Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMULIAAN TERNAK

“Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Ternak”

Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas B

ANNISA NAHDLIATUL HAQ 200110170142


MARTINA TRI PUSPITA S 200110170143
HELDA RUSMIDA L B 200110170145
FAJRIANA IHSAN 200110170217

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Dasar-Dasar
Ilmu Pemuliaan Ternak”. Harapan kami untuk kedepannya, semoga makalah ini
dapat dijadikan referensi dan dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin.

Sumedang, 28 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

II PEMBAHASAN
3.1 Fenotip dan Genotip .................................................................................... 3
3.2 Sifat Kualitatif dan Kuantitatif .................................................................... 4
3.3 Efek Gen, Pengaruh Gen yang Bersifat Aditif, Pengaruh Gen yang
Bersifat Dominan dan Pengaruh Epistasis .................................................. 4
3.4 Lingkungan, Ragam Genetik, Ragam Lingkungan, Lingkungan Permanen,
Dan Lingkungan Temporer ........................................................................ 7

III KESIMPULAN ……………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA iv

iii
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemuliaan ternak adalah usaha jangka panjang dengan suatu tantangan utama
yaitu memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di masa mendatang
serta merencanakan untuk menghasilkan ternak-ternak yang diharapkan tersebut
(Warwick et al. 1990). Peran pemuliaan dalam kegiatan produksi ternak sangat
penting diantaranya untuk menghasilkan ternak-ternak yang efisien dan adaptif
terhadap lingkungan. Produksi ternak yang efisien bergantung pada keberhasilan
memadu sistem managemen, makanan, kontrol penyakit dan perbaikan genetik.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh lagi mengenai pemuliaan ternak,
alangkah baiknya jika menguasai dasar-dasar dari pemuliaan ternak supaya tidak
menjadi halangan dalam mempelajari materi pemuliaan ternak selanjutnya. Dasar-
dasar pemuliaan ternak adalah statistika dan genetika, dua mata kuliah yang telah
diambil di semester sebelumnya. Sehingga, diharapkan dapat lebih mudah untuk
mempelajari dasar-dasar ilmu pemuliaan ternak.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan fenotip dan genotip?

3) Apa yang dimaksud dengan sifat kualitatif dan sifat kuantitatif?

4) Apa yang dimaksud dengan efek gen, pengaruh gen yang bersifat aditif,
pengaruh gen yang bersifat dominan dan pengaruh epistasis?

5) Apa yang dimaksud dengan lingkungan, ragam genetik, ragam lingkungan,


lingkungan permanen, dan lingkungan temporer?

1
1.3. Tujuan

1) Mahasiswa mampu mengetahui informasi mengenai fenotip dan genotip.


2) Mahasiswa mampu mengetahui informasi lingkungan, sifat kualitatif,
sifat kuantitatif.
3) Mahasiswa mampu mengetahui informasi pengaruh gen yang bersifat
aditif, pengaruh gen yang bersifat dominan lengkap, dominan tidak
lengkap dan overdominan.
4) Mahasiswa mampu mengetahui informasi pengaruh epistatis, ragam
genetik, ragam lingkungan, lingkungan permanen, dan lingkungan
temporer agar mahasiswa siap dalam belajar pemuliaan ternak.

2
II
PEMBAHASAN

2.1 Fenotip dan Genotip

Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis,

dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan

lingkungan serta interaksi keduanya. Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat

dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah

sesuatu yang dapat dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam

tingkatan ini, contoh fenotipe misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan

terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotipe dapat berupa

kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal,

kadar gula darah atau kandungan protein dalam beras. Pada taraf molekular, fenotipe

dapat berupa jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA

pada elektroforesis.

Genotipe (harafiah berarti "tipe gen") adalah istilah yang dipakai untuk

menyatakan keadaan genetik dari suatu individu atau sekumpulan individu populasi.
Genotipe dapat merujuk pada keadaan genetik suatu lokus maupun keseluruhan

bahan genetik yang dibawa oleh kromosom (genom). Genotipe dapat

berupa homozigot atau heterozigot. Setelah orang dapat melakukan transfer gen,

muncul pula penggunaan istilah hemizigot.

Fenotipe ditentukan sebagian oleh genotipe individu, sebagian oleh

lingkungan tempat individu itu hidup, waktu, dan, pada sejumlah sifat, interaksi

antara genotipe dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek

lingkungan (hidup) pula. Ide ini biasa ditulis sebagai P = G + E + GE, dengan P

3
berarti fenotipe, G berarti genotipe, E berarti lingkungan, dan GE berarti interaksi

antara genotipe dan lingkungan bersama-sama (yang berbeda dari pengaruh G dan E

sendiri-sendiri.

2.2 Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Sifat pada ternak dapat dibedakan menjadi sifat kuantitatif dan sifat kualitatif.

Sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat diukur, misalnya produksi susu, bobot badan

dan produksi telur. Sifat ini dikontrol banyak gena dan sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, seperti pakan dan tatalaksana. Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak

dapat diukur, tapi bisa dikelompokan. Misalnya warna bulu, bentuk tanduk. Sifat ini

sedikit/tidak dipengaruhi lingkungan dan biasanya dikontrol oleh satu atau dua

pasang gena saja.

2.3 Efek Gen, Pengaruh Gen yang Bersifat Aditif, Pengaruh Gen yang

Bersifat Dominan dan Pengaruh Epistasis

1. Efek Gena

Sifat-sifat kuantitatif dikontrol oleh banyak gena. Gena-gena tersebut ada

yang berpengaruh besar dan ada juga yang kecil. Gena-gena inilah yang menyusun
genotip sehingga dapat menyumbangkan suatu ekspresi pada fenotip. Namun, dengan

banyaknya pasangan faktor keturunan yang mempengaruhi sifat kuantitatif, akan sulit

untuk menentukan cara berperannya masing-masing gen. Efek dari gena dalam

genotip dapat dibedakan menjadi pengaruh yang bersifat aditif, pengaruh yang
bersifat dominan, dan pengaruh yang bersifat epistatis.

4
G = A+D+E

Dimana, G = Genotip

A = Efek gena aditif

D = Efek gena dominan

E = Efek gena epistatis

2. Pengaruh yang bersifat aditif

Gen dapat bersifat aditif dengan masing-masing gen “plus” menambah jumlah

tertentu pada suatu sifat. Maksudnya, suatu gen berpengaruh aditif apabila pengaruh

penggantian satu alel dengan gen tersebut sama, tidak peduli apakah ada anggota lain

dari pasangan atau rangkaian alel itu dan tidak peduli gen-gen apa yang ada pada
lokus-lokus lain.

5
Gen yang bersifat aditif ditunjukkan oleh gambar bagian a dan gambar bagian e
yang menunjukkan peran gen aditif dari dua pasang gen.

3. Pengaruh gen yang bersifat dominan

Suatu gen memperlihatkan dominansi apabila heterozigot mempunyai nilai lebih

besar daripada nilai tengah antara kedua homozigot dari pasangan gen itu. Pengaruh
yang bersifat dominan dapat dibedakan menjadi :

a. Dominan lengkap : ditunjukkan oleh gambar bagian b

b. Dominan tidak lengkap : ditunjukkan oleh gambar bagian d

c. Overdominan : ditunjukkan oleh gambar bagian c

4. Pengaruh Epistasis

Gen yang dipengaruhi sifat epistatis terlihat dari gambar bagian f. Gambar f

menunjukkan kemungkinan lain dimana kedua pasang gen memperlihatkan

6
dominansi tetapi kehadiran gen dominan dari kedua pasang gen itu memberikan

fenotipe yang lebih unggul daripada jumlah pengaruh masing-masing gen, yaitu Aabb

dan aaBb masing-masing 0,5 unit diatas nilai dasar 1,0. Apabila genotipe-genotipe A-

B- hanya mencerminkan jumlah pengaruh masing-masing gen, mereka akan

mempunyai nilai 0,5 + 0,5 = 1,0 unit diatas nilai dasar 1.0. Tetapi nilai dari genotipe-
genotipe ini lebih dari 2,0 jadi menunjukkan ada epistatis.

2.4 Lingkungan, Ragam Genetik, Ragam Lingkungan, Lingkungan


Permanen, Dan Lingkungan Temporer
1. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup.

Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan adalah suatu system

yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan

dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Ensiklopedia kehutanan

menyebutkan bahwa Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik

yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Hal ini mencakup hal yang

7
sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan

kadang-kadangintervensimanusia.

Kepentingan atau pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap masyakat

tumbuhan berbeda-beda pada saat yang berlainan. Suatu faktor atau beberapa faktor

dikatakan penting apabila pada suatu waktu tertentu faktor atau faktor-faktor itu

sangat mempengaruhi hidup dan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, karena dapat pada

taraf minimal, maximal atau optimal, menurut batas-batas toleransi dari tumbuh-
tumbuhan atau masyarakat masing-masing.

2. Ragam Genetik

Keragaman genetik adalah variasi karakteristik yang ada diwariskan pada

populasi spesies yang sama. Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen

yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies makhluk hidup. Gen atau flasma nutfah

adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat dalam

lokus kromosom. Tiap individu mahluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun

atas benang-benang pembawa sifat keturunan. Kromosom terdapat di dalam inti sel.

Seluruh organisme yang ada dipermukan bumi ini mempunyai kerangka dasar

komponen sifat menurun yang sama. Kerangka tersebut tersusun atas ribuan sampai
jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme.

Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namum komposisi,

atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan

jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman

gen. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis, tetapi didalam satu jenis pun

terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat didalam


satu spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas, misalnya, ada varietas

8
padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng. Keanekaragaman sifat genetik

pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat di dalam kromosom

yang dimilikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya melalui

pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.

Peningkatan keanekaragaman gen dapat terjadi

melalui hibridisasi (perkawinan silang) antara organisme satu spesies yang berbeda

sifat, atau melalui proses domestikasi (budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh

manusia). Contohnya adalah hibridisasi tanaman anggrek untuk mendapatkan bunga

anggrek dengan warna beraneka ragam, hibridisasi sapi Fries Holland dengan sapi

Bali, dan hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar

untuk mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit. Dengan hibridisasi akan

diperoleh sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu spesies.


Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.

3. Ragam Lingkungan

Ragam lingkungan (VE) adalah variasi yang disebabkan oleh faktor


lingkungan. Faktor lingkungan adalah semua faktor yang bukan bersifat genetik,

tetapi mempengarui produktifitas seekor ternak selama hidupnya. Bila terjadi

interaksi antara genotip dan lingkungan (bekorelasi) maka genetik dan lingkungan

bersifat tidak bebas atau terikat. Dengan adanya perubahan lingkungan maka
performans akan berubah dan vGE ≠ 0.

9
Ragam yang disebabkan oleh epistasis dapat lebih jauh di bedakan menjadi

interaksi antara gena-gena yang bersifat aditif, interaksi antara gena-gena yang
bersifat aditif dan dominan, dan antara gena-gena dominan.

5. Lingkungan Permanen dan Temporer

Lingkungan permanen adalah faktor tetap yang bukan bersifat genetik yang

mempengaruhi individu sepanjang hidupnya. Pengaruh penyakit cacat misalnya

pincang, kurang gizi pada awal pertumbuhan, pengaruh selama dalam kandungan,

jumlah kelahiran, pemeliharaan induk, umur induk. Sedangkan, Lingkungan temporer

adalah faktor yang berpengaruh terhadap satu pengukuran tetapi tidak berpengaruh

terhadap pengukuran yang lain atau dengan kata lain pengaruh ini hanya

mempengaruhi produksi sesaat saja atau sementara, misalnya karena adanya


perubahan susunan ransum yang mengakibatkan perubahan pada produksi.

Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝜎𝑒2 + 𝜎𝑒𝑝
2 2
+ 𝜎𝑒𝑡

10
Dimana : 𝜎𝑒2 = ragam lingkungan

2
𝜎𝑒𝑝 = ragam lingkungan permanen

2
𝜎𝑒𝑡 = ragam lingkungan temporer

11
III

KESIMPULAN

Pemuliaan ternak diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan

untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang

berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan dimunculkan setelah

bekerja sama dengan pengaruh faktor lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.

Keragaman (Variasi) individu (terutama variasi genotip) memegang peranan

penting dalam pemuliabiakan ternak. Jika dalam suatu populasi ternak tidak ada

variasi genotip, maka tidak ada gunanya kita menyeleksi ternak bibit. Semakin tinggi

variasi genotip didalam populasi, semakin besar perbaikan mutu bibit yang

diharapkan. Dalam ilmu pemuliabiakan ternak, fenotip, genotip dan lingkungan

diungkapkan dalam variasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan.


PT.Widiasarana Indonesia, Jakarta
Kurnianto, Edy. 2010. Ilmu Pemuliaan Ternak. Lembaga Pengembangan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Warwick, dkk. 1990. Pemuliaan Ternak. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Widodo, W. dan L. Hakim., 1981. Pemuliaan Ternak. Lembaga Penerbitan
Universitas Brawijaya, Malang.

iv
LAMPIRAN

1. Pembagian Tugas

No Nama Tugas

1. ANNISA NAHDLIATUL HAQ fenotip, genotip, sifat kualitatif, sifat


kuantitatif

2. MARTINA TRI PUSPITA S pengaruh gen yang bersifat aditif, pengaruh

gen yang bersifat dominan lengkap,


dominan tidak lengkap, overdominan

3. HELDA RUSMIDA L B ragam lingkungan, lingkungan permanen,


lingkungan temporer

4. FAJRIANA IHSAN pengaruh epistatis, ragam genetik,


lingkungan

Anda mungkin juga menyukai