A. Peristiwa Absorpsi
Absorpsi adalah jika terjadi peristiwa
perpindahan solutes(absorbat) dari fasa gas ke
cairan.
Fluida yang mengabsorpsi = cairan
absorben Gambar 2. a) Garis operasi dan kesetimbangan
Fluida yang di absorpsi = gas absorbat absorpsi b) Garis operasi dan kesetimbangan proses
Absorbat (solution) mengalami absorpsi dari desorpsi (stripping)
fasa gas cairan
Absorpsi tidak merusak fasa gas secara kimiawi d) Perpindahan Massa Secara Difusi
Peristiwa desoprsi = peristiwa kebalikan dari 1. Persamaan Perpindahan Massa Difusional
absorpsi, terjadi perpindahan solutes dari fasa Analisis sebagai perpindahan massa
cairan ke gas. 𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 = 𝑘 . ∆(𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖)
- Dipakai jika ada cairan dan sudah
B. Jenis Absorben mencapai kesetimbangan
1. Syarat Pelarut - Dipakai saat 1 dimensi
Tidak mudah menguap Analisis sebagai difusi
Tidak korosif 𝜕
𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 = 𝒟 . (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖)
Tidak beracun 𝜕𝑧
Tidak eksplosif - D, nilai difusivitas
Tidak pekat afinitas rendah - Dapat dipakai untuk 2 dan 3 dimensi
Tidak reaktif permanen kesetimbangan - Dipakai jika bentuknya gas dan banyak pori
2. Jenis cairan pengontak atau absorben yang dipilih Analogi Hukum Ohm
bergantung pada: 𝐹𝑙𝑢𝑘𝑠 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
1 𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
a) Kelarutan absorbat (gas kontaminan) dalam = .
cairan pengontak yang dipilih. 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Air NH3, asam asetat, aseton
2. Model Difusi
Heksana : Bahan organic (Herbal, FG)
(𝐶1 )𝑧=0 − (𝐶1 )𝑧=ℓ
b) Reaktivitas kimiawi antara gas dan cairan (𝐽𝑖) = 𝒟 .
ℓ−0
Larutan basa / soda : gas asam, HCl, SO2 Indeks 1 berarti spesi yang berdifusi dan ℓ adalah
Menghasilkan garam jarak lintasan difusi
Note : Jika tebal ℓ sangat tipis
- Jika absorbat asam (Co2, H2S, SOx, NOx, dll)
absorben basa (K2CO3 / Na2CO3, MEA, DEA, 𝐶1 𝑧=𝑧 − 𝐶1 𝑧=𝑧+ℓ 𝑑𝐶1
(𝐽𝑖) = 𝒟 . lim = −𝒟 .
MDEA, dll) ℓ→0 𝑍𝑧+ℓ − 𝑍𝑧 𝑑𝑧
- Jika absorbat basa (NH3) absorben asam Hukum Henry
(HCl, asam sitrat, dll) Bunyi Hukum Henry:
“Pada suhu konstan, jumlah gas yang diberikan yang larut
c) Garis Operasi dan Kesetimbangan
dalam suatu jenis dan volume cairan tertentu berbanding
Proses Absorpsi : garis operasi berada di atas garis
lurus dengan tekanan parsial gas yang dalam
kesetimbangan
Proses Stripping / desorpsi : garis operasi berada di kesetimbangan dengan cairan itu”
bawah garis kesetimbangan Persamaan Hukum Henry:
𝑃𝑖 = 𝐾𝑖 𝑋𝑖
Hukum ini mengukur kelarutan gas dalam pelarut cair, Tabel 1. Data Kesetimbangan SO2 dalam H2O
dimana 𝐾𝑖 adalah konstanta volatilitas dan 𝑋𝑖 fraksi mol C SO2 P SO2 y x
dalam pelarut. Konstanta Henry, 𝐻𝑖 dinyatakan sebagai: (tekanan (fraksi mol
(g SO2 per (fraksi mol SO2
𝐶𝑠,𝑖 parsial SO2) SO2 dalam
100g H2O) dalam cairan)
𝐻𝑖 = (kPa) gas)
𝑃𝑖
0,5 6 0,059 0,0014
Dimana 𝐶𝑠,𝑖 merupakan konsentrasi maksimum senyawa i, 1 11,6 0,115 0,0028
1
𝑃𝑖 tekanan parsial gas. Terdapat hubungan 𝐻𝑖 = 𝐾 1,5 18,3 0,181 0,0042
𝑖
2 24,3 0,240 0,0056
Keterbatasan Hukum Henry: 2,5 30 0,296 0,0070
1. Hanya berlaku untuk larutan encer.
3 36,4 0,359 0,0084
2. Tidak ada reaksi kimia antara zat terlarut dengan
0.0090
pelarut, karena jika ada reaksi kimia maka
0.0080
kelarutannya dapat terlihat sangat besar.
0.0070
Contoh Soal 1 0.0060
Pada table di bawah ini diberikan data kelarutan gs SO2 0.0050
dalam air murni pada suhu 303 K (30o C) dan tekanan 0.0040
101,3 kPa (760 mmHg atau setara dengan 760 Torr) 0.0030
0.0020
Dari sistem larutan SO2 - H2O seperti di atas, maka: 0.0010
a. Hitunglah x dan y! 0.0000
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400
b. Plot diagram kesetimbangan yang terbentuk!
c. Tentukan apakah Hukum Henry dapat berlaku!
Y1 = 3%-v gas SO2 Tahap 6 : sketsa kurva garis operasi dan juga garis
= 0,03 (kotor) kesetimbangannya
Y2 = pengurangan SO2 sebesar 90%-v pada feed - Kelandaian (slope) garis operasi minimum adalah =
= (10 %) (Y1) = (0,1) (0,03) = 0,003 (bersih) 38,4; den gan koordinat [0; 0,003] di puncak menara
dan [0,00073;0,03] di dasar.
Tahap 2 : menentukan fraksi molar gas SO2 dalam pelarut - Garis operasi aktual dibuat dengan asumsi:
air yang keluar meninggalkan absorber untuk memenuhi kelandaiann ya lebih besar 1,3 x kelandaian garis
efisiensi absorpsi yang diinginkan. Dalam kondisi operasi minimum, yaitu 1,3 x 38,4 ≈ 50; dengan
kesetimbangan tersebut, berlaku: koordinat [0; 0,003] di puncak menara dan
Y1 = H’ . X1 [0,00054;0,03] di dasar, lalu diperoleh jumlah tahap 6.
H’ = konstanta Henry = 42,7 (dari contoh 1)
H’ = 42,7 = Y1/X1
X1 = 0,03 / 42,7 = 0,000703
Tahap 3 : menghitung rasio massa molar cairan terhadap
gas (Lm/Gm) dengan menggunakan persamaan
Y1 – Y2 = Lm/Gm (X1 - X2)
(Lm/Gm)min = (Y1 – Y2)/(X1 – X2)
= (0,03 – 0,003)/(0,000703-0)
= 38,4 gmol air/gmol udara
Tahap 4 : konversikan terlebih dahulu, laju alir volum gas
yang keluar dari absorber menjadi laju alir molar, yaitu dari
satuan m3/menit menjadi mol/menit. Hukum Avogadro
untuk gas ideal: pada 0 °C dan tekanan 101,3 kPa (= 1 atm),
terdapat 0,0224 3 m3/g-mol gas. Terlebih dahulu,
Contoh Soal 3:
konversikan volume-molar gas dari 0 °C ke keadaan 20 °C
(dari 273,15 ke 293,15 K), menggunaka n persamaan gas Suatu menara sieve-tray dirancang untuk proses absorpsi
ideal: gas. Gas umpan memasuki kolom di bagian bawah dengan
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2 kandungan absorptif A sebesar 1,852 %-molar. Gas umpan
mengalami pembersihan sedemikian rupa sehingga tersisa
1 . 0,0224 / 273 = 1. V2 / 293,15
polutan A tidak lebih dari 0,088 %-molar di bagian keluaran
V2 = 0,024 m3/gmol gas (puncak). Cairan absorben yang digunakan, pada awalnya
mengandung 0,008 %-molar. Sistem diketahui mengikuti
Laju volumetric Hukum HENRY dengan data seperti pada Tabel 1 di bawah
= 84,9 m3/menit . (1 gmolgas / 0,024 m3) ini. Di bagian bawah menara (bottom), rasio molar cairan-
terhadap-gas adalah (L/G)b = 1,65,sedangkan di ektremitas
= 3538 gmol gas / menit lainnya (di puncak, top) adalah (L/G)t = 1,71. Pada kondisi
=3,538 kgmol gas / menit
operasi ini, diketahui bahwa efisiensi Murphree dapat
dianggap konstan, yaitu pada EMGE = 0,65 .
Penyelesaian (b)
Cara Grafis
Nre = 18
Penyelesaian (c)