Anda di halaman 1dari 8

Judul : Indikator Asam Basa

Tujuan : Menentukan sifat asam dan basa beberapa sampel larutan dengan
menggunakan indikator universal

Dasar Teori :

Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam jenis larutan
yang berbeda, misalnya lakmus merah dan lakmus biru ketika diletakkan pada larutan yang
sifatnya asam akan berubah warna menjadi merah.
Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral.
Bahkan dengan indikator universal, kita juga dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator
universal sendiri adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi
warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam
suatu larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Contoh
indikator adalah phenolptalien (PP), bromtimol biru (BTB), dan metil merah (MM) dengan
trayek perubahan tertentu.
Warna indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan
yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam larutan yang memiliki pH lebih
dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8, warna lakmus adalah kombinasi dari
kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah menjadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-
batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna, kita sebut dengan trayek perubahan
warna indikator, dan dengan memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator tersebut, kita
dapat memperkirakan harga pH suatu larutan.

Beberapa indikator beserta trayek pH-nya adalah sebagai berikut:


Indikator Warna pH
phenolptalien Tak berwarna - Merah 8,3-10,0
Bromtimol Biru Kuning - Biru 6,0 - 8,0
Metil Merah Merah - Kuning 4,4 – 6,2
Lakmus Merah - Biru 4,5 – 8,3
Alat dan Bahan :

Alat

1. Tabung reaksi 5 buah


2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes 2 buah
5. Pelat Tetes 1 buah

Bahan

1. Lakmus Biru
2. Lakmus Merah
3. Bromtimol Biru
4. Indikator PP
5. Metil Merah
6. Sampel A
7. Sampel B
8. Sampel C
9. Sampel D
10. Sampel E
11. Sampel F
12. Alkohol
13. Air Sabun
14. Air Parit
15. Cuka

Langkah Kerja :

1. Teteskan masing-masing sebanyak 3 tetes sampel A pada 5 lubang pelat tetes


2. Pada lubang pertama, letakkan lakmus merah. Amati dan catatlah perubahan warna
lakmus.
3. Pada lubang kedua, letakkan lakmus biru. Amati dan catatlah perubahan warna lakmus.
4. Pada lubang ketiga, tambahkan indikator PP. Amati dan catatlah perubahan warna pada
sampel
5. Pada lubang keempat, tambahkan metil merah (MM). Amati dan catatlah perubahan
warna pada sampel
6. Pada lubang kelima, tambahkan bromtimol biru (BTB). Amati dan catatlah perubahan
warna pada sampel
7. Lakukan langkah 1-6 pada sampel B, C, D, E, F, alkohol, cuka, air parit, dan air sabun.

Data Hasil Pengamatan :

No. Larutan Warna dalam Indikator Sifat


Lakmus Lakmus PP MM BTB larutan
Merah Biru
1. A Merah Merah Tak Merah Kuning Asam
berwarna
2. B Merah Merah Tak Merah Kuning muda Asam
berwarna
3. C Merah Biru Tak Merah Kuning lemon Netral
berwarna keorenan kehijauan
4. D Merah Biru Tak Merah Hijau muda Netral
bewarna keorenan
5. E Biru Biru Merah Oren Biru tua Basa
kekuninga
n
6. F Biru Biru Merah Oren tua Biru tua (lebih Basa
tua daripada
sampel E)
7. Alkohol Merah Biru Tak Merah Kuning muda Asam
berwarna
8. Air Merah Biru Tak Merah tua Kuning Asam
Sabun berwarna
9. Air Parit Merah Biru Tak Kuning Biru Basa
berwarna keorenan
10. Cuka Merah Merah Tak Merah Kuning Asam
berwarna

Pembahasan :

Untuk dapat memperkirakan pH beberapa indikator tersebut, maka kita dapat memperhatikan
tabel berikut:

Indikator Warna pH
phenolptalien Tak berwarna - Merah 8,3-10,0
Brom Timol Biru Kuning - Biru 6,0 - 8,0
Metil Merah Merah - Kuning 4,4 – 6,2
Lakmus Merah - Biru 4,5 – 8,3

Dengan menggunakan tabel tersebut, kita dapat memperkirakan pH dari sampel yang ada, yakni:

 pH sampel A : kurang dari 4,4


 pH sampel B : kurang dari 4,4
 pH sampel C : antara 6,2 – 8,3
 pH sampel D : antara 6,2 – 8,3
 pH sampel E : lebih dari 10,0
 pH sampel F : lebih dari 10,0
 pH Alkohol : kurang dari 4,4
 pH Air Sabun : kurang dari 4,4
 pH Air Parit : antara 8,0 – 8,3
 pH Cuka : kurang dari 4,4
Hasil analisa diatas diperoleh dari tabel perkiraan pH berikut:

Larutan Indikator
phenolptalien Metil Merah Brom Timol Biru
A < 8,3 < 4,4 < 6,0
B < 8,3 < 4,4 < 6,0
C < 8,3 4,4 – 6,2 6,0 – 8,0
D < 8,3 4,4 – 6,2 6,0 – 8,0
E >10,0 > 6,2 > 8,8
F >10,0 > 6,2 > 8,0
Alkohol < 8,3 < 4,4 < 6,0
Air Sabun < 8,3 < 4,4 < 6, 8
Air Parit < 8,3 >6,2 > 8,0
Cuka < 8,3 < 4,4 < 6,0

Dalam penelitian ini, diambil kesimpulan mengenai sifat asam dan basa dari suatu larutan
berdasar tiga indikator dari empat indikator yang diuji saat praktikum.

Kesimpulan :

1. pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menambah indikator asam basa kedalamnya,
sehingga dapat diperkirakan sesuai dengan pH perubahan warna indikator tersebut.
2. Dari sepuluh sampel yang diuji, dan setelah disesuaikan dengan pH perubahan warna
indikator, diperoleh perkiraan pH masing-masing sampel:
pH sampel A : kurang dari 4,4
pH sampel B : kurang dari 4,4
pH sampel C : antara 6,2 – 8,3
pH sampel D : antara 6,2 – 8,3
pH sampel E : lebih dari 10,0
pH sampel F : lebih dari 10,0
pH Alkohol : kurang dari 4,4
pH Air Sabun : kurang dari 4,4
pH Air Parit : antara 8,0 – 8,3
pH Cuka : kurang dari 4,4
Lampiran:

Sampel A saat diuji dengan indikator


Sampel C saat diuji dengan indikator

Alat dan Bahan yang digunakan

Sampel air parit (warna oren) dan sampel cuka (warna biru)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

INDIKATOR ASAM BASA

Oleh

Sherly Indriana
XI MIPA 6

SMA NEGERI 10 SAMARINDA


TAHUN AJARAN 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai