Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

NAMA : I KOMANG WIDI MESTAPA YOGA


NIM : 18.321.2833
KELAS : A-12A KEPERAWATAN

TEMU-I
a. Konsep Komunikasi Terapeutik
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses
penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan
kepuasan pasien dapat dipenuhi. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997).
b. Beberapa Prinsip Dasar Dalam Komunikasi Terapeutik :
1. Hubungan dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip “Humanity of Nursing and Clients”.
2. Perawat harus menghargai keunikan klien, dengan melihat latar belakang
keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
3. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri baik pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjga harga
dirinya dan harga diri klien.
4. Komunikasi yang menumbuhkan hubungan saling percaya harus dicapai
terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternative
pemecahan masalahnya.
Beberapa Prinsip Komunikasi Terapeutik Menurut Boyd & Nihart (1998)
Adalah :
1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
2. Tingkah laku professional mengatur hubungna terapeutik.
3. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
4. Kerahasiaan klien harus dijaga.
5. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
6. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian
tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat.
7. Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya secar
rasional.
8. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari
perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang
sangat menarik klien.
9. Implementasi intervensi berdasarkan teori.
10. Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai
tujuan terapeutik.
c. Helping Relationship
Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua (atau lebih) individu
maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan.
d. Tujuan komunikasi terapeutik.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik bertujuan membantu pasien memperjelas dan
mengurangi beban pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan guna mengubah situasi
yang ada apabila pasien percaya pada hal hal yang diperlukan. Membantu
dilakukanya tindakan yang efektif, mempererat interaksi kedua pihak, yakni antara
pasien dan perawat secara profesional dan proporsional dalam rangka membantu
menyelesaikan masalah klien.
TEMU-II
Karakteristik Perawat Yang Memfasilitasi Tumbuhnya Hubungan Terapeutik
TerapeutikMenurut Roger dan Stuart GW (1998) ada beberapa karakteristik seorang perawat
yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik,yaitu :
1. KejujuranTanpa kejujuran mustahil akan terbina hubungan saling percaya, sesorang akan
menaruh kepercayaan kepada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respon yang
tidak dibuat-buat, sebaliknya dia akan berhati-hati pada lawan bicara yang terlalu halus
sehingga sering menyembunyikanisi hati yang sebenarnya dengan kata-kata atau
sikapnya yang tidak jujur. (Rahmat, J, 1996)
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresifPerawat sebaiknya menggunakan kata-kata
yang mudah dimengerti dan dipahami oleh klien dan tidakberbelit-belit.
3. Bersikap positifSikap yang positif terhadap klien ditunjukkan dengansikap hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhdap klien.
4. Empati bukan simpatiDengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan
memikirkan permasalahan dan yang dipikirkan klien. Sikap simpati tidak mampu
melihat permasalahan secara obyektif karena perawat terlibat secara emosional terhadap
permasalahan yang dihadapi klien.
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klienAgar mampu melihat permasalahan
dari sudut pandang klien maka perawat harus menjadi pendengar yang aktif dan sabar
dalam mendengarkan semua ungkapan klien.
6. Menerima klien apa adanyaSeorang perawat yang baik akan tidak memandang hina klien
dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan pakaian yang kumal dan kotor.
7. Sensitif terhadap perasaan klienPerawat harus sennsitif terhadap perasaan kliennya agar
tidak menyinggung perasaanya.
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien araupun diri perawat sendiriSeorang
perawat harus mampu melupakan kejadianyang menyakitkan di masa lalu dan
menguatkan koping klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi saat ini.
TEMU-III
Self Awareness (Kesadaran Intrapersonal Dalam Hubungan Interpersonal)
a. Kesadaran diri
merupakan proses menyadari diri sendiri. Dalam hal ini yang di maksud dengan
menyadari diri sendiri adalah mempunyai kesadaran akan kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki masing-masing individu. Kesadaran diri ini sangat diperlukan dalam
berbagai aspek interaksi dengan individu lain atau kelompok. Misalnya aplikasinya
dalam dunia kerja, terkadang kekurangan dapat dijadikan sebagai kelebihan.
b. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain. Sebagai perawat kita perlu
terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya agar kita dapat
menggunakan diri kita secara terapeutik. Seorang perawat yang merasa cemas pada
saat interaksi akan membuat klien merasa tidak nyaman dan karena adanya
“pemindahan perasaan” (transfer feeling) mungkin klien akan menjadi cemas juga.
c. Kemampuan Menjadi Model
Seorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat diteladaninya dalam
mengubah perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
menjadi model bagi klien dalam menjalani kehidupannya.
d. Panggilan Jiwa (Altruisme)
Perawat harus menjawab pertanyaan, “Mengapa saya ingin menolong orang lain?”.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, ingin menolong ikhlas
tanpa pamrih. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa perawat merupakan profesi,
karena itu perawat perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai.
Keseimbangan antara altruisme dengan reward akan memengaruhi bagaimana
perawat menolong kliennya.
e. Etika dan Tanggung Jawab.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat harus bertanggung jawab terhadap
semua tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat
seharusnya bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua
kelemahannya.
TEMU- IV
Menghadirkan Diri Secara Terapeutik
Perawat tidak cukup mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang sangat
penting adalah sikap dan penampilan komunikasi.
Kehadiran fisik, menurut Evans mengidentifikasi 4 sikap dan cara untuk menghadirkan
diri secara fisik, yaitu :
1. Berhadapan : arti dari posisi ini yaitu "saya siap utnuk anda"
2. Mempertahankan kontak mata : berarti mengahargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau mendengar
sesuatu
4. Tetap rileks : dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam merespon klien
Adapun fungsi komunikasi dalam pembuatan asuhan keperawatan menurut Engel dan
Morgen yaitu:
1. Komunikasi dapat membina hubungan saling percaya dengan klien,
2. Komunikasi dapat menetapkan peran dan tanggungjawab antara perawat-klien,
3. Komunikasi juga memudahkan kita untuk mendapat data yang tepat dan akurat dari
klien.
1. Dimensi respon
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan konkrit.
Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina hubungan
saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan sampai pada akhir
hubungan.
a. Keikhlasan
Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan
berperan aktif dalam hubungan dengan klien
b. Menghargai
Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien yang
menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien
c. Empati
Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan klien
dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien mengatasi
masalah tersebut
d. Konkrit
perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu,
mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan
yang akurat dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.
2. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional katarsis,
dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)
a. Konfrontasi
Konfrontasi adalah perasaan perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai.
Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian
perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien
yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya. Konfrontasi
juga merupakan proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk
memfasilitasi, memodifikasi dan peluasan dari gambaran diri orang lain.
TEMU-V
Tahap-Tahap Dalam Komunikasi Terapeutik
Terdapat empat tahap atau fase dalam komunikasi terapeutik menurut Stuart dan Sundeen
(1998), yang dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Tahap Pre-Interaksi
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan pasien.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam
diri sendiri;
menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan data
tentang klien jika memungkinkan; dan merencanakan untuk pertemuan pertama dengan
klien.
2. Tahap Orientasi
Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien. Tugas perawat dalam
tahap ini meliputi: menetapkan alasan klien untuk mencari bantuan; membina rasa
percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka; menggali pikiran, perasaan dan tindakan-
tindakan klien; mengidentifikasi masalah klien; menetapkan tujuan dengan klien; dan,
merumuskan bersama kontrak yang bersifat saling menguntungkan dengan mencakupkan
nama, peran, tanggung jawab, harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu pertemuan,
kondisi untuk terminasi dan kerahasiaan.
3. Tahap Kerja
Tahap komunikasi terapeutik yang ketiga ini adalah tahap dimana perawat memulai
kegiatan komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini adalah menggali stresor yang relevan;
meningkatkan pengembanganpenghayatan dan penggunaan mekanisme koping klien yang
konstruktif; serta membahas dan atasi perilaku resisten.
4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat akan menghentikan interaksi dengan klien,
tahap ini bisa merupakan tahap perpisahan atau terminasi sementara ataupun perpisahan
atau terminasi akhir. Tugas perawat pada tahap ini adalah: membina realitas tentang
perpisahan; meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan; serta menggali
secara timbal balik perasaan penolakan, kesedihan dan kemarahan serta perilaku yang
terkait lainnya.
TEMU-VI
Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
Berdasarkan referensi dari dari Shives (1994), Stuart dan Sundeen (1998), berikut akan
dipaparkan mengenai teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam keperawatan yaitu:
1. Mendengarkan Dengan Penuh Perhatian
Perawat berusaha mendengarkan klien dan menyampaikan pesan verbal dan non-
verbal, untuk menunjukkan bahwa perawat perhatian akan kebutuhan dan masalah
klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti
seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan.
2. Menunjukkan Penerimaan
Menerima disini bukan berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Perawat
tidak harus selalu menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindari
ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti
mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.
3. Menanyakan Pertanyaan Berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapat informasi yang spesifik mengenai
klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang sedang dibicarakan
dan dengan menggunakan kata-kata dalam konteks budaya klien. Hal yang harus
diperhatikan, pertanyaan diajukan secara berurutan.
4. Mengulang Ucapan Klien Dengan Kata-Kata Sendiri
Teknik komunikasi terapeutik yang keempat ini dapat dijelaskan bahwa dengan
mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik, sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
5. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat dapat menghentikan percakapan untuk
mengklarifikasi dengan menyamakan persepsi. Agar pesan dapat sampai dengan
benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien.
6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi pembicaraan, sehingga lebih spesifik
dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya menghentikan pembicaraan ketika klien
menyampaikan masalahnya, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi baru.
7. Menyampaikan Hasil Observasi
Menyampaikan apa yang telah diamati perawat dari pesan verbal dan non-verbal
klien, dapat dijadikan sebagai umpan balik terhadap apa yang telahdikemukakan oleh
klien. Hal ini sering membuat klien dapat berkomunikasi dengan jelas, tanpa harus
bertambah dengan memfokuskan dan mengklarifikasi pesan yang telah disampaikan.
8. Menawarkan Informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih mendalam bagi klien
terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi berarti memberikan pendidikan
kesehatan bagi klien. Selain itu, akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat.
Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika menawarkan informasi,
tetapi memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan terkait keadaanya.
9. Diam
Diam memberikan perawat dan klien waktu untuk mengorganisir pikirannya.
Penggunaan metoda diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu, jika tidak
maka akan menimbulkan perasaan kurang nyaman. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses
informasi. Diam terutama berguna bagi klien ketika harus mengambil keputusan.
10. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat dalam mengulang aspek penting
dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembcaran dengan topik yang
berkaitan.
11. Memberikan Penghargaan
Penghargaan yang diberikan jangan sampai membuat klien terbebani, dalam artian
klien kemudian akan berusaha keras untuk mendapatkan penghargaan tersebut dan
melakukan segala cara dalammendapatkannya.
12. Menawarkan Diri
Teknik ini harus dilakukan tanpa pamrih, karena mungkin klien belum siap untuk
berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu membuat
dirinya dimengerti.

13. Memberi Kesempatan Pada Klien Untuk Memulai Pembicaraan


Biarkan klien merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya, perawat dapat
menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan
untuk membuka pembicaraan.
14. Menganjurkan Untuk Meneruskan Pembicaraan
Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan hampir selalu pembicaraan, yang
mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik
untuk melanjutkan pembicaraan. Perawat harus berusaha untuk menafsirkan daripada
mengarahkan diskusi/ pembicaraan.
15. Menempatkan Kejadian Secara Teratur
Akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif Kelanjutan
dari suatu kejadian akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu
perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian dapat membantu perawat-klien untuk
melihat kejadian berikutnya sebagai akibat dari kejadian sebelumnya. Perawat akan
dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang
pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien guna memenuhi kebutuhannya.
16. Menganjurkan Klien Untuk Menguraikan Persepsinya
Klien harus bebas menguraikan persepsinya kepada perawat. Waspadai timbulnya
gejala ansietas ketika klien menceritakan pengalamannya.
17. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya.

Anda mungkin juga menyukai