007 Modul Sediaan Padat PDF
007 Modul Sediaan Padat PDF
I. PENDAHULUAN
Modul ini berisi tentang pengertian sediaan tablet dan kapsul, cara pembuatan dan
evaluasinya. Tujuan dari pembuatan modul ini adalah agar peserta dapat menguasai
prinsip-prinsip pada proses pembuatan sediaan padat khususnya tablet dan kapsul. Selain
itu peserta mampu melakukan pekerjaan produksi sekaligus mengevaluasi pada saat
proses pembuatan dan kualitas produk yang dihasilkan. Pada proses pembelajaran maka
peserta dapat melakukan diskusi dengan pengajar dan melihat proses pembuatan sediaan
serta evaluasinya secara lebih jelas melalui video yang sudah banyak terdapat di media
daring melalui jaringan internet yang tersedia.
II. MATERI
MATERI I: SEDIAAN TABLET
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan cara pengempaan (BPOM, 2017). Tablet tersusun oleh bahan aktif
dan bahan tambahan. Pada proses pembuatan tablet, bahan-bahan tersebut akan
mengalami beberapa rangkaian proses tergantung dari metode pembuatan yang
digunakan. Metode pembuatan tablet ada dua macam yaitu kempa langsung dan
granulasi. Proses granulasi sendiri ada dua macam yaitu granulasi basah dan granulasi
kering.
Saat ini di masyarakat beredar beberapa jenis tablet. Adapun jenis-jenis tablet
tersebut di antaranya adalah :
1. Tablet bukal dan sublingual
Tablet bukal adalah tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet tersebut di
antara pipi dan gusi. Sedangkan tablet sublingual adalah tablet yang digunakan
dengan meletakkan tablet tersebut di bawah lidah. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
sifat beberapa bahan aktif yang mudah larut dalam cairan mulut seperti nitrogliserin
dan hormon steroid.
2. Tablet efervesen
Penggunaan tablet ini adalah dengan melarutkannya terlebih dahulu dalam air. Pada
saat dilarutkan akan dihasilkan gas karbondioksida yang merupakan hasil reaksi
antara kandungan asam dan basa yang ada di dalamnya. Oleh karena itu pula maka
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 2
saat penyimpanan tablet ini harus disimpan dalam wadah yang rapat dan tahan lembab
untuk mencegah kedua bahan tersebut bereaksi.
3. Tablet kunyah
Tablet ini ketika digunakan harus dikunyah terlebih dahulu. Jenis ini biasanya banyak
digunakan untuk bahan aktif yang ditujukan bagi anak-anak seperti multivitamin.
Selain itu ada juga yang ditujukan untuk jenis sediaan antasida dan beberapa
antibiotik. Dalam formulasinya maka sediaan ini mengandung pemanis sehingga saat
dikunyah memberikan rasa enak di mulut.
4. Tablet multilapis (multilayered)
Tablet ini memiliki 2 atau 3 lapisan obat dalam satu tablet. Jenis tablet ini banyak
digunakan untuk membuat tablet salut kempa bagi pengobatan di daerah kolon.
5. Tablet vaginal
Tablet ini digunakan dengan memasukkannya ke dalam vaginal. Pelepasan obatnya
biasanya lambat selama 20 sampai 30 menit yang biasanya digunakan untuk terapi
infeksi atau penggantian hormon.
6. Tablet hancur cepat (fast-disintegrating)
Tablet ini akan hancur dengan cepat ketika dilarutkan dalam air. Kondisi ini akan
memudahkan bagi pasien anak-anak atau orang tua yang membutuhkan pengobatan
dalam dosis rendah.
7. Tablet hisap (Lozenges)
Tablet ini akan melarut secara perlahan-lahan di dalam mulut. Kondisi ini akan
memudahkan dalam menelan obat dan sekaligus dapat mengendalikan kecepatan
pelepasan obat.
Tablet terdiri atas bahan aktif berkhasiat dan bahan lainnya yang disebut dengan
bahan tambahan atau eksipien. Jenis dan fungsi dari bahan tambahan tersebut ada
berbagai macam yaitu:
1. Pengisi
Bahan bersifat inert yang ditambahkan ke dalam formula tablet untuk penyesuaian
berat akhir tablet. Contoh bahan adalah laktosa.
2. Pengikat (binders)
6. Pemanis
Bahan ini sangat diperlukan dalam formulasi tablet kunyah. Dengan adanya bahan ini
maka akan memberikan rasa manis di mulut. Contoh bahannya adalah sukrosa dan
manitol.
7. Pembasah
Bahan ini ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang bersifat hidrofobik.
Penambahannya bisa dengan dimasukkan ke dalam cairan penyalut atau berupa
serbuk yang ikut digranul. Contoh bahannya adalah natrium lauril sulfat.
8. Penyalut
Bahan penyalut ditambahkan untuk memperoleh tablet salut lapis tipis atau salut gula
atau salut enterik.
9. Pembentuk matriks
Bahan yang ditambahkan untuk membantu mengatur pelepasan bahan aktif.
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 4
10. Pewarna
Bahan pewarna ditambahkan untuk tujuan estetika sediaan, memudahkan dalam
identifikasi produk atau membantu dalam proses pencampuran.
Bahan-bahan tersebut selanjutnya akan mengalami proses tahapan pembuatan
tablet sesuai dengan metode yang akan digunakan. Pada proses pembuatan tablet ada dua
macam metode yaitu:
1. Kempa langsung
Metode ini merupakan metode yang paling cepat dalam proses pembuatan tablet. Pada
pengempaan akan terjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. Pengisian campuran bahan dari hopper ke ruang die
b. Pengempaan oleh punch atas
c. Pengeluaran tablet yang terbentuk oleh punch bawah
Oleh karena itu persyaratan bahan yang dapat diproses dengan metode ini adalah
memiliki sifat alir yang baik dan kompaktibilitas yang baik. Sifat alir akan menjamin
proses yang terus menerus selama tahapan pengisian di ruang die dan dengan
kompaktibilitas yang baik maka akan mudah menjadi tablet ketika dikempa oleh
punch atas.
Tahapan dalam proses pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
adalah
a. Penimbangan bahan aktif dengan bahan tambahan
b. Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan
c. Pengempaan tablet
2. Granulasi
Proses granulasi merupakan peristiwa penggabungan partikel-partikel menjadi ukuran
yang lebih besar. Tujuan dari granulasi adalah meningkatkan sifat alir dan
kemampuan kempa dari partikel. Ada dua macam granulasi yaitu granulasi basah dan
granulasi kering.
a. Granulasi basah
Bahan aktif yang dapat dibuat tablet dengan metode ini adalah yang memiliki sifat
tahan lembab dan panas. Tahapan dalam granulasi basah adalah
1) Penimbangan bahan aktif dan tambahan
2) Pencampuran bahan aktif dengan bahan pengisi dan atau sebagian bahan
penghancur
3) Pembuatan bahan pengikat
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 5
4) Pencampuran bahan pada no 2 dengan cairan bahan pengikat sampai
diperoleh masa yang kempal
5) Pengayakan basah sehingga diperoleh granul basah
6) Pengeringan granul basah sehingga diperoleh granul kering
7) Pengayakan granul kering
8) Penimbangan granul kering yang diperoleh
9) Pencampuran granul kering dengan pelicin dan atau sebagian bahan
penghancur
10) Pengempaan sehingga terbentuk tablet
b. Granulasi kering
Bahan yang tidak memenuhi persaratan kempa langsung dan granulasi basah akan
dibuat tablet dengan metode granulasi kering. Tahapan dalam proses granulasi
kering adalah:
1) Penimbangan bahan aktif dan bahan tambahan
2) Pencampuran bahan yang ikut digranul
3) Proses slugging untuk mendapatkan lembaran-lembaran masa padat
4) Penghancuran slug/lembaran padat
5) Pengayakan hasil pecahan slug sehingga diperoleh granul
6) Pencampuran dengan bahan pelicin dan atau sebagian bahan penghancur
7) Pengempaan masa sehingga diperoleh tablet
Ganul dan tablet yang sudah diperoleh kemudian dievaluasi sebagai salah satu
langkah dalam menjamin kualitas produk.
Evaluasi granul antara lain:
1. Uji sifat alir
Uji sifat alir ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung
a. Uji sifat alir secara langsung
Sebanyak 100 gram granul dituangkan ke dalam corong secara perlahan-lahan.
Setelah semua granul tertuang maka penutup bagian bawah corong dibuka.
Bersamaan dengan hal tersebut maka stopwatch dihidupkan untuk mencatat waktu
yang dibutuhkan sehingga semua granul mengalir ke bawah. Granul dengan sifat
alir yang baik akan membutuhkan waktu kurang atau sama dengan 10 detik.
Granul dengan sifat alir yang baik akan memiliki indeks pengetapan kurang
dari 20%.
2. Diameter granul
Sebanyak 25 gram granul dimasukkan dalam ayakan bertingkat yang disusun mulai
dari yang kasar sampai yang halus. Ayakan bertingkat kemudian diletakkan di alat
alat sieving machiene. Sieving machiene kemudian dijalankan dengan posisi pada 50
amplitudo selama 15 menit. Granul akan terdistribusi ke berbagai ayakan. Granul
yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang sehingga dapat diperhitungkan
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 8
persentasenya pada setiap no ayakan. Diameter rata-rata granul dapat dihitung dengan
rumus :
dr = (besarnya rata-rata lubang x % tertinggal) / 100
3. Kerapuhan granul
Sejumlah 30 gram granul dimasukkan ke dalam ayakan bertingkat dengan ayakan
teratas no. 30 mesh dan terbawah pan. Ayakan bertingkat tersebut kemudian dipasang
pada sieving machine. Sieving machine dijalankan dengan kecepatan 50 amplitudo
selama 30 menit. Kerapuhan granul dihitung dengan rumus:
bobot awal bobot tertinggal
100 %
bobot awal
4. Daya serap granul
Sejumlah 300 mg granul diletakkan pada alat uji daya serap selama 15 menit. Jumlah
air yang diserap akan terlihat dari berkurangnya berat air yang ada dalam wadah.
5. Uji kadar air
Sejumlah granul dimasukkan pada alat uji kadar air (Moisture balance). Granul yang
baik akan memiliki kadar air pada rentang 3-5%.
2. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet secara keseluruhan yang diukur
setelah diberikan suatu tekanan kepada tablet. Alat yang digunakan untuk mengukur
kekerasan tablet ada berbagai macam. Salah satunya adalah Monsanto Tablet
Hardness Tester. Tablet yang diuji dimasukkan pada alat kemudian diberikan tekanan
sampai tablet tersebut retak. Tablet yang baik akan memiliki rentang kekerasan antara
4-8 kg.
3. Kerapuhan tablet
Kerapuhan tablet menggambarkan kekuatan permukaan tablet. Alat uji kerapuhan
tablet disebut friabilator. Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan kemudian ditimbang
(W0). Setelah itu dimasukkan ke dalam alat friabilator dan mesin dijalankan dengan
kecepatan 25 RPM selama 4 menit. Setelah itu tablet dibebasdebukan lagi dan
ditimbang (Wt). Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus:
Wo Wt
% Kerapuhan x100%
Wo
Tablet yang baik akan memenuhi persyaratan kerapuhan tablet jika memiliki
kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1% .
5. Disolusi tablet
Uji disolusi akan menggambarkan laju pelarutan obat dalam medium yang akan
mempengaruhi efek obat. Alat uji disolusi tablet disebut Dissolution tester. Uji
dilakukan dengan memasukkan sejumlah tablet ke dalam alat dan kemudian diukur
laju pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai. Ketentuan kecepatan
disolusi untuk setiap zat aktif dicantumkan dalam farmakope.
2) Subcoating
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 13
Tujuan dari tahapan ini adalah melapisi bagian sudut-sudut tablet inti sehingga
terbentuk tablet yang membulat. Penutupan tersebut dapat dilakukan dengan
penambahan serbuk penabur dan larutan penyalut yang diberikan secara
bergantian atau hanya dengan menggunakan larutan penyalut saja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah:
a) Jumlah serbuk penabur yang ditambahkan jangan terlalu berlebihan karena
dapat menyebabkan panci penyalut kotor dan permukaan tablet kasar
b) Jumlah larutan penyalut dan kekuatan pengadukan karena dapat menyebabkan
rata atau tidaknya penyebaran larutan yang selanjutnya akan berpengaruh pada
keragaman bobot tablet
c) Kecepatan pemberian udara panas dan suhu pemanasan
3) Smoothing
Tujuan tahap ini adalah menghaluskan permukaan tablet setelah tahap awal
penyalutan sehingga memudahkan perataan pewarna yang menjadi tahap
berikutnya. Bahan yang digunakan pada tahap ini adalah gula, gom arab dan air.
4) Coloring
Tahap ini bertujuan untuk memberikan warna pada tablet salut. Bahan yang
digunakan meliputi, gula, gom arab, pewarna dan air. Pewarnaan dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahap awal biasanya menggunakan larutan pewarna yang
cenderung encer. Setelah tahapan tertentu baru ditambahkan yang lebih kental.
Tahapan ini merupakan tahapan kritis sehingga dilakukan dengan teratur, tidak
boleh tergesa-gesa. Penyalutan lapisan berikutnya dilaksanakan ketika lapisan
sebelumnya sudah benar-benar kering.
5) Polishing
Tahap ini dilakukan agar diperoleh tablet salut yang licin dan halus. Pada tahapan
ini digunakan bahan seperti sera alba, sera flava. Oleh karena itu pada
pelaksanaannya harus diperhatikan suhu yang digunakan. Jika suhu terlalu tinggi
maka bahan yang bersifat lilin tersebut akan menempel pada tablet.
Pelaksanaannya juga tidak bisa terlalu lama karena jika berlebihan maka tablet
akan buram.
6) Printing
Tahapan ini bertujuan unuk mencetakkan nama produk, dosis, nama perusahaan.
Pencetakan dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengkilapan dengan
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 14
menggunakan tinta pharmaceutical grade. Jika sebelum pengkilapan maka dapat
hilang ketika proses namun jika sesudahnya maka ada kesulitan perlekatan tinta di
permukaannya. Kesulitan melekat di permukaan tersebut dapat diatasi dengan
penggunaan shellac termodifikasi.
MATERI 3: KAPSUL
Kapsul yang sudah dikeluarkan dari mesin selanjutnya dikilapkan dengan cara:
1. Pengkilapan dengan panci yaitu dengan meletakkan secarik kain dalam panci untuk
menangkap debu
2. Pembersihan debu dengan lap yang sebelumnya telah dibasahi dengan minyak inert
3. Penyikatan menggunakan putaran sikat-sikat lunak yang dilanjutkan dengan
pengisapan debu.
Evaluasi sediaan kapsul meliputi :
1. Keseragaman bobot
Metode untuk keseragaman bobot kapsul diatur dalam farmakope
2. Waktu hancur kapsul
Uji waktu hancur kapsul dilakukan seperti halnya uji waktu hancur tablet dengan
ketentuan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk semua kapsul menjadi hancur tidak
lebih dari 15 menit.
3. Uji disolusi
Besarnya jumlah obat yang terlepas tergantung dari jenis zat aktif yang ada dalam
kapsul
III. RANGKUMAN
Tablet sebagai salah satu bentuk sediaan yang paling banyak terdapat di pasaran
tersusun oleh bahan aktif dan bahan tambahan (bahan pengisi, pengikat, penghancur,
pelicin). Bahan tersebut kemudian dibuat dengan dua metode yaitu kempa langsung dan
granulasi (granulasi basah dan granulasi kering). Tablet yang dihasilkan kemudian
dievaluasi sifat fisik (keragaman sediaan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur) dan
disolusi tablet.
Tablet salut merupakan salah satu jenis dari tablet yang diberikan penyalutan berupa
lapis gula atau lapis tipis dengan tujuan tertentu. Dalam proses pembuatannya ada
beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari kualitas tablet inti serta proses
pembuatannya. Hal tersebut untuk mencegah berbagai permasalahan yang mungkin
timbul dalam proses pembuatan tablet salut.
Kapsul merupakan sediaan bentuk padat yang terdiri dari obat dan bahan tambahan
lain yang terbungkus dalam cangkang kapsul baik cangkang kapsul keras ataupun lunak
yang terbuat dari gelatin. Terdapat berbagai ukuran dari cangkang kapsul keras sesuai
Modul 007 |Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Padat 19
dengan isi yang akan dimasukkan ke dalamya. Berdasarkan sifat gelatin maka
penyimpanan dari cangkang dan kapsul harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Kapsul
yang sudah jadi dievaluasi keseragaman bobot, waktu hancur dan disolusi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G, 2012, Sediaan Farmasi Padat, Penerbit ITB, Bandung
Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka pelajar, Yogyakarta