Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815

Yogyakarta, 28 Maret 2015

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT


STUDI KASUS: APOTEK AINI FARMA
Samsinar1, Anggraini Putrianti2
1
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur
Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260
Telp. (021) 5853753
2
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur
Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260
E-mail: samsinar@gmail.com

ABSTRAK
Persediaan obat merupakan faktor yang berpengaruh dalam setiap aktivitas apotek. Semakin bertambahnya
pesanan obat meningkatkan kebutuhan akan sebuah sistem informasi yang mampu mengatasi kesulitan
mendapatkan informasi persediaan obat dengan cepat dan akurat. Maka, penulis mencoba untuk merancang
sebuah sistem informasi yang bisa membantu pengelolaan persediaan obat secara efektif dan efisien, terkait
upaya agar apotek tidak kehabisan stok obat serta mengurangi jumlah obat yang di retur karena kesalahan
dalam proses pemesanan dan keterlambatan proses distribusi obat. Dalam perancangan sistem informasi
persediaan obat ini penulis menggunakan metodologi berorientasi obyek yang memanfaatkan alat bantu seperti
Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram. Kemudian, Implementasi
program menggunakan Visual Studio 2005 dengan Database MySQL. Sistem Informasi Persediaan Obat ini
diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang sering timbul dan dapat membantu kegiatan pencatatan
persediaan obat agar menjadi lebih lancar, efektif dan efisien.

Kata Kunci: sistem informasi persediaan obat, persediaan obat, metodologi berorientasi obyek

ABSTRACT
The medicine supply affects any pharmacy activity. Increasing orders on medicine increases the need for an
information system that solves difficulties in retrieving the medicine supply information fast, correctly and
accurately. Therefore, this research tries to design an information system to effectively and efficiently help the
medicine supply management related to the effort so that the pharmacy won’t run out of medicine supply and to
reduce the number of returned medicine resulted from mistakes in ordering process and late distribution. In
designing the system, this research uses the object-oriented methodology utilizing supporting tools such as
Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, and Class Diagram. In addition, the program
implementation uses Visual Studio 2005 with Database MySQL. This Medicine Supply Information System is
expected to overcome the regular problems and help taking records on medicine supply better, more effectively
and more efficiently.

Keywords: medicine supply information system, medicine supply, object-oriented methodology

1. PENDAHULUAN yang cukup besar perusahaaan dapat memenuhi


1.1 Latar Belakang permintaan pelanggan, namun persediaan obat yang
Perkembangan sistem informasi membutuhkan terlalu besar (over stock) dapat berakibat terlalu
adanya rancangan sistem yang terkomputerisasi pada tingginya beban biaya guna menyimpan dan
setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk mendapatkan memelihara obat tersebut selama penyimpanan
tujuan yang diinginkan dan juga sebagai pendukung digudang. Masalah tersebut umumnya dialami oleh
penunjang keputusan. Tidak terkecuali dalam bidang apotek-apotek di Indonesia khususnya Jakarta..
persediaan obat. Semakin meningkatnya kebutuhan Sistem informasi persediaan obat apotek-apotek di
informasi dan peranan sistem yang harus Jakarta belum memenuhi kebutuhan standar
berkembang maka dibutuhkan suatu sistem operasional.
manajemen yang baik. Kekurangan persediaan obat Apotek Aini Farma merupakan salah satu apotek
dapat berakibat terhentinya proses transaksi dan ternama yang berada diwilayah Jakarta Selatan.
suatu ketika bisa mengalami kehabisan stok obat hal Dalam hal ini Apotek Aini Farma mempunyai
ini dapat terjadi bila perusahaan tersebut tidak masalah kesalahan dalam perhitungan stok obat
memiliki persediaan obat yang mencukupi. Biaya yang disebabkan oleh pendataan pada obat yang
persediaan obat darurat tentunya jauh lebih mahal, dilakukan satu per satu. Terjadinya kelalaian dalam
sebaliknya jika perusahaan memiliki persediaan obat proses pemesanan obat sehingga mengakibatkan

157
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

persediaan obat yang terlalu besar yang Software yang digunakan untuk pembuatan sistem
membutuhkan waktu dalam pencatatan data dan ini menggunakan bahasa pemrograman Visual
pengecekan data obat untuk keperluan pemeriksaan Basic 6.0, Mysql connector odbc.
kembali. Terdapat tempat penyimpanan data yang Menurut penelitian yang dilakukan oleh
kurang memadai sehingga dapat mengakibatkan (Maryani, Lilis., Asep Deddy Supriatna & Erwin
kesulitan dalam mencari data tersebut sehingga Gunadhi, 2012) mengenai Perancangan Sistem
menurunnya tingkat kepuasan pada konsumen hal Informasi Persediaan Barang Masuk dan Barang
tersebut terjadi karena apotek kekurangan stok obat. Keluar (Studi Kasus di PD Sumber Sayur).
Dan kerap terjadinya kesalahan dalam pembuatan Menggunakan metode object oriented dengan
laporan persediaan obat yang disebabkan kurangnya gambaran tahap Work Breakdown Structur. Bahasa
pegawai dalam memahami cara pembuatan laporan. pemrograman yang digunakan untuk pengembangan
Penulis tertarik untuk mengkaji Apotek Aini Farma sistem adalah delphi7.0
sebagai objek penelitian dan melakukan analisa dan Menurut penelitian (Aditya Prihantara, 2012)
perancangan sistem persediaan obat dengan mengenai Design dan Implementasi Sistem
menggunakan metologi berorientasi obyek. Informasi Pada Apotek Mitra Agung Pacitan.
Apotek sangat berperan penting bagi kesehatan
1.2 Referensi masyarakat umum. Proses yang dibahas yaitu
Studi penelitian mengenai sistem informasi transaksi penjualan dan pembelian masih dilakukan
persediaan obat yang dilakukan oleh beberapa dengan cara konvensional. Pengembangan sistem
peneliti lainnya diantaranya: Berdasarkan penelitian berbasis PHP dengan menggunakan Model (data),
yang dilakukan oleh (Mujiati, Hanik., Sukadi, 2012) View (Tampilan) dan Controller (pemrosesan) dapat
mengenai analisis dan perancangan sistem informasi dibedakan sehingga yang dibangun dapat lebih
stok obat pada Apotek Arjowinangun prosess yang mudah digunakan dan dikembangkan.
ada diantaranya adalah pengolahan data obat, proses Menurut penelitian (Bagus Ardy S, 2013)
pengolahan data yang digunakan masih bersifat mengenai Sistem Informasi Pengadaan Obat Pada
manual dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Apotek Patra Farma Jepara. Tahapan penelitian
Metode yang digunakan adalah interview yang dilakukan: dengan pengumpulan data meliputi
(wawancara) langsung ke lapangan dan dengan studi literatur, wawancara (interview), pengamatan
mengumpulan data-data yang akan digunakan dalam secara langsung (observasi). Pengembangan sistem
proses perancangan. Pengembangan sistem masih menggunakan tahap-tahap DFD. Pengembangan
menggunakan metode terstruktur: yaitu DFD, EER sistem menggunakan bahasa pemrograman Visual
dan ERD belum ada metode dengan menggunakan Basic 6.0 dan Metode Pengembangan yang
bahasa pemrograman Visual Basic. digunakan SDLC (System Development Life Cycle).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Menurut penelitian (Muntiani, 2012) mengenai
(Nurdiansyah., Ramadian Agus Triono, 2013) Sistem Informasi Pembuatan Surat Pemesanan Obat
mengenai Pembuatan Sistem Informasi Apotek Berbasis SMS Gateway Pada PT. Sehat Bersama
Berbasis Web pada Apotek Tulakan dijelaskan Sejahtera. Proses yang ada dalam penyampaian
bahwa banyak permasalahan pada pengolahan data pemesanan obat, apotek harus menunggu salesman
penjualan obat masih dilakukan secara konvensional yang datang mengunjungi apotek, hal ini memakan
sehingga berdampak terhadap keterlambatan waktu yang lama Metode yang digunakan adalah
penyampaian suatu informasi baik kepada pemilik berorientasi obyek yang menggambarkan hasil
apotek maupun pelanggan. Metode yang digunakan analisan kedalam bntuk diagram-diagram UML.
adalah studi pustaka, interview dan studi lapangan. Menurut penelitian (Deni Eko Purwanto, 2013)
Pengembangan sistem masih menggunakan metode mengenai Pembangunan Sistem Informasi Apotek
terstruktur, dalam pembuatan sistem menggunakan Pink Pacitan. Metode yang diambil penulis yaitu
bahasa pemrograman PHP dan database MySql. dengan melakukan observasi, wawancara,
Menurut penelitian yang dilakukan oleh kepustakaan, analisis, perancangan sistem informasi
(Munawaroh, Siti, 2006) mengenai Perancangan dilanjutkan dengan pembangunan sistem informasi
Sistem Informasi Persediaan Barang. Metode yang dan selanjutnya adalah uji coba. Hasil dari penelitian
digunakan untuk pengembangan sistem masih ini adalah untuk memberikan kemudahan dalam
menggunakan ERD dan dalam pembuatan program proses pengolahan data Apotek, seperti data obat,
menggunakan Visual Basic 6.0 dengan database data penjualan obat, Pembuatan kuitansi, pembuatan
Access. laporan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Dwi, Menurut penelitian Triyono. 2014. Mengenai
Puspita Astuti, 2012) mengenai Sistem Informasi Pembuatan Sistem Pencatatan Stok Obat Pada UPT
Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma Arjosari. Pukesmas Kebonagung. Metode penegembangan
Apotek ini memiliki permasalahan pada pencatatan sistem menggunakan DFD dan pembuatan system
transaksi yang bersifat konvensional. Untuk proses menggunakan CMS dengan database MySql
kalkulasi penjualan obat yang hanya menggunakan
cara yaitu dengan alat penghitung kalkulator.
158
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

1.3 Landasan Teori menganalisa spesifikasi atau kebutuhan sistem


a. Konsep Dasar Sistem yang akan dibangun dengan konsep
Sistem sebagai suatu jaringan kerja berorientasi obyek dan apakah benar kebutuhan
prosedur yang saling berhubungan, sedangkan yang ada dapat diimplementasikan menjadi
pendekatan sistem yang lebih menekankan sebuah sistem berorientasi obyek, alat bantu
pada elemen atau komponen mendefinisikan yang digunakan dalam analisa berorientasi
sistem sebagai kumpulan elemen yang obyek sebagai berikut:
beriteraksi untuk mencapai suatu tujuan 1. Fishbone Diagram (diagram tulang ikan)
tertentu (Tata Sutabri, 2013). dalam alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengorganisir
b. Konsep Dasar Informasi penyebab yang mungkin timbul dari suatu
Informasi adalah data yang telah masalah. Sering juga disebut Couse-and-
diklasifikasikan atau diolah atau interpretasikan Effect Diagram atau Ishikawa Diagram. Ini
utnuk digunakan dalam proses pengambilan diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
keputusan (Sutabri, Tata, 2013) seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang sebagai satu dari tujuh alat kualitas
c. Konsep Dasar Sistem Informasi dasar (7 basic quality tools). Fishbone
Sistem Informasi adalah suatu sistem Diagram digunakan ketika kita ingin
didalam suatu organisasi yang mempertemukan mengidentifikasi kemungkinan penyebab
kebutuhan pengolahan transasksi harian yang masalah dan terutama ketika sebuah team
mendukung fungsi operasi organisasi yang cenderung jatuh berfikir pada rutinitas.
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi 2. Activity Diagram sebuah pengambaran dari
dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan suatu aliran kerja (workflow) atau dapat
laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak diartikan sebagai suatu pengambaran yang
luar tertentu (Tata Sutabri, 2013) berasal dari beberapa aktivitas-aktivitas dari
sebuah sistem atau proses bisnis yang
d. Konsep Dasar Analisa Sistem saling berkaitan satisama lainnya.
Analisa sistem adalah sebuah istilah yang 3. Use Case Diagram merupakan sebuah
secara kolektif medefinisikan fase-fase awal metode yang dimana kita dapat gunakan
pengembangan sistem. Analisa sistem juga untuk membuat sebuah perancangan yang
dapat diartikan sebagai pemisahan dua hal akan digunakan dalam pembuatan ataupun
dalam bagian-bagian tertentu. pengembangan terhadap suatu sistem yang
telah ada.
e. Konsep Dasar Berorientasi Obyek b) Perancangan Berorientasi Obyek
Berorientasi obyek atau object oriented Menurut (Rosa A. S dan M. Shalahuddin,
merupakan paradigma. Paradigma ini 2013) perancangan berorientasi obyek adalah
memandang sistem sebagai kumpulan obyek- sebuah tahapan perantara yang dapat
obyek diskrit yang saling berinteraksi satu digunakan untuk melakukan pemetaan terhadap
sama lain. Berorientasi obyek ini juga spesifikasi atau kebutuhan terhadap sistem
bermakna kegiatan mengorganisasikan yang akan dibangun dengan menggunakan
perangkat lunak sebagi kumpulan-kumpulan konsep berorientasi objek kedalam sebuah
obyek diskrit yang bekerja sama antara desain yang bertujuan agar dapat
informasi dan perilaku yang mengaturnya mempermudahkan dalam melakukan sebuah
(Sholiq, 2010). implementasi terhadap pemrograman
beriorentasi sebuah objek, Berbagai alat yang
f. Analisa dan Perancangan Berorientasi digunakan dalam perancangan sistem yaitu :
Obyek 1. Entity Relationship Diagram (ERD)
a) Analisa Berorientasi Obyek merupakan tool analisis sebuah sistem
“Unified Modeling Language (UML) pertama yang akan digunakan untuk
adalah alat bantu dalam bentu grafis yang memusatkan pada data dan keterkaitan
memungkinkan analis untuk antar data serta pengorganisasian data.
medokumentasikan sebuah sistem.” Konsep 2. LRS dibentuk berdasarkan ketergantungan
dasar analisa dan perancangan berorientasi antara suatu entitas terhadap entitas yang
obyek adalah Object, Class, Attribute, lainnya, sehingga dalam pembentukan
Behaviour, Inheritance, Polymorphisms, sebuah LRS dapat dilakukan setelah ERD
Message sending, Encapsulation, Aggregation, terpenuhi.
Association dan Generalization (Widodo, 3. Normalisasi didalam sebuah database
Probowo Pudjo, dan Herawati, 2011). biasanya sangat jarang dilakukan dalam
(Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2013) database yang berskala kecil, dan dianggap
analisa obyek adalah tahapan untuk tidak diperlukan pada pengguaan personal.
159
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

4. Spesifikasi basis data menguraikan tentang


data yang saling berhubungan satusama
lainnya yang tersimpan di dalam perangkat
komputer dan digunakan oleh perangkat
lunak untuk memanipulasi.
5. Sequence Diagram menggambarkan
interaksi antara obyek di dalam dan
disekitarsistem (termasuk pengguna,
display dan sebagainya) dapat berupa
sebuah message yang digambarkan Gambar 1. Metodologi SDLC
terhadap satuan waktu.
6. Class Diagram menggambarkan struktur Tahap yang pertama identifikasi permasalahan:
sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas mengidentifikasi masalah, tahap ini adalah tahap
yang akan dibuat untuk membangun sistem. awal dalam analisis sistem. Yang dimulai dengan
terlebih dahulu mengetahui masalah-masah yang ada
g. Konsep Persediaan Obat (https://www.moresteam.com/toolbox/fishbone-
Persediaan obat adalah barang yang diagram.cfm diakses pada 30 Januari 2015). Dimana
dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang penulis melakukan wawancara, pengumpulan data
akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan dan observsi langsung terkait dengan permasalahan
normal perusahaan (Sugiono, 2009). Persediaan yang terjadi tentang persediaan barang pada Apotek
Obat pada Apotek Aini Farma merupakan Aini Farma. Setelah permasalaham keseluruhan
Persediaan obat dalam suatu apotek maupun difahami kemudian dilakukan ke tahapan berikutnya
distributor obat amatlah penting, begitu pula pada yaitu analisis dan perancangan sistem. Analisis dan
Apotek Aini Farma. Sesuai definisi diatas bahwa perancangan sistem menggunakan konsep analisis
persediaan obat yang ada, harus akurat dengan dan perancangan berorientasi obyek berbasis UML
laporan. dengan menggambarkan proses bisnis dalam Activity
Diagram, apa yang akan di kerjakan user dalam
h. Apotek bentuk Use Case Diagram dan pemodelan dalam
Menurut PP No. 51 Tahun 2009, Apotek Class Diagram. (Rosa A. S dan M. Shalahuddin,
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat 2013).
dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker.
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan 1.5 Identifikasi Permasalahan: Fishbone Diagram
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien (Diagram Sebab Akibat)
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pekerjaan
kefarmasian yang dilakukan meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolanan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat, obat tradisional dan kosmetika.

1.4 Metodologi Penelitian


Metodologi yang digunakan dalam Analisa dan
Perancangan Sistem Informasi Persediaan Obat Gambar 2. Fishbone diagram
Studi Kasus: Apotek Aini Farma menggunakan (https://www.moresteam.com/toolbox/fishbone-
konsep SDLC (System Development Life Cycle) diagram.cfm diakses pada 30 Januari 2015)
dengan metodologi Object-Oriented yang proses
identifikasi masalah, analisis dan perancangan 2. PEMBAHASAN
sistem, seleksi sistem, implementasi sistem dan Hasil dari identifikasi permasalahan dengan
perawatan sistem. Metode SDLC mempunyai melakukan wawancara, pengumpulan data dan
kelebihan dan kekurangan yaitu: menyediakan observasi secara langsung pada Apotek Aini Farma,
tahapan-tahap yang digunakan untuk pengembangan kemudian dilakukan proses analisa dan perancangan
sistem dan hasil yang lebih baik dikarenakan sistem sistem berbasis UML yang digambarkan sebagai
sudah dianalisis dan dirancang secara keseluruhan berikut:
sebelum sistem diimplementasikan.

160
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

2.1 Activity Diagram Apoteker Supplier

Activity Diagram menggambarkan berbagai alur


aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang.
Bagaimana masing-masing jalur berawal, keputusan
Mendata dan
yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka mengecek stok obat
berakhir. Berikut ini merupakan activity diagram
[Ada] [Habis/Sedikit]
yang terjadi dalam sistem persediaan obat yang
sedang berjalan adalah sebagai berikut:
Buat SPO
a) Proses Permintaan Obat
Asisten apoteker meminta obat ke apoteker,
kemudian apoteker akan melakukan pengecekan
Serahkan SPO yang Terima SPO
terhadap obat yang diminta. Jika obat tersedia akan berisi pesanan obat
langsung diserahkan ke asisten apoteker tetapi jika
obat yang diminta kosong/tinggal sedikit maka
apoteker akan menginformasikan ke pimpinan.
Asisten Apoteker Apoteker Pimpinan Gambar 4. Activity diagram proses pemesanan
obat
(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati, 2011)
Meminta obat Cek Obat
c) Proses Penerimaan dan Retur
Apoteker memberikan Surat Pemesanan Obat
[tersedia] [habis/tinggal sedikit] kepada supplier kemudian supplier datang kembali
dan membawa obat sesuai dengan yang dipesan
beserta faktur kemudian apoteker melakukan
Terima Obat Serahkan Obat Beri Terima pengecekan obat yang sudah dipesan. Jika obat yang
Konfirmasi Konfirmasi
diterima sudah sesuai pesanan atau dalam kondisi
yang bagus, maka apoteker akan mencatat di kartu
stock sebagai obat masuk, kemudian menyimpannya
ke gudang. Namun jika obat yang diterima tidak
sesuai atau terdapat kerusakan, maka apoteker akan
menandai faktur dan menukar (retur) obat kepada
Gambar 3. Activity diagram proses permintaan supplier. Supplier akan mengganti obat dan apoteker
obat (Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati, menerima obat baru kemudian mencatat di kartu
2011) stock sebagai obat masuk, kemudian menyimpannya
ke gudang.
b) Proses Pemesanan Obat Apoteker Supplier

Sebelum melakukan pemesanan obat, apoteker


akan menginformasikan ke pimpinan mengenai obat
Berikan SPO Terima SPO
yang kosong/tinggal sedikit. Kemudian pimpinan
memerintahkan apoteker untuk melakukan
pemesanan obat ke supplier. Setelah itu apoteker Terima obat
beserta Faktur
Berikan obat
beserta Faktur
akan membuat Surat Pemesanan Obat (SPO) yang
Cek obat
berisi data obat yang akan dipesan kepada supplier sesuai faktur
dan supplier akan datang sesuai waktu yang sudah [Sesuai/baik] [Tidak Sesuai/rusak]

disepakati. Surat Pemesanan Obat (SPO) tersebut


diserahkan pada supplier. Tandai Obat yang tidak sesuai
atau rusak dengan Faktur

Kembalikan Mengganti
Obat Obat

Terima Obat baru Berikan Obat


baru

Catat di Kartu
Stock

Simpan Obat ke
Gudang

Gambar 5. Activity diagram proses penerimaan


dan retur obat (Widodo, Probowo Pudjo, dan
Herawati, 2011)
161
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

d) Proses Pembayaran (Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati, 2011)


Proses pembayaran dilakukan oleh apoteker
pada saat supplier mengirimkan obat ke Apotek Aini Deskripsi:
Farma, setelah melakukan proses pembayaran pihak Apoteker dapat mengentry Data Pegawai, Data
supplier akan memberikan faktur sebagai bukti Supplier, Data Obat
pembayaran. b) Transaksi
Apoteker Supplier

Entry Form Permintaan Obat

Lakukan Terima <<include>>


Pembayaran Pembayaran

Entry Surat Pemesanan Obat Cetak Surat Pemesanan Obat


Terima Faktur Berikan Faktur

Apoteker
Cetak Tanda Terima Faktur
Supplier
Gambar 6. Activity diagram proses pembayaran
(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati, 2011)
<<include>>
e) Proses Pembuatan Laporan
Apoteker membuat laporan persediaan obat, Entry Retur Obat Cetak Bukti Retur
laporan tersebut dibuat berdasarkan laporan
pemesanan obat dan laporan penerimaan obat yang
kemudian diserahkan kepada pimpinan.
Apoteker Pimpinan
Cetak Obat Keluar

Gambar 9. Use case diagram transaksi


(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati., 2011)
Buat laporan
persediaan obat Deskripsi:
Apoteker dapat mengentry Form Permintaan Obat,
Entry Surat Pemesanan Obat dan mencetak Surat
Pemesanan Obat ke Supplier, Mencetak Tanda
Laporan Laporan Terima Faktur, Entry Retur Obat dan Mencetak
Pemesanan Penerimaan Bukti Retur, Cetak Obat Keluar.

c) Laporan

Serahkan laporan Terima laporan


persediaan obat persediaan obat
Laporan Pemesanan Obat

Laporan Penerimaan Obat


Gambar 7. Activity diagram proses pembuatan
laporan (Widodo, Probowo Pudjo, dan
Herawati., 2011)
Laporan Obat Keluar
Apoteker
Pimpinan
2.2 Use Case Diagram
a) Master
Laporan Retur Obat

Entry Data Pegawai

Entry Data Supplier Rekapitulasi Penerimaan Obat


Apoteker
Gambar 10. Use case diagram laporan
(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati, 2011)
Entry Data Obat

Gambar 8. Use case diagram master


162
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

Deskripsi: Struktur Record :


Apoteker dapat mencetak laporan berdasarkan
Tabel 1. Struktur Tabel Supplier
periode: Laporan Pemesanan Obat, Laporan
Penerimaan Obat, Laporan Obat Keluar, Laporan N Nama Jenis Lebar Des Keterangan
Retur Obat dan Laporan Rekapitulasi Penerimaan o Field
1 kd_sup Varchar 5 - Kode tiap
Obat. Supplier berisi
5 digit (S9999)
2.3 Class Diagram 2 Nm_su Varchar 50 - Nama Supplier
Class Diagram Menampilkan kelas-kelas dan p terdiri dari
huruf A-Z
paket-paket di dalam sistem. Class Diagram
3 Telp_s Varchar 12 - Berisi no telp
memberikan gambaran system secara statis dan up supplier {(9999
relasi antar mereka. Biasanya, dibuat beberapa Class 99999999}
Diagram untuk sistem tunggal. Beberapa diagram Kode supplier terdiri dari lima(5) digit:
akan menampilkan subset dari kelas-kelas dan S 9 9 9 9
relasinya. Dapat dibuat beberapa diagram sesuai
dengan yang diinginkan untuk mendapatkan a b
gambaran lengkap terhadap sistem yang dibangun. Keterangan:
a : menunjukkan kode supplier
b : menunjukkan urutan kode supplier

2.5 Implementasi Sistem

Gambar 12. Rancangan form menu

Gambar 11. Class diagram


(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati., 2011)

2.4 Spesifikasi Basis Data


Spesifikasi Basis Data adalah kumpulan dari
berbagai data yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat
keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan
perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi
spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari
data atau informasi yang akan disimpan. (Rosa A. S
dan M. Shalahuddin, 2013)
Gambar 13. Rancangan form permintaan obat
Nama File : Supplier
Media : Hardisk
Isi : Data Supplier
Organisasi : Index Sequential
Primary Key : kd_sup
Panjang Record : 117 byte
Jumlah Record : 46 Record
163
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 28 Maret 2015

2.6 Sequence Diagram PUSTAKA


Ardy, Bagus S. 2013. Sistem Informasi Pengadaan
: Apoteker : Frmmaster : FrmEntryDataObat : CtrlDataObat : Obat
Obat Pada Apotek Patra Farma Jepara.
open() http://eprints.dinus.ac.id/12071/1/jurnal_11932.p
open() df diakses pada 210 Februari 2015
autonumber()
Dwi, Puspita Astuti. 2012. Sistem Informasi
show autonumber()
Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma
input obat()
Arjosari. (IJCSS) Speed 13 FTI UNSA Vol 9 No
sim pan()
2- Agustus 2012.
sim pan()
Eko, Deni Purwanto. 2013. Pembangunan Sistem
sim pan obat()

cari obat()
Informasi Apotek Pink Pacitan, Speed Journal -
cari obat()
Indonesian (IJCSS) speed FTI UNSA - Volume
show obat() get obat() 10 No 4 – Oktober 2013
Fishbone Diagram diambil dari
ubah() https://www.moresteam.com/toolbox/fishbone-
ubah()
diagram.cfm diakses pada 30 Januari 2015.
ubah obat()
hapus() Maryani, Lilis., Asep Deddy Supriatna, Erwin
hapus()
Gunadhi. 2012. Perancangan Sistem Informasi
hapus obat() Persediaan Barang Masuk dan Barang Keluar
batal()
(Studi Kasus di PD Sumber Sayur). Jurnal
batal()
Algoritma Vol.09 No.24 2012.
keluar()
Mujiati, Hanik., Sukadi. 2012. Pembangunan Sistem
keluar()
Informasi Persediaan Obat Pada Apotek
Arjowinangun. (IJCSS) Speed 13 FTI UNSA Vol
Gambar 14. Sequence diagram entry data obat 9 No 2 – Agustus 2012.
(Widodo, Probowo Pudjo, dan Herawati., 2011) Munawaroh, Siti. 2006. Perancangan Sistem
Informasi Persediaan Barang (Studi Kasus:
Universitas Stikubank Semarang), Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIKA Volume XI
3. KESIMPULAN
No. 2, Juli – 2006.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan,
Muntiani. 2012. Sistem Informasi Pembuatan Surat
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Pemesanan Obat Berbasis SMS Gateway Pada
a. Dengan adanya sistem persediaan obat ini
PT. Sehat Bersama Sejahtera, (IJCSS) Speed 13-
apotek dapat mengetahui obat yang stok nya
FTI UNSA Vol 9 No 2 – Agustus 2012.
mendekati jumlah stok minimum
b. Apotek Aini Farma bisa mengetahui Nurdiansyah, Ramadhan Agus Triono. 2013
Pembuatan Sistem Informasi Apotek Berbasis
perbandingan antara jumlah penerimaan
Web Pada Apotek Tulakan, IJNS Volume 2 No 3
dengan jumlah pesan yang jumlahnya tidak
sebanding, hal ini guna mencegah terjadinya – Juli 2013 - ISSN: 2302-5700
kerugian bagi apotek Prihantara, Aditya. 2012. Design dan Implementasi
c. Dengan adanya sistem persediaan obat ini Sistem Informasi Pada Apotek Mitra Agung
pihak apotek bisa mengetahui laporan jumlah Pacitan, (IJCSS) Speed 13 FTI UNSA Vol 9
obat yang di retur (tukar) No.2 – Agustus 2012.
S, Rosa A, and Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa
Dari kesimpulan diatas maka penulis Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi
memberikan saran-saran antara lain: Obyek. Bandung: Informatika.
Sugiono, Arif. 2009. Akuntansi & Pelaporan
a. Karena informasi yang disajikan pada
Keuangan untuk Bisnis Skala Kecil dan
dasarnya berasal dari data masukan (input),
maka sebelum memasukan data harus Menengah. Jakarta.
dilakukan pengecekan terhadap kebenaran Sutabri, Tata. 2013. Konsep Sistem Informasi,
Yogyakarta: Andi.
data agar informasi yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan Sholiq. 2010. Analisa dan perancangan
berorientasi obyek: Konsep Dasar Berorientasi
b. Mempersiapkan dukungan hardware dan
Obyek. Bandung: Mutiara Indah.
software yang spesifikasinya dapat
mendukung sistem ini dengan baik. Triyono. 2014. Pembuatan Sistem Pencatatan Stok
c. Melakukan back-up data secara periodik Obat Pada UPT Pukesmas Kebonagung. IJNS
untuk megantisipasi hal-hal yang tidak Volume 3 No 4 – Oktober 2014.
Widodo, Probowo Pudjo., dan Herawati. 2011.
diinginkan.
Menggunakan UML (Unified Modeling
Language). Bandung: Penerbit Informatika.

164

Anda mungkin juga menyukai