3 Astigmatisma
Definisi
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu
titik. Astigmatisme mencegah berkas cahaya jatuh sebagai suatu fokus titik di retina
karena perbedaan derajat refraksi di berbagai meridian kornea atau lensa kristalina.
Epidemiologi
Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan sekitar 800 juta sampai 2,3
milyar. Di Indonesia prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama pada
penyakit mata. Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Ditemukan jumlah penderita kelainan refraksi di Indonesia hampir 25%
populasi penduduk atau sekitar 55 juta jiwa.
Etiologi
Klasifikasi
Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina Astigmatisme dibagi sebagai berikut:
1) Astigmatisme Reguler
Dimana didapatkan dua titik bias pada sumbu mata karena adanya dua bidang yang
saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah satu bidang memiliki daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat
koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal.
Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain.
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
i. Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang vertical mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang
horizontal.sering ditemukan pada anak-anak dan orang muda.
ii. Astigmatisme Against the Rule
Bila pada bidang horizontal mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang
vertikal. Serinng ditemukan pada orang tua.
2) Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur.
Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi sebagai
berikut:
1. Astigmatisme Miopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat
pada retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik B
adalah titik fokus dari daya bias terlemah). Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis
ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang
sama.
5. Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -
Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai
X menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.
Gambar : Astigmatisme Mixtus
Patofisisologi
Astigmatisma adalah kondisi pada mata dimana berkas cahaya dari sebuah benda
tidak terfokus pada satu titik, karena adanya perbedaan pada kelengkungan kornea
ataupun lensa pada meridian yang berbeda. Namun penyebab umum astigmatisma
adalah kelainan bentuk kornea, meskipun lensa kristalina juga dapat berperan.
Kornea pada mata normal melengkung seperti bola basket, dengan sudut dan
kebulatan ang sama di semua areanya. Namun mata dengan astigmatisma memiliki
kornea yang lebih melengkung lagi seperti bola football Amerika, engan beberapa
area lebih curan atau lebih bulat dibandingkan yang lainnya. Hal ini dapat
menyebabkan bayangan yang muncul menjadi kabur dan melebar.
Conoid of Sturm memiliki dua garis fokus yang sejajar satu sama
lain pada meridian-meridian utama pada lensa sferosilinder. Semua berkas
cahaya akan melewati setiap garis-garis fokus ini. Perpotongan melintang
conoid of Sturm pada titik-titik yang berbeda sejauh panjangnya, sebagian
besar berbentuk elips, termasuk bagian luar dari dua garis fokus ini. Pada
setiap dioptriknya, dua garis fokus ini memiliki potongan sirkuler. Potongan
sirkuler dari berkas sinar ini disebut circle of least confusion, dan
merepresentasikan fokus terbaik dari lensa sferosilinder, yakni posisi
dimana semua sinar akan terfokus jika lensa memiliki kekuatan sferis yang
sama dengan kekuatan sferis rata-rata pada semua meridian lensa
sferosilinder. Rata-rata kekuatan sferis lensa sferosilinder
merepresentasikan ekuivalen sferis dari lensa, dan dapat dihitung dengan
rumus: Ekuivalen sferis = sferis + silinder / 2
b. Astigmatisma Irreguler
Lensa Kontak
Indikasi
• Mata ditetesi dengan obat bius mata yang akan memastikan pasien
tidak merasakan sakit selama operasi
• Pasien ditempatkan di bawah mesin laser dan kepala berada tepat di
bawah Laser Excimer
• Seluruh wajah ditutup dengan duk steril, dan terbuka hanya pada
bagian mata saja yang dibiarkan
• Untuk menahan bulu mata, akan ditempatkan sehelai plastic jernih di
atasnya. Dokter akan menempatkan alat ‘spekulum’ di antara kelopak
mata, sebagai penahan agar mata terus terbuka dan memastikan agar
mata tidak berkedip.
• Kornea mata akan dilingkari pelekap yang melingkarinya sebagai
penahan.
• Anda akan diminta untuk tetap fokus pada lampu berkedip di atas
kepala. Lampu ini disebut sebagai lampu fiksasi.
• Ketika dokter sudah memastikan fiksasi, maka flap LASIK akan
segera dibuat
• Setelah flap terbentuk, dokter akan mengangkatnya untuk
menyiapkan pembentukan kornea dengan Laser Excimer. Pasien
harus fokus pada pusat fiksasi cahaya untuk memastikan pemusatan
laser yang baik.
• Saat laser mengarah pada mata, pasien akan melihat cahaya kebiruan
saat kornea mata dibentuk kembali. Meskipun kemungkinan pasien
tidak melihat cahaya fiksasi selama operasi berlangsung, tetapkanlah
fokus pasien pada posisi semula
• Ketika pembentukan semula kornea selesai, dokter akan membasahi
mata pasien, mengembalikan flap pada posisinya dan dengan lembut
menekan ujung kelopak dengan spons kecil. Selama proses
berlangsung, pasien harus fokus pada fiksasi cahaya.
• Setelah semua alat – alat operasi diangkat dari mata pasien, dokter
akan menempelkan pelindung plastic di atasnya.
• Setelah itu, pasien akan dibawa ke ruang tunggu istirahat. Tutuplah
mata terus mata pasien untuk mempercepat proses penyembuhan.
Setelah 1 jam mata pasien akan diperiksa, untuk memastiakn kelopak
telah direposisi dengan tepat.
• Penyembuhan penglihatan pasca-LASIK sangat cepat dan pasien
dapat segera melihat setelah hari pertama. Alasan kenapa
penyembuhannya begitu cepat dan rasa sakit yang hanya sedikit
setelah operasi karena LASIK tidak menyentuh lapisan luar kornea.
Satu – satunya lapisan yang diambil terletak di tengah kornea
(stroma).
Automated Lamellar Keratoplasty