PROBLEM
KU
RPS
Pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian pipi kanan, panas (+), bengkak (+) sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri menelan (+), makan-minum (+) masih masuk.
RPD
3 bulan yang lalu mengalami keluhan serupa dan riwayat dilakukan operasi.
HYPOTHESIS
Rinosinusitis Kronis
1
MECHANISM
Ostium
↓
Ostium tertutup
↓
Gangguan ventilasi dan drainase
↓
Stagnasi secret
↓
Perubahan komposisi secret dan pH
↓
Pertukaran metabolism gas dari mukosa
↓
Kerusakan silia dan ephitelium
↓
Perubahan dari bakteri saprofit menjadi pathogen
↓
Peningkatan ketebalan dari mukosa (eksudatif / produktif)
(semakin menyebabkan ostium tertutup)
MORE INFO
Vital Sign :
TD : 120/80 mmHg
N : 72x /menit
R : 20x /menit
S : 36,4 C
Hasil Laboratorium
Darah lengkap
Hematocrit : 39 %
2
Limfosit : 35,0 %
Neutrofil : 58,0 %
Kimia klinik
CT-Scan
Hasil foto Head CT-Scan potongan coronal, pada penderita dengan Dx klinis Rhinosinusitis,
tanpa kontras:
Kesan:
Tanda-tanda rhinitis
DON’T KNOW
1. Apakah Rinosinusitis?
3
4. Bagaimana menegakkan diagnosis rinosinusitis?
LEARNING ISSUES
1. Definisi Rinosinusitis
Rinosinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal yang disertai atau dipicu oleh
rhinitis. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai
semua sinus disebut pansinusitis. Sinus yang paling sering terkena ialah sinus maksilaris
dan sinus etmoidalis, sedangkan sinus frontalis jarang terkena, dan sinus sfenoidalis lebih
jarang terkena.
2. Etiologi Rinosinusitis
Faktor lain yang juga berpengaruh ialah lingkungan berpolusi, udara dingin dan
udara kering, kebiasaan merokok. Keadaan tersebut dapat menyebabkan perubahan
mukosa dan merusak silia.
c. Polip hidung
f. Infeksi tonsil
g. Infeksi gigi
h. Kelainan imunologik
4
3. Gejala Rinosinusitis
Keluhan utama rinosinusitis akut adalah hidung tersumbat disertai nyeri rasa/rasa
tekan pada muka dan ingus purulent, yang sering turun ke tenggorok (post nasal drip),
dapat disertai gejala sistemik seperti demam dan lesu.
Keluhan nyeri atau rasa tekan di daerah sinus yang terkenan merupakan gejala
khas sinusitis akut, serta kadang-kadang nyeri juga terasa dibagian lain (reffered pain).
Nyeri pipi menandakan sinusitis maksilla, nyeri di antara atau di belakang kedua bola
mata menandakan sinusitis etmoidal, nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan
sinusitis frontal. Pada sinusitis sfenoid, nyeri dirasakan di bagian vertex, oksipital,
belakang mata dan daerah mastoid. Pada sinusitis maksilla kadang-kadang terdapat nyeri
alih ke gigi dan telinga.
Keluhan sinusitis kronis tidak khas, sehingga lebih sulit didiagnosis. Terkadang
hanya 1 atau 2 dari gejala yang muncul, yaitu sakit kepala kronik, post nasal drip, batuk
kronik, gangguan tenggorok, gangguan telinga akibat sumbatan kronik muara tuba
Eustachius, gangguan ke paru seperti bronchitis (sino-bronkitis), bronkiektasis dan
serangan asma yang meningkat dan sulit diobati. Pada anak, mukopus yang tertelan dapat
menyebabkan gastroenteritis.
Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan hiperemis. Pada anak sering ada
pembengkakan di daerah kantus medius.
Pemeriksaan penunjang yang penting diantaranya adalah foto polos atau CT-Scan.
Foto polos posisi Waters, PA dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus-
sinus besar seperti sinus maksila dan frontal. Kelainan akan terlihat perselubungan, batas
udara-cairan (air-fluid level) atau penebalan mukosa.
5
CT-Scan sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu
menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara
keseluruhan dan perluasannya, akan tetapi karena mahal hanya dikerjakan sebagai
penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pra-
operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.
5. Penatalaksanaan Rinosinusitis
a. Mempercepat penyembuhan
b. Mencegah komplikasi
Pada rinosinusitis kronik diberikan antibiotic yang sesuai untuk kuman gram
negative dan anaerob.
Selian dekongestan oral dan topical, dapat juga diberikan terapi lain yang
diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, steroid oral/topical, pencucian rongga hidung
dengan NaCl atau pemanasan (diatermi). Antihistamin tidak rutin diberikan, karena sifat
antikolinergiknya dapat meyebabkan secret menjadi lebih kental. Bila ada alergi berat,
sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke-2. Irigasi sinus maksila atau Proetz
displacement therapy juga merupakan terapi tambahan yang dapat bermanfaat.
Immunoterapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan alergi yang berat.
6. Komplikasi Rinosinusitis
6
Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau sinusitis kronik dengan
eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau intracranial.
Kelainan orbita disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata
(orbita). Yang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila.
Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan yang
dapat timbul ialah edem palpebral, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan
selanjutnya dapat terjadi thrombosis sinus kavernosus.
Pada rinosinusitis kronis dapat tejadi komplikasi berupa osteomyelitis dan abses
subperiostal. Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan pada
anak-anak. Pada osteomyelitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral atau fistula
pada pipi.
Kelainan paru, seperti bronchitis kronik dan bronkiektasis. Adanya kelainan sinus
paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sino-bronkitis. Selain itu dapat juga
menyebabkan kambuhnya asma bronkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya
disembuhkan.
PROBLEM SOLVING
a. Decision making
b. Diagnosis
c. Treatment
- Infus RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr / 24 jam
- Metronidazole 500mg
- Kalmetason 1 gr / 8 jam
7
- Ketorolac 30mg / 12 jam
- Ranitidine 1 gr / 12 jam
d. Prognosis
8
9