Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SEMINAR PELAKSANAAN EWS (EARLY WARNING SYSTEM),

MANAJEMEN NYERI DAN RESIKO TINGGI


DI RUMAH SAKIT DATU PANCAITANA

I. PENDAHULUAN

Early Warning System (EWS)


Staf Klinis memerlukan pelatihan untuk mendeteksi ( mengenali )
perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan
tindakan.

Manajemen Nyeri
Keluhan nyeri merupakan keluhan yang paling umum kita
temukan atau dapatkan ketika kita sedang melakukan tugas kita
sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu ditataran pelayanan rawat
jalan maupun rawat inap yang karena seringnya keluhan itu kita
temukan . Kadang kala kita sering menganggap hal itu sebagai hal
yang biasa sehingga perhatian yang kita berikan tidak cukup
memberikan hasil yang memuaskan dimata pasien.
Nyeri sesungguhnya tidak hanya melibatkan persepsi dari suatu
sensasi, tetapi berkaitan juga dengan respon fisiologis, psikologis,
sosial, kognitif, emosi dan perilaku sehingga dalam penanganannya
pun memerlukan perhatian yang serius dari semua unsur yang
terlibat di dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu pemahaman
tentang nyeri dan penanganannya sudah menjadi keharusan bagi
setiap tenaga kesehatan ,terutama perawat yang dalam rentang
waktu 24 jam sehari berinteraksi dengan pasien.

Asuhan Pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi


Asuhan risiko tinggi (termasuk resusitasi, transfusi, transplantasi
organ/jaringan ) dan asuhan untuk risiko tinggi atau kebutuhan
populasi khusus yang membutuhkan perhatian tambahan. Asuhan
pasien dilakukan oleh profesional pemberi asuhan dengan banyak
disiplin dan staf klinis lainnya. Semua staf yang terlibat dalam asuhan
pasien harus memiliki peran yang jelas, ditentukan oleh kompetensi
dan kewenangan, kredensial, sertifikasi, hukum dan regulasi,
keterampilan individu, pengetahuan, pengalaman dan kebijakan
rumah sakit sakit atau uraian tugas wewenang. Beberapa asuhan
dapat dilakukan oleh pasien/keluarganya atau pemberi asuhan
terlatih. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan
dan diintegrasikan oleh semua profesional pemberi asuhan dapat
dibantu oleh staf klinis lainnya.

II. LATAR BELAKANG

Early Warning System (EWS)


Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan intensif/kritis
mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup
untuk melakukan assesmen serta mengetahui pasien yang akan
masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak pasien di luar daerah
pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat inap.
Seringkali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini ( contoh,tanda-
tanda vital yang memburuk dan perubahan kecil status
neurologisnya ) sebelum mengalami penurunan kondisi klinis yang
meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali
sedini-dininya pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar
pasien yang mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya
memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar kisaran normal yang
merupakan indikasi keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat
diketahui dengan Early Warning System (EWS).
Penerapan Early Warning System (EWS) membuat staf untuk
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila
perlu mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil
asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan Early Warning System (EWS) dapat dilakukan
menggunakan sistem skor.
Semua staf dilatih untuk menggunakan Early Warning System (EWS).

Manajemen Nyeri
Nyeri dapat didefinisikan sebagai “ pengalaman sensoris dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau dilukiskan
dalam istilah kerusakan “ ( The International Association for the Study
of Pain, 1979 ).
Namun dewasa ini, banyak Rumah Sakit yang telah melakukan
upaya intensif untuk mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa
nyeri yang menyertai tindakan medis, tindakan keperawatan, atau
prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan
tindak lanjut yang teratur sesuai dengan kriteria yang dikembangkan
oleh Rumah Sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan oleh
pasien dikelola dengan melakukan pemantauan secara kontinyu dan
terencana. Bahkan dalam akreditasi Joint Commision International
(JCI). Isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian
yang dipersyaratkan untuk dipenuhi pihak Rumah Sakit.

Asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi


Tujuan utama pelayanan rumah sakit adalah pelayanan pasien.
Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai macam pasien dengan
berbagai macam kebutuhan pelayanan kesehatan. Berbagai pasien
yang digolongkan risiko tinggi karena umur,kondisi atau kebutuhan
yang bersifat kritis. Rumah Sakit juga menyediakan berbagai macam
pelayanan,termasuk yang berisiko tinggi karena memerlukan
peralatan yang kompleks, yang dipergunakan untuk pengobatan
penyakit yang mengancam jiwa ( pasien dialisis ), sifat pengobatan (
penggunaan darah atau produk darah ), potensi yang membahayakan
pasien atau efek toksis dari obat berisiko tinggi ( misalnya
kemoterapi).
Penyediaan pelayanan yang paling sesuai disuatu Rumah sakit
untuk mendukung dan merespon terhadap kebutuhan pasien yang
unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi tingkat tinggi.
Pelayanan tersebut dapat berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif,
rehabilitatif, termasuk anastesi, pembedahan, pengobatanm terapi
suportif atau kombinasinya.
Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk penanganan pasien
risiko tinggi di Rumah Sakit Datu Pancaitana yaitu dengan melakukan
survay dengan metode check list pelaksanaan penanganan pasien
risiko sesuai standar, survey dokumentasi ( kelengkapan pencatatan
keperawatan, penilaian kinerja staf dan patient safety.

III. TUJUAN

Early Warning System (EWS)


A. Meningkatkan kemampuan staf dalam hal pelaksanaan Early
Warning System (EWS) di Rumah Sakit.
B. Meningkatkan pelaksanaan proses Early Warning System (EWS).
C. Meningkatkan pelaksanaan dokumentasi atau pencatatan Early
Warning System (EWS).
Manajemen Nyeri
a. Umum
Melaksanakan kegiatan pelatihan guna meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan personil Rumah Sakit Datu
Pancaitana tentang pengelolaan rasa nyeri.
b. Khusus
1. Memiliki pengetahuan mengenai manajemen nyeri pada
berbagai kondisi
2. Mampu menjelaskan pengertian nyeri
3. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri
4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
5. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri
6. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada
berbagai penyebab

Asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi


a. Tujuan Umum
1. Mengarahkan penanganan asuhan pasien risiko tinggi
2. Mengetahui kemampuan staf dalam menangani pasien risiko
tinggi
3. Mengetahui ketaatan staf dalam melakukan tindakan
penanganan asuhan pasien risiko tinggi sesuai dengan standar
yang telah ditentukan
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan kasus emergency di unit gawat darurat
2. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
pemberian pelayanan resusitasi di seluruh unit Rumah Sakit
3. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
penanganan, penggunaan dan pemberian darah dan produk
darah diseluruh unit Rumah Sakit
4. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup
dasar
5. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan pasien dengan penyakit menular
6. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan pasien dialisis
7. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan pasien yang diberi penghalang
8. Mengetahui pemahaman dan kompetensi staf mengenai
asuhan pasien usia lanjut dan anak-anak
9. Mengetahui angka kecelakaan / patient safety di ruang rawat
Rumah Sakit Datu Pancaitana.
Manfaat
_ Sebagai standar dan parameter dalam melakukan penilaian
pelayanan pasien dengan risiko tinggi di Rumah Sakit Datu
Pancaitana.
Sebagai acuan bagi perawat dalam melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan Rumah Sakit Datu Pancaiatan.
Untuk memudahkan dalam melakukan monitiring dan evaluasi
kegiatan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Datu Pancaitana.

IV. SASARAN
1. Manajer Keperawatan
2. Perawat IGD
3. Perawat HCU
4. Perawat di ruang perawatan
5. Perawat Tim Code Blue

V. NAMA KEGIATAN

Seminar Implementasi Early Warning System (EWS) dalam lingkup


Rumah Sakit Datu Pancaitana

Seminar Manajemen Nyeri dalam lingkup Rumah Sakit Datu


Pancaitana

Seminar asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko


tinggi dalam lingkup Rumah Sakit Datu Pancaitana.

Kegiatan pokok
Membantu Kepala Rumah Sakit Datu Pancaitana dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

VI. NARA SUMBER


1. Early Warning System (EWS)
PEMATERI : perawat Ns
2. Manajemen Nyeri
PEMATERI : dokter spesialis anastesi
3. Resiko Tinggi
PEMATERI : dokter spesialis dalam / perawat Ns

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Hari : Kamis
Tanggal : 14 Februari 2019
Jam : 08.00 – Selesai
Tempat : Di Lantai II Aula RSUD Datu Pancaitana

VIII. FASILITAS KEGIATAN


1. Seminar Kit
2. Snack
3. Makan siang ( pemateri)
4. Sertifikat

IX. PANITIA KEGIATAN


Terlampir

X. ANGGARAN KEGIATAN
Terlampir

XI. KESIMPULAN
Rencana kegiatan seminar yang akan dilaksanakan ini sebagai
salah satu upaya dalam peningkatan kemampuan tenaga medis
maupun non medis melalui pengisian ilmu pengetahuan dan
keterampilan guna memenuhi tuntutan tugas dan tanggung jawab
dalam sehari-hari di dalam lingkup Rumah Sakit Datu Pancaitana.

XII. PENUTUP
Demikian rencana kegiatan seminar di Rumah Sakit datu
Pancaitana untuk dipedomani dan dapat dilaksanakan.

Watampone, 26 Januari 2019

Ketua POKJA PAP

(............................)
Lampiran 1.

PANITIA KEGIATAN

KETUA : ketua pokja PAP


WAKIL KETUA : Andi Moris AM
SEKRETARIS : Hajrah
BENDAHARA : Nini Dwiyana

SEKSI ACARA
Koordinator : A. Anwar
Anggota : Febrianti
A. Mirnawati
Lulu almarjan

SEKSI PERLENGKAPAN
Koordinator : Lukman
Anggota : Adnan
Ria Agustina
Kahnifatun

SEKSI KONSUMSI
Koordinator : A. Nining
Anggota : Madina
A. Batari Toja
Lili Nurlinda
Lampiran 2.

ANGGARAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai