Anda di halaman 1dari 29

KANKER

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang diampu
oleh Achmad Sultoni, M.Pd

Oleh :
Anggi Juni Santosa 1811010070

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan ilmu sehingga makalah berjudul “Kanker” dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah
bahasa indonesia. Karenanya, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih
kepada Bapak Achmad Sultoni, M.Pd. yang telah membantu demi kelancaran
penyusunan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dorongan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Tentu saja masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Purwokerto, 17 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................


B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker .....................................................................................


B. Prevalansi kanker ......................................................................................
C. Faktor Penyebab Kanker ...........................................................................
D. Gejala Kanker............................................................................................
E. Dampak Kanker ........................................................................................
F. Peran Zat Gizi Pada Penyakit Kanker .......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya
terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat
adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah
satu sebab kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu
keadaan ketika sel mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar
ultraviolet, sinar UV, bahan kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari
alam (Sukardja, 2000).
Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan
kesakitan dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker
di dunia mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di
negara berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia
dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang berkembang
(Anonim, 2010).
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang.
Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa
dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah
Supari (2005), menyatakan bahwa kanker telah menjadi ancaman serius bagi
masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam sambutannya ketika membuka Temu
Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1 (1stInternational Scientific
Meeting di Indonesi Society of SurgicalOncologyst/ISSO), beliau menyatakan
bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih
penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah diperkirakan
bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan
mendekati peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada pada
urutan ketiga penyebab terjadinya kematian setelah penyakitkardiovaskuler
dan kecelakaan (Tambunan, 1995 dalam Lumungga 2009).
Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap
tahun karena penyakit kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut
berkaitan dengan lingkungan dan gaya hidup (life style). Kurang Iebih 30%
dari kematian tersebut karena rokok. Faktor-faktor keturunan (genetik),
radiasi, polusi dan eksposur lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000
kematian. Dari seluruh penyakit kanker yang disebabkan faktor lingkungan,
sekitar 40-60% berhubungan dengan faktor gizi. Dalam tahun 1984, 22% dari
seluruh kematian di Amerika Serikat, disebabkan karena kanker. Dan 965.000
kasus baru yang didiagnosis menderita kanker, 483.000 di antaranya
meninggal dunia. Diperkirakan 60-70% kanker disebabkan karena faktor
lingkungan, terutama makanan dan rokok (Sudiman, 1991).
Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting
bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui
faktor-faktor penyebabkanker dan melakukan tindakan pencegahan agar
kanker tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan salah satu caranya
yaitu melakukan diet kanker.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kanker ?
2. Bagaimana prevalensi kanker ?
3. Apakah faktor penyebab kanker ?
4. Bagaimana gejala kanker ?
5. Apa dampak kanker ?
6. Bagaimana peran zat gizi pada penyakit kanker ?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian kanker
2. Dapat mengetahui bagaimana prevalensi kanker
3. Dapat mengetahui faktor penyebab kanker
4. Dapat mengetahui bagaimana gejala kanker
5. Dapat mengetahui dampak dari kanker
6. Dapat mengetahui bagaimana peran zat gizi pada penyakit kanker
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
ringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke
jaringan di sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat,
darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang. Dalam
keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel
yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus
meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel
baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal,
sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).
Kanker adalah suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan jaringan yang
tidak terkendali kerena hilangnya mekanisme kontrol sel sehingga
pertumbuhan menjadi tidak normal. Penyakit ini dapat menyerang semua
bagian organ tubuh. Baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Akan tetapi,
lebih sering menyerang orang yang berusia 40 tahun (Uripi, 2002).

B. Pengertian Kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok
penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD
merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada
tahun 2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh
karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian),
penyakit paru kronis (4,2 juta kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian).
Sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat NCD di dunia terjadi pada
usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat NCD lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya.
Berbeda dengan pendapat secara umum, 80% kematian akibat NCD justru
terdapat di negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD
merupakan penyebab kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di
Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO,
2010).

Kematian akibat NCD diproyeksikan meningkat 15% secara global antara


tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan
tertinggi (diperkirakan sebesar 20%) akan terjadi di negara-negara Afrika,
Asia Tenggara dan Mediterania Timur. Akan tetapi negara-negara yang
diperkirakan mempunyai jumlah angka kematian tertinggi pada tahun 2020
adalah Asia Tenggara (10,4 juta kematian) dan Pasifik Barat (12,3 juta
kematian) (WHO, 2010).Pada dekade mendatang, kanker diprediksi sebagai
penyebab kesakitan dan kematian yang semakin penting di seluruh dunia.
Tantangan untuk pengendalian kanker sangat besar, ditambah dengan
karakteristik populasi dengan usia yang semakin lanjut. Oleh karenanya,
peningkatan prevalensi penyakit kanker sulit dihindari. Diperkirakan pada
tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker baru, dan angka ini diprediksi
menjadi sebesar 21,4 juta kasus pada tahun 2030. Dua pertiga kasus tersebut
terdapat di negara-negara dengan sosial ekonomi rendah-menengah (WHO,
2010).Khusus penyakit kanker, the World Cancer Report mengestimasi bahwa
terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta kematian pada tahun 2008 (IARC,
2008). Angka estimasi jumlah kasus baru ini sedikit lebih rendah daripada
estimasi WHO (2010). Kejadian kanker yang terbanyak adalah kanker paru
(1,52 juta kasus), kanker payudara (1,29 kasus) dan kanker kolorektal (1,15
juta kasus). Sedangkan kematian tertinggi disebabkan oleh karena kanker paru
(1,31 juta kematian), kanker lambung (780.000 kematian) dan kanker hati
(699.999 kematian) (IARC, 2008).Seperti halnya pada NCD, sebagian besar
kejadian dan kematian akibat kanker juga terdapat pada negara-negara kurang-
sedang berkembang. Secara umum, 53% dari jumlah total kasus kanker baru
dan 60% dari jumlah kematian akibat kanker terdapat di negara-negara
kurang-sedang berkembang.
Pada laki-laki, kanker prostat merupakan penyakit kanker terbanyak di
negara-negara maju (643.000 kasus, 20,2% dari total kasus kanker baru), akan
tetapi hanya 5,6% (197.000 kasus) di negara kurang berkembang. Sedangkan
kanker paru (530.000 kasus atau 15.3%), merupakan penyakit kanker yang
terbanyak di negara-negara kurang-sedang berkembang. Pada wanita, jenis
kanker yang terbanyak adalah kanker payudara, yaitu diperkirakan sebesar
715.000 kasus baru di negara maju dan 577.000 di negara kurang-sedang
berkembang (IARC, 2008).

Gambar 1. Jenis Diagnosa Kanker Terbanyak, 2008 (WHO, 2010)


Di wilayah Asia Tenggara, pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 1,6 juta
kasus kanker baru dan 1,1 juta kematian akibat kanker. Angka ini
diproyeksikan meningkat menjadi 2,8 juta kasus kanker baru dan 1,9 juta
kasus meninggal. Pada laki-laki, diperkirakan terdapat 758.000 kasus kanker
baru dengan jenis kanker terbanyak adalah kanker paru, diikuti dengan kanker
mulut, kanker faring, kanker esofagus, kanker lambung, kanker kolorektal,
kanker hati dan kanker laring. Sedangkan para perempuan diperkirakan
terhadap 831.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker terbanyak adalah
kanker serviks dan payudara. Perbedaan jenis kanker ini menyebabkan
jumlah kematian kanker yang lebih tinggi pada pria (557.000 kematian)
daripada wanita (515,000 kematian) (IARC, 2008).

Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka


prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk
(Kementerian Kesehatan, 2007). Kanker sebagai penyebab kematian
menempati urutan ke tujuh (5,7% dari seluruh penyebab kematian) setelah
kematian akibat stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes
melitus. Data dari WHO (2010) menunjukkan bahwa pada laki-laki, jenis
kanker yang terbanyak di Indonesia adalah kanker paru, sedangkan pada
perempuan adalah kanker payudara (lihat Gambar 1). Menurut data rawat
inap rumah sakit, insidensi kanker tertinggi di Indonesia secara umum adalah
kanker payudara sebanyak 8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher
rahim 4.544 kasus (10.3%), kanker hati dan saluran empedu 3.618 kasus
(8,2%), leukemia 3.189 kasus (7,3%), Limphoma Non Hodgkin 2.862 kasus
(6,5%), kanker bronkhus dan paru 2.537 kasus (5,8%), kanker ovarium 2.314
kasus (5,3%), kanker rektosigmiod rektum dan anus 1.861 kasus (4,2%),
kanker kolon 1.635 kasus (3,7%), dan kanker kelenjar getah bening 1.022
kasus (2,3%). (Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia, 2008).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan, prevalensi kanker berdasar
provinsi menunjukkan bahwa ada 5 provinsi yang prevalensi kankernya
melebihi prevalensi kanker nasional (>5.03%), yaitu Provinsi DIY sebesar
9.66%, Provinsi Jawa Tengah sebesar 8.06%, Provinsi DKI Jakarta sebesar
7.44%, Provinsi Banten sebesar 6.35%, dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar
5.76%. Kemudian jika berdasarkan odds ratio dari 12 jenis tumor ada diteliti
menunjukkan bahwa tumor ovarium dan servix uteri mempunyai prevalensi
sebesar 19.3% dengan 95% CI 17.8 – 20.9, sedangkan odds ratio yang
terendah adalah tumor saluran pernafasan yang mempunyai prevalensi 0.6%
dengan 95% CI 0.4 – 0.9. (Oemiati,R.dkk, 2011)
C. Faktor Penyebab Kanker
Sampai saat ini, penyebab kanker belum diketahui pasti. Ada banyak
faktor penyebab yang dapat menimbulkan kanker pada bintang percobaan.
Namun, hal ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan pada manusia, walaupun
patut mendapat perhatian. Gaya hidup modern dewasa ini juga dapat
meningkatkan resiko pertumbuhan kanker. Misalnya saja kebiasaan merokok,
konsumsi minuman keras yang berlebihan, banyak makan makanan yang
berlemak, dan berganti-ganti pasangan seksual. Karsinogen secara umum
dapat diartikan sebagai penyebab yang dapat merangsang pertumbuhan kanker
(Dalimartha, S. 2004).

Faktor Penyebab Kanker antara lain :


1. Umur
Kebanyakan kanker menyerang orang yang berumur di atas 60 tahun.
Tetapi tidak sedikit orang yang jauh lebih muda, bahkan anak-anak di
bawah umur lima tahun, yang juga terkena kanker.
2. Tembakau
Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun
perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker pita suara,
kanker mulut, tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut,
pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering
menghirup aroma tembakau pun dapat menyebabkan kanker, dan
mengunyah/menghisapnya (misal dalam bentuk susur –Jw) dapat
menyebabkan kanker mulut.
3. Sinar Matahari
Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang,
yang banyak mengandung ultraviolet, dapat menyebabkan kanker kulit.
Gunakan payung, topi lebar, dan pakaian yang sebanyak mungkin
menutup tubuh untuk melindungi diri dari sinar ultraviolet. Kulit yang
tidak terlindungi, sebaiknya diolesi dengan sunscreen yang mengandung
sun protection factor (SPF) paling sedikit 15.Sinar ultraviolet dapat
menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air,
salju, dan es. Perlu diingat, bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak
dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker.
4. Zat-zat Kimia
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan/minuman modern
yang dapat menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna
buatan, pemanis buatan, perasa buatan. Padahal, hampir semua
makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual di warung/restoran
mengandung zat-zat tambahan tersebut. Tetapi makanan yang disiapkan di
rumah pun belum tentu bebas resiko kanker. Karena kebanyakan sayur-
sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk buatan
dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan
minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker. Begitu juga air
yang terpolusi deterjen maupun limbah-limbah kimiawi lainnya(walaupun
telah dijernihkan).Zat-zat kimia lain penyebab kanker dapat masuk ke
tubuh manusia melalui udara, misal bensin, asbes, kadmium, nikel, vinil
klorida, dan sebagainya.
5. Infeksi Virus dan Bakteri
Beberapa jenis virus dan kuman dapat meningkatkan resiko kanker,
antara lain:
a. Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker
leher rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain.
Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati.
Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan
resiko limfoma dan leukemia. Virus human immunodeficiency (HIV)
yang dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma
dan Kaposi’s sarcoma.
b. Virus Epstein-Barr meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma.
Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s
sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga
dapat menimbulkan kanker disepanjang saluran pencernaan.
6. Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak
Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan garam diduga dapat
meningkatkan resiko kanker usus, rektum, dan kanker lain di daerah perut.
Sebaliknya banyak mengkonsumsi sayur dan buah dapat mengurangi
resiko kanker di sepanjang saluran pencernaan. Kegemukan dan kurang
gerak dapat memicu timbulnya kanker payudara, endometrium, ginjal,
usus besar, dan kerongkongan. Untuk mencegahnya, setiap hari
berolahragalah setidaknya selama 30 menit.
7. Alkohol
Konsumsi alkohol dapat memicu kanker mulut, tenggorokan,
kerongkongan, pita suara, liver, dan payudara.
8. Hormon
Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan
kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara.
Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker
endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara.
Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB
maupun terapi sulih hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka
panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium,
tetapi meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker liver.
9. Riwayat Keluarga

Faktor-faktor pemicu di atas baru akan menimbulkan kanker kalau


berhasil membuat sebuah gen dalam inti sel berubah (bermutasi). Jika
sistem kekebalan tubuh tidak mampu memperbaiki atau menghancurkan
gen yang mengalami mutasi ini, gen tersebut membuat sel normal berubah
menjadi sel ganas, yang seterusnya berkembang menjadi kanker.
Adakalanya gen pembawa sifat ini kemudian diturunkan kepada anak,
yang membuat anak tersebut memiliki gen yang tidak normal. Sekalipun
demikian gen tidak normal ini belum tentu berkembang menjadi kanker,
karena masih tergantung pada ada-tidaknya pemicu-pemicu lain dan kuat-
tidaknya daya tahan tubuhnya. Lagipula tidak semua jenis kanker
diturunkan. Hanya kanker jenis tertentu yang memiliki kecenderungan
diturunkan, yakni melanoma (kanker kulit), payudara, kandungan, prostat,
dan usus besar (Dalamartha,S. 2004).

D. Gejala Kanker
Pada stadium dini, kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa
sakit. Biasanya penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker
ketika sudah timbul rasa sakit, padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah
memasuki stadium lebih lanjut. Pengenalan gejala kanker harus dilakukan
sedini mungkin, meskipun tidak ada rasa gangguan atau rasa sakit. Dengan
mengetahui serangan kanker yang masih dalam stadium dini angka
kesembuhan semakin besar. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan sendiri
dengan cara WASPADA yang merupakan kependekan dari istilah-istilah
sebagai berikut:
W=Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan dan terganggu.
A= Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S= Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P= Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A= Andeng-andeng/ tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan gatal.
D= Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang
tubuh.(Mangan, 2009).
Pencegahan Kanker
Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah
dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor risiko terserang
kanker. Berikut beberapa cara pencegahan kanker secara dini :
1. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan
pewarna dan bahan pengawet, serta makanlah makanan dengan gizi
seimbang.
2. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri
sendiri, atau berganti-ganti pasangan.
3. Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
4. Hindari stress dan konflik yang berkepanjangan.
5. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan.
6. Periksakan kesehatan secara berkala.
7. Minumlah air murni yang sudah melaui proses penyaringan misalnya
proses penyaringan reverse osmosis (RO).
8. Hindari terapi hormon sintesis.
9. Hindari penggunaan hormone sintesis saat KB dalam jangka waktu lama.
10. Rutin mengonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks, dan suplemen yang
bersifat antioksidan, peningkat daya tahan tubuh, dan pembuang racun.
Misalnya, rutin mengonsumsi klorofil (Mangan, 2009).
E. Dampak Kanker
Dampak kanker menurut Dalimartha, S (2004), diantaranya :
a. Akibat pertumbuhan tumor ganas yang infasif
Pertumbuhan sel kanker dapat menekan (kompresi) organ-organ tubuh
disekitarnya sehingga menyebabkan luka (erosi), bahkan luka tembus
(perforasi) berbagai organ. Bila yang diinvasi organ vital, seperti otak,
saluran nafas (bronkus), sumsum tulang belakang (Medula spinalis), usus
dan saluran empedu, luka tersebut akan menimbulkan komplikasi gawat
yang memerlukan tindakan segera.
Akibat erosi dan perforasi dapat terjadi pendarahan. Kadang timbul
saluran (fistula) yang menghubungkan poros usus dengan kandung
kencing (Fistula rektovesika urinaria). Akibat lain dari ifasi tumor antara
lain rasa nyeri atau adanya gangguan fungsi kelenjar yang menyebabkan
penyakit seperti : diabetes, insipidus dan penyakit addison.
b. Akibat tidak langsung dari kanker
Secara tidak langsung, kanker menyebabkan banyak gangguan, seperti
timbul demam, berat badan turun, tidak nafsu makan, kurang darah
(anemia), rasa lemas, maupun daya tahan tubuh menurun. Dalam keadaan
tersebut, seseorang akan mudah terserang penyakit infeksi, mengalami
kenaikan kadar kalsium dan asam urat, rematik, serta berbagai keluhan
lainnya. Kanker juga mempengaruhi metabolisme tubuh. Beberapa jenis
tumor memproduksi hormon yang dapat menyebabkan turunnya kadar
glukosa darah (hipoglikemia). Penderita kanker juga kurang mampu
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sel kanker pun ternyata ikut
mengkonsumsi kalori dan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.
c. Akibat pengobatan kanker
Pengobatan dengan sitostatika bisa menimbulkan demam hingga
menggigil, selain itu dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
sumsum tulang sehingga jumlah sel darah putih menurun atau lekopenia.
Dalam keadaan ini dapat menyebabkan turunnya daya tahan tubuh
disamping itu juga terjadi penurunan jumlah trombosit yang menyebabkan
timbulnya pendarahan apalagi bila disertai erosi saluran pencernaan. Pada
saluran pencernaan hal itu bisa menimbulkan diare, gastritis, sariawan,
ulkus lambung, ataupun ileus. Melemahnya otot jantung akan
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa darah, komplokasi lain
yang dapat terjadi adalah terbentuknya jaringan ikat atau pibrosis di paru-
paru dan hati, kerusakan ginjal, hiperpigmentasi, rambut rontok, rasa
kesemutan, pendarahan rahim, kecing berdarah dan sebagainya.
Komplikasi-komplikasi tersebut tergantung jenis obat sitostatika yang
diberikan. Pengobatan dengan penyinaran bisa menimbulkan berbagai
macam komplikasi tergantung pada letak penyinaran tersebut. Penyinaran
dibagian leher dapat menyebabkan rasa kering di mulut, timbulnya
sariawan, rasa kaku dileher akibat timbulnya fibrosis, mual, dan kadang
muntah. Penyinaran pada saluran cerna dapat menimbulkan nyeri perut,
tidak nafsu makan, dan kehilangan berat badan. Penyinaran pada kanker
serviks dapat menimbulkan gangguan pada kandung kemih, rektum, atau
radang kronis disekitar panggul.
Operasi pun dapat menimbulkan komplikasi, komplikasi operasi
radikal pada kanker serviks seperti pendarahan, trauma ureter, vesika
urinaria, usus dan saraf, atau timbulnya fistula uretero-vagina, edema kaki,
atonia vesika urinaria, dan sebagainya.

F. Peran Zat Gizi pada Penyakit Kanker


1. Efek Nutrisi yang dapat menunjang terjadinya Kanker
Salah satu zat gizi yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kanker
adalah Lemak. Konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker. Hal ini disebabkan lemak bersifat Cancer Promoting.
Adanya lemak dalam tubuh membuat zat yang bersifat karsinogenik, zat
yang membentuk terjadinya kanker, berkembang.
Beberapa cara zat gizi lemak menjadi penunjangtimbulnya kanker,
diantaranya adalah :
a. Sebagai penyebab: tubuh mengeluarkan hormon tertentu secara
berlebihan, diantaranya sekresi herman esterogen yang berlebih
menunjang tumbuhnya kanker payudara.
b. Sebagai penyebab: sekresi cairan empedu yang berlebih menuju usus
yang selanjutnya oleh mikroorganisma di kolon di ubah menjadi zat
karsinogenik.
Asam lemak Poliunsaturated ( PUFA) yang mengalami proses
hidrogenasi akan membentuk asam lemak Trans (Trans - fatty acid)
yang cenderung menunjang timbulnya kanker danmerangsang
pembentukan kolesterol.
Konsumsi alkohol dan merokok secaraberlebihan dapat
menimbulkan kanker di daerahkepala dan leher. Konsumsi alkohol
berlebihandapat menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, dan
kanker hati (Kusumawardani, N. 1996).
2. Faktor Intake Nutrisi Berlebihan Yang Mempunyai Risiko Tinggi
Terjadinya Kanker :
a. Kancer oral : alkohol, tembakau, rendan beta caroten, rendah vitamin E
b. Kanker Payudara dan Prostat: tinggi lemak, tinggi kalori, rendah omega
3
c. Kanker Saluran Pencernaan: Nitrosamin, alkohol, asam amino
pyrosalates pada daging dan ikan yang dipanggang, rendah karoten,
rendah vitamin C , dan vitamin E
d. Kanker Hati : Aflatoksin
e. Kanker Saluran Pernafasan : Merokok, alkohol, rendah vitamin C dan
vitamin E.
f. Kanker Cervical : Rendah vitamin C, vitamin E dan Beta karotin
g. Kanker Ovarium : Makanan berlemak, digoreng, dan telur
h. Kanker Kolorektal : Tinggi protein hewani, alkohol, tinggi kalori,
rendah vitamin C dan vitamin D, rendah kalsium, rendah konsumsi
karotin dan serat
i. Melanoma : Rendah vitamin B6 dan karotinoid
j. Carcinogen alami : Radiasi ultra violet, obat celup, zat kimiawi (asap,
penambangan), virus, nitrosamin, aflatoxin, saffrole (Kusumawardani,
N. 1996).
3. Efek Pengobatan Kanker Terhadap Masukan Zat gizi
Pengobatan yang dilakukan pada penderita kanker umumnya adalah
melalui terapi radiasi, operasi, dan kemoterapi. Pengobatan tersebut
mempunyai efek menghambat masukan zat-zat gizi yang penting bagi
tubuh. Pada pasien kanker dalam kurun waktu tertentu akan mengalami
penurunan status gizi atau akan mengalami Cachexia, yang mana pasien
menjadi sangat kurus, lemah,dan kurang gizi.
Pengobatan dengan radiasi pada pasien kanker dapat menimbulkan
berbagai efek pada saluran pencernaan. Bagian kepala, leher, thorax,
esophagus, dan abdomen yang terkena radiasi dapat menimbulkan
berbagai gangguan pada saluran pencernaan, seperti mulut kering, radang
tenggorokan, kerusakan gigi, dan gusi, serta gangguan indra perasa dan
penciuman. Radiasi pada thorax dapat menimbulkan dysphagia (gangguan
menelan), dan bila di daerah abdomen dapat menyebabkan terjadinya
malabsorbsi zat-zat gizi, gastritis, nausea, vomiting, diare, yang
selanjutnya dapat merusak bagian lain di saluran pencernaan..
Pengobatan kanker dengan kemoterapi, efeknya tidak hanya
berdampak pada tubuh yang terkena kanker saja tetapi dapat
mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Sel-sel tubuh yang
semula normal dapat menjadi rusak. Apabila kerusakan telah mencapai
saluran gastrointestinal maka akan terjadi diare, konstipasi, dan
malabsorbsi. Meskipun demikian efek pada salurang astrointestinal ini
hanya berlangsung sementara. Setelah beberapa hari akan tumbuh sel-sel
barudan selanjutnya fungsi saluran gastrointestinal pundapat normal
kembali. Gangguan lain yang dapat timbul adalah ganguan indra perasa,
nausea, vomiting, water retention, dan pembengkakan .Setelah, kemoterapi
selesai maka gangguan tersebut akan hilang dan status gizidapat menjadi
lebih baik. Steroid yang digunakansaat kemoterapi memerlukan
pembatasan dalam intake natrium dan karbohidrat karena adanya
penimbunan cairan dan meningkatnya kadar glukosa serum. Efek samping
yang terjadi selama kemoterapi ini membuat pasien kanker sulit untuk
mengkonsumi zat gizi secara optimal. Dengan demikian perlu penanganan
lebih lanjut pada pasien kemoterapi ini agar pasien dapat memperbaiki
status gizinya secara optimal.
Pengobatan kanker dengan operasi dilakukan untuk menghilangkan
tumor atau meringankan gangguan yang menyertainya. Masalah gizi yang
mungkin timbul bergantung dari bagian tubuh mana yang dioperasi dan
prosedur operasi pengangkatan tumor yang dilakukan. Agar dapat
memenuhi kebutuhan gizi secara optimal maka diet yang diberikan harus
selalu dimodifikasi sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien (Stump,
E.S. 1992 ).
4. Penanganan Nutrisi Terhadap Efek Samping Terapi Pengobatan Pasien
Kanker
1) Gigi yang tanggal, pasien di lebih sensitif terhadap temperatur yang
ekstrim (terlalu panas atau dingin), dan rasa manis. Makanan
sebaiknya dalam kondisi hangat (suhu ruang).
2) Xerotomia, mulut kering karena atrofi membran mukus, menyebabkan
kesulitan dalam menelan dan mengunyah dapat menggunakan
pengganti kelenjar ludah, lip balm, permen rendah kalori, saus/gravie.
Meningkatkan intake cairan, makanan yang halus dan berkuah (soup,
semur, dll). Makanan dihidangkan semenarik mungkin, dengan
potongan yang lebih kecil, dapat dibantu dengan diberi sedikit minum
dalam setiap suapan.
3) Untuk pasien yang mengalami masalah gigi hindari gula, makanan
yang manis, diberi sodium flouride 3xsehari. Diperlukan perawatan
disekitar mulut setiap hari.
4) Saliva yang kental dapat memperburuk keadaan karies. Sebaiknya
tidak terlalu sering diberi roti dan makanan berminyak. Makanan
diberikan dalam bentuk halus.
5) Pada pasien kanker dengan gangguan pada mulut dan tenggorokan
(stomatitis, mucoaitis, esophagitis) yang disebabkan oleh local
bleeding , akan sering mengalami rasa sakit pada saluran pencernaan
bagian atas. Makanan yang diberikan sebaiknya dalam bentuk tekstur
dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pasien yaitu dapat
diberikan makanan saring dengan bumbu tidak merangsang dan tajam.
Sebelumnya makan mulut pasien harus dalam keadaan bersih (bilas
dengan air dan NaHCO3). Hindari makanan yang asam dan asin.
Cairan atau minuman diberikan secara teratur dengan bantuan sedotan,
baik makanan dingin ataupun hangat. Makanan diberikan dalam porsi
kecil.
6) Dysgeusia (Mouth Blindness), yaitu penolakan terhadap makanan.
Makanan sebaiknya dihidangkan dengan penampilan, warna, dan
aroma yang semenarik mungkin. Makanan dengan rasa agak asam atau
segar. (contoh : Lemonade / sari buah lemon) dapat membantu p\asien
menstimulasi indra perasa. Hidangkan makanan dengan rasa yang
enak, makanan yang disukai umumnya adalah sayuran segar, makanan
ringan, buah olive/zaitun, acar, dan daging yang dihidangkan bersama
saus.
7) Anoreksia, umumnya umumnya terjadi karena adanya depresi,
perubahan fungsi pancaindra yang disebabkan oleh tumor. Makanan
diberikan dalam porsi kecil dan sering, diupayakan menghidangkan
makanan yang segar, makanan kesukaannya dan menciptakan suasana
makan senyaman mungkin bagi pasien.
8) Pada pasien yang disertai diare, intake serat kasar dibatasi. Laktose
intolance dapat terjadi akibat terapi radiasi dan obat. Kurangi makanan
yang berlemak, tingkatkan intake cairan dan kalium, makanan
dihidangkan dalam suhu ruang atau dingin.
9) Pada pasien yang disertai konstipasi diberikan makanan tinggi serat
dan cairan. Meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, susu, dan
biji-bijian.
10) Makanan dengan temperatur dingin dapat lebih diterima dibandingkan
dengan makanan yang panas. Dapat diberikan : minuman dingin,
makanan berkuah bening, es krim, gelatin, buah semangka, melon,
anggur, ketimun, ataupun kecang asin.
11) Rasa kesepian atau kesendirian dapat mempengaruhi nafsu makan
pasien. Waktu makan sebaiknya selalu bersama-sama atau ditemani.
12) Pada pasien yang mengalami malabsorbsi, dapat diberikan makanan
parenteral sesuai dengan kondisi pasien.
13) Pada pasien dengan kondisi anemia, sebaiknya diberi diet seimbang
dengan protein bernilai biologi tinggi, cukup vitamin B kompleks,
besi, dan vitamin C.
14) Pasien dengan kondisi rasa cepat kenyang sebaiknya diberi minuman
yang berkalori, makanan porsi kecil dan sering.
15) Pada pasien dengan kemoterapi, hindari pemberian makan dan
minuman 2 jam setelah terapi untuk mencegah mual, muntah,
keracunan pada jantung, ginjal, dan paru-paru.
16) Pada pasien dengan radiasi enteritis dapat terjadi diare bila secara
langsung sebelum atau sesudah terapi diberi makan dan minum
(Pemberton, C.M. 1989).
5. Terapi Diet Untuk Penderita Kanker
Diet yang dianjurkan :
1) Tinggi protein : 1,5 – 2,0 gram / BB untuk mengganti kehilangan berat
badan.
2) Tinggi kalori : 25-35 kcal/kg BB dan 40-50 kcal/kg BB untuk
mengganti simpanan dalam tubuh bila pasien berat badan kurang. Bila
terjadi infeksi perlu tambahan kalori sesuai dengan keadaan infeksi.
3) Lemak : 25% NPC
4) Makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari. Diberikan
porsi kecil dan sering. Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai
dengan kondisi pasien. Bila kehilangan berat badan mencapai lebih
dari 20% dapat diberikan Total Parenteral Nutrition (TPN), sesuai
dengan kondisi pasien.
5) Bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks (Vitamin B6,
Asam Pantotenik, Asam Folat,dll), vitamin A dan vitamin C.
6) Syarat terapi diet secara khusus bervariasi sesuai dengan kondisi
pasien dan penyakit penyertanya.
7) Dianjurkan juga untuk memenuhi kebutuhan asam amino Leucine dan
Methionin. Glutamin diperlukan bagi pasien pasca operasi atau radiasi
pada abdomen (Kusumawardani, N. 1996).
6. Peranan zat gizi terhadap kanker
1) Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, tetapi tidak
larut dalam air.vitamin A banyak ditemui pada bahan makanan hewani
seperti daging, ikan, atau ayam. Sementara itu, Pro-Vitamin A (Beta
karoten) didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Karoten yang
dikonsumsi, pada mukosa usus halus diubah menjadi vitamin A.
Vitamin A dapat mencegah timbulnya kanker. Pro vitamin A dapat
berperan sebagai hormon yang mempengaruhi deferensiasi (Pembegian
fungsi) sel dalam proses pematangan sel. Dengan demikian, Vitamin A
dapat mencegah pembentukan sel-sel tumor. Penelitian Epidemiologi
membuktikan bahwa orang yang mempunyai kadar vitamin A tinggi
dalam serum dapat terhindar dari kanker (Mardiah, dkk. 2008).
2) Vitamin C (Asam Askorbat)
Beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin C atau makanan
yang mengandung vitamin C dapat mencegah kanker.Vitamin C
merupakan antioksidan non enzimatik pemecah rantai hidrofilik, juga
merupakan prooksidan, yaitu zat selain berfungsi sebagai antioksidan
dan juga sebagai oksidan yang kurang reaktif. Vitamin C dapat
diberikan per oral maupun intravena. Kebutuhan harian vitamin C
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelompok resiko tinggi.
Berdasarkan Recommended Dietary Allowance (RDA), seorang pria
rata-rata membutuhkan vitamin C 90 mg/hari sedangkan perempuan 75
mg/hari dengan dosisi maksimal 2000 mg/hari.
Peranan Vitamin C pada Sel :
a. Mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif
Sel-sel tubuh yang mengalami stress oksidatif akan
menimbulkan pembentukan radical oxigen species (ROS). Adanya
ROS akan menimbulkan dampak perubahan pada molekul seluler,
bentuk dan ketahanan hidup sel. Perubahan juga terjadi pada DNA,
membran sel berupa peroksidasi dari PUFA dan produksi sitokin
yang berperan dalam proses inflamasi. Vitamin C mampu
mengikat ROS sehingga perubahan tersebut tidak terjadi,
mengakibatkan kematian sel-sel normal dapat dicegah.
b. Menginduksi Apoptosis Sel Kanker
Salah satu mekanisme tubuh mengatasi kelainan di tingkat sel
agar tubuh tetap dalam keadaan homeostatis adalah dengan
mematikan sel sendiri secara otomatis yang disebut sebagai
apoptosis. Mekanisme ini berbeda dengan kematian sel nekrosis.
Defisiensi vitamin C akibat kurangnya asupan makanan sering
terjadi pada penderita kanker. Penelitian yang pernah dilakukan
adalah rendahnya kadar vitamin C penderita keganasan di dalam
serum (<11µmol/L) dan rendahnya angka survival pada penderita
tersebut (Kusumawardani,N.1996).
3) Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang paling banyak di alam, zat
penyapu radikal bebas dan bersifat lipofilik. Vitamin E berfungsi
sebagai pelindung terhadap peroksida lipid dengan menyumbangkan
hidrogen ke dalam reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan
oleh peroksida, memutus reaksi berantai dan membatasi kerusakan.
Kebutuhan vitamin E berdasarkan Recommended Dietary Allowance
(RDA) laki-laki dan perempuan rata-rata membutuhkan vitamin E
sebanyak 15 mg (22,4 IU). Pasien kanker membutuhkan vitamin E
hingga 400 mg/hari untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam
melawan radikal bebas. Dosisi maksimal yang bisa ditoleransi adalah
1000 mg/hari (Kusumawardani,N.1996).
4) Mineral
Mineral yang berhubungan dengan sel imun adalah zinc. Zinc
dapat membantu tubuh menghasilkan antibodi dan menstabilkan
membran sel. Selain itu mineral-mineral lain yang tidak kalah penting
dalam membangun sistem imun adalah selenium yang berperan dalam
proses detoksifikasi (pengeluaran racun dari dalam tubuh) (Mardiah,
dkk. 2008).
5) Serat
Serat yang terdapat dalam pangan dapat mengurangi resiko kanker.
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat yang baik. Serat
menyerap cairan dan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan,
karena itu serat menyebabkan volum tinja besar dan mudah
dikeluarkan. Volum tinja yang besar ini mempermudah gerak peristaltik
usus besar, sehingga kotoran tidak lama berada dalam perut melainkan
cepat dikeluarkan. Karena tinja cepat dikeluarkan maka zat-zat
karsinogenik yang mungkin terbawa bersama makanan tidak
mempunyai cukup waktu untuk bekerja dalam tubuh kita. Sebaliknya
pada orang yang mengkonsumsi sedikit serat, volum tinja akan kecil
dan mengeras sulit didorong oleh gerak peristaltik usus sehingga waktu
berada dalam perut lebih lama dan zat-zat karsinogenik mempunyai
cukup waktu untuk menetrasi tubuh kita. Peran serat makanan atau
dietary fiber secara umum dalam memacu pertumbuhan bakteri asam
laktat (lactobacillus) yang mempunyai sifat metabolik seperti
bifidobakteria dalam menghasilkan asam lemak rantai pendek dan
perbaikan imun (Mardiah, dkk. 2008).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal.
2. Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka
prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk
(Kementerian Kesehatan, 2007). Kanker sebagai penyebab kematian
menempati urutan ke tujuh (5,7% dari seluruh penyebab kematian) setelah
kematian akibat stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan
diabetes melitus.
3. Faktor penyebab kanker :
a. Umur
b. Tembakau
c. Sinar Matahari
d. Zat-Zat Kimia
e. Infeksi Virus dan Bakteri
f. Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak
g. Alkohol
h. Hormon
i. Riwayat Keluarga
4. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan dengan cara WASPADA yang
merupakan kependekan dari istilah-istilah sebagai berikut:
W = Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau
terganggu.
A = Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S = Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P = Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A = Andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar
dan gatal.
D = Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh.
5. Dampak Kanker yaitu Pertumbuhan sel kanker dapat menekan (kompresi)
organ-organ tubuh disekitarnya sehingga menyebabkan luka (erosi),
bahkan luka tembus (perforasi) berbagai organ. Secara tidak langsung,
kanker menyebabkan banyak gangguan, seperti timbul demam, berat
badan turun, tidak nafsu makan, kurang darah (anemia), rasa lemas,
maupun daya tahan tubuh menurun. Pengobatan dengan sitostatika bisa
menimbulkan demam hingga menggigil, selain itu dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pada sumsum tulang sehingga jumlah sel darah putih
menurun atau lekopenia.Pengobatan dengan penyinaran bisa
menimbulkan berbagai macam komplikasi tergantung pada letak
penyinaran tersebut.
6. Peran zat gizi untuk kanker
a. Vitamin A : Mencegah pembentukan sel-sel tumor
b. Vitamin C : Mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif ,
Menginduksi Apoptosis Sel Kanker
c. Vitamin E : Untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan
radikal bebas.
d. Mineral : Zinc dapat membantu tubuh menghasilkan antibodi dan
menstabilkan membran sel, Selenium yang berperan dalam proses
detoksifikasi
e. Serat : Serat yang terdapat dalam pangan dapat mengurangi resiko
kanker
B. Saran
Setelah memaparkan makalah tentang kanker ini kami berharap
pembaca dapat mengantisipasi kanker dengan mengubah pola hidup yang
kurang baik dan mengubah menjadi pola hidup yang lebih baik lagi serta
meperhatikan pola konsumsi makanan untuk mengurangi prevalensi
penyakit kanker di Indonesia demi kesehatan bersama.
DAFTAR PUTAKA

Corwin, Elizabeth. 2007. Buku saku Patofisiologi, Ed.3. EGC : Jakarta

Dalimartha,S.2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker.PT


Penebar Swadaya, anggota Ikapi : Depok

Hartono, Andri. 2004. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Ed.2. EGC. Jakarta

IARC .2008. Current status and future directions of breast and cervical
cancer prevention and early detection in Belarus.WHO Press : France

Kusumawardani, Nunik.1996.E-Journal Pusat Penelitian Penyakit Tidak


Menular, Badan Litbangkes. Penanganan Nutrisi Pada Penderita Kanker.
Vol.VI.No.64. Media Litbangkes : Jakarta

Lumungga. 2009. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?. USU


Press. Medan.

Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. PT Agromedia Pustaka.


Jakarta.

Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. PT


Agromedia Pustaka : Jakarta

Mardiah ; Zakaria,F.R; Asydhad, L.A . 2008. Makanan Anti Kanker. Kawan


Pustaka : Jakarta

Oemiati,R; Ekowati Rahajeng; Antonius Yudi Kristianto.2011.Prevalensi


tumor dan beberapa faktor yang mempengaruhinya di Indonesia.Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Jakarta

Pemberton, C.M. 1988. Mayo Clinical Diet Manual A Handbook of Dietary


Practice. Decker Inc : USA

Stump Eacot, S.1992.Nutrition and Diagnosis. Lea and Febiger : USA

Sudiman,H. 1991. Faktor Gizi Pada Penyakit Kanker. http://www.kalbe.co.id/


Diakses tanggal 14 Desember 2018 Pukul : 17:00 wib.

WHO.2010. World Cancer Report .WHO Press : France

Anda mungkin juga menyukai