aplikasinya. Jarum irigasi dibengkokkan menjadi sudut tumpul yaitu 30o dari titik tengah jarum
agar dapat mencapai saluran, baik pada gigi posterior maupun gigi anterior. Posisi jarum
hendaknya longgar di dalam kanal, hal ini bertujuan untuk memungkinkan pengaliran
kembali larutan untuk membawa debris dan menghindari penekanan larutan ke dalam
jaringan periapikal.Untuk mengurangi bahan irigasi yang berlebih dapat menggunakan sterile
gauge pack atau papper point. Pada kasus dimana saluran akar yang besar, tempatkan jarum
sampai resisten, kemudian tarik 2- 3mm dan depositkan cairan irigasi. Untuk mendapatkan
pembersihan yang efektif ukuran saluran akar harus 30 atau lebih. Bahan irigasi tidak boleh
melewati daerah apical.
Ukuran syringe plastik yang digunakan biasanya bervariasi antara 1-20 mL. Meskipun
syringe yang berkapasitas besar dapat menghemat waktu, namun operator sering merasakan
kesulitan dalam mengatur tekanan yang dikeluarkan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan, syringe bervolume kecil (1-5 mL) lebih disarankan dalam irigasi
saluran akar. Ukuran jarum yang biasanya digunakan adalah 25G, 27G dan 30G sesuai
dengan ukuran Organisasi Standar Internasional. Umumnya, ukuran jarum yang lebih kecil
lebih disukai karena penetrasi bahan irigasi ke bagian apeks lebih maksimal, namun
penggunaannya tetap harus berhati-hati agar tidak mengakibatkan bahan irigasi melewati
apikal.
Jenis-jenis bahan irigasi
1. Sodium Hipoklorit (NaOCl)
Dalam bidang kedokteran gigi, NaOCl mulai digunakan sebagai bahan irigasi saluran
akar pada awal tahun 1920-an. Sampai saat ini, NaOCl merupakan bahan irigasi yang paling
sering digunakan dalam perawatan saluran akar.
Konsentrasi sodium hipoklorit yang digunakan dalam perawatan saluran akar, telah
menjadi perdebatan panjang. Konsentrasi yang lebih tinggi menunjukkan efektivitas sodium
hipoklorit yang lebih besar sesuai dengan peningkatan konsentrasi. Beberapa penelitian
invitro menunjukkan larutan 5,25% NaOCl mampu mematikan kuman E.faecalis dalam
waktu 30 detik dan semua sel jamur dalam waktu 15 detik, dibandingkan dengan waktu 10-
30 menit yang diperlukan oleh larutan 2,5% dan 0,5% NaOCl. Penelitian in vivo lain
menunjukkan larutan sodium hipoklorit 2.5% yang ditahan selama 5 menit dalam saluran
akar, mampu membuat saluran akar menjadi steril. Ruddle CJ yang mengutip penelitian in
vivo yang dilakukan oleh Daughenbaugh dan Grey, menunjukkan larutan 5,25% NaOCl
mampu menembus, melarutkan dan membilas keluar jaringan organik dan debris dari seluruh
aspek saluran akar, baik ramifikasi besar maupun ramifikasi kecil.
Mekanisme kerja Sodium hipoklorit yaitu apabila ada suhu tubuh, reaktif klorin pada
larutan akuades membentuk hipoklorit (OCL-) dan asam hipoklorus (HOCL-). Adanya 5 %
klorin bebas pada sodium hipoklorit, dapat menyebabkan perubahan protein menjadi amino.
Hipoklorit dapat melarutkan jaringan karena bersifat basa kuat (pH 12). Untuk meningkatkam
efektivitasnya, 1 persen bikarbonat ditambahkan sebagai bahan buffering. Buffering
menyebabkan larutan menjadi tidak stabil, sehingga menyebabkan berkurangnya waktu kerja
sodium hipoklorit sehingga harus disimpan pada tempat yang gelap dan dingin.
Keuntungan Sodium hipoklorit, yaitu:
Memiliki sifat antibakteri dan bleaching action.
Dapat sebagai bahan pelumas saluran akar.
Ekonomis.
Mudah Diperoleh.
Kekurangan sodium hipklorit :
Karena tegangan permukaan yang tinggi, kemampuannya untuk membasahi dentin
kurang.
Dapat mengiritasi jaringan, dekstrusi periapikal, dapat mengakibatkan kerusakan
sel yang parah.
Jika terjadi kontak dengan gingiva dapat menyebabkan radang gingiva memiliki bau dan
rasa yang kurang sedap.
Uap natrium hipoklorit dapat mengiritasi mata.
Dapat merusak instrumen
sejak tahun 1957. Penggunaan EDTA efektif untuk mendemineralisasi permukaan dentin dan
menghilangkan smear layer, namun tidak efektif untuk menghilangkan debris organik dan
tidak memiliki efek antimikrobial. Oleh sebab itu, penggunaan EDTA sering dikombinasikan
dengan NaOCl yang dapat melarutkan jaringan pulpa dengan baik dan memiliki efek
antimikrobial. Namun, penggunaannya harus dilakukan secara terpisah karena EDTA sangat
reaktif terhadap NaOCl. Efek EDTA pada dentin bergantung pada konsentrasi larutan dan
lamanya waktu berkontak dengan dentin. EDTA efektif digunakan pada pH netral dan
konsentrasi yang umum dipakai dalam bidang endodonti adalah 17%. Waktu yang
direkomendasikan adalah irigasi dengan EDTA 17% selama 1 menit pada akhir prosedur
preparasi untuk menghilangkan smear layer. Dentin yang terpapar EDTA selama lebih dari
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat ion metalik yang dibutuhkan
oleh bakteri untuk pertumbuhan. EDTA memiliki aksi yang terbatas. EDTA dapat membentuk
ikatan yang stabil dengan kalsium dan melarutkan dentin, akan tetapi ketika semua ion
pengikat telah bereaksi maka tercapai titik puncak keseimbangan sehingga mencegah
Penggunaan EDTA:
kedokteran gigi biasanya digunakan larutan dengan konsentrasi 3-5%. Hidrogen peroksida
amat beracun terhadap sel, bereaksi dengan gugus SH. Melalui kontak dengan enzim katalase
berkontak dengan jaringan vital, darah, atau pus (nanah). Pada irigasi saluran akar,
pembentukan buih ini dapat membersihkan sisa jaringan dan sisa dentin. Dengan terlepaskan
On (onascent) maka bakteri anaerob akan dihancurkan. Penggunaan larutan H2O2 3% diikuti
dengan larutan irigasi lainnya misal akuades, karena sisa oksigen peroksida dalam saluran
akar harus dinetralisir atau dihilangkan. Irigasi dilakukan secara berselang untuk
yang membesar pada saluran akar yang menutup dan pembengkakan serta rasa sakit.
Hidrogen peroksida merupakan larutan yang terbentuk dari reaksi asam sulfat dan barium
peroksida. Hidrogen peroksida 3% apabila berinteraksi dengan darah, pus, serum, air liur dan
H2O2 menjadi H2O + Onascent. Onascent yang timbul bersifat sementara, selanjutnya akan
berubah menjadi O2. Gas oksigen yang terjadi akan menghasilkan gelembung udara
kemudian akan membantu pengeluaran kotoran secara efektif. Gas oksigen yang terbentuk
juga akan menghancurkan kuman anaerob beserta bahan yang dihasilkan. Hidrogen
peroksidase (H2O2) 3% tidak dapat menembus struktur gigi yang lebih dalam seperti tubuli
dibersihkan dari kavitas gigi sebelum kavitas ditutup, karena evaluasi oksigen setelah
yang terjebak dapat terbawa keluar menuju jaringan periapikal dan menimbulkan empisema
Kekurangan
Hal ini tidak dianggap sebagai irigasi utama dalam standar terapi endodontik.
Hal ini dapat melarutkan sisa-sisa jaringan nekrotik.
Hal ini kurang efektif pada gram negatif dari pada gram positif
Gambar. CHX