Pencampuran granul kering dengan pelicin dan atau sebagian bahan
penghancur
10) Pengempaan sehingga terbentuk tablet
b. Granulasi kering
Bahan yang tidak memenuhi persaratan kempa langsung dan granulasi basah akan
dibuat tablet dengan metode granulasi kering. Tahapan dalam proses granulasi
kering adalah:
1) Penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
2) Pencampuran bahan yang ikut digranul
3) Proses slugging untuk mendapatkan lembaran-lembaran masa padat
4) Penghancuran slug/lembaran padat
5) Pengayakan hasil pecahan slug sehingga diperoleh granul
6) Pencampuran dengan bahan pelicin dan atau sebagian bahan penghancur
7) Pengempaan masa sehingga diperoleh tablet
Ganul dan tablet yang sudah diperoleh kemudian dievaluasi sebagai salah satu
langkah dalam menjamin kualitas produk.
Evaluasi granul antara lain:
1. Uji sifat alir
Uji sifat alir ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung
a. Uji sifat alir secara langsung
Sebanyak 100 gram granul dituangkan ke dalam corong secara perlahan-lahan.
Setelah semua granul tertuang maka penutup bagian bawah corong dibuka.
Bersamaan dengan hal tersebut maka stopwatch dihidupkan untuk mencatat waktu
yang dibutuhkan sehingga semua granul mengalir ke bawah. Granul dengan sifat
alir yang baik akan membutuhkan waktu kurang atau sama dengan 10 detik.

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 6


Gambar 1. Alat uji waktu alir granul
http://4.bp.blogspot.com/-
Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-
flow-tester.JPG

b. Uji sifat alir secara tidak langsung


1) Sudut diam
Sejumlah 50 granul dimasukkan ke dalam alat uji sudut diam secara perlahan-
lahan. Setelah penutup bagian bawah dibuka maka granul akan mengalir ke
bawah dan menyisakan setumpuk partikel berbentuk kerucut di atas
penyangga. Tinggi tumpukan granul dan diameter bagian bawah tumpukan
diukur. Besarnya sudut diam dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2h
Tgα =
d
Keterangan: α = sudut diam
h = tinggi kerucut
d = diameter kerucut

Gambar 2. Alat Uji Sudut Diam

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 7


Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki sudut diam pada rentang 20-
400.
2) Indeks pengetapan
Pada uji indeks pengetapan digunakan alat Volumenometer. Sejumlah granul
dimasukkan ke gelas ukur sampai volume 100 ml (V0). Sesudah itu, gelas ukur
diletakkan pada bagian atas alat. Alat uji dihidupkan sehingga granul tersebut
akan mendapatkan getaran mekanik dari alat. Pada rentang waktu tertentu
dicatat volume granul dalam gelas ukur (Vt). Pemberian getaran mekanik
dilakukan sampai volum granulnya konstan. Indeks pengetapan granul
dihitung dengan rumus:
V0 - Vt
T% = X 100%
V0

Gambar 2. Alat Uji Pengetapan granul (Volumenometer)


https://image.slidesharecdn.com/evaluasitablet-141019094218-conversion-
gate01/95/evaluasi-tablet-12-638.jpg?cb=1413711805

Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki indeks pengetapan kurang
dari 20%.
2. Diameter granul
Sebanyak 25 gram granul dimasukkan dalam ayakan bertingkat yang disusun mulai
dari yang kasar sampai yang halus. Ayakan bertingkat kemudian diletakkan di alat
alat sieving machiene. Sieving machiene kemudian dijalankan dengan posisi pada 50
amplitudo selama 15 menit. Granul akan terdistribusi ke berbagai ayakan. Granul
yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang sehingga dapat diperhitungkan
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 8
persentasenya pada setiap no ayakan. Diameter rata-rata granul dapat dihitung dengan
rumus :
dr = (besarnya rata-rata lubang x % tertinggal) / 100

Gambar 3. Alat uji pengukuran diameter granul


http://1.bp.blogspot.com/-
vz7cB9O0if4/UNgCpvHO2AI/AAAAAAAAAWw/OjkMVlA72es/s1600/sieving.jpg

3. Kerapuhan granul
Sejumlah 30 gram granul dimasukkan ke dalam ayakan bertingkat dengan ayakan
teratas no. 30 mesh dan terbawah pan. Ayakan bertingkat tersebut kemudian dipasang
pada sieving machine. Sieving machine dijalankan dengan kecepatan 50 amplitudo
selama 30 menit. Kerapuhan granul dihitung dengan rumus:
bobot awal  bobot tertinggal
100 %
bobot awal
4. Daya serap granul
Sejumlah 300 mg granul diletakkan pada alat uji daya serap selama 15 menit. Jumlah
air yang diserap akan terlihat dari berkurangnya berat air yang ada dalam wadah.
5. Uji kadar air
Sejumlah granul dimasukkan pada alat uji kadar air (Moisture balance). Granul yang
baik akan memiliki kadar air pada rentang 3-5%.

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 9


Gambar 4.Alat uji pengukuran kadar air granul
https://amtast.id/wp-content/uploads/MB76.jpg

Evaluasi tablet antara lain:


1. Keragaman sediaan tablet
Uji ini menggambarkan keseragaman bobot tablet yang pada Farmakope Indonesia
Edisi III dan IV disebut keseragaman bobot tablet. Pada Farmakope Indonesia Edisi V
dinyatakan bahwa keragaman sediaan menggambarkan keragaman jumlah zat aktif
tiap tabletnya.

2. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur
setelah diberikan suatu tekanan kepada tablet. Alat yang digunakan untuk mengukur
kekerasan tablet ada berbagai macam. Salah satunya adalah Monsanto Tablet
Hardness Tester. Tablet yang diuji dimasukkan pada alat kemudian diberikan tekanan
sampai tablet tersebut retak. Tablet yang baik akan memiliki rentang kekerasan antara
4-8 kg.

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 10


Gambar 5. Alat uji kekerasan tablet
http://4.bp.blogspot.com/-Kh_6nU8-fbI/TpE6-
4dOA2I/AAAAAAAAACs/SSHjgqklo3g/s1600/hardness-tester.jpg

3. Kerapuhan tablet
Kerapuhan tablet menggambarkan kekuatan permukaan tablet. Alat uji kerapuhan
tablet disebut friabilator. Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan kemudian ditimbang
(W0). Setelah itu dimasukkan ke dalam alat friabilator dan mesin dijalankan dengan
kecepatan 25 RPM selama 4 menit. Setelah itu tablet dibebasdebukan lagi dan
ditimbang (Wt). Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus:
Wo  Wt
% Kerapuhan  x100%
Wo

Tablet yang baik akan memenuhi persyaratan kerapuhan tablet jika memiliki
kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1% .

Gambar 6. Alat uji kerapuhan tablet


http://2.bp.blogspot.com/-
rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_teste
r.jpg

4. Waktu hancur tablet


Waktu hancur tablet menggambarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tablet
untuk hancur menjadi granul atau partikel penyusunnya sehingga mampu melewati
ayakan yang terdapat pada bagian bawah alat. Alat uji waktu hancur tablet disebut
disintegration tester. Ujinya diawali dengan memasukkan sejumlah 6 tablet ke dalam
alat berupa keranjang. Keranjang kemudian dimasukkan ke dalam medium dan
digerakkan naik turun sebanyak 30 kali setiap menit. Waktu yang dibutuhkan oleh 6

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 11


tablet tidak bersalut untuk hancur tidak lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet bersalut gula atau salut selaput.

Gambar 7. Alat uji waktu hancur tablet


http://upload.ecvv.com/upload/Product/20123/China_BJ_3_Disintegration_tester2012361504
574.jpg

5. Disolusi tablet
Uji disolusi akan menggambarkan laju pelarutan obat dalam medium yang akan
mempengaruhi efek obat. Alat uji disolusi tablet disebut Dissolution tester. Uji
dilakukan dengan memasukkan sejumlah tablet ke dalam alat dan kemudian diukur
laju pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai. Ketentuan kecepatan
disolusi untuk setiap zat aktif dicantumkan dalam farmakope.

Gambar 8. Alat uji disolusi tablet


http://2.bp.blogspot.com/-ijOwwxvT2M8/Vot3x4nDvAI/AAAAAAAAAJQ/RF4xd0-
KJl8/s1600/disolusi.jpg

MATERI 2 : TABLET SALUT


Tablet salut adalah tablet yang dilapisi dengan cairan maupun padatan yang
umumnya bersifat inert. Tujuan penyalutan ada beberapa macam:

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 12


1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak sehingga memudahkan pasien dalam menelan
2. Melindungi stabilitas zat aktif dari pengaruh luar seperti oksidasi karena oksigen,
cahaya dan kelembaban
3. Mengatur pelepasan obat
4. Melindungi zat aktif yang akan rusak karena pengaruh asam lambung
5. Mencegah interaksi langsung dua macam zat yang tidak bisa campur langsung dalam
formulasi tablet
6. Meningkatkan stabilitas fisik teruama dari benturan mekanik
7. Memungkinkan penggabungan dua atau lebih obat dalam suatu formula
8. Meningkatkan estetika sediaan yang sekaligus dapat digunakan untuk identifikasi
sediaan
Tablet yang akan disalut disebut tablet inti. Pada proses penyalutan tablet inti akan
bergulir dalam panci penyalut atau akan berhamburan. Oleh karena itu tablet inti harus
memenuhi persyaratan:
1. Bentuknya sferis sehingga mudah berputar dan bergerak
2. Permukaan tablet inti secembung mungkin sehingga memudahkan dalam penyalutan
3. Keras sehingga tidak mudah rusak ketika bergulir dalam proses penyalutan
4. Tidak rapuh sehingga tidak menghasilkan serbuk halus yang dapat menyebabkan
permukaan tablet salut yang dihasilkan menjadi kasar
A. Tablet Salut Gula (Drage)
Tahapan dalam pembuatan tablet salut gula adalah
1) Sealing
Tujuan dari tahapan ini adalah menghalangi penetrasi air ke dalam tablet inti dan
memperkeras permukaan tablet inti. Larutan yang digunakan misalnya larutan
gula (gula:air=2:1), larutan seal coating (misalnya larutan cellulose acetate
phthalate, hidroksi propil metil selulosa), serbuk tabur (talk, kalsium karbonat).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses ini adalah:
a) Pelapisan yang terlalu banyak akan mempengaruhi waktu hancur dan
pelepasan zat aktif
b) Pelapisan yang terlalu sedikit akan menyebabkan tablet inti mudah pecah
c) Penambahan serbuk tabur yang berlebihan akan menyebabkan permukaan
tablet kasar

2) Subcoating
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 13
Tujuan dari tahapan ini adalah melapisi bagian sudut-sudut tablet inti sehingga
terbentuk tablet yang membulat. Penutupan tersebut dapat dilakukan dengan
penambahan serbuk penabur dan larutan penyalut yang diberikan secara
bergantian atau hanya dengan menggunakan larutan penyalut saja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah:
a) Jumlah serbuk penabur yang ditambahkan jangan terlalu berlebihan karena
dapat menyebabkan panci penyalut kotor dan permukaan tablet kasar
b) Jumlah larutan penyalut dan kekuatan pengadukan karena dapat menyebabkan
rata atau tidaknya penyebaran larutan yang selanjutnya akan berpengaruh pada
keragaman bobot tablet
c) Kecepatan pemberian udara panas dan suhu pemanasan
3) Smoothing
Tujuan tahap ini adalah menghaluskan permukaan tablet setelah tahap awal
penyalutan sehingga memudahkan perataan pewarna yang menjadi tahap
berikutnya. Bahan yang digunakan pada tahap ini adalah gula, gom arab dan air.
4) Coloring
Tahap ini bertujuan untuk memberikan warna pada tablet salut. Bahan yang
digunakan meliputi, gula, gom arab, pewarna dan air. Pewarnaan dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahap awal biasanya menggunakan larutan pewarna yang
cenderung encer. Setelah tahapan tertentu baru ditambahkan yang lebih kental.
Tahapan ini merupakan tahapan kritis sehingga dilakukan dengan teratur, tidak
boleh tergesa-gesa. Penyalutan lapisan berikutnya dilaksanakan ketika lapisan
sebelumnya sudah benar-benar kering.

5) Polishing
Tahap ini dilakukan agar diperoleh tablet salut yang licin dan halus. Pada tahapan
ini digunakan bahan seperti sera alba, sera flava. Oleh karena itu pada
pelaksanaannya harus diperhatikan suhu yang digunakan. Jika suhu terlalu tinggi
maka bahan yang bersifat lilin tersebut akan menempel pada tablet.
Pelaksanaannya juga tidak bisa terlalu lama karena jika berlebihan maka tablet
akan buram.
6) Printing
Tahapan ini bertujuan unuk mencetakkan nama produk, dosis, nama perusahaan.
Pencetakan dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengkilapan dengan
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 14
menggunakan tinta pharmaceutical grade. Jika sebelum pengkilapan maka dapat
hilang ketika proses namun jika sesudahnya maka ada kesulitan perlekatan tinta di
permukaannya. Kesulitan melekat di permukaan tersebut dapat diatasi dengan
penggunaan shellac termodifikasi.

Gambar 9. Tablet salut gula


http://www.mukisi.com/media/k2/items/cache/c3997142576e6f4d163ead5709653
68d_XL.jpg

B. Tablet Salut Lapis Tipis


Pada jenis ini dilakukan pemberian lapisan tipis (film coating) pada tablet
dengan menggunakan bahan seperti polimer. Ada tiga macam penyalutan lapis tipis
yaitu:
1) Tablet salut tipis konvensional
2) Tablet salut fil untuk pengaturan pelepasan
3) Tablet salut enterik
Bahan-bahan yang digunakan meliputi polimer untuk membentuk lapisan
tipis, pelarut yang memungkinkan polimer berkembang secara maksimal, plastisizer
untuk memperbaiki sifat lapisan tipis penyalut sehingga tidak mudah rapuh, pecah dan
lepas serta bahan lainnya seperti pewarna.
Beberapa permasalahan yang sering terjadi selama proses pembuatan tablet
salut film adalah
1) Picking

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 15


Kondisi di mana larutan penyalut terlalu basah atau lengket sehingga
menyebabkan tablet saling melengket atau menempel pada panci. Hal ini dapat
diatasi dengen mengurangi jumlah cairan atau meningkatkan suhu pengeringan
dan volume udara.
2) Peeling
Hal ini merupakan kelanjutan dari picking yang menyebabkan tablet
menggumpal-gumpal dan cairan penyalut menempel pada tablet.
3) Bridging
Kondisi di mana logo tablet tertutupi larutan penyalut. Penyebabnya adalah
kurangnya daya lekat cairan penyalut pada permukaan tablet, lapisan pada bagian
cekungan mengkerut.
4) Roughness
Kondisi ini disebut juga efek kulit jeruk yang disebabkan pengeringan terlalu
cepat atau larutan penyalut terlalu kental atau penyebaran cairan penyalut yang
tidak merata.
5) Mottling
Pewarnaan yang tidak merata yang disebabkan peristiwa migrasi zat pewarna
yang larut air pada proses pengeringan.

Gambar 10. Tablet salut lapis tipis


https://saripurnamawati5.files.wordpress.com/2014/04/enteric-coating-systems-
eascol-eql.jpg

MATERI 3: KAPSUL

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 16


Kapsul adalah sediaan bentuk padat yang terdiri dari obat dan bahan tambahan
lain yang terbungkus dalam cangkang kapsul baik cangkang kapsul keras ataupun lunak
yang terbuat dari gelatin.
Keuntungan dari kapsul adalah
1. Menutup bau dan rasa yang tidak enak dari bahan obat
2. Meningkatkan stabilitas bahan aktif
3. Memberikan efek obat yang lebih cepat dibandingkan tablet
4. Lebih mudah digunakan apabila dibandingkan bentuk serbuk
5. Bahan yang bersifat cairan bisa dimasukkan ke dalamnya sehingga lebih mudah
dalam penanganannya
6. Pengaturan pelepasan obat dapat dilakukan
7. Peracikan obat bisa lebih fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan pasien
Kapsul dapat dibedakan berdasarkan konsistensi cangkang yaitu kapsul keras
(hard capsule) dan kapsul lunak (soft capsule). Berdasarkan penggunaannya maka kapsul
dapat digunakan secara per-oral, per-rektal, per-vaginal dan topikal. Cangkang kapsul
keras terdapat beberapa macam ukuran seperti yang disajikan pada tabel I. Cangkang
kapsul memiliki kadar air sekitar 13-16% agar tetap elastis.

Gambar 11. Kapsul keras


http://3.bp.blogspot.com/-YcDjrqBbK50/Tvbqq_Mdd-
I/AAAAAAAAAFw/nV4RofWPzpY/s1600/medicaments.jpg

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 17


Gambar 12. Kapsul lunak
https://3.imimg.com/data3/HV/GH/MY-4474623/progestrone-sg-caps-only-
export-500x500.jpeg

Tabel I. Volume dan kapasitas cangkang kapsul


Ukuran 000 00 0 1 2 3 4 5
Volume (ml) 1,37 0,95 0,68 0,50 0,37 0,30 0,21 0,13
Kapasitas (mg) 1096 728 544 400 296 240 168 104
ρ=0,8 g/ml

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan cangkang kapsul


1. Penyimpanan pada suhu 15-250 C dan kelembaban 35-65%
2. Dijauhkan dari sumber panas seperti sinar matahari, radiasi panas dan uap air
3. Penyimpanan yang terlalu dingin atau kering dapat menyebabkan cangkang menjadi
rapuh
Proses yang terjadi selama pengisian isi kapsul pada mesin adalah
1. Cangkang kapsul kosong dimasukkan ke dalam hopper yang selanjutnya kapsul akan
masuk ke dalam jalur kapsul
2. Pemisahan antara badan dan tutup kapsul dengan metode vaccum
3. Badan kapsul ditempatkan pada shaft yang selanjutnya siap diisi dengan serbuk,
granul, pellet, tablet atau cairan
4. Dosing station untuk pellet, tablet atau tablet salut
5. Dosing station untuk serbuk atau cairan
6. Dosing station untuk pellet
7. Kapsul yang rusak di-reject
8. Tutup dan badan kapsul yang sudah diisi diletakkan pada shaft
9. Tutup dan badan kapsul siap ditutup
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 18
10. Penutupan dan penguncian
11. Pengeluaran kapsul dari mesin

Kapsul yang sudah dikeluarkan dari mesin selanjutnya dikilapkan dengan cara:
1. Pengkilapan dengan panci yaitu dengan meletakkan secarik kain dalam panci untuk
menangkap debu
2. Pembersihan debu dengan lap yang sebelumnya telah dibasahi dengan minyak inert
3. Penyikatan menggunakan putaran sikat-sikat lunak yang dilanjutkan dengan
pengisapan debu.
Evaluasi sediaan kapsul meliputi :
1. Keseragaman bobot
Metode untuk keseragaman bobot kapsul diatur dalam farmakope
2. Waktu hancur kapsul
Uji waktu hancur kapsul dilakukan seperti halnya uji waktu hancur tablet dengan
ketentuan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk semua kapsul menjadi hancur tidak
lebih dari 15 menit.
3. Uji disolusi
Besarnya jumlah obat yang terlepas tergantung dari jenis zat aktif yang ada dalam
kapsul
III. RANGKUMAN
Tablet sebagai salah satu bentuk sediaan yang paling banyak terdapat di pasaran
tersusun oleh bahan aktif dan bahan tambahan (bahan pengisi, pengikat, penghancur,
pelicin). Bahan tersebut kemudian dibuat dengan dua metode yaitu kempa langsung dan
granulasi (granulasi basah dan granulasi kering). Tablet yang dihasilkan kemudian
dievaluasi sifat fisik (keragaman sediaan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur) dan
disolusi tablet.
Tablet salut merupakan salah satu jenis dari tablet yang diberikan penyalutan berupa
lapis gula atau lapis tipis dengan tujuan tertentu. Dalam proses pembuatannya ada
beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari kualitas tablet inti serta proses
pembuatannya. Hal tersebut untuk mencegah berbagai permasalahan yang mungkin
timbul dalam proses pembuatan tablet salut.
Kapsul merupakan sediaan bentuk padat yang terdiri dari obat dan bahan tambahan
lain yang terbungkus dalam cangkang kapsul baik cangkang kapsul keras ataupun lunak
yang terbuat dari gelatin. Terdapat berbagai ukuran dari cangkang kapsul keras sesuai
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 19
dengan isi yang akan dimasukkan ke dalamya. Berdasarkan sifat gelatin maka
penyimpanan dari cangkang dan kapsul harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Kapsul
yang sudah jadi dievaluasi keseragaman bobot, waktu hancur dan disolusi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G, 2012, Sediaan Farmasi Padat, Penerbit ITB, Bandung

Anonim, 2018, Alat uji waktu alir granul, http://4.bp.blogspot.com/


Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-
flow-tester.JPG

Anonim, 2018, Alat Uji Pengetapan granul (Volumenometer),


https://image.slidesharecdn.com/evaluasitablet-141019094218-conversion-
gate01/95/evaluasi-tablet-12-638.jpg?cb=1413711805

Anonim, 2018, Alat uji pengukuran diameter granul, http://1.bp.blogspot.com/-


vz7cB9O0if4/UNgCpvHO2AI/AAAAAAAAAWw/OjkMVlA72es/s1600/sieving.jp
g

Anonim, 2018, Alat uji pengukuran kadar air granul, https://amtast.id/wp-


content/uploads/MB76.jpg

Anonim, 2018, Alat uji kekerasan tablet, http://4.bp.blogspot.com/-Kh_6nU8-fbI/TpE6-


4dOA2I/AAAAAAAAACs/SSHjgqklo3g/s1600/hardness-tester.jpg

Anonim, 2018, Alat uji kerapuhan tablet, http://2.bp.blogspot.com/-


rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tes
ter.jpg

Anonim, 2018, Alat uji waktu hancur tablet,


http://upload.ecvv.com/upload/Product/20123/China_BJ_3_Disintegration_tester20
12361504574.jpg

Anonim, 2018, Alat uji disolusi tablet, http://2.bp.blogspot.com/-


ijOwwxvT2M8/Vot3x4nDvAI/AAAAAAAAAJQ/RF4xd0-KJl8/s1600/disolusi.jpg
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 20
Anonim, 2018, Tablet salut gula,
http://www.mukisi.com/media/k2/items/cache/c3997142576e6f4d163ead57096536
8d_XL.jpg

Anonim, 2018, Tablet salut lapis tipis,


https://saripurnamawati5.files.wordpress.com/2014/04/enteric-coating-systems-
eascol-eql.jpg

Anonim, 2018, Kapsul keras, http://3.bp.blogspot.com/-YcDjrqBbK50/Tvbqq_Mdd-


I/AAAAAAAAAFw/nV4RofWPzpY/s1600/medicaments.jpg

Anonim, 2018, Kapsul lunak, https://3.imimg.com/data3/HV/GH/MY-


4474623/progestrone-sg-caps-only-export-500x500.jpeg

Priyambodo, B, 2007, Manajemen farmasi Industri, Global Pustaka Utama Yogyakarta

Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka pelajar, Yogyakarta

Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 21

Anda mungkin juga menyukai