Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................... . 1

A. Asal/ Keluarga ............................... . 3

B. Pendidikan ..................................... . 3

C. Usaha yang Pertama Hingga Kini ................... 4

D. Kesulitan Selama Menjalankan Usaha ........... . 11

E. Orang Yang Mendukung ............................. 12

F. Quotes ........................................ . 12

Daftar Pustaka ................................... . 14

1|Page
SUSI PUDJIASTUTI

Susi Pudjiastuti seorang Menteri Kelautan dan


Perikanan dariKabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha pemilik
dan Presdir PT. ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil
perikanan dan PT. ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi
Air dari Jawa Barat. Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan
50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9
Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air
mempekerjakan 185 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot
asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan
melayani 200 penerbangan perintis.

2|Page
A. Asal dan Keluarga
Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran. Ayahnya bernama
Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah.
Keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi
hidup di Pangandaran. Keluarga Susi memiliki usaha ternak,
memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk
diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya adalah Haji Ireng,
yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya. Dari pernikahan
dengan Daniel Kaiser yang kini tinggal di Swiss, Susi dikaruniai
seorang putri, Nadine. Susi memiliki tiga anak dari dua pernikahan
yang disekolahkan di sekolah internasional. Putra sulungnya sudah
menikah dan memberinya seorang cucu bernama Arman (8 tahun).
Daniel Kaiser mantan suaminya sengaja terbang dari Swiss untuk
memberikan selamat kepada Susi yang diangkat menjadi menteri.

B. Pendidikan
Pada tahun 1980 setelah tamat SMP, ia meninggalkan kota
kelahirannya itu dan pindah ke Yogyakarta demi meneruskan
sekolahnya di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Sayang, pendidikannya harus
terhenti di kelas dua. Kegagalannya itu bukan karena ia malas belajar
sebab perempuan berambut ikal ini amat suka belajar dan membaca
buku-buku teks berbahasa Inggris. Saat itu, suatu kali ia tergelincir di
tangga, lalu tubuhnya menggelinding ke bawah dan baru berhenti
ketika kepalanya terbentur tembok dinding sekolahnya. Susi sampai
harus terbaring di tempat kosnya selama beberapa hari. Sakit

3|Page
berkepanjangan membuat orang tuanya memintanya kembali ke
Pangandaran, sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak balik lagi
ke sekolah. Alasannya sederhana, ia tidak mau diatur. Ibu dan
bapaknya tentu menyesalkan keputusan putri sulungnya itu.

C. Usaha yang Pertama Hingga Kini


Saat usianya baru menginjak 17 tahun, Susi mencoba
berwirausaha. Instingnya pun tajam melihat potensi alam
Pangandaran, pesisir pantai yang saat itu mulai menggeliat sebagai
daerah tujuan wisata yang ditandai dengan menjamurnya hotel-
hotel. Peluang itu dimanfaatkan Susi dengan berjualan bed cover dan
sarung bantal dan menawarkannya ke hotel-hotel yang ada. Meski
awalnya ia mengaku sulit meyakinkan pemilik hotel untuk membeli
dagangannya, Susi tak patah semangat.
Sebenarnya, Susi tak harus bersusah payah berkeliing dari hotel ke
hotel lainnya hanya untuk menawarkan barang dagangan. Kalaupun
ia tak bekerja, ia masih bisa makan enak di rumah orang tuanya. Akan
tetapi, Susi sadar ia tak bisa terus-menerus menggantungkan
hidupnya pada orang tua.
Belakangan, usaha dagang keliling menjual bed cover ia tinggalkan
lantaran mulai mencium peluang bisnis yang lebih menguntungkan
dari dunia maritim yang terbentang di sekitarnya. Pangandaran
adalah tempat pendaratan ikan yang amat potensial di pesisir selatan
Pulau Jawa. Setiap hari ratusan nelayan mendaratkan perahu-
perahunya di pantai itu, dengan hasil tangkapan yang melimpah.
Tahun 1983, Susi yang semasa kecil pernah bercita-cita menjadi ahli

4|Page
oceanologi ini lantas beralih profesi menjadi bakul ikan, sebutan
untuk para wanita pengepul hasil laut tangkapan nelayan di
Pangandaran.
Dengan modal Rp 750 ribu, uang yang didapatnya dari hasil
penjualan gelang keroncong, kalung, dan cincin miliknya, Susi mulai
menjalani hari-harinya sebagai bakul ikan.
Mentalnya yang tak gampang loyo membuat Susi hanya butuh
waktu setahun untuk menguasai pasar Pangandaran. Ekspansinya
terus melebar ke pasar Cilacap yang bisa ditempuh dalam tempo tiga
jam bermobil dari Pangandaran. Sukses sebagai bakul ikan memacu
semangat Susi untuk terus mengembangkan kemampuan bisnisnya.
Uang hasil jerih payahnya sebagai bakul ikan kemudian digunakan
sebagai modal untuk membeli perahu yang kemudian disewakan ke
para nelayan. Kini, dari satu dua, sudah berkembang menjadi ratusan
perahu di Pangandaran dan Cilacap yang diakui nelayan sebagai
'punya Ibu Susi'. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan tadi kemudian ia
beli dengan harga yang pantas.
Selama bertahun-tahun, Susi bolak balik Pangandaran-Jakarta
untuk membawa ikan dagangannya. Waktu berjam-jam di dalam
mobil, tak sekadar dimanfaatkannya untuk beristirahat, tetapi juga
terus berpikir untuk mengembangkan usahanya hingga berhasil
menemukan peluang bisnis baru yakni menjual kodok. Kodok hidup
tak hanya laris di pasar Glodok, bahkan bisa diekspor ke Singapura
dan Hong Kong. Dalam perjalanan Pangandaran-Jakarta pun, ia tak
pernah lupa mampir ke sentra-sentra pengepul kodok yang terdapat
di sepanjang jalan Cikampek hingga Karawang. Kodok-kodok itu

5|Page
kemudian dibawanya ke beberapa pasar di Jakarta. Tak heran bila di
tempat-tempat itu, ia sempat mendapat julukan 'Susi Kodok'!
Kemauan untuk terus maju dan menjadi yang terbaik membuat
Susi jeli melihat peluang bisnis. Ia seakan tak pernah kehabisan akal
untuk mengembangkan bisnis yang dibangunnya dari nol itu. Setelah
sukses sebagai pemasok ikan, pada tahun 1996, Susi mendirikan
pabrik pengolahan ikan dengan label Susi brand di bawah naungan PT
ASI Pudjiastuti Marine Product. Demi kenyamanan para
karyawannya, pabrik tersebut dibangun layaknya mall, penuh dengan
keramik dan kaca, meski untuk itu ia harus menggelontorkan biaya
investasi yang tak sedikit.
Hasil laut seperti kakap, ekor kuning, bawal, kerapu, marlin, hingga
lobster merupakan produk andalan pabriknya. Dari sekian banyak
produknya, lobster masih menjadi primadona. Permintaan pasar
akan udang besar yang biasa hidup di perairan pantai berkarang ini
terbilang cukup tinggi. Sayangnya, hasil tangkapan nelayan relatif
sedikit. Bagi Susi, kendala itu justru merupakan sebuah tantangan.
Demi berburu lobster, ia pun berkelana ke berbagai tempat
pendaratan ikan. Nyaris semua pantai sepi di pesisir selatan Pulau
Jawa ia telusuri.
Walau berusaha memenuhi permintaan pasar, Susi bukan tipe
pengusaha serakah dan menghalalkan segala cara. Demi menjaga
populasi dan kualitas lobster-lobster yang akan dijualnya, ikan itu
harus ditangkap secara alami, tidak menggunakan cara yang merusak
lingkungan, misalnya dengan membongkar karang atau
menggunakan pestisida. Satu hal lagi, Susi juga tidak menerima

6|Page
lobster yang sedang bertelur. Kalau tak sengaja mendapatkan lobster
yang sedang masa bertelur, ia meminta segera cepat dikembalikan ke
laut.
Ratusan tenaga kerja lokal dipekerjakan untuk menyiangi ikan.
Limbah berupa tulang dan isi perut dipisahkan, dicacah atau digiling,
untuk pakan itik di kebunnya, sementara bagian dagingnya dibuat
filet atau produk turunan lainnya. Hanya dalam tempo setahun
setelah ia mengekspor lobster beku, ragam jenis seafood beku dari
pabrik Pangandaran itu diekspor ke Jepang dengan label Susi Brand.
Menembus pasar Jepang memang sebuah prestasi. Mengingat
Jepang merupakan pangsa pasar ikan segar terbesar di Asia, yang
menerapkan aturan ketat untuk produk yang masuk ke negaranya.
Oleh karena itu, demi menjaga kualitas, pengolahan ikan di pabriknya
dikerjakan sesuai standar internasional termasuk tidak memakai
bahan pengawet kimia. Susi sadar, semakin murni ikan itu dari bahan
pengawet, semakin banyak diburu penggemarnya. Pendinginnya pun
ramah lingkungan karena menggunakan amoniak, bukan freon yang
merusak ozon.
Diversifikasi usaha pun terus dilakukan Susi. Misalnya dengan
membuka restoran Hilmans di dekat pantai Pangandaran dengan
spesialisasi menu ikan segar. Restoran yang berdiri tahun 1989 itu
memanjakan calon pembelinya karena bisa memilih sendiri ikan
segar yang diminatinya lalu para koki mengolahnya menjadi hidangan
bercita rasa istimewa.
Impian memiliki pesawat terbang kian kuat lantaran bisnis
perikanannya yang kian berkembang tak hanya di Indonesia bahkan

7|Page
mulai merambah ke Asia dan Amerika. Setelah proposal pengajuan
kreditnya berkali-kali ditolak bank, pada tahun 2004, Susi akhirnya
bisa tersenyum setelah Bank Mandiri menggelontorkan dana sebesar
4,7 juta US dollar. Dengan dukungan Christian yang paham seluk-
beluk kedirgantaraan, impiannya untuk memiliki pesawat terbang
pun terwujud berupa sebuah Cessna Caravan buatan USA seharga
Rp20 miliar. Pesawat berkapasitas 12 seats itu ia gunakan untuk
mengangkut ikan dan lobster tangkapan nelayan di berbagai pantai
Indonesia untuk selanjutnya diterbangkan ke pasar Jakarta.
Sebagai penekun usaha hasil laut, ia memahami betul bahwa kadar
kesegaran suatu hasil laut menentukan nilai jual. Misalnya, ikan atau
udang yang sudah sampai di Jepang dalam waktu kurang dari 24 jam
akan bisa dihargai dua kali lipat lebih mahal. Misalnya, ikan laut yang
dihargai US$3/kg bisa dijual US$8/kg apabila diantar kurang dari 24
jam. Untuk bisa menjamin nilai fresh pasokannya, ia pun membangun
armada pesawat kargo sendiri dengan jalur domestik dan
internasional. Ia menamakan armada udaranya ini, Susi Air yang
berada di bawah naungan PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Setahun kemudian, pesawat tersebut pindah ke Jayapura, sebagai
bagian dari langkah pembukaan cabang Susi Air di sana. Tahun demi
tahun armada pesawat terbang milik Susi pun terus bertambah.
Selama kurun bulan Oktober-Desember 2007, ia berhasil membeli 6
pesawat (4 Cessna Caravan and 2 Pilatus Porter). Pada Juni 2009, Susi
Air mengumumkan bahwa mereka telah memesan 30 pesawat Grand
Caravan di Paris Air Show. Bulan berikutnya, Piaggio Avanti pertama
Susi Air mulai digunakan. Sejak itu, Susi Air terus mengepakkan

8|Page
sayapnya dengan membuka kantor cabang di berbagai daerah di
Tanah Air.
Sebanyak 15 pesawat melayani jasa carteran dan 7 rute
penerbangan komuter antara lain, di Sumatera, dari Medan ke
Simeuleu, Medan-Meulaboh, Medan-Aek Godang dan Medan-Blang
Pidie. Lalu, di Kalimantan, Susie Air melayani rute Pemimpin Perang
Banjar Banjarmasin-Muara Teweh, Muara Teweh-Palangkaraya dan
Balikpapan-Sebuku. Setelah bisnis maskapai penerbangan, tahun
2008 di bawah manajemen PT ASI Pudjiastuti Flying School, Susi
mendirikan sekolah penerbang dengan nama Susi Flying School, dan
bertindak sebagai Direktur utamanya.

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja

(2014)
Penunjukan dan pelantikan
Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan
dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan
secara resmi pada 26 Oktober 2014. Sebelum dilantik, Susi melepas
semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa
posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang
bergerak di bidang perikanan serta PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang
bergerak di bidang penerbangan untuk menghindari konflik
kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin
bisnis. Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah
agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya
di bidang kelautan dan perikanan.

9|Page
Saat pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan
menghisap sebatang rokok dan memiliki tato, sesuatu yang tidak
lazim dimiliki oleh menteri Indonesia. Atas tindakannya ini, Susi
mendapatkan baik pujian dan kritikan di media sosial.

Penghargaan
 Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa
Barat tahun 2004
 Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia
tahun 2005
 Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise
Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
 Metro TV Award for Economics-2006,
 Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV,
Indonesia
 Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
 Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada
tahun 2009
 Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
 Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and
Significant Contributions to the Economy, APEC, 2011
 Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur
Jawa Barat, 2008
 Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi Pudjiastutiningrat, dari Keraton
Surakarta Hadiningrat, 2015

10 | P a g e
 Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016,
sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan
pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian
alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.

Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan


membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT. ASI Pudjiastuti
Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober2014, dalam pengumuman
Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Ibu Susi Pudjiastuti
ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan
dan Perikanan.

D. Kesulitan selama Menjalani Usaha


Pada 26 Desember 2004, gempa tektonik yang berujung
gelombang tsunami melanda Pulau Sumatera. Kerusakan yang amat
parah membuat medan sulit ditembus. Aliran bantuan pun tersendat,
makanan, tenda, obat-obatan menumpuk di Bandara Sultan Iskandar
Muda, Banda Pejuang dari Aceh. Namun dua hari setelah bencana,
Susi didampingi suami berhasil mendaratkan Cessna-nya di Meulaboh
dan langsung mendistribusikan bantuan kepada para korban yang
berada di daerah terisolasi.
Dari peristiwa inilah, skenario bisnisnya berubah. Terlebih
pasca tsunami, kinerja bisnis perikanannya terus merosot, omsetnya
bahkan turun hingga Rp 10 miliar/bulan. Di sisi lain, ia melihat
kebutuhan terhadap pesawat di Pejuang dari Aceh
Aceh begitu besar. Belakangan, pesawat yang tadinya hanya untuk

11 | P a g e
mengangkut barang dagangan laut, dia coba sewakan kepada
masyarakat yang ingin menumpang. Setelah dua minggu misi
kemanusiaan selesai, pesawat tak bisa dibawa pulang. Hingga
akhirnya pada 2005, ia mendatangkan satu pesawat lagi, juga jenis
Cessna Caravan.

E. Orang Terdekat yang Mendukung


 Christian von Strombeck, suami Susi Pudjiastuti

 Fika, asisten Susi Pudjiastuti


 Samiyah, teman seperjuangan Susi Pudjiastuti

F. QUOTES
"Bagi saya Ibu adalah segala-galanya, jalan rezeki dibuka dengan
bakti kita pada orangtua, hal yang membuat hati seorang ibu
bahagia bukanlah harta, melainkan akhlak seorang anak yang
mulia."

"Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan


bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati."

"Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar,


tapi orang yang selalu meraih kesuksesan adalah orang yang gigih
dan pantang menyerah. Bagaimana caranya mewujudkan Impian
agar sukses, Kunci Suksesnya adalah Komitmen dengan apa yang
kita jalani."

12 | P a g e
"Cita - cita yang tinggi memang bukan kunci kesuksesan, tapi
rahasia dari orang sukses adalah memiliki cita - cita yang tinggi."

“Jangan takut untuk bekerja, jangan bekerja kalau takut.”

13 | P a g e
Daftar pustaka
 "Profil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti". Widianto,
Willy (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta: Tribunnews.com). 26
Oktober 2014. Diakses tanggal 22 November 2014.
 "Susi Air Bidik Pendapatan Rp400 miliar pada 2013". Wedo,
Henrykus F. Nuwa (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta: bisnis.com).
1 Mei 2013. Diakses tanggal 22 November 2014.
 "Susi Pudjiastuti Langsung Lengser Dari Jabatan Dirut Susi
Air". Malau, Srihandriatmo (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta:
Tribunnews.com). 26 Oktober 2014. Diakses tanggal 22
November 2014.
 "Gaya Eksentrik Susi Pudjiastuti dan Bisnisnya". Gunawan,
Hendra (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta: Tribunnews.com). 27
Oktober 2014. Diakses tanggal 22 November 2014.
 "Menteri Susi Lari Ketika Ditanya Soal Merokok di Istana". Manafe,
Imanuel Nicolas (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta:
Tribunnews.com). 27 Oktober 2014. Diakses tanggal 22
November 2014.
 © ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA
Ditayangkan oleh redaksi - Dibuat 06 Sep 2011 - Pembaharuan
terakhir 23 Feb 2012
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-
direktori/3695-pengusaha-sukses-tamatan-smp
 "Susi Pudjiastuti 'Kebanjiran' Simpati di Sosial Media". Gunadha,
Reza (dalam Bahasa Indonesia) (Jakarta: Tribunnews.com). 27
Oktober 2014. Diakses tanggal 22 November 2014.

14 | P a g e
 https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Pudjiastuti
 http://nasional.kompas.com/read/2016/04/29/16374601/Susi.P
udjiastuti.Berani.karena.Membaca.Buku
 http://unilubis.com/2014/10/30/kontroversi-menteri-susi-
pudjiastuti/

 http://www.biografiku.com/2014/12/biografi-dari-susi-
pudjiastuti.html

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai