PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kotler, 2004 kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorangyang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (
Menurut Johnson 1981, mendefinisikan komunikasi didasarkan atas
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Secara sempit komunikasi
diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih
penerima dengan maksud sadar untuk memengaruhi tingka laku penerima.
Dalam konteks ini, setiap bentuk komunikasi setidaknya ada dua orang atau
lebih yang sering mengirimkan lambang yang memiliki makna tertentu. Lambing
tersebut bias bersipat verbal dalam bentuk kata-kata atau berupa ungkapan
nonverbal seperti ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh.
Sedangkan dalam arti luas komunikasi dideskripsikan sebagai setiap bentuk
tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi orang
lain. Komunikasi tidak hanya sekedar wawancara, namun setiap bentuk tingkah
laku mengandung ungkapan tertentu yang mengisyaratkan makna tertentu dari
proses komunikasi (Arwani, 2016).
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal yang
terencana antara perawat dengan klien untuk mendorong proses penyembuhan
klien dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran
dengan maksud untuk mempengaruhi klien. Komunikasi merupakan upaya
individu dalam menjaga dan mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi
dengan orang lain. Komunikasi adalah kegiatan yang melibatkan dua orang atau
lebih, dalam bentuk pembagian ide, pikiran dengan menggunakan lambang,
memiliki tujuan terjadi perubahan pada orang lain (Pery Vol 3,2018).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Al-Ihsan provinsi jawa
barat rata-rata tingkat kepuasan klien anak selama di lakukan pelayanan
kesehatan dan keperawatan anak pada tahun 2010 adalah 80-85%. Walaupun
demikian masi sering di jumpai adanya keluhan dari keluarga tentang pelayanan
keperawatan yang di anggap kurang. Angka kunjungan klien keruang rawat inap
anak pada periode 2011 cukup tinggi yaitu sebanyak 2.929 kunjungan (77,66%)
untukruang perawatan anak dan 1.690 (88,53%) kunjungan untuk ruang
perinatologi. Selain itu, angka klien yang pulang dengan keinginan sendiri di
ruang rawat inap anak dan perinatologi sebesar 13,74%. Angka klien pulang
dengan keinginan ini sebagian besar terjadi di ruangan perinatologi sebesar
26,77%, sedangkan ruang rawat inap anak 6,22%. Penyebab klien plang dengan
keinginan sendiri adalah karena ketidak tahuan klien dan keluarga terhadap
kondisi perkembangan klien, sehingga menyebabkan mereka lebih banyak
meminta di pulangkan. Selain itu penyebab lainnya adalah kondisi terminal klien,
pertimbangan social ekonomi serta pertimbangan keterbatasan sarana dan
prasarana penunjangan yang menyebabkan klien dan keluarga meminta ahli
rawat. Hal ini mengindikasikan bahwa komunikasi dan kerja sama antar perawat
dan keluarga belum terjalin dengan baik sehingga memungkinkan adanya
perbedaan persepsi tentang pelayanan keperawatan yang diberikan di RSUD Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan uraian diatas, dikota palopo penelitian ini belum perna di teliti
sebelumnya maka peneliti ingin mengetahui ”Hubungan Komunikasi Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Anak di Ruang Rawat Inap RSUD Sawerigading
Palopo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini “Apakah ada Hubungan Komunikasi Perawat dengan Tingkat
Kepuasan Anak di Ruang Rawat Inap RSUD Sawerigading Palopo tahun 2018 ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan komunikasi perawat dengan tingkat kepuasan
anak di ruang rawat inap RSUD Sawerigading Palopo tahun 2018.
2. Tujuan Khusu :
a. Mengetahui gambaran komunikasi perawat di ruang rawat inap RSUD
Sawerigading Palopo.
b. Mengetahui tingkat kepuasan anak yang berhubungan dengan
komunikasi perawat di ruang rawat inap RSUD Sawerigading Palopo.
c. Mengetahui hubungan antara komunikasi perawat terhadap tingkat
kepuasan anak
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi dan
bahan baca bagi mahasiswa khususnya di bidang keperawatan tentang
pentingnya komunikasi perawat dengan tingkat kepuasan anak.
2. Manfaat pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya
terkait komunikasi perawat dengan tingkat kepuasan anak.
3. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian khususnya komunikasi
perawat dengan tingkat kepuasan anak.
4. Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
komunikasi sebagai salah satu upaya yang harus terus menerus
dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien atau
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
: Variabel Independen
:Variabel Dependen
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Indepedendence variable)
Variabel bebas atau Indepedendence variable merupakan sebab
yang diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variable terkait (Rob-bins,
2009 : 23), biasanya di notasikan dengan symbol X. Dengan kata lain,
variable bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variable terkait ( Juliansyah, 2017). Dalam
penelitian ini variabel independen adalah komunikasi perawat.
2. Variable Terkait (Dependent Variable)
Variable terkait atau Dependent variable merupakan factor utama
yang ingin di jelaskan dan di prediksikan dan di pengaruhi oleh beberapa
faktor lain (Robbins, 2009 :32), biasa dinotifikasikan dengan Y. Dengan kata
lain, variable terkait inilah yang sebaiknya kita kupas tuntas pada latar
belakang penelitian ( Juliansyah, 2017). Dalam penelitian ini variabel
dependen adalah kepuasan anak.
E. Defenisi Oprasional
1. Variabel Dependen
Kepuasan Pasien adalah ungkapan perasaan senang maupun
kecewa.
Untuk mengetahui Koesioner skala yang digunakan adalah skala
Guttman.
a. Baik : Jika jawaban responden >5
b. Tidak Baik : Jika jawaban responden ≤
2. Variabel Independen
Komunikasi Perwat adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk menyelesaikan/berkomunikasi masalah pasien.
c. Baik : Jika nilai jawaban responden >5
d. Tidak Baik : Jika nilai jawaban responden ≤
F. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada hubungan komunikasi perawat dengan kepuasan anak di ruang rawat
inap dahlia RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2018.
2. Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada hubungan komunikasi perawat dengan kepuasan anak di ruang
rawat inap dahlia RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2018.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti
untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian. Desain penelitian di tetapkan beberapa tujuan dan hipotesis
penelitian. Jika suatu penelitian bertujuan mengetahui efektifitas atau intervensi
keperawatan terhadap peningkatan derajat, kesehatan pasien, maka desain
yang paling tepat adalah eksperimen (Dharma, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah RSUD Sawerigading Palopo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama tahun 2018.
C. Populasi
Populasi adalah semua objek yang menjadi sasaran pengamatan (Astuti,
2015).
Populasi penelitian adalah seluruh subyek yang berada pada obyek atau
lokasi penelitian, yaitu seluruh subyek yang terdiri dari unsur pimpinan dinas
sebanyak 24 orang atau unsur staf dinas sebanyak 200 orang (tesi, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang berada pada ruangan
rawat inap RSUD Sawerigading Palopo.
D. Sampel
Sample adalah bagian dari populasi yang di ambil untuk di jadikan objek
pengembangan langsung dan dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan
mengenai populasi (Astuti, 2015). Sampel penelitian ini dipilih sebagai
responden semua anak yang berada di ruang rawat inap dahlia RSUD
Sawerigading Palopo.
E. Instrumen Penelitian
Koesioner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan atau pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu
variable. Koesioner pada dasarnya diberikan untuk mengetahui respon subjek
terhadap setiap item pertanyaan dengan cara meminta subjek menuliskan
responnya terhadap setiap pertanyaan tersebut. Kuesioner selalu dibuat secara
transtruktur berdasarkan indicator-indikator dan dimensi dari variable penelitian.
Respon subjek terhadap item pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat
dikuantifikasikan atau dibuat scoring/penelitian. Scoring dalam kuesioner
berbeda-beda sesuai dengan skala yang digunakan peneliti pada kuesioner.
Terdapat beberapa skala kuesioner antara lain skala likert, skala guttman, visual
analog scole (Kelana, 2012).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner sebagai
alat pengumpulan data. Dengan menggunakan skala Guttman dimana tipe-tipe
jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
F. Teknik Pengelolaan Data
1. Editing
Editing adalah memeriksa kembali semua data yang telah
dikumpulkan melalui kuisioner. Hal ini untuk mengecek kembali apakah
semua kuisioner telah diisi dan bila ada ketidakcocokan, meminta
responden yang sama untuk mengisi kembali data yang kosong .
2. Coding
Coding adalah memberikan kode jawaban secara angka atau
kode tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana. Responden memilih
jawaban yang disediakan dengan cara memberikan tanda check ( )
pada jawaban yang dipilih.
3. Entry Data
Entry Data yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana.
4. Tabulating
a. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode tertentu ke dalam suatu
media misalnya master tabel .
b. Skoring
Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan
pemberian skor penilaian. Skoring ini dilakukan setelah semua
jawaban terkumpul. Untuk rata-rata jawaban responden dapat dihitung
dengan persamaan berikut (Notoadmodjo, 2010):
x
xi
n
Keterangan
n = Jumlah responden
5. Cleaning Data
Cleaning data yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan
kembali data masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
ada kesalahan ketika pemasukan data.
G. Analisa Data
1. Analisa univariat
Menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui
karakteristik dari subyek penelitian.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variable
depanden dengan independen. Analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat
melalui Uji Statistik Chi-Square jika memenuhi syarat. Rumus Uji Statistik
Chi-square sebagai berikut :
( fo fh) 2
X
2
fh
Keterangan :
2
X : Chi-Square
fo : frekuensi observasi
fh : frekuensi harapan
Proses pengujian Chi – Square adalah dengan membandingkan
frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (eskpektasi).
Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara variabel bebas dan
variabel terikat digunakan tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai p yang didapat
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif yang diajukan diterima yang
berarti antara dua variabel (bebas dan terikat) yang diteliti mempunyai
hubungan yang bermakna. Sedangkan jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis alternatif yang diajukan gagal diterima yang berarti bahwa antara
dua variabel (bebas dan terikat) yang diteliti tidak mempunyai hubungan
yang bermakna (Maulivitasari, 2013).
H. Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasa yunani Ethos (tunggal) atau Etha (jamak) yang
artinya adat, kebiasaan, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Dalam bahasa latin etika berasal dari kata mos (tunggal) atau mores (jamak),
yang artinya kebiasaan, adat, norma etis yang berlaku (Soekidjo, 2012).
Di indonesia standar etika penelitian kesehatan yang melibatkan manusia
sebagai subjek didasarkan pada asas perikemanusiaan yang merupakan salah
satu dasar falsafah bangsa indonesia, pancasila. Hal ini kemudian di atur dalam
UU Kesehatan No.23/1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP No.39/1995 tentang
penelitian dan pengembangan kesehatan. Dengan demikian, semua penelitian
yang menyangkut manusia harus didasarkan oleh moral dan etika pancasila,
disamping pedoman etika penelitian yang telah disetujui secara internasional
(Arif, 2011).