Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

“DISINTEGRASI DAN INTEGRASI BANGSA”

NAMA / NRP / KP :
Siti Rohmah / 130216279 / KP-C6

UNIVERSITAS SURABAYA
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
SEMESTER GASAL 2017/2018
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beribu-ribu pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke dan didalamnya kaya dengan berbagai keragaman
mulai dari suku, budaya, ras, agama, adat dan istiadat. Keragaman tersebut dapat
menimbulkan konflik yang terjadi pada masyarakat seperti konflik tentang politik dan sosial,
konflik yang semakin marak dan meluas membuat menurunnya rasa nasionalisme di dalam
masyarakat. Kondisi seperti diatas dapat juga terlihat dengan adanya konflik seperti yang
bernuansa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI
akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak segera
ditangani dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa, masalah
disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan kelangsungan hidup
bangsa ini dan permasalahan disintegrasi ini sangat kompleks sebagai akibat akumulasi
permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang saling tumpang
tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi
sampai pada akar permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.

Disintegrasi Bangsa sendiri secara harfiah dapat dipahami sebagai perpecahan suatu
bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic
Dictionary 1996), dan secara bahasa suatu perpecahan, keadaan yang tidak bersatu padu atau
keadaan terpecah belah, hilangnya suatu keutuhan akan persatuan. Penyebab timbulnya
disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya
kekayaan alamnya berlimpah dan berlebih, sehingga daerah tersebut mampu
menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
tinggi dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah disintegrasi bangsa yaitu :

 Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga persatuan ( integrasi ), serta tidak
menimbulkan perpecahan ( disintegrasi ) wilayah dan ideologi.
 Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan tidak untuk mementingkan
golongan ataupun pribadi melainkan demi kepentingan negara.
 Keadilan harus dijunjung tinggi, tidak ada penyalahgunaan hukum ataupun penindasan.
 Toleransi antar agama, suku, dan ras harus ditingkatkan.
 Meningkatkan rasa nasionalisme.
 Upaya integrasi nasional harus dijalankan semaksimal mungkin dan dilakukan oleh setiap
warga negara.

Hal diatas memang tidak semua bisa teratasi hanya dengan upaya semacam itu, maka
untuk mencapai keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang
berbeda asal-usul kedaerahan, selain itu faktor sejarah juga yang mempersatukan ratusan
suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama dimasa lalu. kita
mempunyai semboyan bhinneka tunggal ika, yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan
tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu pancasila sebagai ideologi yang menjadi
poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi, kedaulatan dan kemakmuran bersama dan
perlu juga upaya seperti integrasi nasional. Integrasi nasional itu sendiri berasal dari dua kata
yaitu “Integrasi” dan “Nasional”. Integrasi berasal dari bahasa inggris, Integrate artinya
menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dan menurut bahasa integrasi artinya
pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh dan kata Nasional berasal dari
bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Integrasi nasional identik dengan Integrasi bangsa
yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial
budaya ke dalam suatu wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus
dapat menjamin terwujudnya keselarasan dan keseimbangan dalam menapai tujuan bersama
sebagai suatu bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin
terwujudnya negara yang makmur aman dan tenteram.

Upaya yang dapat memperkuat dan memperkukuh integrasi bangsa antara lain sebagai
berikut :

 Membangun dan menghidupkan komitmen yang menjadikan perjalanan panjang


Indonesia untuk menyatukan dirinya dimulai dari Kebangkitan Nasional pada tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, harus terus dihadirkan
hakikat dan maknanya dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia
 Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk membangun konsensus. Kompromi
dan kesepakatan adalah jiwa demokrasi. Penghormatan dan pengakuan terhadapa
mayoritas diperlukan, tetapi perlindungan minoritas tidak boleh diabaikan.
 Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kelembagaan itu diharapkan mampu
membangun mekanisme peleraian konflik untuk mencegah kecenderungan tindakan
represif dalam menyelesaikan konflik.
 Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret yang tegas dan tepat dalam segala
aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua
pihak, juga semua wilayah.
 Pentingnya memiliki kepemimpinan yang arif dan efektif dalam pembinaan integrasi
nasional.

KASUS YANG MENGANCAM KEUTUHAN WILAYAH INDONESIA

Tiga tersangka anggota kelompok Saracen, penyedia jasa penyebar ujaran kebencian
atau hate speech dan hoax untuk menyerang suatu kelompok tertentu, yakni (dari kiri) JAS
alias Jasriadi (32), ketua sindikat Saracen, Muhammad Faizal Tonong, pemilik akun Faizal
Muhammad Tonong atau Bang Izal (43), ketua bidang media informasi, dan Sri Rahayu
Ningsih (32), koordinator grup Saracen wilayah Jawa Barat. Jasriadi ditangkap polisi di
Pekanbaru, Riau, Muhammad Faizal Tonong ditangkap di Koja, Jakarta Utara, pada 20 Juli
2017, sedangkan Sri Rahayu Ningsih ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, pada 5 Agustus 2017
lalu. TRIBUN PEKANBARU.COM - Terbongkarnya jaringan Saracen yang diduga
menyebarkan konten SARA melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK), harus
dianggap sebagai salah satu ancaman siber yang serius.Pasalnya, kelompok Saracen tidak
hanya menyerang satu agama saja, tetapi berbagai pihak termasuk pemerintah dengan teknik
adu domba yang sistematis. “Merujuk data di Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo), untuk pengaduan konten negatif terkait SARAdan kebencian, pornografi
dan hoax menempati urutan tertinggi pengaduan konten negatif,” kata Ketua Komisi I DPR
RI Abdul Kharis Almasyhari, dalam keterangan persnya kepada Parlementaria, Jumat
(25/8/2017).
Diketahui, Kemenkominfo selama periode 1 Januari hingga akhir Juli 2017 telah
menerima email pengaduan konten negatif. Kategori SARA atau kebencian, pornografi, dan
hoax menempati tiga urutan tertinggi pengaduan konten negatif. Konten SARA mencapai
puncak tertinggi pada Januari 2017 dengan 5.142 aduan.Sementara itu, media sosial yang
berbau pornografi berjumlah 9.000 lebih dan konten hoax sekitar 6.632. Kharis melihat,
fenomena yang terjadi harus dipahami seperti gunung es, artinya angka-angka tersebut
adalah yang muncul di permukaan. Yang tak terlihat justru lebih mengerikan lagi. Bahkan ia
yakin masih banyak kelompok-kelompok seperti Saracen yang belum tersentuh, apalagi
menjelang Pilkada 2018 dan Pemiu 2019. “Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu memberikan
manfaat positif yang dapat membantu dan memajukan kehidupan manusia, di sisi lain,
memberikan dampak negatif yang justru akan merusaknya,” katanya. Politisi F-PKS itu
menambahkan, kegiatan kelompok Saracen yang menyebarkan konten SARA dan hoax
merupakan tindakan penggunaan kecanggihan TIK untuk hal yang bersifat negatif, yang
membawa dampak negatif berupa potensi munculnya konflik SARA.
Apalagi negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras
dan antar golongan. “Tindakan kelompok Saracen berpotensi mengancam keutuhan NKRI
dan tatanan kehidupan masyarakat yang mengusung Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu
mereka harus diberantas dengan tegas sampai ke aktor intelektual yang ada di belakangnya,”
tegas Kharis. Lebih lanjut Kharis memastikan bahwa Komisi I DPR RI memiliki komitmen
agar masyarakat terlindungi dari konten negatif termasuk di dalamnya konten
penyebar SARA. Wujudnya, dalam berbagai kesempatan Rapat Kerja Komisi I DPR RI
dengan Menkominfo. Komisi I DPR RI meminta agar Pemerintah untuk menindak tegas
penyebar konten negatif sekaligus meningkatan literasi media terkait bahaya penayangan
konten negatif. Adalah tugas Pemerintah untuk melindungi kepentingan umum dari segala
jenis gangguan sebagai akibat penyebaran konten negatif dan berita palsu.
Jasriadi mengaku memiliki kemampuan meretas jaringan media sosial. Dia belajar
secara autodidak di internet. Bahkan, dia belajar secara khusus tentang Facebook. "Jadi tidak
ada namanya kita diajari orang, prosesnya panjang sekali. Waktu itu saya mempelajari dasar-
dasar Facebook, saya membuka kode source. Kebetulan di bawahnya ada
pengembang developer-nya, orang India," kata dia. "Beliau menjual program dasar-dasar FB
(Facebook). Saya pelajari dari situ, saya beli waktu itu pembayarannya pakai Paypal,"
Jasriadi mengklaim. Dalam kasus Saracen, polisi telah menangkap tiga tersangka. Ketiganya
adalah Jasriadi alias JAS yang merupakan Ketua Saracen, MFT yang berperan sebagai
koordinator media dan Informasi, serta Sri Rahayu Ningsih alias SRN yang berperan sebagai
koordinator wilayah. Polisi masih mencari tersangka lain yang merupakan admin jaringan
Saracen. Polisi juga memburu pihak-pihak yang pernah memesan konten terlarang ini di
Saracen. "Ya kita akan kembangkan. Kita masih membidik admin-admin lain atau grup-grup
lain yang memiliki modus yang serupa dengan kelompok (Saracen) ini," tandas Kasubbag
Ops Satgas Patroli Siber Polri, AKBP Susatyo Purnomo.

Anda mungkin juga menyukai