Anda di halaman 1dari 10

Nama: Faldy Ilman Fariski

NPM: 1706104382
Tugas: Tugas 1 Perancangan Alat Proses

1. Metode Fabrikasi
a. Fusion Welding
Fusion welding adalah merupakan pelelehan bersama dan penyatuan
material oleh panas. Logam pengisi (filler metal) ditambahkan ke area
lasan selama proses las berlangsung. Fusion welding ini dibuat tanpa
memerlukan filler metal karena filler metalnya secara otomatis timbul saat
proses las. Proses pengelasan lebur (fusion welding) menggunakan panas
untuk mencairkan logam induk, beberapa operasi menggunakan logam
pengisi dan yang lain tanpa logam pengisi.
1) Pengelasan Busur (Arc Welding, AW)
Arc welding adalah proses pengelasan yang digunakan untuk
menyambungkan logam dengan logam dengan menggunakan energi
listrik yang cukup panas untuk melelehkan logam. Jenis pengelasan ini
menggunakan power supply pada mesin las untuk menciptakan busur
listrik antara sebuah elektroda dan dasar materi untuk melelehkan
logam pada titik las.
2) Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW)
Las resistansi listrik, atau electric resistance welding (ERW) adalah
suatu metode pengelasan logam yang menggunkan prinsip tahanan
listrik sebagai sumber panasnya. Pada pengelesan ini, permukaan yang
akan disambung ditekan satu sama lainnya dan saat bersamaan arus
listrik dialirkan. Ketika kedua permukaan bersentuhan, muncul
hambatan saat arus listrik dialirkan dan kedua permukaan menjadi
panas dan kemudian mencair.
3) Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW)
Oxyfuel gas welding atau disebut juga las oksigen adalah proses
pengelasan manual dengan menggunakan panas yang berasal dari api
gas. Penyambungan dilakukan dengan melelehkan sambungan,
sehingga terjadi fusi pada logam sambungan tersebut. Dalam
pengelasan ini sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran gas
dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang
dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Gas yang lazim
digunakan adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen. Dari ketiga gas ini
yang paling sering dipakai adalah gas asetilen, sehingga las gas
diartikan sebagai las oksi-asetilen.
4) Electron Beam Welding
Electron beam welding (EBW) adalah proses pengelasan di mana
panas untuk mengelas dihasilkan dari electron berintensitas tinggi yang
difokuskan dan diarahkan pada benda kerja. Elctron beam gun bekerja
pada tegangan tinggi untuk mengakselerasikan electron dan
menggunakan arus beam yang rendah. Energi kinetik elektron diubah
menjadi panas karena mereka bertemu dengan benda kerja. Proses ini
membutuhkan peralatan khusus untuk fokus berkas pada benda kerja,
biasanya dalam ruang hampa. Semakin tinggi vakum, semakin dalam
penetrasi berkas, dan semakin besar rasio kedalaman dan lebar,
sehingga metode disebut EBW-HV (untuk high vacuum) dan EBW-
MV (untuk medium vacuum). Pengelasan beberapa bahan juga dapat
dilakukan oleh EBW-NV (untuk no vacuum).

5) Laser Beam Welding


Laser Beam Welding (LBW) masih menggunakan sinar laser daya
tinggi sebagai sumber panas, untuk menghasilkan fusi lasan. Karena
berkas dapat difokuskan ke wilayah yang sangat kecil, memiliki
kepadatan energi yang tinggi dan kemampuan penetrasi yang
mendalam. Berkas dapat langsung, berbentuk, dan terfokus tepat pada
benda kerja. Mirip dengan electron beam welding, laser beam welding
menghasilkan las berkualitas baik, memiliki penetrasi yang baik, dan
menghasilkan heat-affected zone yang sempit. Selain memiliki
kelebihan yang sama dengan electron beam welding, laser beam
welding memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh electron
beam welding. Kelebihan laser beam welding tersebut antara lain:
tidak memerlukan ruang hampa, tidak memancarkan x-ray, dan dapat
difokuskan serta diarahkan dengan lensa optik dan cermin.

b. Casting
Casting adalah proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan
cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir
produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan
yang memiliki rongga cetak (cavity)sesuai dengan bentuk atau desain yang
diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi,
cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder.

c. Forging
Forging merupakan suatu proses deformasi di mana benda kerja ditekan di
antara dua die (cetakan). Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut
atau tekanan berangsur-angsur (perlahan). Proses penekanan tersebut akan
menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
d. Machining
Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi
dalam tiga kelompok dasar, yaitu: proses pemotongan dengan mesin pres,
proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses
pemotongan non konvensional. Proses pemotongan dengan menggunakan
mesin pres meliputi pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan
penarikan (drawing, elongating). Proses pemotongan konvensional dengan
mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling), dan
sekrap (shaping). Proses pemotongan non konvensional contohnya dengan
mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan wire cutting. Proses
pemotongan logam ini biasanya disebut proses pemesinan, yang dilakukan
dengan cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi
beram (chips), sehingga terbentuk benda kerja. Dari semua prinsip
pemotongan di atas akan dibahas tentang proses pemesinan dengan
menggunakan mesin perkakas. Proses pemesinan adalah Proses yang
paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu produk jadi yang
berbahan baku logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari seluruh
proses pembuatan komponen mesin yang komplit dilakukan dengan proses
pemesinan.

e. Brazing
Brazing adalah penyambungan dua buah material logam atau lebih, baik
itu logam sejenis maupun tidak sejenis dengan menggunakan bahan
tambah (filler) yang titik jenuhnya lebih rendah dibanding dengan titik cair
logam yang akan disambung dengan menggunakan temperature yang
rendah, pada proses brazing ini biasanya menggunakan api yang berasal
dari karbid acetylene atau gas propana. Proses brazing mencakup suhu
350°C-1190°C / 880°F-2175°F. Proses brazing merupakan teknologi las
yang banyak digunakan dalam industri untuk penyambungan material
yang berbentuk pipa, lembaran atau pelat.

f. Soldering
Soldering adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan
melumerkan dan mengalirkan filler metal (logam pengisi) diantara sendi
sambungan, dimana filler metal memiliki titik lumer yang lebih rendah
dari pada logam yang akan disambung. Logam yang akan disambung tidak
ikut meleleh pada proses soldering. Titik lumer filler metal pada soft
soldering berada dibawah temperatur 400°C, sedangkan titik lumer filler
metal pada hard soldering berkisar 450°C. Filler metal yang digunakan
pada soft soldering merupakan paduan timah sedangkan pada hard
soldering paduan timah dengan tembaga (40% tembaga) Hard soldering
sering disebut juga silver soldering atau silver brazing. Hasil sambungan
dari hard soldering lebih kuat dan lebih baik dibandingkan soft soldering.

g. Sheet-metal forming

Berbeda sekali dengan proses pengecoran – dimana harus ada proses


pencairan logam, penuangan pembekuan di dalam rongga cetakan –
maka pada proses pembentukan logam (metal forming) logam dibentuk
dengan cara ditekan (pressure) sampai terjadi bentuk yang
dikehendaki. Selain untuk pembentukan logam, proses ini juga bisa
dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dari logam atau
kedua-duanya. Proses pembentukkan dalam hal ini bisa dilaksanakan
secara panas (hot working) atau secara dingin (cold working).
Pembentukan logam masuk dalam sebuah kelompok besar dari proses-
proses manufaktur. Pembentukan logam menggunakan deformasi
plastis untuk mengubah bentuk benda kerja. Deformasi atau perubahan
bentuk dihasilkan dari penggunaan tool yang biasanya
disebut die. Die tersebut memberikan tegangan yang melebihi
kekuatan yield logam (plastis). Logam selanjutnya berubah bentuk
menjadi bentuk yang sesuai dengan geometri die.

2. Tipe- tipe Sambungan Las


 Butt Joint
Butt joint adalah dua potong bahan yang disatukan dengan hanya
menempatkan mereka bersama tanpa ada bentuk khusus. Nama 'butt
joint' berasal dari cara bahan tersebut disatukan. Sambungan butt joint
adalah jenis sambungan tumpul, dalam aplikasinya jenis sambungan
ini terdapat berbagai macam jenis kampuh atau groove yaitu V groove
(kampuh V), single bevel, J groove, U Groove, Square Groove. Pada
butt joint, pengelasan dilakukan pada bagian ujung dengan ujung dari
plat. Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya
kurang dari 3 mm. Sedangkan untuk plat dengan ketebalan plat (5-
12.5) mm bentuk ujung yang disarankan adalah tipe V atau U.
Sambungan jenis ini cukup kuat hasilnya, tetapi tidak direkomendasi
untuk penggunaan sambungan yang akan mengalami kelelahan
ataupun menerima pengaruh beban yang besar.
 Lap Joint
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau
seam. Karena materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga sering
digunakan untuk aplikasi pada bagian body kereta dan cenderung
untuk plat plat tipis. Jika menggunakan proses las SMAW, GMAW
atau FCAW pengelasannya sama dengan sambungan fillet.

 Tee Joint
T Joint adalah jenis sambungan yang berbentuk seperti huruf T, tipe
sambungan ini banyak diaplikasikan untuk pembutan kontruksi atap,
konveyor dan jenis konstruksi lainnya. Untuk tipe groove juga
terkadang digunakan untuk sambungan fillet adalah double bevel,
namun hal tersebut sangat jarang kecuali pelat atau materialnya sangat
tebal. Berikut ini gambar sambungan T pada pengelasan.
Tee joint mengacu pada titik dilas dari dua bahan logam yang
bergabung dalam bidang yang sama pada sudut kombinasi 180 °
dengan sudut 90 ° di kedua sisi, membentuk huruf "T".

Tee joint yang dilas sering rentan terhadap porositas berlebih,


peningkatan penjebakan kelembaban, retakan dan korosi celah karena
geometri kontainman yang dihasilkan oleh derajat pembentukannya.

 Edge Joint
Sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung
sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang
sejajar tersebut. Sambungan tekuk umumnya tidak struktural tetapi
paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada
bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment)
awal. Merupakan sambungan las yang dibentuk bila sisi dua anggota
sambungan akan disambung. Sisi yang dilas selalu dalam bentuk
sejajar satu sama lain. Jenis pengelasan ini sering dipakai dalam
menyambung struktur penopang dan struktur baja yang pendek.

3. Plastic Instability

Perubahan bentuk permanen akibat beban gaya. Tekanan gaya harus


dibatasi pada nilai yang diperbolehkan untuk menghindari ketidakstabilan
plastis objek. Biasanya tensile test digunakan sebagai dasar menentukan
tekanan yang diizinkan.
a. Hubungan Tegangan-Regangan (Strees-Strain)
Hubungan tegangan-regangan dapat digambarkan pada sebuah kurva.
dari kurva tersebut dapat ditentukan tekanan maksimum peralatan agar
masih berada dalam batas elastisitas materialnya agar tidak terjadi
perubahan bentuk yang terjadi karena melewati yield point.

b. Allowable Stress
Ditentukan oleh beberapa factor yaitu:
1. Akurasi dimana load dapat dihitung
2. Besar tekanan dari load
3. Kehomogenan material
4. Bahaya jika terjadi kegagalan
5. Fatique
6. Korosi

4. Welding Standard
a. ASME Code Welding Qualification
ASME Code Welding adalah acuan spesifikasi pada saat proses
pembuatan sebuah alat. ASME merupakan acuan spesifikasi yang lebih
valid, karena sudah terbukti mampu menghasilkan peralatan dengan
spesifikasi yang tepat untuk keperluan tertentu. Bagian pengelasan pada
ASME terdapat pada section IX. Di dalamnya membahas persyaratan yang
dibutuhkan seorang tukan las, brazer (pematri), dan operator pengelasan
dalam proses fabrikasi sebuah vessel, sehingga vessel yang dihasilkan
sesuai juga dengan kriteria perpipaan yang terdapat pada B&PV Code dan
ASME B31.
Terdapat beberapa tahapan dasar untuk memverifikasi dan mengecek
prosedur pengelasan dan kinerja dari seorang tukang las :

 WPS (Welding Procedure Specification)


Di dalam WPS terdapat persyaratan minimum dan ditentukan oleh
kode-kode yang terkandung di dalamnya.WPS menyediakan
panduan untuk pengelasan dengan menentukan rentang untuk
setiap variable yang terlibat.
 PQR (Procedure Qualification Record)
Langkah kedua adalah memverifikasi hasil dari WPS. Pengujian
WPS dapat dilakukan dengan melakukan welding procedure
qualification test coupons.
 WPQ (Welder Performance Qualification)
Ketiga merupakan pengecekan performa tukang las dengan cara
welding performance qualification test coupons. Variabel hasil
pengecekan harus dicatat kembali untuk menjadi catatan
kualifikasi kinerja tukang las.
b. ASA Code for Pressure Piping (ASME B31)
ASME B31 diaplikasikan pada sistem perpipaan dan tubing. Kode-
kode di dalam ASME B31 menggambarkan fungsi, kompatibilitas material
dengan fluida dan lingkungan(perlindungan erosi/korosi, radiasi, dll), tata
letak, kemudahan servis, pelacakan uap, dan sebagainya. Berikut ini
merupakan kode dan aplikasinya yang terdapat pada ASME B31 :

 B31.1 - 2012 - Power Piping


 B31.2 - 1968 - Fuel Gas Piping
 B31.3 - 2012 - Process Piping
 B31.4 - 2012 - Pipeline Transportation Systems for Liquid
Hydrocarbons and Other Liquids
 B31.5 - 2013 - Refrigeration Piping and Heat Transfer
Components
 B31.8 - 2012 - Gas Transmission and Distribution Piping Systems
 B31.8S - 2012 - Managing System Integrity of Gas Pipelines
 B31.9 - 2011 - Building Services Piping
 B31.11 - 2002 - Slurry Transportation Piping Systems
 B31.12 - 2011 - Hydrogen Piping and Pipelines
 B31G - 2009 - Manual for Determining Remaining Strength of
Corroded Pipelines
c. Standard Qualification Procedures of the American Welding Society
(AWS)
Tujuan dari spesifikasi AWS menetapkan standard persyaratkan
fasilitas untuk melakukan pengujian kualifikasi kinerja tukang las.
Persyaratan ini meliputi personel, organisasi, prosedur, peralatan,
kemampuan, dan komitmen untuk melakukan pengujian tersebut.
Spesifikasi ini menjelaskan kegiatan dan tanggung jawab secara
keseluruhan untuk mencapai tujuan operasi.

d. API Standard 12 C, API Specification for Welded Oil Storage Tanks


Spesifikasi ini mencakup material, desain, fabrikasi, pemasangan, dan
persyaratan pengujian untuk tangki penyimpanan. Spesifikasi yang
tercantum dalam standar API 12C ditujukan untuk tangki dengan
persyaratan : bentuk vertikal, silinder, di atas tanah, tertutup atau terbuka,
merupakan tangki yang terbuat hasil pengelasan baja, penyimpanan dalam
berbagai ukuran dan kapasitas, untuk tekanan internal yang mendekati
atmosfer tekanan.

Spesifikasi ini dirancang untuk mengakomodir industri minyak dengan


tangki yang memiliki tingkat keselamatan memadai dan keekonomisan
yang wajar, untuk digunakan dalam penyimpanan minyak bumi dan
produk dan produk-produk cair lain yang biasa ditangani dan disimpan
oleh berbagai cabang industri ini. Standar ini tidak dimaksudkan untuk
menetapkan ukuran tangki yang diijinkan. Melainkan, dimaksudkan untuk
menjadi acuan bagi pembeli agar ukuran tangki dapat memenuhi standar
terbaiknya sesuai dengan kebutuhan.

Lampiran A untuk spesifikasi ini menyajikan data desain referensi


berhubungan dengan tangki yang dapat dibangun di bawah spesifikasi ini.
Data yang disajikan di dalamnya adalah untuk kenyamanan dan tidak
wajib.
Produsen bertanggung jawab untuk mematuhi semua ketentuan
spesifikasi ini. Pembeli dapat membuat penyelidikan yang diperlukan
untuk memastikan kepatuhan oleh produsen, dan dapat menolak setiap
materi yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini.
Referensi
Weldingengineer.com. (2015). Section IX of the ASME BPVC. [online]
Available at:
http://www.weldingengineer.com/Section%20IX%20of%20asme_bpvc.ht
m [Accessed 20 Feb. 2019].
Meyer Tool & Mfg. (n.d.). Welder Qualifications & Requirements | Meyer Tool
& Mfg.. [online] Available at: https://www.mtm-inc.com/ap-20111214-
welder-qualifications-and-the-asme-code.html [Accessed 21 Feb. 2019].
Brownell, L. and Young, E. (1959). Process Equipment Design. Michigan: John
Wiley & Sons, Inc.
Duncombe, E. (1972). Plastic instability and growth of grooves and patches in
plates or tubes. International Journal of Mechanical Sciences, 14(5),
pp.325-337.
Custompartnet.com. (2019). Turning Process, Defects, Equipment. [online]
Available at: https://www.custompartnet.com/wu/turning [Accessed 19
Feb. 2019].
Themetalcasting.com. (2019). Welding. [online] Available at:
http://www.themetalcasting.com/welding.html [Accessed 19 Feb. 2019].

Anda mungkin juga menyukai