Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

MEKANIKA TANAH II

MUHAMAD FIQRI
P3A117074

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI D-III TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI TAHUN

2018.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Tekanan
Tanah Lateral Dan Struktur Dinding Penahan Tana“

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Kendari, 03 Desember 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah di belakang
struktur penahan tanah. Besarnya tanah lateral sangat dipengaruhi oleh perubahan letak dari dinding
penahan tanah dan sifat tanahnya. Tekanan tanah lateral yang terjadi dibedakan atas 3 keadaan ,
yakni :

ekanan tanah pada keadaan diam.\ (Soil pressure at rest).


Tekanan tanah ini akan terjadi dan bekerja pada suatu retainig wall apabila retaining wall
tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah
Tekanan tanah aktif (Active earth pressure)
Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall
tersebut harus menahan lomgsornya tanah. Dengan kata lain tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila
retaining wall bergerak menjahui tanah.
Tekanan tanah pasif (Passive earth pressure)
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila tanah tersebut
harus menahan bergeraknya retaining wall , tau dengan kata lain tekanan tanh pasif akan terjadi
apabila dinding didorong menuju tanah.

1.2 Tujuan

Untuk dapat mengetahui tekanan tanah lateral dan struktur dinding penahan tanah

1.3 Manfaat

Untuk dapat menambah wawasan tentang teori tekanan tanah lateral dan struktur dinding penahan
tanah
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 pengertian tekanan tanah

Koefisien Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah di
belakang struktur penahan tanah. Bagian bangunan yang menahan tanah harus direncanakan untuk
dapat menahan tekanan tanah sesuai dengan ketentuan yang ada. Besarnya tekanan tanah dalam arah
lateral ditentukan oleh: a. Besarnya koefisien tekanan tanah aktif, pasif dan keadaan diam b.
Besarnya kohesi tanah c. Besarnya beban yang bekerja pada permukaan tanah timbunan Ada
beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisis besarnya tekanan-tekanan tanah lateral
tersebut. Antara lain teori Rankine (1857) dan teori Coulomb (1776). Dalam tulisan ini digunakan
teori Rankine (1857), beberapa anggapan dalam analisis tekanan tanah cara Rankine (1857), adalah:

1. Tanah adalah bahan yang isotropis, homogen, dan tak berkohesi.

2. Permukaan bidang longsor bersudut 90° dengan horisontal (dasar dinding penahan tanah)

3. Tanah yang longsor (yang berbentuk baji) merupakan satu kesatuan (rigid body).

4. Sudut tanah timbunan dengan horisontal (β) sama dengan sudut tekanan tanah aktif dengan
normalnya.

5. Keruntuhan pada struktur penahan tanah dianggap sebagai masalah dua dimensi dengan
memperhatikan panjang satuandari dinding penahan yang panjangnya tak terhingga.

2.2 Dinding penahan tanah

Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama untuk jalan
raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan tanah berkontur atau tanah yang memiliki
elevasi berbeda. Secara singkat dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan
massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya
terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja. Bahkan kini sering dipakai produk bahan
sintetis mirip kain tebal sebagai dinding penahan tanah. Produk bahan ini sering disebut sebagai geo
textile atau geo syntetic . Permukaan lereng yang curam dari tanah tidak akan stabil untuk waktu
yang panjang.untuk menjaga suatu permukaan yang vertikal diperlukan konstruksi penahan.
konsturksi penahan yang umum di pakai adalah dinding penahan tanah, beberapa tipe dinding
penahan diperlihatkan pada gambar. dinding penahan ini di anggap sangat kaku ( kuat ) dan
perancangan struktur ini memerlukan penghitunga beban yang bekerja. tekanan yang bekerja di
sebabkan oleh berat dari dinding, berat dari timbunan dan kemungkinan adanya beban luar yang
yang bekerja pada dinding maupun di atas timbunan.
2.3 Kestabilan Dinding Penahan Tanah

Besaran tekanan lateral ini menjadi salah satu faktor utama yang diperhitungkan untuk
perancangan kestabilan dinding penahan tanah. Tekanan lateral tersebut dapat menyebabkan dinding
penahan terguling (overturning) atau bergeser (slidding). Selain besaran tekanan lateral kestabilan
dinding penahan dipengaruhi pula oleh bentuk struktur dan faktor pelaksanaan konsruksi. Buruknya
pemadatan tanah tertahan di belakang dinding penahan merupakan penyebab
keruntuhan undermining.

2.4 Kestabilan Geser Dinding Penahan

Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal, dasar dinding penahan
harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah muka tanah. Untuk dinding permanen,
kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat
kekuatan diatas tak mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau
tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut, harus dipertimbangkan
pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran maupun pengaruh hujan.

2.5 Kestabilan terhadap Guling

Untuk pendekatan keamanan terhadap bahaya guling dari dinding penahan yang
mengandalkan berat (gravity wall) dan semi gravity wall, dapat digunakan kriteria sebagaimana
ditunjukkan.

2.6 Kestabilan untuk dinding penahan gravity dan semigravity

Data tanah relevan untuk pendekatan perhitungan tekanan tanah lateral dan kestabilan
dinding penahan dapat ditunjukkan tentang Properti tanah untuk perhitungan tekanan tanah aktif
Rankine, tentang Faktor gesek untuk perhitungan dinding penahan.

2.7 Dinding Tanah Distabilisasi secara Mekanis (Mechanically Stabilized Earth Wall/MSE)

MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk penguatan dan perbaikan
tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau bahan grid polimer (polymeric grid),
geotekstil (geotextile) yang kuat menahan tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding
ini dibandingkan dinding konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:
1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan
2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)

Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible product), dan produk yang
tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang dapat meregang memungkinkan berubah bentuk
akibat beban tanpa mengalami putus karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah.
Dinding ini diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan menyulitkan
membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini digunakan sebagai stabilisasi
saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang lebih permanen.

2.8 Struktur Dinding dengan Paku

Struktur dinding ini diselenggarakan bersama-sama dengan pekerjaan penggalian atau


pemotongan tanah (excavation). Tanah diperkuat saat dilakukan pemotongan. Perkuatan dengan paku
ini menggunakan batang yang ditanam satu dengan yang lain dengan sudut miring ke bawah sebesar
38 dari bidang datar tanah. Penanaman paku dilakukan dari atas ke bawah. Sedangkan
penyelenggaraan dinding yang relatif tipis dilakukan dari bawah ke atas. Kesuksesan pemasangan ini
sangat tergantung dari:
(1) Pemilihan tanah yang cocok untuk penanaman paku,
(2) Penggunaan bahan yang berkualitas, dan kelengkapan peralatan yang cocok. Tanah yang
cocok umumnya berupa tanah kohesif, pasir yang diperkeras, atau batu pecah yang
dipadatkan.

Pada tahap 1 dilakukan pemotongan tanah. Tinggi pemotongan ini harus diperhitungkan agar
pemotongan tidak terlalu tinggi untuk mencegah keruntuhan. Pada tahap 2 dilakukan pengeboran
untuk pemasangan paku. Tahap 3 adalah pemasangan paku. Perlu diingat pemasangan disarankan
dari atas ke bawah sebagai upaya untuk keamanan pelaksanaan konstruksi, yakni mengindarkan
keruntuhan tanah saat pelaksanaan. Pada tahap selanjutnya dilakukan pelapisan dinding, yang
disemprotkan untuk kecepatan pelapisan.

2.9 Tekanan Tanah Akibat Berat Isi (γ) dan Kohesi (c)

Untuk tanah non kohesif, besarnya nilai tekanan tanah tergantung dari berat isi tanah (γ),
kedalaman, dan koefisien tekanan tanah aktif.

Sedangkan untuk tanah kohesif seperti tanah lempung, besarnya tekanan tanah akan
berkurang karena nilai tegangan akibat kohesi bersifat melawan tekanan akibat berat sendiri.
Sehingga pada kedalaman tertentu sebagian tanah mengalami tegangan tarik. Hal ini dapat diabaikan
karena pada kasus tertentu, tanah kohesif sering mengalami crack, yang dimana jika celah tersebut
terisi air akan menimbulkan tegangan sehingga daerah tanah yang tertarik dianggap hilang.

2.10. Kestabilan Geser Dinding Penahan

Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal, dasar dinding penahan
harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah muka tanah. Untuk dinding permanen,
kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat
kekuatan diatas tak mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau
tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut, harus dipertimbangkan
pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran maupun pengaruh hujan.

2.11 Dinding Tanah Distabilisasi secara Mekanis (Mechanically Stabilized Earth Wall/MSE)
MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk penguatan dan perbaikan
tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau bahan grid polimer (polymeric grid),
geotekstil (geotextile) yang kuat menahan tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding
ini dibandingkan dinding konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:

1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan


2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)

Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible product), dan produk yang
tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang dapat meregang memungkinkan berubah bentuk
akibat beban tanpa mengalami putus karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah.
Dinding ini diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan menyulitkan
membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini digunakan sebagai stabilisasi
saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang lebih permanen.
BAB III

SOAL DAN PEMBAHASAN

3.1 HITUNGAN TEKANAN TANAH LATERAL CARA GRAFIS

Penentuan Tekanan Tanah Aktif Cara Culmann

kurva tekanan tanah aktif Culmann

Hitungan tekanan tanah lateral secara grafis dapat dilakukakn dengan cara Culman (1875). Cara ini digunakan
untuk dimana terdapat gesekan antara tanah dan dinding, bentuk permukaan tanah urugan yang tidak rata,
dan kondisi dimana terdapat beban terbagi rata diatas permukaan tanah. Karena itu, cara ini sangat berguna
unutk memperkirakan besarnya tekanan tanah lateral.

Untuk menganalisis keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada baji tanah yang diperkirakan akan
longsor, ditinjau kondisi seperti yang ditunjukan pada gambar 1. Dengan memutar segitiga gaya searah
putaran jarum jam sebesar sudut 900 -, vector W menjadi sejajr dengan garis AC n,reaksi R sejajar garis
longsor ACn, dan tekanan tanah Pa sejajar dengan garis AD. Karena itu, jika berat Wn dari masing-masing berta
tanah yang dianggap akan longsor dipasang dengan skala tertentu ( dihitung dari titik A) di sepanjang garis
longsor alam ( AC), dan jika dari ujung akhir dari garis yang menyatakan berat baji ditarik garis sejajar dengan
garis AD, maka garis paling akhir Pan akan berimpit dengan garis longsor alam AC, jika titik-titik ujung dari
garis-garis Pan dihubungkan, akan terbentuk lengkungan yang disebut kurva Culmann. Garis Pan yang
terpanjang (Pa) dikalikan skala gaya yang dipakai adalah tekanan tanah aktif yang dihitung.
 Tanah Granular

Prosedur untuk menentukan besarnya tekanan tanah aktif cara Culmann pada tanah granular (kohesi c= 0),
adalah sebagai berikut (lihat 2.15);

1. Gambarkan penampang dinding penahan tanah dan urugannya, dalam skala tertentu.
2. Dari titik A (didasar dari diding penahan), gambarkan garis AC yang membentuk sudut  (sudut gesek
dalam tanah) dengan garis horizontal kea rah atas.
3. Dari titik A, gambarkan garis yang membentuk sudut θ terhadap garis AC (dengan θ = -δ,  adalah
sudut kemiringan dinding penahan dan δ adalah sudut gesek anatar tanah dengan dinding ).
Diremukan garis posisi AD.
4. Gambarkan beberapa kemungkinan bidang longsor, seperti ABC 1, ACB2, ACB3, …. Dan seterusnya).
5. Hitung berat dari baji tanah ( W1, W2,W3,…. Dan seterusnya).
6. Dengan menggunakan skala tertentu, letakan berat W1, W2,W3,…. Yang ditarik dari titik A, sepanjang
garis AC. Diremukan titik-titik w1, w2,w3,…. Dan seterusnya.
7. Dari titik-titik w1, w2,w3,…. Tarik garis sejajar garis AD, sehingga memotong garis longsor anggapan
( garis AC1, AC2, AC3,……)
8. Gambarkan kurva Culmann lewat titik-titik potong yang ditemukan dalam langkah (7).
9. Gambarkan sebuah garis yang menyinggung kurva Culmann, yang sejajar dengan garis AC.
Detemukan sebuah titik singgung.
10. Gambarkan sebuah garis lewat titik singgung kurva Culmann yang telah ditemukan pada langkah (9),
sejajar dengan garis AD, sehingga memotong garis AC. Panjang dari garis ini dikalikan dengan skala
gaya berat yang dipakai adalah gaya tekanan tanah aktifnya.

Contoh soal

Dinding penahan tanah diperlihatkan gambar dibawah ini, data tanah b= 18 kN/m3;  = 350; =850 dan δ
= 200.

Tentukan besarnya tekanan tanah aktif dengan cara grafik Culmann. Hitung berat baji Tanah per meter
lebar (dengan memperhatikan skala gambar).

W1 = 0,5 x 7,8 x 1,7 x 18 = 119,3 kN (berat ABC 1)

W2 = 0,5 x 8,5 x 1,8 x 18 = 137,7 kN (berat A C 1C2)

W1 = 0,5 x 10 x 2 x 18 = 180 kN (berat A C 2C3)

W1 = 0,5 x 11,5 x 1,4 x 18 = 144,9 kN (berat A C 3C4)


Panjang vector yang dipasang pada garis AC merupakan berat kumulatif dari baji-baji tanah yang akan
lonsor:

A w1, = W1 = 119,3 kN

Aw1, = W1 + W2 = 257,0 kN

Aw1, = W1 + W2 + W3 = 437 kN

Aw1, = W1 + W2 + W3 + W4 =501,9 kN

Dari penggambaran kurva Culmann dan dengan memperhatikan skala gayanya, diperoleh Pa = 220
kN/m1.

 Tanah kohesif

Untuk tanah yang mempunyai kohesif, dimana c tidak nol, teori Coulomb dapat digunakan dalam
mengembangkan cara Culmann. Kuat geser dari tanah urug dapat diberikan oleh persmaan,

τf = c +σ tg 

Dengan c = 0 kohesi. Tahanan geser antara dinding dan tanah diberikan oleh:

τf = ca +σ tg 

dengan ca adhesi antara tanah dengan dinding dan δ = sudut gesek tanah antara dinding dan tanah.
2c
√ ka
Dalam cara ini, dianggap terdapat retakan akibat tarikan di permukaan tanah sedalam h c γ
(gambar 2.16).

Bidang longsor yang dicobakan berawal dari ujung kaki dinding penahan dan berakhir di dasar dari
retakan sedalam hc. gaya-gaya yang bekerja pada baji tanah saat kelongsoran tanah saat kelongsoran
adalah :

1. Berat dari baji tanah W = berat dari ADBCE (arah dan besar gaya telah diketahui);
2. Reaksi Pa bekerja membentuk sudut δ dengan garis tegak lurus yang ditarik dari permukaan dinding
(hanya arah yang telah diketahui);
3. Gaya akibat komponen tahanan geser pada dinding ( C a = ca x BD)
4. Resultan gaya geser dan gaya normal yang bekerja pada bidang longsor yang membentuk sudut 
kebawah terhadap garis normal pada bidang longsor (hanya arah yang telah diketahui);
5. Gaya pada bidang longsor akibat komponen kohesi dari kuat geser (C = c x BC) ( arah dan gaya telah
diketahui).
Arah dari kelima gaya-gaya telah diketahui, sedangkan W, Ca dan C dapat dihitung, maka polygon
gaya dapat digambar dan Pa dapat ditentukan. Polygon gaya untk kelima gaya-gaya tersebut dapat dilihat
pada gambar 2.17. prosedur di atas harus diulang-ulang sampai menemukan nilai Pa yang maksimum.
Jika retakan terisi air, tekanan hidrostatis yang bekerja sebagai tambahan gaya dorong.

poligon gaya untuk menentukan tekanan tanah aktif pada tanah urugan yang berkohesi

Prosedur untuk menentukan besarnya tekanan aktif Pa dilakukan sebagai berikut:

1. Gambarkan dinding penahan tanah dan tanah urugan dengan skala tertentu
2. Gambarkan beberapa garis D1D2 yang menunjukan tempat kedudukan kedalaman maksimum dari
tekanan.
3. Gambarkan beberapa kemungkinan bidang longsor ( AD 1 BC1A1= W1, AD1 BC2A2= W2,… dan
seterusnya.
4. Hitunglah berat masing-masing baji tanah yang akan longsor dari luasan pada butir (3) dikalikan
dengan berat volume tanahnya ().
5. Dengan skala
gaya tertentu,
buatlah polygon
gaya seperti
pada gambar
2.17, dengan
cara :

Penentuan bidang longsor dengan cara coba-coba untuk tanah berkohesi

a) Gambarkan W1 = ae1, W2 = ae2,….. dan seterusnya.


b) Gambarkan Ca=Ca (BD1)= ab. Nilai Ca sama diseluruh baji tanah yang dicobakan dan garis ab
memebentuk sudut  dengan garis horizontal.
c) Hitunglah gaya kohesi yang bekerja di sepanjang bidanng longsor; C 1 = c(BC1) = bc1, C2 = c(BC2) =
bc2,….. dan seterusnya, yang membuat sudut i1, i2…… dengan garis horizontal.
d) Gambarkan garis c1d1, c2d2,…. Yang membuat sudut (i1-),(i2-) …. terhadap garis vertical
e) Gambarkan garis e1d1, e2d2,…. Yang membuat sudut (-δ) terhadap garis vertical ( arah dari
tekanan aktif semua sama).
f) Dari titik-titik d1, d2,…. Yang telah diketahui, gambarkan suatu kurva yang melewati titik-titik ini.
g) Gambarkan sebuah garis singgung dari kurva butir (f) yang sejajar ae 4. Ditemukan titik da.
h) Gambarkan garis eada yang sejajar dengan e1d1, e2d2, … dan seterusnya.
i) Tekanan tanah aktif maksimum Pa adalah panjang dari eada dikalikan skala gaya yang dipakai.

Contoh soal :

Dari penggambaran grafik


Culmann, diperoleh Pa =
260 kN/m
3.1 HITUNGAN STRUKTUR DINDING PENAHAN TANAH

CONTOH PENYELESAIAN SOAL NO 1 :


KONDISI PERENCANAAN DINDING PENAHAN SEBAGAI BERIKUT :

0,3m 1:2

3,3m

H = 4m

0,2m
0,5m

0,5m 0,5m 1,1m

B = 2,4m

 TEKSTUR TANAH DIPERMUKAAN BELAKANG DINDING PENAHAN :


TANAH BERPASIR DENGAN PERMEABILITAS KECIL TERMASUK JUGA LANAU
DAN LEMPUNG
 S = 1,9 T/M3
 BERAT VOLUME BETON :  C = 2,35 T/M3
 KEKUATAN RENCANA :  CK =  BK = 180 KG/CM2
'*
 TEGANGAN TEKAN LENTUR YANG DIIJINKAN :  CA =
σ bu = 60 KG/CM2

 TEGANGAN GESER YANG DIIJINKAN : A =


σ ¿bu = 8 KG/CM2
 FAKTOR KEAMANAN UNTUK GELINCIR : FS = 1,5
 DAYA DUKUNG YANG DIIJINKAN : QA = 15 T/M2
 KOEFISIEN GESER ALAS :  = 0,6

PENYELESAIAN :

1
0
W
P ,
W8 :3 q2 = 5,83 t/m3 < qa = 15 t/m3
H W VP 5
7
W 5 W H ,5 h
203
W4 W6 m=
A= L W2 ,3
3L 1 1
1 7m
4L 2 ,
3L= m
m L= 5
=4 151L 1
L
0= ,=, 6L m
7
,0,214=8
=
38 m, 51,
=MOMEN TERHADAP TITIK A
2,
i 33 1m62,
3 0Berat Wi Li Wi x L i
3 5 70
1 2,4 xm0,53 x 2,35 2,82 1,2 3,38
mm73
2 1,9 x 0,2m 3 x 2,35 0,89 1,45 1,29
3
3 m
0,5 x 0,2mx 0,5 x 2,35 0,12 0,333 0,04
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,833 1,62
5 0,3 x 3,3 x 2,35 2,33 1,15 2,68
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,667 7,12
7 1,1 x 2,3 x 0,5 x 1,9 3,45 2,033 7,01
8 1,1 x 0,5 x 0,5 x 1,9 0,57 2,033 1,16
 16,39 24,30

DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK BERIKUT INI AKAN DIDAPATKAN HARGA :


KH = 0,72 T/M3 DAN KV = 0,35 T/M3
PV = 0,5 X KV X H2 = 0,5 X 0,35 X (4,55)2 = 3,62 T/M
PH = 0,5 X KH X H2 = 0,5 X 0,72 X (4,55)2 = 7,45 T/M
H 4, 55
= =1, 51 m
TITIK KERJA TERLETAK PADA KETINGGIAN 3 3 DARI DASAR DINDING
ANALISA KEMANTAPAN (STABILITAS)

TABEL KESELURUHAN GAYA IRISAN TERHADAP TITIK A


MOME
GAYA GAYA JARAK
JARAK MOMEN N
VERTIKA MENDAT VERTIKA
MENDATAR MR GULING
L AR L
MO
Berat Sendiri 16,39 - 24,30 - - -
Total
Tekanan Tanah 3,62 2,4 8,67 - - -
Vertikal
Jarak Mendatar - - - 7,45 1,51 11,25
 20,01 - 32,97 7,45 - 11,25

d=
∑ M R −∑ M O =32, 97−11 , 25 =1,08 m
∑W 20 , 01

B 2,4 B 2,4
e= −d= −1, 08=0,12 m < = =0,4 m
2 2 6 6  KEMANTAPAN TERJAMIN

F S=
∑ W . μ =20 , 01 x 0,6 =1, 61 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GELICIR (GESER) : PH 7, 45

M R 32 , 97
FO = = =2, 93 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GULING :
M O 11, 25
KEMANTAPAN TERHADAP DAYA DUKUNG :

∑W 6 e 20 , 01 6 x 0,12
q12=
B ( 1±
B )=
2,4 (1±
2,4 )
q1 = 10,83 t/m3 < qa = 15 t/m3
PERHITUNGAN TEGANGAN BETON :

A. PENGAMATAN IRISAN PADA TUMPUAN, PADA IRISAN N – N DIBAGI MENJADI


BEBERAPA BAGIAN SEBAGAI BERIKUT :

1:2
0,55m

W8
Pa
PV
W7 3,83m
PH 3,33m
H = 4m W5
N N
W6 ' h = 1,283 m
W4
σC
B
C

L4 = 0,833m

L5 = 1,15m

L6 = 1,677m

L7 = 2,033m

L8 = 2,033m

BEBAN YANG BEKERJA PADA PENAMPANG N - N

MOMEN KARENA BERAT SENDIRI TERHADAP TITIK B

I Berat Wi Li Wi x L i
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,333 0,64
5 0,3 x 3,3 x 2.35 2,33 0,65 1,51
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,167 4,98
7 1,1 x 3,3 x 0,5 x 1,9 3,45 1,533 5,29
8 1,1 x 0,55 x 0,5 x 1,9 0,57 1,533 0,87
 12,56 13,29
H = 3,85 m
PV = 0,5 X KV X H2 = 0,5 X 0,35 X 3,852 = 2,59 T/M
PH = 0,5 X KH X H2 = 0,5 X 0,72 X 3,852 = 5,33 T/M

3, 85
=1, 28 m
TITIK KERJA SETINGGI 3 DARI N – N

TABEL KESELURUHAN GAYA IRISAN TERHADAP TITIK B


GAYA JARAK MOMEN GAYA JARAK MOMEN
VERTIKA MENDATAR MR HORIZONTAL VERTIKAL GULING
L MO
Berat Sendiri Total 12,56 - 13,29 - - -
Tekanan Tanah 2,59 1,9 4,29 - - -
Vertikal
Tekanan Tanah - - - 5,33 1,283 6,84
Horizontal
 15,15 - 17,58 5,33 - 6,84

d=
∑ M R −∑ M O =17 ,58−6, 73 =0,72 m
∑W 15 ,15

B 1,9
e= −d= −0,72=0, 23 m
2 2

∑W 6 e 15 ,15 6 x 0,23
σ ct=
B ( 1±
B
= )
1,9

1,9 ( )
2 2
σ c=1, 37 kg/cm dan σ t =0,22 kg/cm

B. PENGAMATAN PELAT UJUNG :

A
A
0
,0, WW
25 2 1
mm
0,
qmin
qmax 5
= 5,83
= 10,83 m 9,7
t/m2
t/m2 9
2 4
m

GAYA IRISAN YANG BEKERJA PADA IRISAN A – A

i Berat Wi Li Wi x L i
1 0,5 x 0,2 x 0,5 x 2,35 - 0,12 0,167 - 0,02
2 0,5 x 0,5 x 2,35 - 0,59 0,25 - 0,15
q1 9,79 x 0,5 4,9 0,25 1,23
q2 1,04 x 0,5 x 0,5 0,26 0,333 0,09
 4,45 1,15

S A 4450
τ= = =0,7 kg/cm 2 < τ a
A 100 x 70

M 6M 6 x 11500
σ c= = =
Z b x h2 100 x 702
2
σ ca =1,4 kg/cm
σ ta=− 1,4 kg/cm2

CONTOH PENYELESAIAN SOAL NO 2 :

= 10o
0,5m
5 H1 = 0,458 m

1 = 1,8 t/m3
1 = 30o
C1 = 0 PV Pa
1 H2 = 6 m
4
PH

2
ya

3 H = 0,7 m

0,7m 0,7m 2,6m


DIKETAHUI :
SUATU KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH YANG MEMPUNYAI DIMENSI DAN DATA – DATA
TANAH SEPERTI TERGAMBAR DIATAS

DITANYAKAN :
KONTROL STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH TERSEBUT

PENYELESAIAN :

Cos α−√Cos 2 α−Cos2 φ Cos ( 10 )− √Cos 2 ( 10 )−Cos2 ( 30 )


K a =Cos α =Cos ( 10 ) =0,3499≈0,35
Cos α+ √Cos α−Cos φ
2 2
Cos ( 10 ) + √Cos 2 ( 10 ) −Cos2 ( 30 )
TEKANAN TANAH AKTIF :

Pa =0,5 γ 1 H 2 K a =0,5 ( 1,8 ) ( 7,158 )2 ( 0,35 )=16 ,14 Ton


Pav =Pa Sinα=16 , 14. Sin (10 )=2, 80 Ton
Pah =Pa Cos α=16 , 14 Cos ( 10 )=15 , 90 Ton
H 7,158
ya= = =2,386 m
3 3

TABEL BEBAN VERTIKAL

Bagia Luas (m2) Berat (Ton) Lengan Momen Momen (Tm)


n (m)
1 6 x 0,5 =3 3 x 1 x 2,4 = 7,2 1,15 8,28
2 0,2 x 6 x 0,5 = 0,6 x 1 x 2,4 = 0,833 1,199
0,6 1,44
3 4 x 0,7 = 2,8 x 1 x 2,4 = 2 13,44
2,8 6,72
4 6 x 2,6 15,6 x 1 x 1,8 = 2,7 75,816
=15,6 28,08
5 0,458 x 2,6 x 0,5 = 0,595 x 1 x 1,8 = 3,133 3,355
0,595 1,071
 102,09
44,511 Ton Tm

V = 44,511 + PAV = 44,511 + 2,80 = 47,311 TON


H = PAH = 15,90 TON
MR = 102,09 + (PAV X 4) = 102,09 +(2,80 X 4) = 113,29 TM
MO = PAH X YA = 15,90 X 2,386 = 37,9374 TM
FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING (OVERTURNING) :

M R 113, 29
FSO= = =2, 986 > 1,5
M O 37 ,9374

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER (SLIDING) :

FSS =
∑ V .Tg φ =47 , 311 =2, 975 > 1,5
∑ H 15 , 90

TEKANAN TANAH YANG TERJADI :

B M R −M O 4 113 ,29−37 , 9374 B 4


e= − = − =0, 407 m < = =0,667 m
2 ∑ V 2 47 ,311 6 6
∑V 6 e 47 ,311 6 x 0, 407
q=
B ( 1±
B)=
4 (

4 )
=11 ,828 ( 1±0,610 )

2
q max =11, 828 ( 1+0,610 )=19 , 043 t/m
q min=11, 828 ( 1−0, 610 ) =4, 613 t/m 2
CONTOH PENYELESAIAN SOAL NO 3 :

1,2m
15o

BJ beton = 2400 kg/m3


tanah = 1150 kg/m3
= 30o
H = 6m C= 0
Koefisien geser alas = 0,55
qu = 70.000 kg/m2

1,2m 0,6m

DIKETAHUI :
KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN DIMENSI DAN DATA TANAH
SEPERTI TERLIHAT PADA GAMBAR DIATAS

DITANYAKAN :
A. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING
B. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER
C. FAAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG

PENYELESAIAN :

D
1,2m 5 15o
C

4 PV Pa

H = 6m 2
PH

1 3

A B
1,2m 0,6m
DC
Tg ( 15o )= ⇒ DC=0,6 . Tg15 = 0,161 m
0,6

( )
2 2
2 2 Cos β−√ Cos β−Cos φ
Pa=0,5 ( γ )( H ) ( K a )= 0,5 ( 1150 )( 6+0,161 ) Cos β.
Cos β+ √Cos 2 β−Cos 2 β
2 2
2 Cos (15 )−√ Cos 15−Cos 30
Pa=0,5 ( 1150)( 6,161 ) .Cos ( 15 ) =8139,931 kg/m
Cos (15 )+ √Cos 15−Cos 30
2 2

PH =P a Cos ( 15o )= ( 8139,931 ) Cos ( 15o )=7862,569 kg/m


PV =P a .Sin ( 15 o) =( 8139,931 ) Sin ( 15o ) =2106,769 kg/m

Compone Berat (kg) Lengan Momen Terhadap Momen


nt A (m) (kgm)
1 0,5 x 1,2 x 6 x 1 x 2400 = 0,8 6912
8640
2 1,2 x 6 x 1 x 2400 = 1,8 31104
17280
3 0,5 x 0,6 x 6 x 1 x 2400 = 2,6 11232
4320
4 0,5 x 0,6 x 6 x 1 x 1150 = 2,8 5796
2070
5 0,5 x 0,6 x 0,161 x 1 x 1150 = 2,8 155,526
55,545
PV 2106,769 x 1 = 3 6320,307
2106,769
 V = MR =
34472,314 61519,833

MO = PH X Y = 78621,569 X 1 X 2,054 = 16149,717 KGM


FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING :

FSO=
∑ M R =61519,833 =3, 809 > 1,5 ( OK aman )
∑ M O 16149,717

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER :

FSS =
∑ V . μ = ( 34472,314 )( 0, 55 ) =2, 411 > 1,5 ( OK aman )
∑ H 7862, 569

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG :

Q M .x M . y
q= ± x ± y
A IY Ix

Q = V = 34472,314 KG
A = (1,2 + 1,2 + 0,6) X 1 = 3 M2

LETAK RESULTANTE R (=V) ADALAH x̄ M DARI TITIK A

x̄=
∑ M A = ∑ M R−∑ M O =61519 , 833−16149 , 717 =1,316 m
∑V ∑V 34472 ,314

B M R −M O 1,2+1,2+0,6 61519, 833−16149 ,717 B 3


e= − = − =0, 194 m < = =0,5 m ( OK )
2 ∑V 2 34472 , 314 6 6
Mx = Q x e = 34472,314 x 0,194 = 6687,629 kgm
x = 0,5 B = 0,5 x 3 = 1,5 m

Iy =
B=1m

H=3m
R 3m

e = 0,194 m

min = 7032,352 kg/m2


max = 15949,19 kg/m2

MY = 0

Q M x .x M y . y 34472,314 6687,629. ( 1,5 )


q= ± ± = ±
A IY Ix 3 x1 2,25
q=11490,771±4458 ,419
2
q max =11490,771+ 4458,419 = 15949,190 kg/m
q min=11490,771 - 4458,419 = 7032,352 kg/m2

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG :

qu 70.000
SF= = =4,389 > 3 ( OK aman )
σ max 15949,190
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah
di belakang struktur penahan tanah. Besarnya tanah lateral sangat dipengaruhi
oleh perubahan letak dari dinding penahan tanah dan sifat tanahnya. Tekanan
tanah lateral yang terjadi dibedakan atas 3 keadaan , yakni :

ekanan tanah pada keadaan diam.


Tekanan tanah ini akan terjadi dan bekerja pada suatu retainig wall apabila
retaining wall tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah
Tekanan tanah aktif
Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall
apabila retaining wall tersebut harus menahan lomgsornya tanah. Dengan kata lain
tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila retaining wall bergerak menjahui tanah.
Tekanan tanah pasif
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall
apabila tanah tersebut harus menahan bergeraknya retaining wall , tau dengan kata
lain tekanan tanh pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah

DAFTAR PUSTAKA
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya: Malang

Soepardi,Goeswono. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian


Bogor

Agroteknologi UMPAR. 20112. Segitiga Tekstur


Tanah.www.agrotekumpar.blogspot.com

Aisyah, Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com


Anonim.2012.Air Tanah.www.wikipedia.com.23 September 2012

Dr. Ir. Madjid ,Abdul, MS. 2009. Sifat Fisika Tanah. www.dasar2ilmutanah.
blogspot.com. 9 September 2012

Hairil. 2012. Tekstur tanah. http://taeki29.blogspot.com/2010/03/struktur-


tanah.html
Siagian, Prasetyo. 2011.Tekstur Tanah.www.prasetyosiagian.blogspot.com.21
September 2012

https://www.academia.edu

https://www.scribd.com/

Anda mungkin juga menyukai