OLEH KELOMPOK 1:
Diva Yunanda Rismawan 201806072
Lia Hindun Masnurin 201806042
Yeni Rahmawati 201806067
Irgia Hasna P 201806040
Tri Handi 201806089
Yanni Afi 201806069
Ida Bagus 201806036
DISETUJUI
Hari : Jumat
Tanggal : 1 Maret 2019
Mengetahui
Ketua Kelompok
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Kasi Bimbingan Sosial
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Diketahui bahwa nyeri sendi diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh
dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).
Prevalensi nyeri sendi juga terus meningkat secara dramatis mengikuti
pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati
bahwa 70% dari penderita yang berumur lebih dari 65 tahun menderita
nyeri sendi (Brooks, 2001). Prevalensi nyeri sendi pada penderita wanita
berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang
ada. Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa STIKES Karya
Husada Kediri pada tanggal 12 Februari 2018 di Pelayanan Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Jombang di dapatkan dari hasil pengkajian dengan
sampel sebanyak 27 orang, didapatkan hasil dengan keluhan nyeri sendi
sebanyak 11 orang (41%).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Lansia
1. Lansia mendapatkan manfaatmencuci tangan dengan metode yang
benar.
2. Lansia paham dan mengetahui penyebab nyeri asam urat dan
selanjutnya dapat diterapkan di panti.
3. Lansia mampu dan mengerti cara mengontrol kadar asam urat setelah
dilakukan pengecekan kadar asam urat.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup
lansia.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Dapat mengembangkan ilmu yang telah dimiliki sehingga mahasiswa
mampu mengaplikasikan dan mengembangkanmetode cuci tangan
menjadi hal yang bernilai manfaat positive bagi kesejahteraan lansia.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A KONSEP LANSIA
1. Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU
No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008:32).
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa
tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (Pasal 19 UU No. 23
Tahun 1992 tentang kesehatan) (Maryam dkk, 2008:31).
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang
dapat mencapai usia tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan
tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar
ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna
dan bahagia (Maryam dkk, 2008:32).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994). Ini merupakan proses yang terus-menerus
(berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami
pada semua makhluk hidup (Bandiyah, 2009:13).
Menjadi Tua (MENUA) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup
yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu 9ancer99,
toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini
dimulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013:6).
Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian (Padila, 2013:6).
2. Batasan umur lansia
1. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut
usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
2. Menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013) :
a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
b. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65
tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
1) Young old (usia 70-75)
2) Old (usia 75-80)
3) Very old (usia >80 tahun)
3. Menurut Bee (1996) dalam padila (2013), bahwa tahapan masa dewasa
adalah sebagai berikut :
a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
c. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)
d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas,
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-Undang tersebut
di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas,
baik pria maupun wanita (Padila, 2013:4).
3. Perubahan–perubahan yang terjadi pada lanjut usia
1. Perubahan-perubahan fisik pada lansia menurut (Maryam, 2008:55) :
a. Sel
Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan
cairan intraseluler menurun.
b. Kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh
darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat (Maryam, 2008:55).
c. Respirasi
Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas
paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas
lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan
batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus (Maryam,
2008:55).
d. Persarafan
Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta
lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang
berhubungan denganstress.Berkurang atau hilangnya lapisan
myelin akson, sehingga menyebabkan kurangnya respon motorik
dan reflek.
e. Muskuluskeletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk,
persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, dan tendon
mengerut dan mengalami sklerosis (Maryam, 2008:56).
f. Gastrointestinal
Esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun dan
12ancer1212s1212 menurun sehingga daya 12ancer12 juga ikut
menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori
menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone
dan enzim pencernaan (Maryam, 2008:56).
g. Pendengaran
Membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan (Maryam,
2008:56).
h. Penglihatan
Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.
i. Kulit
Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam
hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi
menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun,
kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti
tanduk (Maryam, 2008:57).
B CUCI TANGAN
1. Pengertian
Mencuci Tangan Cuci tangan adalah proses membuang kotoran
dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah,
2013).
Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontrubusi
menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri
salmonella dan E. Coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan
membuat bakteri lepas dari tangan (IKAPI, 2007).
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari
penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan
secara teratur perlu dilatih pada siapapun. Jika sudah terbiasa mencuci
tangan sehabis beraktivitas atau ketika akan makan, akan diharapkan
kebiasaan tersebut akan terbawa sampai tua (Samsuridjal, 2009).
2. Manfaat
Cuci Tangan Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci
tangan selama 20 detik yaitu sebagai berikut:
a. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya
sampai 50%.
b. Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis
dan lain-lain.
c. Menurunkan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya
sampai 59%.
d. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa
ditinggalkan, sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.
e. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.
Cara cuci tangan pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut
ini:
a. Basahi tangan menggunakan air yang mengalir
b. Tuangkan sabun pada tangan
c. Gosok sampai berbusa dikulti tangan hitung sampai 15 detik
d. Bilas tangan menggunakan air mengalir
e. Keringkan tangan menggunakan handuk atau pengering
f. Tutup kran menggunakan handuk atau lengan (Healt Unit, 2012).
C ARTHRITIS GOUT
1. Pengertian
Arthritis gout merupakan penyakit akibat gangguan 18ancer1818s18
purin yang ditandai dengan hiperurusemia dan serangan sinovitis akut
yang berulang-ulang.Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan
Kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut
terjadi degenerasi tulang rawan sendi.
Arthritis gout adalah penyakit 18ancer1818s yang ditandai dengan
penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi.Arthritis gout
merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek 18ancer18 pada 18ancer1818s18 purin. Jadi gout
merupakan suatu penyakit 18ancer1818s dimana tubuh tidak mampu
mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan kadar asam urat
yang selanjutnya menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
2. Klasifikasi
Klasifikasi gout dibagi menjadi dua yaitu:
a. Gout Primer
Gout primer belum diketahui pasti akibatnya, namun dicurigai
berhubungan dengan faktor 18ancer18 atau herediter dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan 18ancer1818s18 di dalam
tubuh yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi asam
urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya produksi asam
urat tersebut di dalam tubuh.
b. Gout Sekunder
Gout sekunder merupakan meningkatnya produksi asam urat yang
dipengaruhi oleh pola hidup seseorang termasuk pola makan atau
diet yang tidak terkontrol yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung kadar purin.
3. Etiologi
Gejala gout disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap
pembentukan Kristal monosodium urat monohidrat.Dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
19ancer1919s.Kelainan ini berhubungan dengan gangguan 19ancer19
asam urat yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi
karena:
a. Pembentukan asam urat yang berlebihan
1) Gout primer 19ancer1919s disebabkan karena sintesis langsung
yang bertambah
2) Gout sekunder 19ancer1919s disebabkan karena pembentukan
asam urat yang berlebihan karena penyakit lain seperti
leukemia terutama bila diobati dengan sitostatika, psoriasis,
polisitemiavera, mielofibrosis.
b. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
1) Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat
di tubulus distal ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui
2) Gout seknder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya
pada penderita gagal ginjal kronik
c. Perombakan dalam usus yang berkurang
5. Stadium gout
Stadium Gout Menurut Soeroso dan Algristan (2011), gout terdiri atas
empat stadium yaitu:
a. Stadium Asimptomatis
Stadium asimptomatis adalah fase sebelum serangan.Awal mula
stadium ini tidak diketahui karena kita tidak tahu waktu yang tepat
saat asam urat mulai menumpuk dalam tubuh. Secara tiba-tiba saat
hasil pemeriksaan darah diketahui kadar asam urat kita lebih dari
normal. Kondisi tubuh seperti hipertensi, sakit jantung dan sindrom
22ancer2222s lainnya juga harus diwaspadai karena bisa jadi kita
mengalami hiperurisemia tanpa gejala gout.Stadium ini bisa
berlangsung selama bertahun-tahun.Serangannya bisa terjadi kapan
saja dan dimana saja.
b. Stadium Akut
Stadium akut adalah fase saat gout menyerang.Fase ini muncul
karena pemicu tertentu misalnya karena cuaca dingin, setelah
melakukan aktifitas berat yang melebihi kemampuan dan
sebagainya. Stadium ini bisa berlangsung dari beberapa jam saja,
tiga hari dan bahkan bisa sampai sepuluh hari. Pada stadium inilah
pentingnya pemilihan obat dan terapi untuk penanganan pertama
pada serangan gout stadium akut.Dengan demikian stadium ini
dapat segera terlewati.
c. Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan fase saat seseorang merasa sembuh, segar
bugar, sehat walafiat tanpa keluhan asam urat. Jika dalam stadium
ini penderita lalai, asam urat bisa semakin banyak menumpuk dan
akhirnya membentuk tofus yan bisa menghancurkan tulang di
persendian.Karena suatu pemicu tertentu, bisa saja dari stadium
interkritikal kembali ke stadium akut sehingga ada beberapa orang
yang mengatakan bahwa gout itu penyakit kambuhan.
d. Stadium Kronis
Stadium kronis ditandai dengan munculnya tofus.Tofus adalah
endapan Kristal, semacam batu yang terselip diantara dua tulang
sendi.Tofus inilah yang bisa menyebabkan rapuhnya tulang di
sendi yang terkena.
6. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda seseorang menderita gout yaitu sebaga berikut:
a. Adanya 23ancer23-kristal asam urat berbentuk jarum yang
cenderung mengumpul pada sendi
b. Timbul tofus (endapan seperti kapur di kulit yang membentuk
suatu tonjolan atau benjolan) yang menandai pengendapan
23ancer23 asam urat. Tofus timbul pada daun telinga, siku, tumit
belakang dan punggung tangan
c. Biasanya gout mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit,
pergelangan kaki atau tangan, dan muncul sebagai serangan
kambuhan
d. Kesemutan dan pegal linu
e. Sendi-sendi yang terserang tampak merah, bengkak, mengkilat,
kulit di atasnya terasa panas dosertai nyeri yang sangat hebat dan
persendian sulit digerakkan.
Pada keadaan normal kadar asam urat serum pada laki-laki mulai
meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar asam urat tidak
meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan
ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat
serum meningkat seperti pada pria.
Gout muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul
berulang-ulang. Gejala khas dari serangan gout adalah serangan akut
biasanya bersifat monoartikular (menyerang sendi saja) dengan gejala:
a. Pembengkakan
b. Kemerahan
c. Nyeri hebat
d. Panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam
e. Hiperurisemia: Keadaan hiperurisemia tidak selalu 24ancer24
dengan gout akut, artinya tidak selalu gout akut disertai dengan
peningkatan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan
peninggian asam urat namun tidak pernah menderita serangan
artritis gout ataupun terdapat trofi
f. Tofi: Tofi adalah penimbunan 24ancer24 urat pada jaringan.
Mempunyai sifat yang karakteristik sebagai benjolan di bawah
kulit yang bening dan tofi paling sering timbul pada seseorang
yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun. Lokasi yang paling
sering terjadi pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari
kaki.Hampir pada semua kasus.Lokasi gout terutama pada sendi
perifer dan jarang pada sendi sentral.
7. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan keluhan dari rasa nyeri pada persendian apakah
terserang penyakit asam urat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan
untuk menguatkan diagnosisnya, sehingga pengobatan bisa dilakukan
dengan tepat (Misnadiarly, 2007).
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Kristal MSUM Diagnosis pasti arthritis gout ditegakkan
berdasarkan ditemukannya 24ancer24 MSUM.
2) Kadar Asam Urat Darah (Serum) Pemeriksaan kadar asam urat
darah nilainya sangat terbatas dalam mendiagnosis arthritis
gout, karena pada arthritis gout sering kali kadar asam uratnya
dalam batas normal. Oleh karena itu, kadar ini perlu diperiksa
pada waktu penderitanya sehat/tidak dalam serangan arthritis
gout akut.
b. Pemeriksaan Radiologis Pada stadium akut arthritis gout tanda
awal gambaran radiologisnya hanya tampak berupa pembengkakan
jaringan lunak di sekitar persendian (periartikuler) yang
asimetrik.Keadaan ini terjadi akibat reaksi peradangan pada
stadium awal. Perubahan gambaran radiologis pada arthritis gout
kronis hanya terlihat:
1) Bila tulang sudah mengalami erosi sehingga berbentuk bulat
atau lonjong dengan tepi yang siklerotik akibat deposit urat di
sekitar sendi.
2) Kadang-kadang ditemukan pengapuran di dalam 25ance
c. Pemeriksaan gula darah, profil lipid, fungsi hati dan fungsi ginjal
20%
11%
52%
17%
Kesehatan
TOTAL
TOTAL
TOTAL
Rata-Rata Skor
TOTAL
EFAS (O – T) = 0,77 – 0 ,3 = 0, 43
DIAGRAM LAYANG ANALISIS
SWOT 0,4
0,3
0,2
QUADRAN 1 (AGRESI)
0,1
W
-0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4
-0,1
-0,2
-0,3
-0,4
35
3.3 PLANNING OF ACTION
Penanggung
No Identifikasi Masalah Tujuan RencanaKegiatan Indikator Hari
Jawab
Banyaknya lansia yang Mengurangi nyeri sendi Mengadakan Lansia paham tentang Rabu Pokja
menderita nyeri sendi penyuluhan arthtritis gout kesehatan
yaitu (52%) arthtritis gout 20 Februari 2019
36
Kurangnya tenaga
kesehatan terhadap
kesehatan lansia:
37
3.4 Nama dan Tema Kegiatan : Pemasangan Hand Wash
Topik : Pemasangan Hand Wash
Tempat : di UPT PSTW Jombang
sasaran : Seluruh lansia dan petugas di UPT PSTW Jombang
Hari/Tanggal :Selasa/19-02-2019
3.4.1 Alat Dan Bahan
Alat
a. Solder
b. Palu
c. oler
Bahan
a. Hand Wash
b. Penyanggah hand wash
c. Paku
3.4.2 Cara kerja:
1. Pemasangan dimulai mencetak lubang pada tempat pemasangan hand
wash
2. dilakukan pengeboran pada tempat pemasangan hand wash
3. paku tempat peyanggah hand wash
4. pasang hand wash
3.4.3 Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan sebelum kegiatan
b. Koordinasi dengan pembimbing
2. Proses
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Laksanakan cara kerja
3. Hasil
a. Dokumentasi
b. Tingkat personal hygiene lansia dan petugas
38
3.5 Nama dan Tema Kegiatan : Penyuluhan arthtritis gout
Topik : penyuluhan arhtritis gout
Tempat : Aula di UPT PSTW Jombang
sasaran : 70 Lansia di UPT PSTW Jombang
Hari/Tanggal : Rabu/ 20 februari 2019
39
3.5.4 Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan sebelum kegiatan
b. Koordinasi dengan pembimbing
c. Kepanitiaan
2. Proses
a. Melakukan kegiatan
b. Materi kegiatan
c. Peserta yang menghadiri kegiatan
d. Peran serta anggota yang bertugas
3. Hasil
a. Antusiasme peserta
b. Tingkat pemahaman lansia
3.6 Nama dan Tema Kegiatan : Pemeriksaan kesehatan (cek asam urat)
Topik : pemeriksaan kesehatan (cek asam urat)
Tempat : Halaman di UPT PSTW Jombang
sasaran : 70 Lansia di UPT PSTW Jombang
Hari/Tanggal : Sabtu/ 23 februari 2019
40
2) Ujung jari responden yang akan diperiksa disterilkan dengan
menggunakan kapas 41ancer41.
3) Ujung jari responden yang sudah disterilkan ditusuk menggunakan
lanset hingga mengeluarkan darah secukupnya.
4) Darah yang keluar kemudian ditempelkan pada stik yang sudah
dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik.
5) Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam 20 detik.
6) Sambil menunggu hasil, usap jari responden yang sudah ditusuk
menggunakan kapas.
7) Setelah hasil keluar, catat angka yang ditampilkan pada layar alat
pengukur.
3.6.3 Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan sebelum kegiatan
b. Koordinasi dengan pembimbing
2. Proses
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Laksanakan cara kerja
3. Hasil
a. Dokumentasi
b. Mengetahui kadar asam urat lansia
41
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
42
4.1.2 Evaluasi
Nama kegiatan : Pemasangan hand wash
Hari/tanggal : Selasa, 19 Februari 2019
A. Evaluasi Struktur
1. Persiapan dilakukan dalam 1 hari
2. Koordinasi dengan pembimbing dilaksanakan dengan baik
3. Setiap dengan amggota pokja bekerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya.
B. Evaluasi proses
1. Pelaksanaan kegiatan tepat waktu sesuai perencanaan kegiatan.
2. Kegiatan berjalan dengan 43ancer
3. Pemasangan dilaksanakan dengan baik oleh anggota kelompok
4. Selama kegiatan tidak adaanggota kelompok yang meningalkan
kegiatan.
5. Kondisi nyata dilapangan selama proses berlangsung:
Kegiatan pemasangan hand wash hanya dihadiri oleh anggota
kelompok, tidak mengajak lansia berpartisipasi dalam pemasangan
hand wash. Setelah pemasangan, di lakukan sosialisasi tentang
keberadaan dan kegunaan hand wash
C. Evaluasi hasil
1. Antusiasme lansia tentang keberadaan hand wash
2. Tingkat personal hygiene lansia dan petugas meningkat
43
Pengorganisasian :
Ketua : Diva Yunanda Rismawan
Sekretaris : Yeni Rahmawati
Sie Acara : Lia Hindun, Irgia Hasna
Sie Humas : Ida Bagus
Sie Perlengkapan : Tri Handi, Yanni Afi
Sie konsumsi : Tim Pokja
4.2.2 Evaluasi
Nama kegiatan : Penyuluhan asam urat
Hari/tanggal : Rabu, 20 Februari 2019
A. Evaluasi struktur
1. Persiapan dilakukan dalam 2 hari.
2. Koodinasi dengan pembimbing dilaksanakan dengan baik.
3. Setiap panitia bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
B. Evaluasi proses
1. Pelaksanaan kegiatan tepat waktu sesuai perencanaan kegiatan.
2. Kegiatan berjalan dengan lancar
3. Materi disampaikan dengan baik oleh pemateri
4. Selama kegiatan tidak ada yang meninggalkan kegiatan
5. Kegiatan dihadiri oleh 46 peserta.
6. Kondisi selama proses kegiatan berlangsung dengan baik, peserta
banyak yang antusias dalam kegiatan penyuluhan.
C. Evaluasi Hasil
1. Antusiame peserta
Peserta banyak yang bertanya mengenai materi penyuluhan asam
urat dan peserta antusias untuk mengikuti kegiatan selanjutnya
yaitu pemeriksaan kesehatan (cek asam urat) yang dilaksanakan
pada hari sabtu, 23 Februari 2019
44
2. Tingkat pemahaman peserta tentang kegiatan
Peserta banyak yang paham mengenai dampak buruk, tanda gejala,
cara menanggulangi asam urat
dll.
3. Tujuan dari kegiatan ini, kelompok kegiatan pokja kesehatan dapat
mensurvey sebanyak berapa persen peserta yang mengalami asam
urat, dan kegiatan selanjutnya kegiatan pokja melakukan kegiatan
pemeriksaan cek asam urat.
4.3.2 Evaluasi
Nama kegiatan : pemeriksaan cek kadar asam urat
Hari/tanggal :Sabtu, 23 Februari 2019
A. Evaluasi struktur
1. Persiapan dilakukan dalam 4 hari.
2. Koordinasi dengan pembimbing dilaksanakan dengan baik.
3. Setiap panitia bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
B. Evaluasi proses
1. Pelaksanaan kegiatan tepat waktu sesuai perencanaan kegiatan.
45
2. Kegiatan berjalan dengan lancar
3. Selama kegiatan tidak ada yang meninggalkan kegiatan
4. Kegiatan dihadiri oleh 30 peserta.
5. Kondisi selama proses kegiatan berlangsung dengan baik, peserta
banyak yang antusias dalam kegiatan pemeriksaan cek kadar
asam urat.
6. Pada kegiatan pemeriksaan cek kadar asam urat, tidak dapat
dilakukan seluruh lansia, karena keterbatasan stik asam urat.
C. Evaluasi Hasil
1. Antusiame peserta
Kegiatan pemeriksaan cek kadar asam urat dihadiri oleh 32 lansia.
Sebelum pengecekan kadar asam urat, lansia dicek terlebih dahulu
TB, BB serta tekanan darah. Setelah itu lanjut ke pemeriksaan cek
kadar asam urat dan pengecekan kadar gula darah. Pada saat acara
penyuluhan asam urat lansia sudah diidentifikasi yang mengalami
asam urat dan perlu untuk dilakukan pengecekan kadar asam urat.
Saat dilakukan pengecekan kadar asam urat lansia sangat antusias
datang ke aula PSTW Jombang. Dari hasil pemeriksaan cek kadar
asam urat sebanyak 20 lansia dan yang memiliki kadar asam urat
tidak normal sebanyak 6 lansia.
46
Lampiran:
Kegiatan pemasangan hand wash (Selasa, 19 februari 2019)
47
Kegiatan pemeriksaan kesehatan (Sabtu, 23 februari 2019)
48
Lampiran
No Nama TD N S RR SPO2
1. Sariyem (anggrek) 100/70 74 36,2 22 97
2. Sinta(bogenvil) 140/70 82 36.0 20 97
3. Sanah(bogenvil) 120/80 73 36.2 19 100
4. Ismiati (melati) 130/80 85 36 20 98
5. Siti(malati) 160/70 73 36 20 98
6. Sari(melati) 110/80 83 36.2 20 98
7. Remi (BGV) 120/70 85 36,2 20 98
8. Kartumi (MLT) 160/80 82 36,2 20 98
9. Narsih (MLT) 110/70 83 36,3 20 98
10. Tiningsih (MLT) 100/70 91 36 19 96
11. Srini (ANGR) 140/80 85 36,2 20 99
12. Rosina (MLT) 120/80 84 36,5 20 95
13. Sumiati (MLT) 130/70 90 36,2 20 96
14. Sarimah (ANGGR) 120/80 84 36 20 98
15. Ibnu (ANGGR) 120/70 82 36,4 20 97
16. Mila (ANGGR) 110/70 80 36 20 99
17. Suminah (BGV) 130/80 84 36,1 20 98
18. Mumariah (MLT) 120/80 90 35,8 20 98
19. Komariah ( 110/80 92 37,2 20 98
20. Kastami (MWR) 130/70 94 36,5 20 99
21. Luluk (MLT) 120/70 80 36,4 20 96
22. Suliamah (BGV) 120/80 92 36 20 97
23. Nur Khasanah 120/80 82 36 20 98
(MWR)
24. Suraji (MWR) 130/80 92 36,2 20 97
25. Slamet (MWR) 120/80 96 36,6 20 96
26. Sebtu (MWR) 160/80 82 37 20 97
27. Paimo (MWR) 160/80 94 36,4 20 98
28. Yahya (MWR) 150/80 92 36,5 20 97
29. Mistari(MWR) 110/70 86 36,3 20 97
30. Sariman (MWR) 160/70 82 36,6 20 99
49
PEMERIKSAAN ASAM URAT DAN GULA DARAH
No Nama Pemeriksaan
Au GDS
1. Narsiata 5,7
2. Siti 126
3. Sanah 4.4
4. Ismiati 5,2
5. Sari 150
6. Remi 180
7. Ningsih 200
8. Sumiati 3.3
9. Srini 4.2
10. Nursina 324
11. Kastami 87
12. Suminah 6.2
13. Maria 3.5
14. Budi 124
15. Sarinah 6.2
16. Mila 74
17. Luluk 2.1 87
18. Misari 114
19. Nur kahasah 154
20. Ibnu 144
21. Kartumi 7.6
22. Janah 4.9
23. Suraji 107
24. Dewi 3.1
25. Slamet A 7.8
26. Paimo 4.2
27. Sujilan 3.2
28. Sarimah yahya 3.5
29. Agus 10
30. Sartati 10
31. Yahya 6.4
32. Abdul Qarim 240
50
PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
No. Nama TB BB
1. Sariem 150 59
2. Nur sinta 175 83
3. Nur khasanah 160 37
4. Nur siami 145 56
5. Narsih 160 47
6. Sanah 145 55
7. Siti aminah 145 54
8. Sumiati 145 49
9. Remi 146 55
10. Ibnu 143 50
11. Rini 135 65
12. Kartumi 148 49
13. Sumini 147 58
14. Maria 143 42
15. Sumiati b 156 45
16. Rusinah 156 49
17. Janah 130 52
18. Mila 130 53
19. Sumiati 142 50
20. Suminah 138 49
21. Kastamin 147 54
22. Agus 160 45
23. Suranah 143 47
24. Suraji 120 44
25. Luluk 115 47
26. Yahya 130 45
27. Slamet A 150 43
28. Nurjanah 146 42
29. Cipto 145 47
30. Dewi 157 45
31. Kustami 160 47
32. Sujilan 157 49
51